Petunjuk

Yang Secara Politis Tidak Boleh

Mengenai Islam Dan Perang Salib

 

 

Terjemahan daripada:

 

 

The

Politically Incorrect Guide Of

Islam (And the Crusades)

 

 

 

 

 

Oleh: Robert Spencer

Diterjemahkan oleh: Pod-rock dan Adadeh

 

 

Diambil dari:

http://www.indonesia.faithfreedom.org


 

 

 

 

Daftar Isi

Pengenalan : Islam dan Perang Salib

 

 

Bab 1 Muhammad : Sang Nabi Perang             

 

Muhammad Sang Perampok

Perang Badr  

Pembunuhan dan Penipuan

Pembalasan dendam dan Dalih2    

Dalam kemenangan dan Kekalahan,islam lagi    

Mitos PC: Kita bisa negosiasi dengan orang2 ini   

 

Bab 2 : Quran, Kitab Perang 

 

Quran menganjurkan perang       

Mitos PC: Quran mengajarkan toleran dan damai   

Mitos PC: Quran mengajarkan muslim untuk mengangkat senjata hanya dalam pembelaan diri

Ayat toleran dalam Quran: “Dibatalkan”  

Kerja itu sendiri belum selesai.      

Mitos PC: Quran dan Bible sama-sama berisi kekerasan          

 

Bab 3 : Islam : Agama Perang     

 

Mitos PC: ajaran perang Islam hanya sebuah elemen kecil pada agama ini

Tiga Pilihan         

Bukan hanya pendapat Muhammad, Tapi Hukum    

Mitos PC: Islam adalah agama damai yang  dibajak oleh sekelompok kecil minoritas garis keras

Tapi bagaimana dengan Muslim2 Moderat?  

       

[Bersambung]

 

Bab 4 : Islam: Agama tidak Toleran 

 

 

Bab 5 : Islam menindas wanita     

 

 

Bab 6: Hukum Islam: Berbohong, Mencuri dan Membunuh      

 

 


 

 

 

Pengenalan : Islam dan Perang Salib

 

Perang salib mungkin menyebabkan lebih banyak kerusakan disaat sekarang ini dibanding dengan kerusakan yang  terjadi dijaman perang salib itu sendiri ketika banyak pertempuran terjadi di tiga abad tsb. Bukan dalam hal nyawa dan harta yang  hilang – saat ini kerusakannya lebih halus. Perang salib telah menjadi dosa yang  mendasar bukan hanya bagi Gereja katolik tapi juga bagi dunia barat pada umumnya. Perang2 itu merupakan  perwujudan utama bagi kasus2 perselisihan antara dunia muslim dan barat, peradaban kristen akhirnya menjadi tanggung jawab Barat, yang  memancing, mengeksploitasi dan membuat brutal para muslim sejak pejuang Frankish pertama memasuki Yerusalem dan – Well, baca apa yang  Bill Clinton katakan:

Memang, dalam perang salib pertama, ketika tentara kristen merebut Yerusalem, mereka pertama2 membakar sebuah sinagog berikut 300 yahudi didalamnya, dan terus membunuh tiap wanita dan anak2 muslim di Temple Mount. Dijelaskan bahwa saat itu tentara2 berjalan di Temple Mound, sebuah tempat suci bagi orang kristen, dengan darah mengucur dilutut mereka. Saya bisa bilang bahwa kisah ini sekarang juga masih sering diceritakan ditimur tengah dan kita masih harus membayar karenanya.’ 1

Dalam analisa ini Clinton herannya mengulang apa yang  dikatakan Osama bin Laden sendiri, yang  dalam komunikenya berkata organisasinya bukanlah “al Qaeda” tapi sebuah “Perjuangan dunia Islam untuk Jihad melawan Yahudi dan pejuang perang salib,” dan mengeluarkan fatwa untuk “jihad melawan Yahudi dan pejuang perang salib.” 2

Penggunaan hal ini cukup tersebar. Tak berapa lama sebelum awal perang Irak yang  menjatuhkan Saddam Hussein, 8 Nov 2002, Sheikh Bakr Abed Al-Razzaq Al-Samaraai berkhotbah di mesjid Mother of All Battles, Bagdad, tentang “waktu2 sulit yang  Negara islam alami, sebuah waktu untuk menghadapi tantangan kekuatan dari kafir, yahudi, pejuang perang salib, Amerika dan Inggris.” 3

Sama halnya, ketika penjihad islam membom konsulat Amerika di Jeddah, Saudi Arabia, December 2004, mereka menjelaskan bahwa serangan tsb merupakan bagian dari rencana besar untuk memukul balik “para pejuang perang salib:” “Operasi ini jadi bagian dari beberapa operasi yang  diorganisir dan direncanakan oleh al Qaeda sebagai bagian dari perang melawan para pejuang perang salib dan orang2 Yahudi, dan juga menjadi bagian dari rencana untuk memaksa kafir keluar dari jazirah Arab.” Mereka mengatakan bahwa para pejuang jihad “berhasil memasuki satu kastil besar ‘pejuang perang salib’ di jazirah arab dan berhasil memasuki konsulat amerika di Jeddah, dimana mereka mengatur dan menjalankan negara ini.” 4

“Satu kastil besar ‘pejuang perang salib’ di jazirah arab?” Kenapa teroris jihad islam bisa punya perasaan yang  begitu mendalam terhadap kastil berumur ribuan tahun?  Mungkinkah Clinton benar bahwa mereka melihat Perang Salib sebagai awal dari kesulitan2 mereka dengan barat, dan saat ini konflik di Irak dan Afghanistan merupakan kebangkitan dari etos Perang salib tsb?

Pengertiannya, ya. Semakin seseorang mengerti Perang Salib – kenapa terjadi dan dari kekuatan mana didalam kristen dan islam hal itu terjadi – semakin orang itu akan mengerti konflik saat ini. Perang Salib, dalam pengertian samar yang  dimengerti oleh Bill Clinton dan oleh mereka yang  mengebom konsulat di Jeddah, memegang kunci pengertian akan situasi dunia sekarang ini dalam banyak cara.

Makalah ini menjelaskan kenapa, setengah buku ini didedikasikan bagi islam dan setengahnya lagi bagi Perang Salib. Dalam prosesnya akan menjelaskan sebagian kabut misinformasi yang  mengelilingi islam dan Perang salib saat ini. Kabut itu jauh lebih tebal.

Salah seorang yang  paling bertanggung jawab untuk itu, adalah seorang pembela Islam dari Barat, Karen Armstrong, ia bahkan menyalahkan orang barat karena salah mengerti tentang islam dalam perang salib:

Sejak Perang salib, orang dari kekristenan barat mengembangkan pandangan menyimpang dan stereotype tentang Islam, yang  mereka anggap sebagai musuh dari peradaban yang  baik… Adalah, contohnya, selama Perang salib, ketika itu kristenlah yang  menghasut serangkaian perang suci yang  brutal terhadap dunia muslim, bahwa islam dijelaskan oleh rahib terpelajar Eropa sebagai sebuah kepercayaan tidak toleran dan bersifat kekerasan, yang  hanya bisa berdiri lewat pedang. Mitos akan ketidak toleransian fanatik dari islam menjadi salah satu ide yang  diterima Barat. 5

Armstrong benar dalam pengertian (tidak ada manusia, sepertinya, bisa salah setiap waktu): jika membicarakan Islam, anda tidak dapat percaya apapun yang  anda dengar –khususnya setelah serangan 11 September 2001. Misinformasi dan setengah-kebenaran tentang apa yang  Islam ajarkan dan apa yang  dipercaya para Muslim di Amerika telah memenuhi udara dan mempengaruhi kebijakan publik.

Kebanyakan dari salah pengertian ini berasal dari analisa “akar penyebab” terorisme Jihad yang  mengambil begitu banyak nyawa pada 11 September dan terus mengancam kedamaian dan stabilitas non muslim diseluruh dunia. Hal ini menjadi gaya diantara orang2 media dan akademisi tertentu untuk menempatkan banyak2, atau mungkin semua, kesalahan dari apa yang  terjadi pada 11 Sept 2001, bukan pada Islam dan Muslim, tapi kepada Amerika dan negara2 Barat lainnya. Sebuah pola penganiayaan kepada dunia islam oleh Barat, kata seorang professor terpelajar dan komentator penting, hal itu masih terus berlanjut. Dimulai berabad2 lalu, kata mereka – diwaktu perang salib.

