Tahir Iqbal

1960 – 1992

 

 

Saudara Tahir Iqbal adalah  seorang Kristian bangsa Pakistan.  Dia telah hidup dan meninggal seturut dengan nas dari Wahyu 2:10 :

 

 “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”

 

Tahir Iqbal berasal dari keluarga Muslim tradisional.  Dia bekerja di Angkatan Tentara Udara Pakistan dan kelihatannya masa depannya  terjamin.  Namun, karena penyakit, separuh badannya lumpuh dan dia harus menggunakan kerusi roda.  Dia akhirnya telah dibuang oleh keluarganya.  Untuk memenuhi keperluan makanannya, dia membuka toko reparasi jam.

 

Suatu saat ada orang-orang Kristian yang baik terhadapnya dan memberinya sebuah Al-Kitab, dia pun mulai membacanya.  Tiga bulan kemudian Tahir memeluk ajaran Kristian dan sering bersaksi kepada pelanggan-pelanggannya.  Dan dia memberi pelajaran gratis bagi anak-anak.  Hal ini membuat imam ‘agama lain’ marah karena pendapatannya dari mengajar menyusut karena kebaikan hati Tahir.  Suatu saat imam ini mendapati Tahir menulis catatan-catatan dalam bahasa Inggeris dalam Qur’annya.  Hal tersebut kononnya dapat dianggap sebagai ’perbuatan dosa’.

 

Imam ini melapurkan Tahir kepada polisi.  Akhirnya Tahir dituntut karena telah kononnya menghina nabi orang itu.  Menurut hukum agama orang itu, dia harus dihukum mati.  Pada tahun 1990 hakim telah memenjarakannya kembali, meskipun uang tebusan sudah disediakan, dia tetap belum dibebaskan.  Selama 19 bulan berikutnya, Iqbal ditempatkan dalam sel yang sangat kecil.  Dia berusaha untuk mendapatkan Al-Kitab dan mendistribusikan 20 Alkitab dalam penjara.

 

Meskipun telah menulis surat kepada pemerintah yang berwenang, Tahir Iqbal tetap berada dalam penjara dan menderita sehingga muntah darah.  Akhirnya dia telah kembali ke Rahmatullah dalam penjara karena luka-luka yang dideritakan akibat dianiaya maupun diracuni.  Dia dikubur dengan cara ‘agama lain’ dan doa pemakaman telah dibacakan olah imam yang sebelumnya telah menganiaya dan melukainya.

 

Selama berada dalam penjara Tahir Iqbal sering kali diberi janji akan dibebaskan segera jika dia mengingkari iman Kristennya.  Dia menanggapi, “Saya lebih baik mencium tiang gantungan, saya tidak akan pernah menyangkal iman saya.

 

 

Apa tanggapan kita terhadap tantangan semacam itu?  Siapkah kita mati demi Isa Al-Masih?  Bersediakah kita menyangkal diri kita sendiri, sambil memikul salib kita dan mengikutiNya?
 Inilah jalan menuju kehidupan kekal abadi.

 

 

Kisah Benar ini dikutip daripada Buku ‘Batu-Batu Tersembunyi : Kisah Para Martir (Syahid) Sepanjang Abad

 


Kesaksian-Kesaksian lain

Index Utama