Tapi kenyataannya, benih2 konflik saat ini telah ditanam jauh lebih awal sebelum Perang salib pertama. Untuk mengerti Perang salib dengan benar, dan gema istimewa yang  dihasilkannya dalam konflik global saat ini dengan teroris jihad islam, kita harus mulai dengan sebuah survey akan seorang nabi dari Arab dan agama yang  dia temukan. Untuk Perang Salib, seperti yang  akan kita lihat, pada dasarnya hanya berupa reaksi akan kejadian2 yang  digerakan lebih dari 450 tahun sebelum perang itu dimulai.

Saya maksudkan buku ini bukan untuk jadi perkenalan umum agama islam, bukan juga jadi sebuah survey luas tentang sejarah Perang Salib. Tapi, ini adalah sebuah penelitian akan pernyataan yang  sangat tendensius islam dan Perang salib yang  menjadi wacana populer.

Buku ini berusaha untuk menggerakan wacana publik mengenai kedua subjek tsb agar bergerak kearah kebenaran.

 

Nota-nota Untuk Pengenalan:

1 Bill Clinton, “Remarks as delivered by President William Jefferson Clinton, Georgetown University, Nov 7, 2001.” Georgetown University Office of Protocol and Events, www.georgetown.edu.

2 “World Islamic Front Statement,” Jihad Against Jews and Crusaders, Feb 23, 1998. http://www.fas.org/irp/world/para/docs/980223-fatwa.htm.

3 Middle East Media Research Institute (MEMRI), “Ramadan Sermon from Iraq.” MEMRI Special Dispatch No. 438, Nov 8, 2002. www.memri.org

4 “Al Qaeda-linked group takes credit for Saudi attack,” CNN, December 7, 2004.

5 Karen Armstrong, Islam: A Short History (New York: Modern Library, 2000), 179-180


 

 

Bab 1 Muhammad : Sang Nabi Perang

 

Kenapa kehidupan Muhammad, nabinya Islam, jadi penting saat ini? 14 abad telah berlalu sejak dia lahir. Jutaan orang2 muslim telah hidup dan mati sejak saat itu dan banyak para pemimpin bangkit membimbing orang2 percaya, termasuk keturunan2 sang nabi itu sendiri. Pastilah Islam, seperti juga agama2 lain, telah berubah selama 1400 tahun ini.

 

Ini jawabnya, kenapa kehidupan Muhammad jadi punya penting artinya : Bertentangan dengan apa yang para sekularis ingin untuk kita percayai, bahwa agama2 tidak sepenuhnya ditentukan (atau disesatkan) oleh para pengikutnya seiring berlalunya waktu. Kehidupan dan perkataan dari para pendirinya tetap jadi pusat utama, tidak jadi masalah diabad berapa jaman dahulu mereka hidup. Gagasan darimana orang2 percaya membentuk sebuah agama malahan dihasilkan dari filosofi dekonstruksionisme yang menjadi mode ditahun 1960an, yang mengajarkan bahwa perkataan tertulis tidak punya arti lain selain apa yang diberikan pada mereka oleh pembacanya. Hal yang sama pentingnya (dan tentu saja bukan sebuah kebenaran religius); Arti yang dimiliki oleh seseorang sama dengan arti yang dimiliki orang lain. Akhirnya, menurut teori dekonstruksionisme, kita semua menciptakan versi ‘kebenaran’ kita sendiri, yang tidaklah lebih baik atau lebih buruk dari versi orang lain.

 

Tapi bagi orang yang religius dijalan2 kota Chicago, Roma, Yerusalem, Damaskus, Kalkuta, dan Bangkok, kalimat2 dari Yesus, Musa, Muhammad, Krishna dan Buddha punya arti yang jauh lebih besar dibanding arti2 yang dimiliki oleh para individu yang membaca karya2 atau tulisan2 tentang mereka. Dan bahkan bagi pembaca yang kurang imannya, perkataan2 dari para guru besar religius ini jelas masing2 tidak sama pengertiannya.

 

Itu sebabnya saya tempatkan sebuah sidebar “Muhammad vs. Jesus” ditiap bab untuk menegaskan fallacy dari mereka yang mengklaim bahwa Islam dan Kristen - dan semua agama2 tradisi lainnya, dalam masalah itu – pada dasarnya mempunyai kemampuan yang sama untuk mengilhami kebaikan atau kejahatan. Ini juga berarti untuk menegaskan bahwa Barat, yang dibangun atas dasar kekristenan, layak dibela, meskipun jika kita hidup dijaman yang disebut era post-kristen.

 

Selanjutnya, melalui kata2 dari Muhammad dan Yesus, kita dapat menarik sebuah perbedaan antara prinsip utama yang membimbing muslim dan kristen. Prinsip2 ini penting. Para pengikut Muhammad membaca perkataannya dan meniru perbuatan2nya, yang mengarah pada pengungkapan iman yang sangat berbeda dari kristen. Orang tidak perlu melihat jauh2 untuk melihat bahwa kehidupan dalam sebuah negara islam berbeda dari kehidupan di Amerika atau Inggris. Perbedaannya dimulai dengan Muhammad. Saat ini ketika begitu banyak perkataan dan perbuatan2 Muhammad dipakai untuk membenarkan tindakan2 kekerasan dan pertumpahan darah, adalah penting untuk terbiasa dengan figur penting ini.

 

Bagi banyak orang di Barat, Muhammad tetap menjadi mister daripada figur2 agama lainnya. Banyak orang tahu bahwa Musa menerima 10 Perintah di Gunung Sinai, bahwa Yesus wafat di kayu salib di Cavalry dan dibangkitkan dari kematian, dan mungkin tahu Budha duduk dibawah sebuah pohon dan menerima pencerahan. Tapi sedikit yang tahu tentang Muhammad, dan bahkan itupun masih diperdebatkan. Oleh karena itu yang berikut ini akan diambil melulu dari kitab2 Islam.

 

Fakta dasar pertama: Muhammad ibn Abdallah ibn Abd al-Muttalib (570-632), nabi Islam, adalah Orang yang suka perang. Dia ajarkan para pengikutnya untuk bertempur bagi agama barunya. Dia bilang bahwa tuhan mereka, Allah, memerintahkan mereka untuk angkat senjata. Dan Muhammad, katanya tidak hanya duduk dibelakang meja, telah bertempur dalam banyak pertempuran. Fakta2 ini penting bagi siapapun yang sungguh2 ingin mengerti apa penyebab Perang salib berabad2 lalu atau, dijaman kita, apa yang menyebabkan kebangkitan gerakan Jihad Global.

 

Dalam rangkaian perang2 ini, Muhammad mengucapkan banyak prinsip2 yang diikuti para Muslim jaman sekarang. Dengan begitu, sangat penting untuk mencatat hal2 penting dalam perang2nya Muhammad, yang dapat memberikan pengertian mendalam pada Judul2 Muka koran2 saat ini – wawasan yang terus, sedihnya, gagal dimengerti oleh para analis dan para ahli.

 

 

Muhammad Sang Perampok

 

Muhammad telah berpengalaman sebagai pejuang perang sebelum dia mengambil peran nabi. Dia ikut dalam dua perang lokal antara sukunya Quraish melawan rival tetangganya Banu Hawazin. Tapi peran uniknya sebagai nabi-pejuang akan muncul belakangan. Setelah menerima wahyu2 dari Allah melalui malaikat Jibril ditahun 610, dia mulai mengkhotbahi sukunya agar menyembah satu tuhan dan menerima posisinya sebagai nabi. Tapi dia tidak diterima dengan baik oleh saudara2 sesukunya Quraish di Mekah, yang bereaksi menghina pada panggilan kenabiannya dan menolak membuang tuhan2/dewa-dewi mereka.

 

Frustasi dan kemarahan Muhammad muncul, ketika pamannya sendiri, Abu Lahab, menolak pesan2nya, Muhammad mengutuk dia dan istrinya dalam bahasa kasar yang disimpan dalam ayat Quran, kitab suci Islam: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Quran 111:1-5).

 

Pada akhirnya, Muhammad merubah kalimat2 kekerasan menjadi perbuatan2 yang sama kerasnya. Ditahun 622, dia akhirnya melarikan diri dari kampung halamannya Mekah ke kota terdekat, Medina, dimana sekelompok pejuang suku menerima dia sebagai nabi dan menyatakan setia padanya. Di Medina, para muslim baru ini mulai merampoki caravan kaum Quraish, dengan Muhammad sendiri yang memimpin banyak perampokan2 ini.

 

Perampokan ini membuat munculnya gerakan muslim terbantu dan menolong membentuk teologi islam – seperti satu kejadian yang terkenal keji ketika sekelompok muslim merampok karavan Quraish di Nakhla, sebuah persinggahan tidak jauh dari Mekah. Para perampok menyerang karavan disaat bulan suci Rajab, dimana pertempuran dilarang. Ketika mereka kembali ke kemah muslim penuh dengan barang rampasan, Muhammad menolak membagi barang rampasan tsb atau tidak mau disangkut pauntukan dengan perbuatan itu, dia hanya berkata, “Aku tidak memerintahkan kamu untuk bertempur dibulan suci.”6

 

=====================================================

Sama seperti saat ini : Membunuh orang sipil / umum / awam.

Ketika Osama bin Laden membunuh sipil tak bersalah di WTC pada 11 Sept 2001, dan kemudian teman2 religiusnya menangkap dan memancung sandera2 di Irak, Pembicara muslim Amerika menyatakan bahwa menjadikan orang2 tak bersalah menjadi sasaran itu dilarang oleh Islam. Hal ini menjadi perdebatan, karena beberapa otoritas hukum islami mengijinkan membunuh rakyat sipil jika terlihat mereka membantu musuh2 islam dalam perang.7 Tapi, bahkan jika prinsip ini betul, ini akan memberi jalan bagi pembenaran yang terjadi dalam perampokan di Nakhla: “penolakan/penindasan jauh lebih buruk dari pembunuhan.” Dan dengan begitu, untuk bertempur melawan penindasan para muslim, dengan cara apapun, adalah kebaikan tertinggi.

======================================================

 

Tapi kemudian sebuah wahyu baru datang dari Allah, menjelaskan bahwa perlawanan kaum Quraish terhadap Muhammad adalah perbuatan yang jauh lebih buruk daripada pelanggaran di Bulan Suci. Dengan kata lain, perampokan itu dibenarkan. “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Quran 2.214). Dosa apapun yang dilakukan perampok di Nakhla ditutupi oleh penolakan kaum Quraish terhadap Muhammad.

 

Ini adalah wahyu yang sangat penting, karena ini membawa pada sebuah prinsip islamik yang terus berulang sepanjang jaman. Kebaikan jadi diartikan pada apapun yang berakibat baik bagi muslim, tanpa memandang apa hal itu melanggar moral atau hukum2 lain. Nilai2 moral yang ditanamkan dalam 10 Perintah, dan ajaran2 lain agama2 besar sebelum Islam, dikesampingkan demi sebuah prinsip yang jauh menjangkau dalam hal kemanfaatan.

 

 

Perang Badr


Segera setelah Nakhla, muncul peperangan besar pertama yang dijalani para muslim. Muhammad mendengar bahwa sekelompok besar karavan Quraish, penuh dengan barang dan uang, datang dari Syria. “Ini karavan Quraish yang penuh berisi harta mereka,” dia katakan pada para pengikutnya. “Pergi dan serang, mungkin tuhan memberi ini sebagai mangsa.”
8 Dia berangkat kearah Mekah untuk memimpin perampokan. Tapi kali ini kaum Quraish telah siap menghadapinya, mereka keluar menemui 300 pasukan Muhammad dengan kekuatan hampir 1000 orang. Muhammad sepertinya tidak menduga jumlah sebanyak ini dan berteriak pada Allahnya dengan gelisah, “O Allah, jika gerombolan ini musnah hari ini Engkau tidak akan dipuja lagi.” 9

 

Meski jumlah besar mereka, Kaum Quraish dipukul mundur. Beberapa tradisi muslim mengatakan bahwa Muhammad sendiri ikut bertempur. Yang lain bilang bahwa dia menyemangati pasukannya dari pinggir. Dalam peristiwa apapun, menjadi sebuah kesempatan bagi dia untuk melihat bertahun2 rasa frustasi, dendam dan kebencian terhadap kaumnya, yang menolaknya, terbalaskan. Salah satu pengikutnya belakangan menceritakan sebuah kutukan yang Muhammad ucapkan kepada pemimpin Quraish: “Nabi berkata, ‘O Allah! Hancurkan pemimpin2 Quraish, O Allah! Hancurkan Abu jahl bin Hisham, Utba bin Rabi’a, Shaiba bin Rabi’a, Uqba bin Abi Mu’ait, Umaiya bin Khalaf (atau Ubai bin Kalaf).” 10

 

Semua orang2 ini tertangkap atau terbunuh dalam perang Badar. Seorang pemimpin Quraish disebut dalam kutukan ini, ‘Uqba, memohon ampun, “Tapi siapa yang akan merawat anak2ku, O Muhammad?”


“Neraka,” jawab nabi Islam itu, dan lalu memerintahkan untuk membunuh Uqba.
1

 

Pemimpin Quraish lain, Abu Jahl (yang artinya “Bapak Kebodohan,” nama yang diberikan oleh para penulis muslim; nama aslinya adalah Amr ibn Hisham) dipancung. Muslim yang memotong kepalanya dengan bangga membawanya pada Muhammad: “Kupotong kepalanya dan kubawa pada rasul, sambil berkata, ‘Inilah kepala musuh Allah, Abu Jahl.’”

 

Muhammad senang sekali. “Demi Allah, benarkah?” teriaknya, dan dia bersyukur pada Allahnya karena kematian sang musuh. 12

 

Mayat2 dari semua nama2 yang disebut dalam kutuk2 itu semuanya dilempar kedalam parit. Seorang saksi menceritakan, “belakangan kusaksikan semuanya terbunuh dalam perang Badar dan mayat2nya dilempar kedalam sumur kecuali mayat Umaiyah atau Ubai, karena dia gendut jadi tidak bisa masuk sumur, dan ketika ditarik, sebagian tubuhnya terputus, setelah itu baru bisa dimasukkan kedalam sumur.” 13 Lalu Muhammad mengejek mereka dengan menjuluki “manusia parit” dan mengeluarkan pertanyaan teologis: “Apa janji Tuhanmu itu benar? Aku dapatkan janji yang diberikan Allahku itu benar.” Ketika ditanya kenapa dia berbicara pada mayat, dia menjawab: “Kau tidak bias mendengar apa yang aku katakan sebaik yang mereka dengar, tapi mereka tidak bisa menjawab.” 14

 

Kemenangan di Badar menjadi titik balik legendaris bagi para muslim. Muhammad bahkan mengklaim pasukan malaikat bergabung dengan para muslim untuk memotong leher Quraish – dan pertolongan serupa akan datang dilain waktu bagi para muslim yang taat pada Allah: “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?" ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.” (Qur’an 3:123-125).

 

Wahyu lain dari Allah menegaskan bahwa karena kesalehan bukan kekuatan militer, yang membawa kemenangan di Badar: “Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua  golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang  muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang  dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang orang yang mempunyai mata hati. (Q 3.13). Ayat Quran lain menyatakan bahwa para muslim hanyalah alat pasif pada perang Badar: “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. (Q 8.65).

 

Allah memberi pahala mereka yang diberinya kemenangan di Badar: Banyak sekali harta rampasan - begitu banyak, hingga hal itu menjadi benih pertikaian. Begitu memecah belah hal ini jadinya hingga Allah sendiri berkata tentang ini dalam sebuah Suratnya dalam Quran yang didedikasikan seluruhnya untuk penggambaran perang Badar: bab 8 yang berjudul Al Anfal, “Jarahan Perang”. Allah memperingatkan para muslim agar jangan menganggap harta rampasan yang dimenangkan dalam perang Badar adalah milik seseorang kecuali Muhammad: “Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman". (Q 8.1). Pada akhirnya, Muhammad membagikan harta rampasan diantara para muslim dengan jumlah yang sama, ia menyimpan seperlima untuk dirinya sendiri: “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan.” (Q 8.41). Allah menegaskan bahwa ini adalah pahala akan kesetiaan padaNya: “Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q 8.69).15

 

Dari sebuah komunitas kecil dan dibenci, para muslim sekarang adalah sebuah kekuatan yang oleh kaum Pagan di Arab harus diperhitungkan – dan mereka mulai menanamkan terror dihati para musuhnya. Muhammad mengklaim sebagai nabi terakhir dari Satu Tuhan, Tuhan asli yang muncul mensahkan dengan sebuah kemenangan didalam perang yang kemungkinan menangnya sangat kecil. Dengan kemenangan ini, sikap2 dan asumsi tertentu yang  ditanamkan dalam pikiran2 para muslim, tetap ada dalam benak mereka hingga saat ini. Hal ini termasuk:

 

·      Allah akan memberi kemenangan bagi pengikutnya melawan musuh yang jauh lebih banyak dalam jumlah atau persenjataan, selama mereka tetap beriman pada perintah2nya.

·      Kemenangan membolehkan para muslim untuk dengan sah memiliki harta musuh sebagai rampasan perang.

·      Pembalasan dendam berdarah terhadap musuh tidak hanya dimiliki oleh Tuhan, tapi

·      juga dimiliki mereka yang tunduk padaNya dibumi. Itulah arti dari kata Islam : tunduk.

·      Tahanan perang boleh dibunuh atas petunjuk pemimpin2 muslim.

·      Mereka yang menolak Islam adalah “makhluk seburuk-buruknya” (Q 98.6) dan dengan begitu tidak layak diampuni.

o                   Siapapun yang menghina atau bahkan melawan Muhammad atau pengikutnya layak  mati dengan cara memalukan – dengan dipancung jika mungkin. (Ini sesuai dengan perintah Allah untuk “memotong tengkuk” dari “kafir” (Q 47.4)).

 

Diatas semua itu, perang Badar adalah contoh praktis pertama dari apa yang kemudian dikenal dalam islam sebagai doktrin Jihad – sebuah doktrin yang menjadi kunci pengertian dari Perang Salib dan juga konflik berdarah saat ini.

 

Pembunuhan dan Penipuan

Dipenuhi kemenangan, Muhammad menaikan operasi perampokannya. Sikapnya juga makin keras kearah suku2 Yahudi didaerah itu, yang bertahan dalam kepercayaan mereka dan menolak Muhammad sebagai nabi tuhan. Dengan penolakan ini, Panggilan kenabian Muhammad pada orang yahudi menjadi makin keji, dengan menekankan penghukuman didunia yang sekarang (bukan dunia berikutnya). Dengan melangkah kepusat keramaian pasar Banu Qaynuqa, sebuah suku yahudi yang mana telah menandatangani kontrak perjanjian gencatan senjata dengannya, dia mengumumkan kearah keramaian, “O yahudi, Berhati-hatilah jika tidak tuhan akan menurunkan azabnya seperti yang telah dia turunkan pada kaum Quraish dan menjadikan mereka muslim. Kalian tahu bahwa aku seorang nabi yang diutusnya – kalian akan temukan hal itu dalam kitab2mu dan perjanjian tuhan dengan mu.” 16

 

Orang Yahudi Banu Qaynuqa tidak terbujuk, sehingga membuat sang nabi lebih frustasi. Dia mengepung mereka hingga mereka menawarkan diri untuk menyerah tanpa syarat.

=====================================================

Ibn Warraq tentang islam:

“Teori dan praktek Jihad tidak dibuat di Pentagon .… tapi diambil dari Quran, Hadits dan tradisi Islam. Para Liberal Barat khususnya para humanis, sulit mempercayai hal ini…sangat luar biasa begitu banyak jumlah orang yang menulis tentang 11 September tapi tidak menyebut-nyebut tentang Islam. Kita harus serius dengan apa yang dikatakan para Islamis untuk mengerti motivasi mereka, (bahwa) hal itu adalah menjadi kewajiban dan takdir ilahibagi semua muslim untuk bertempur dalam arti sebenarnya sampai hukum buatan manusia digantikan oleh hukum Tuhan, Syariat dan hukum Islam dan menaklukan seluruh dunia…Untuk setiap teks yang dihasilkan para muslim liberal, para mullah akan menggunakan lusinan contoh2 yang berlawanan, (yang) secara tafsir, filosofi (falsafah), dan sejarah jauh lebih absah.”

=====================================================

Bahkan setelah itupun kemarahan Muhammad tidak reda. Dia menemukan fokus baru untuk hal itu dalam sebuah puisi Yahudi, Ka’b bin Al-Ashraf, yang, menurut penulis biografi Muhammad yang pertama, Ibn Ishaq, “menyusun ayat2 cinta yang berisi penghinaan akan sifat alami wanita2 muslim.” 17 Muhammad bertanya pada para pengikutnya, “Siapa yang mau membunuh Ka’b bin al-Ashraf yang telah menyakiti Allah dan rasulnya?” 18

 

Dia temukan seorang sukarelawan muslim muda yang bernama Muhammad bin Maslama: “O  rasul allah! Maukah engkau jika aku yang membunuhnya?” Setelah nabi menjawab, “Ya,” Muhammad bin Maslama meminta ijin dia untuk berbohong untuk menipu K’ab bin Al-Ashraf agar masuk kedalam perangkapnya dan bisa disergap. 19 Nabi memberi ijinnya dan Muhammad bin Maslama menipu dan membunuh K’ab. 20

 

Setelah pembunuhan K’ab, Muhammad menerbitkan sebuah perintah umum: “Bunuh yahudi manapun yang jatuh kedalam kekuasaanmu.” Ini bukan perintah militer: korban pertama  adalah seorang pedagang Yahudi, Ibn Sunayna, yang punya “hubungan bisnis dan sosial” dengan para Muslim. Sang pembunuh, Muhayissa, dimarahi karena pembunuhan ini oleh saudaranya Huwayissa, yang belum masuk islam. Muhayissa tidak menyesal. Dia bilang pada saudaranya, “Kalau saja yang memerintahkan saya membunuh dia memerintahkan saya untuk membunuhmu akan saya potong kepalamu.”

 

Huwayissa terkesan: “Demi tuhan, sebuah agama yang dapat membuatmu sehebat ini!” Dia menjadi seorang muslim. 21 Dunia masih menyaksikan kehebatan2 seperti ini saat ini.

=====================================================

Muhammad vs. Yesus.

“Cintai musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiayamu.” Yesus (Matius 5.44) Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” Quran 8:60

=====================================================


Pembalasan dendam dan Dalih-dalih

Setelah dipermalukan di Badar, kaum Quraish menginginkan pembalasan. Mereka menyiapkan 3.000 pasukan melawan 1.000 muslim di Uhud. Muhammad memakai dua baju besi dan mengacungkan pedang, memimpin para muslim dalam peperangan. Tapi kali ini mereka dikalahkan. Nabi sendiri wajahnya berdarah dan sebuah giginya tanggal; desas desus bahkan beredar disekitar medan perang bahwa dia telah terbunuh. Ketika dia menemukan air untuk mencuci darah diwajahnya, Muhammad bersumpah untuk membalas: “Kemarahan Tuhan sangat dasyat terhadap dia yang membuat wajah nabiNya berdarah.” 22

 

Ketika Abu Sufyan, pemimpin Quraish, mengejek para muslim, Muhammad tetap tidak mau menyerah dan menegaskan perbedaan yang tajam antara orang percaya dan orang kafir. Dia bilang pada letnannya Umar untuk menjawab: “Allah maha tinggi lagi maha besar. Kita tidak sama. Kematian membawa kita ke surga; kematian kalian keneraka.” 23 

 

Muhammad bersumpah untuk balas dendam lagi ketika dia temuka tubuh pamannya Hamza. Hamza terbunuh di Uhud dan tubuhnya terpotong-potong dengan sangat mengerikan oleh seorang wanita, Hind bint ‘Utba, yang memotong hidung, telinga dan memakan sebagian dari hati Hamza. Dia melakukan ini untuk membalas kematian ayahnya, saudara, paman dan anak tertuanya di Badar. Nabi tidak tergerak hatinya dengan ke nyataan bahwa wanita itu melakukan ini semua karena membalas dendam: “Jika tuhan memberiku kemenangan atas Quraysh dimasa depan,” dia berkata, “aku akan memotong-motong 30 orang mereka.”

 

Tersentuh oleh duka dan kemarahannya, para pengikutnya bersumpah yang sama: “Demi Allah, jika dia memberi kemenangan atas mereka dikemudian hari kami akan memotong-motong tubuh mereka dimana tidak ada seorang Arabpun yang pernah melakukan pemotongan yang demikian.” 24

=====================================================

Sama seperti hari ini: Dalih2

Pola lain telah ditetapkan di Uhud dan dimainkan sepanjang sejarah: para muslim akan melihat penyerangan manapun sebagai alasan untuk balas dendam, tidak peduli jika mereka yang memulai lebih dahulu. Dengan pengertian licik tentang bagaimana untuk menggeser opini publik, para penjihad dan sekutu mereka PC pada American Left hari ini mengunakan kejadian2 sekarang sebagai dalih untuk membenarkan apa yang mereka lakukan : Lagi dan lagi mereka menggambarkan mereka seakan hanya bereaksi atas provokasi memilukan dari musuh2 islam. Dengan ini mereka dapat dukungan dan menggeser opini publik. Kebijakan konvensional diantara spektrum politik yang herannya sangat luas saat ini menyatakan bahwa gerakan jihad global adalah sebuah jawaban bagi provokasi2 atau lainnya: penyerangan ke Iraq, pendirian negara Israel, penggulingan Mossadegh Iran – atau serangan yang lebih umum seperti “Neo Kolonialisme America” atau “hasrat akan minyak.” Mereka yang khususnya lupa akan sejarah menyalahkan pada epifenomena baru seperti skandal penjara Abu Ghraib, yang menimbulkan bayang2 diatas kehadiran Amerika di Irak tahun 2004. Tapi para penjihad telah bertempur jauh lebih lama sebelum Abu Ghraib, Irak, Israel atau kemerdekaan Amerika. Tentu saja, mereka telah bertempur dan mencontoh nabi pejuang mereka sejak abad ke-tujuh, berdalih bahwa tindakan2 mereka adalah jawaban atas kejahatan dari musuh2nya sejak Muhammad menemukan tubuh terpotong2 pamannya.

=====================================================


Dalam kemenangan dan Kekalahan, Islam lagi

Kalah di Uhud, sementara itu, tidak membuat iman muslim goyah atau hilang semangat. Allah mengatakan mereka akan memberi kemenangan lain jika mereka mematuhi Dia: “Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.” (Q 3.152).

 

Disini lagi lagi sebuah pola dibentuk: Ketika sesuatu berubah jadi buruk bagi para muslim, ini adalah hukuman karena tidak sungguh2 beriman pada Islam. Ditahun 1948, Sayyid Qutb, penyusun teori ternama dari Persaudaraan Muslim, yang membuat perbedaan dengan menjadi kelompok teroris islam modern pertama, mengumumkan kepada dunia islam: “Kita hanya perlu mencari untuk melihat bahwa situasi sosial kita seburuk ini.” Tapi “kita terus mengesampingkan warisan rohaniah kita, sumbangan intelektual kita, dan semua solusi2 yang mungkin saja akan diungkapkan hanya dengan melihat sekilas akan hal ini; kita kesampingkan prinsip dan doktrin fundamental kita dan kita bawa masuk demokrasi, sosialisme atau komunisme.” 25 Dengan kata lain, islam sendiri menjamin sukses dan untuk mengabaikannya akan membawa kegagalan.

=====================================================

Sama seperti saat ini : Tsunami memanggil lebih banyak islam

Setelah tsunami menghancurkan Pasifik selatan pada 26 Dec 2004, Australia dan Amerika sendiri mengucurkan lebih dari satu miyar dollar bantuan. Negara2 Arab yang basah oleh minyak bumi – Arab Saudi, Qatar, UAE, Kuwait, Algeria, Bahrain dan Libya – digabungkan memberi bantuan kurang dari sepersepuluh jumlah ini. Satu alasannya adalah: guru2 islam menghubungkan tsunami pada dosa2 yang dilakukan oleh para kafir dan muslim di Indonesia yang mayoritas muslim. Seperti yang dikatakan petinggi Saudi, “ini terjadi dihari natal ketika para pezinah dan orang2 korup dari seluruh dunia datang untuk merayakan perzinahan dan penyimpangan seksual.” 26

=====================================================

Hubungan teologi antara kemenangan dan kepatuhan serta kekalahan dan ketidak patuhan diperkuat lagi setelah para muslim menang dalam peperangan Parit ditahun 627. Muhammad lagi menerima sebuah wahyu yang menghubungkan kemenangan ini dengan keterlibatan supernatural dari Allah: “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” (Q 33.9).

 

Mitos PC: Kita bisa negosiasi (berunding) dengan orang2 ini

(PC = Politically Correct adalah pendapat salah yang sengaja diucapkan agar tidak menimbulkan keresahan umum atau pada golongan masyarakat, pendapat ini lama-lama berubah jadi seakan-

akan benar padahal masih tetap salah)

 

Prinsip kunci islam lainnya diformulasikan dengan kejadian2 yang mengelilingi perjanjian Hudaybiyya. Ditahun 628, Muhammad mendapat penglihatan yang mana dia melakukan ziarah ke Mekah – sebuah kebiasaan kaum Pagan yang dia ingin jadikan bagian dari Islam, tapi sejauh ini tidak bisa karena penguasaan kaum Quraish atas kota itu. Dia arahkan para muslim untuk melakukan ziarah ke Mekah, dan maju menuju kota itu bersama 1.500 orang. Kaum Quraish menemuinya diluar kota, dan kedua pihak memutuskan sebuah perjanjian (hudna) untuk 10 tahun masa berlakunya, perjanjian Hudaybiyya.

 

Para muslim setuju untuk kembali kerumah tanpa melakukan ziarah, dan kaum Quraish akan mengijinkan mereka melakukan ziarah haji tsb ditahun berikutnya. Muhammad mengejuntukan pengikutnya dengan setuju akan syarat2 yang kelihatannya sangat tidak menguntungkan bagi para muslim: Mereka yang lari dari kaum Quraish dan mencari perlindungan dari para muslim oleh muslim akan dikembalikan pd kaum Quraish, sementara yang melarikan diri dari muslim dan mencari perlindungan dari Quraish tidak akan dikembalikan kepada muslim. Seorang perunding Quraish, Suhayl bin Amr, bahkan memaksa Muhammad agar tidak menyebut dirinya sebagai “Muhammad, Rasul Allah.”

 

Kata Suhayl, “Jika aku menyaksikan sendiri bahwa kau Rasul Allah aku tidak akan melawanmu. Tulis namamu dan nama ayahmu.” Dengan kekecewaan pengikutnya, Muhammad melakukan ini.

 

Lalu, berlawanan dari semua yang jelas kelihatan, dia berkeras bahwa para muslim telah menang, dan mengeluarkan wahyu dari dari Allah: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata,” (Q 48.1). Dia berjanji bahwa para pengikutnya akan mendapat banyak harta rampasan: “Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan) mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus. (Q 48:18-20).

 

=====================================================

Sebuah buku yang seharusnya tidak anda baca

A. Guillaume, The Life of Muhammad: A Translation of ibn Ishaq’s Sirat Rasul Allah, Oxford University Press, 1955. Sebuah terjemahan inggris dari biografi awal dari Muhammad – ditulis oleh seorang muslim saleh. Hampir setiap halamannya berisi hal2 yang membantah mitos PC tentang Muhammad yang damai dan bersih.

=====================================================

 

Jika satu dari para pengikutnya masih skeptis, rasa takut mereka segera akan dihilangkan. Seroang wanita Quraish, Umm Kulthum, bergabung dengan para muslim di Medina; dua saudaranya menemui Muhammad, meminta Umm Khultum kembali, “sesuai dengan persetujuan antara dia dan kaum Quraish di Hudaybiya.” 27  Muhammad menolak karena Allah melarangnya. Dia memberi Wahyu baru baginya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir. (Q 60.10).

 

Dengan menolak mengembalikan Ummi Kulthum kekaum Quraish, Muhammad berarti melanggar perjanjian. Meski para pembela muslim mengklaim sepanjang sejarah bahwa Quraishlah yang pertama melanggarnya, insiden ini terjadi sebelum pelanggaran perjanjian oleh kaum Quraish dilakukan. Lagipula, melanggar perjanjian menegaskan prinsip bahwa tak ada hal yang baik kecuali apa yang menguntungkan bagi Islam, dan tak ada hal yang jahat kecuali apa yang menghalangi Islam. Sekali perjanjian secara formal dilanggar, para ahli hukum islam mengucapkan prinsip bahwa, pada umumnya, gencatan senjata ditanda tangani untuk tidak lebih dari 10 tahun dan hanya dilakukan demi tujuan memberi waktu agar kekuatan muslim yang lemah menjadi kuat.

 

Kejadian2 berikutnya menggambarkan akibat yang buruk dari prinsip2 ini.

 

Nota-nota Untuk Bab 1 : Muhamad Sang Nabi Perang :

6 A. Guillaume, The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq’s Sirat Rasul Allah, Oxford University Press, 1955, 287-288

7 Cf. “Umdat al-Salik 09-10; al-Mawardi, al-Akham as-Sultaniyyah, 4.2.

8 Ibn. Ishaq, 289

9 Ibid., 300

10 Muhammad Ibn Ismaiel Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari: The Translation of the Meanings, translated by Muhammad M. Khan, Darussalam, 1997, vol.4, book 58, no.3185.

11 Ibn Ishaq, 306

12 Ibid., 304

13 Bukhari, vol.4, buku 58, no.3185.

14 Ibn Ishaq, 306.

15 Ibid., 308

15 Ibid., 308

16 Ibid., 363

17 Ibid., 367

18 Sahih Muslim, translated by Abdul Hamid Siddiqi, Kitab Bhavan, revised edition 2000, vol.3 book 17, no.4436.
19 Bukhari, vol.4, book 56, no.3032

20 Bukhari, vol.5, book 64, no.4037

21 Ibn Ishaq, 369.

22 Ibid., 382

23 Ibid., 386
24 Ibid., 387

25 Sayyid Qutb, Social Justice in Islam, translated by John B. Hardie and Hamid Algar, revised edition, Islamic Publications International, 2000, 19.

26 Deroy Murdock, “’The Great Satan’ on Devastated Muslim Streets,” National Review Online, Jan 6, 2005

27 Ibn Ishaq, 509

 

 

 

Bab 2 al-Quran – Kitab Perang

 

Karir / kerjaya kenabian Muhammad sepenuhnya ditandai oleh darah dan peperangan, jadi tidak heran jika kitab suci yang diwariskan nabi islam bagi dunia, Quran, akan berisi pesan2 kekerasan dan kekejaman. Dan hal ini benar: Quran sangat unik dibandingkan dengan tulisan2 sakral  (‘tulisan2 suci’) yang lain didunia, khasnya dalam menasihati para pengikutnya untuk berperang serta berkeras terhadap orang kafir (yakni orang bukan Islam).

 

Quran menganjurkan perang

Ada lebih dari seratus ayat dalam Quran yang mendesak muslim untuk melakukan jihad terhadap orang kafir. “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orangorang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahanam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (Q 9.73). (Bahasa inggrisnya: O Prophet! Strive hard against the unbelievers and the hypocrites, and be firm against them. Their abode is Hell, an evil refuge indeed”). “Strive Hard” dalam bahasa Arab adalah jahidi, sebuah bentuk lisan dari kata jihad. Jihad ini harusnya waktu dalam medan perang: “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka” (Q 47.4). Ini ditegaskan berulang-ulang: “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q 9.123).

 

=====================================================

Tebak?

·      Quran memerintahkan para muslim untuk memerang orang yahudi dan kristen

·      Ayat Quran damai dan toleran yang sering dikutip sebenarnya telah dibatalkan,  menurut teologi islamik.

·      Tidak ada satupun dalam Bible yang bisa menandingi anjuran2 kekerasan dalam Quran

=====================================================

 

Peperangan ini harusnya diarahkan melawan mereka yang menolak islam dan mereka yang mengaku muslim tapi tidak memegang iman mereka dengan sepenuhnya: “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahanam. (Q 9.73). Peperangan ini hanya sebagian dari konflik spiritual yang lebih besar antara Allah dan setan: “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu. (Q 4.76). “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.” (Q 9.5).

 

Zakat yang dimaksud ini adalah salah satu dari lima tiang islam, dan mengatur pembagian zakat tsb. Dengan begitu ayat ini berkata bahwa jika para “musyrikin/pemuja berhala” menjadi muslim, jangan ganggu.

 

Orang yahudi dan Kristen harus diperangi, bersama dengan para ‘musyrikin’: Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (Q 9.29). Jizya adalah cukai pajak yang diterapkan pada kaum  kafir/musyrikin.

 

Jihad adalah kewajiban tertinggi para muslim: “Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang lalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (Q 9.19-20). Dalam teologi / ilmu kalam Islam, Jihad fi sabil Allah secara spesifik berarti mengangkat senjata bagi islam.

 

Surga dijamin bagi mereka yang “membunuh dan terbunuh” demi Allah: “Sesungguhnya  Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka  bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (Q 9.111).

 

Orang mungkin berusaha untuk menspiritualisasi (mengrohaniahkan/mengkiasankan) ayat2 ini, tetapi kami tidak ragu lagi jika melihat catatan sejarah, Muhammad mengartikan ayat2 itu secara harafiah sesungguhnya..



 

Mitos PC: Quran sebenarnya mengajarkan toleran dan damai

 

Tapi tunggu dulu: Bukankah Quran benar2 mengajarkan toleran dan damai? Tentu saja, ada beberapa ayat yang jelek disana sini, tapi ada juga banyak ayat yang menguatkan persaudaraan antar manusia dan kesamaan dan martabat semua orang, benar?

 

Tidak. Hal terdekat yang ada dalam Quran yang sebenarnya menganjurkan toleransi atau hubungan damai adalah untuk menganjurkan muslim untuk meninggalkan orang kafir dalam kesalahan2 mereka: “Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku". (Q 109.1-6). Tentu saja, mereka harus dibiarkan agar Allah bisa berurusan dengan mereka: “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri angguhlah mereka barang sebentar.” (Q 73.10-11).

 

Diatas semua itu, tidak ada muslim yang mesti memaksakan siapapun untuk masuk islam: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” (Q 2.256).

 

Tapi apa ini benarkah toleransi adalah toleransi dengan cara yang sama yang dimengerti oleh masyarakat barat modern? Ini mungkin akan menjadi jiplakan yang masuk akal jika hanya itulah isi dari Quran tentang subjek toleransi ini. Sebenarnya tidak.

 


Mitos PC: Quran mengajarkan muslim untuk mengangkat senjata hanya dalam pembelaan diri

 

Pada titik ini, para pembela islam mungkin menerima bahwa Quran tidak meninggalkan hubungan antara muslim dan kafir pada tahap hidup-dan-biarkan-hidup. Mereka mungkin mengakui bahwa ini mengajarkan muslim untuk membela diri mereka sendiri dan akan membantah bahwa hal ini punya hubungan dengan teori gereja katolik yang mengatakan “mereka Cuma mau perang”.

 

Ada dukungan ayat Quran mengenai pandangan ini: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q 2.191). Jadi para muslim dalam ayat ini setidaknya, tidak memulai konflik dengan kafir. Sekali permusuhan dimulai, para muslim harus memeranginya dengan mati-matian: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q 2.191-192)

 

Dan apa kesimpulan dari perang ini? “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. (Q 2.193). Ini kelihatannya mengindikasikan bahwa pernag harus diteruskan hingga dunia islam – ketaatan semata-mata untuk Allah – atau ada dibawah kepemimpinan hukum islam.

 

Maka dari itu, ada masalah dalam penafsiran bahwa Perang Jihad hanya bisa untuk pembelaan diri. Mufti Ebrahim Desai dari Afrika Utara mengulangi ajaran Islam yang  umum ketika dia ditanya dalam “Islam Q & A Online.” Pertanyaannya, “Saya telah menanyakan tentang Jihad yang ofensif. Apa ini artinya bahwa kita harus menyerang non muslim yang tidak melakukan apapun yang melawan Islam hanya karena kita harus menyebarkan Islam?” Desai menjawab:

 

Anda harus mengerti bahwa kami sebagai muslim benar2 percaya bahwa orang yang tidak percaya pada Allah seperti yang sudah diwajibkan baginya, adalah seorang kafir yang akan dikutuk selamanya dineraka. Dengan begitu salah satu tanggung jawab utama dari penguasa muslim adalah untuk menyebarkan islam keseluruh dunia, dan dengan begitu menyelamatkan orang2 dari kutukan abadi. Dengan begitu apa yang dimaksud ayat2 dalam Tafsir Uthmani (seorang kommentary Quran) adalah bahwa jika sebuah negara tidak membiarkan penyebaran islam bagi penduduknya dalam cara yang sesuai atau menciptakan halangan untuk ini, maka penguasa muslim akan dibenarkan melakukan perang Jihad terhadap negara ini, agar pesan2 islam dapat mencapai penduduknya, dengan begitu menyelamatkan mereka dari neraka Jahanam. Jika para kafir mengijinkan kita menyebarkan islam secara damai, maka kita tidak akan berperang jihad terhadap mereka.28

 

=====================================================

Sama seperti saat ini: Para penjihad menyebut2 Peperangan Muhammad untuk membuktikan bahwa Jihad bukan hanya untuk membela diri

Dalam sebuah artikel yang berjudul “Arti sejati dari Jihad,” yang dipasang pada website Khilafah.com tahun 2003 yang tergabung kedalam kelompok Penjihad Hisb ut-Tahrir, seorang Sidik Aucbur menyebuntukan contoh Perang Muhammad terhadap mereka yang membantah bahwa Jihad sepenuhnya merupakan pembelaan diri: Lagipula beberapa orang akan berkata bahwa Jihad hanya untuk membela diri; ini tidak benar. Sebuah penyelidikan kedalam kehidupan sang Nabi (SalAllahu Alaihi Wasallam) menunjukkan pada kita sesuatu yang berbeda:

·        Perang Mut’ah digerakan oleh para muslim melawan Romawi; 3.000 muslim berhadapan dengan 200.000 tentara Romawi.

·        Perang Hunayn tak dapat dihindarkan segera setelah para muslim menaklukan

  Mekah.

·        Perang Tabuk juga dimulai oleh muslim yang akhirnya menghancurkan Romawi.

Kita lihat dari ijmaa (konsensus) dari Sahaba (sahabat2 nabi), bahwa mereka juga melakukan jihad, di As-Sham, Irak, Iran, Mesir dan Afrika Utara. Selain itu, status martir (syahid) dalam islam adalah status paling tinggi, jadi bagaimana bisa bahwa jihad itu direndahkan menjadi serendah itu. 29

 

Dengan kata lain, jika sebuah negara dirasa menghalang-halangi penyebaran islam, para muslim berkewajiban untuk memeranginya. Ini tentu saja menjadi sebuah konflik pembelaan diri, karena penghalang-halangan tsb muncul lebih dulu. Ini adalah penggambaran lain  mengenai betapa elastisnya dan sangat tak berarti arti konsep tempur pembelaan diri itu jadinya. Provokasi yang bagaimana yang dirasa cukup untuk itu? Haruskah pihak yang membela diri menunggu hingga militer musuh yang pertama menyerang?

 

Pertanyaan2 ini tidak jelas atau tidak punya jawaban yang pasti dalam hukum islam, hingga membuat tiap orang bisa menggambarkan semua perjuangannya sebagai pembelaan diri tanpa melanggar norma2 yang pasti dari hukum bela diri tsb. Tapi hal ini juga menjadikan tidak berartinya klaim2 yang sering diulang2 para muslimin bahwa Perang Jihad hanya bisa dalam  bentuk pembelaan diri.


Ayat toleran & aman-damai dalam Quran: “Dibatalkan” (yaitu sudah ‘dimansuhkan’)

 

Ada lagi. Perkataan terakhir Quran mengenai Jihad bukanlah untuk membela diri tapi untuk menyerang. Surat dari Quran tidak disusun secara kronologis, tapi menurut panjangnya. Tapi, kalam/teologi islam membagi Quran menjadi surat “Mekah” dan Surat “Medina”. Surat2 Mekah datang dari segmen pertama dalam karir Muhammad sebagai nabi, ketika dia hanya mengajak orang2 Mekah untuk memeluk Islam. Belakangan, setelah dia lari ke Medina, posisinya menguat. Surat2 Medina berkurang selera puitisnya dan umumnya lebih panjang dari surat2 Mekah; surat ini juga berisi masalah2 hukum dan ritual – dan desakan untuk berjihad melawan kafir. Ayat2 yang relatif toleran yang dikutip diatas dan yang serupa dengan itu umumnya berasal dari periode Mekah, sementara ayat2 yang lebih berisi kekerasan dan intoleransi kebanyakan dari Medinah.

 

Kenapa pembedaan ini perlu? Karena adanya doktrin islam mengenai pembatalan/penggantian (mansukh wa’al nasikh) ayat. Ini adalah sebuah teori yang mengatakan bahwa Allah sendiri dapat mengubah atau membatalkan apa yang dia katakan ada para muslim: “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?” (Q 2:106).

 

Menurut ide ini, ayat2 kekerasan dalam surat sembilan, termasuk ayat2 Pedang (9:5), menggantikan ayat2 damai, kaerna mereka diturunkan belakangan dalam karir kenabian Muhammad: malah, banyak otoritas muslim setuju bahwa surat kesembilan adalah bagian yang paling akhir dari Quran yang diturunkan.

 

Seiring dengan ini, beberapa teolog (ahli ilmu kalam islam) islam menyatakan bahwa ayat pedang menggantikan sedikitnya 124 ayat toleran dan damai dalam Quran. 30

Tafsir al-Jalalayn, sebuah penjelasan akan Quran oleh imam terkenal Jalal al-Din Muhammad ibn Ahmad al-Mahalli (1389-1459) dan Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman ibn Abi Bakr al-Suyuti (1445-1505), menyatakan bahwa surat kesembilan “diturunkan ketika keamanan digantikan oleh pedang.” 31 Penafsir Quran terkenal lain Ismail bin Amr bin Kathir al Dimashqi (1301-1372), yang dikenal dengan nama Ibn Kathir, menyatakan bahwa surat 9:5 “menggantikan setiap persetujuan damai antara nabi dan para pemuja berhala, setiap perjanjian, dan setiap syarat2… Tidak ada satu pemuja berhalapun punya perjanjian atau pakta keamanan sejak Surat Bara’ah (surat kesembilan) diturunkan.” 32 Ibn Juzayy (d.1340), penafsir Quran lain yang karyanya masih dibaca didunia islam, setuju: Tujuan Ayat Pedang adalah “Menggantikan setiap perjanjian damai dalam Quran.” 33

=====================================================

Alexis de Tocqueville mengenai Islam:

“Saya mati-matian belajar Islam. Saya lalu menjauh dari pembelajaran tsb dengan pendirian bahwa secara keseluruhan, sedikit sekali agama didunia yang semaut itu terhadap manusia seperti agamanya Muhammad. Sejauh yang dapat saya lihat, hal tsb adalah penyebab utama dari kemunduran dunia muslim yang jelas2 kelihatan saat ini dan meski agak kurang mustahil dibanding polyteisme kuno, dalam pendapat saya kecenderungan sosial dan politisnyalah yang harus lebih ditakuti, dan saya dengan begitu menganggapnya sebagai suatu bentuk kemunduran daripada sebuah bentuk kemajuan dalam hubungan paganisme itu sendiri.”

=====================================================

 

Ibn Kathir menjelaskan dalam uraiannya mengenai “ayat toleran” lain: “dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman". Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah:"Salam (damai/selamat tinggal)." Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk). (Q 43.88-89). Ibn Kathir menjelaskan: “mengatakan Salam (damai/selamat tinggal) artinya, ‘jangan menjawab pd mereka dengan cara yang sama jahat yang mereka lakukan padamu; tapi cobalah melunaskan hati mereka dan memaafkan mereka dalam kata2 dan perbuatan.’” Tapi, ini bukan akhir dari uraiannya. Ibn Kathir lalu mengatakan uraian terakhirnya: “Tapi mereka akan jadi tahu. Ini sebuah peringatan dari Allah bagi mereka. Semua ini berarti bahwa perang melawan kafir hingga mereka menjadi muslim atau membayar jizya - pajak khusus untuk kafir dalam hukum islam – “dengan penundukan sukarela” (Q 9:29) adalah perkataan terakhir Quran mengenai Jihad. Tradisi utama islamik telah menafsirkan ini sebagai perintah maju dari Allah bagi umat manusia : Ummat Islam harus berada dalam keadaan siap perang terus menerus dengan dunia kafir, hanya disela dengan gencatan senjata sementara. AzabNya, yang tidak dapat dihindarkan, akan menimpa mereka, dan agamaNya dan perkataanNya adalah yang tertinggi. Kemudian Jihad dan penyerangan dipastikan hingga orang2 memeluk agama Allah dan Islam tersebar sepanjang timur dan barat.” 34

 

Kerja itu sendiri belum selesai.

Beberapa teolog islam saat ini berusaha membangun pandangan2 alternatif islam berdasarkan pengertian yang berbeda tentang abrogasi (pembatalan/penggantian); tapi, usaha2 tsb hanya sedikit diminati dan didukung didunia muslim – ini karena mereka mencoba membangun hal itu dihadapan tafsiran yang telah jadi aliran utama muslim selama berabad-abad.

 

Mitos PC: Quran dan Bible sama-sama berisi kekerasan

All right, jadi Quran mengajarkan peperangan. Tapi begitu juga Bible, benar atau tidak?


=====================================================

Sama seperti saat ini : Ayat damai tetap digantikan/diabrogasi (dimansuhkan)

Doktrin abrogasi bukanlah wewenang para mufti yang telah lama meninggal itu yang karyanya tidak lagi berpengaruh didunia islam. Seorang Sheikh Saudi, Sheikh Muhammad Saalih al-Munajib (lahir 1962), yang kuliah dan fatwa islamiknya beredar luas didunia islam mendemonstrasikan hal ini dalam sebuah diskusi mengenai apa muslim harus memaksa orang lain menerima islam atau tidak. Dalam pertimbangan ayat Quran 2:256 (“Tidak ada pemaksaan dalam agama,”) sang Sheikh mengutip ayat Quran 9.29, 8.39, “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” Dan ayat pedang. Mengenai yang terakhir, Sheikh muhammad cukup dengan berkata: “Ayat ini dikenal sebagai Ayat al-Sayf (Ayat pedang). Ini dan ayat2 yang serupa menggantikan ayat2 yang mengatakan tidak ada pemaksaan untuk menjadi muslim” 35

=====================================================

 

Para pembela islam dan sekutu non muslim mereka sering mencoba membuat kasus persamaan moral antara islam dan kristen: “Muslim berlaku kejam? Kristen juga. Muslim melakukan Jihad? Well, bagaimana tentang Perang Salib? Quran mengajar peran? Well, saya dapat saja memilih ayat2 perang dari Bible.” Anda dapat menemukan hal2 tersebut dalam semua tradisi agama yang diajarkan. Tapi tak satupun dari antara agama2 tsb yang memerintahkan pengikutnya untuk melakukan kekerasan, itu kita yakin.

 

Tapi apa semua ini benar? Beberapa pembela islam dan non muslim penyetor persamaan moral mengklaim menemukan hal tsb bahkan perjanjian Baru pun mendesak pengikutnya untuk melakukan kekerasan. Mereka sering menunjuk pada dua ayat.

 

·        “Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” (Lukas 19:26-27). Tentu saja fallacy disini adalah bahwa dalam ini adalah perkataan seorang raja dalam sebuah perumpamaan, bukan ajaran Yesus pada pengikutnya, tapi penjelasan demikian sering diabaikan dalam jaman komunikasi modern ini.

 

·        "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya” (Matius 10:34-35). Jika ayat ini sungguh2 menyerukan kekerasan secara lisan, kelihatannya hanya akan menjadi jihad antar keluarga. Tapi untuk menyamakannya dengan ayat2 Jihad dalam Quran, yang berjumlah ratusan, adalah sangat tidak masuk akal: Bahkan Para pejuang Perang Salibpun disaat-saat terlemah dan menggapai-gapai tidak menyebut-nyebut ayat2 seperti ini. Juga, melihat keseluruhan pesan damai dari Yesus, jelas sekali yang dimaksud Dia dengan “pedang” adalah sebuah kiasan dan perumpamaan. Untuk menafsirkan teks ini secara harafiah adalah sama dengan tidak mengerti pesan Yesus, yang, tidak seperti Muhammad, tidak pernah berperang sekalipun. Hal ini menunjukkan kegagalan untuk mengenal kepuitisan dari pesan2 Bible, yang berada dimana-mana.

 

Mungkin karena mereka sadar betapa tidak masuk akalnya argumen Perjanjian Baru mereka, para pembela Islam sering cenderung fokus pada ayat2 Perjanjian Lama.

 

·        Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. (Ulangan 7:1-2)

 

·        Apabila engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian kepadanya. Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu. Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; dan setelah TUHAN, Allahmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada dikota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, boleh kaupergunakan. Demikianlah harus kaulakukan terhadap segala kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk kota-kota bangsa-bangsa di sini. Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apa pun yang bernafas, melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu (Ulangan 20:10-17)

 

·        Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. Tetapi semua orang muda di antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu. (Bilangan 31:17-18).

 

============== =======================================

Muhammad vs. Yesus

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Mat 5:39)

“Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama kali memulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Q 9.13)

=====================================================

Ayat keras, heh? Sama kerasnya dengan “bunuh kafir dimana pun kau temukan mereka” (Q 9:5) dan “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka.” (Q 47.4) dan yang lainnya, benar?

 

Salah. Kecuali anda kebetulan seorang kaum Hittite, Girgashite, Amorite, Canaanite, Perizzite, Hivite atau Jebusite, ayat2 bible ini tidak berlaku bagi anda. Quran menyuruh muslim untuk memerangi kafir tanpa menetapkan dimanapun dalam ayatnya bahwa hanya kafir tertentu yang harus diperangi, atau hanya untuk perioda waktu tertentu, atau perbedaan2 lain. Dengan mengambil arti teksnya secara langsung, perintah untuk berperang melawan kafir adalah perintah yang terbuka dan universal. Perjanjian baru, sebaliknya, mencatat perintah2 Tuhan kepada kaum israel untuk berperang melawan orang2 tertentu saja. Ini mengejuntukan bagi perasaan2 modernitas, tapi tidak menjadikan hal itu sama. Itu sebabnya kenapa Yahudi dan Kristen tidak membentuk kelompok2 teror diseluruh dunia dan mengutip ayat2 Bible untuk membenarkan pembunuhan penduduk sipil.

 

=====================================================

Sama seperti saat ini: Menggunakan Quran untuk membenarkan terorisme

Dalam sebuah khotbah yang disiarkan secara resmi dalam Televisi Palestina tahun 2000, Dr.Ahmad abu Halabiya, seorang anggota Dewan Fatwa Otoritas Palestina, mengumumkan:“Allah yang maha kuasa telah memanggil kita agar jangan bersekutu dengan orang Yahudi atau Kristen, jangan seperti mereka, jangan menjadi partner mereka, jangan mendukung mereka, dan jangan menanda tangani perjanjian dengan mereka. Dan ia yang melakukan hal itu adalah menjadi bagian dari mereka, seperti yang Allah katakan: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi sekutu (mu); sebahagian mereka adalah sekutu bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi sekutu, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.” .. Jangan memberi ampun pada yahudi, dimanapun mereka berada, dinegara manapun. Lawan mereka, dimanapun kau berada. Dimanapun kau bertemu mereka, bunuh mereka.”

 

Dalam khotbahnya ini Abu Halabiya mengutip Quran Ayat 5.51 (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman dan pelindung(mu); sebahagian mereka adalah teman dan pelindung bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi teman dan pelindung, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.) dan ayat 9:5 (bunuhlah orang orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian). Dia terapkan perkataan ini dalam situasi politis saat itu: “Dimanapun kau berada, bunuh yahudi dan amerika yang seperti mereka – yang berdiri bersama mereka – mereka semua satu golongan, melawan arab dan muslim – karena mereka mendirikan israel disini, dijantung dunia arab, di Palestina. Mereka menciptakan itu sebagai pos terakhir keberadaban – dan barisan depan dari tentara mereka, dan menjadi pedang barat dan perang salib, yang mengancam leher para monoteisme, para muslim ditanah ini.” 36

 

Sebaliknya, Osama bin Laden, satu2nya penganjur jaringan teror yang paling jelas yang  menyebar dari Indonesia hingga ke Nigeria dan hingga ke Eropa barat dan Amerika, mengutip banyak ayat Quran dalam komunikenya “Pengumuman Perang melawan Amerika yang menjajah tanah dua tempat suci,” dia mengutip Surat 3.145; 47.4-6; 2.154; 9.14; 47.19; 8.2; dan tentu saja “Ayat pedang” yang terkenal jahat Ayat 9.5. 37 Ditahun 2003, hari pertama para muslim merayakan Idul Adha, dia memulai khotbahnya: “Puji Allah yang menurunkan ayat pedang pada hambanya dan utusannya (Nabi Muhammad), demi mendirikan kebenaran dan memusnahkan kepalsuan.” 38

 

=====================================================

Buku yang seharusnya jangan dibaca

Jangan percaya apa yang saya katakan tentang Quran? Baca sendiri. Terjemahan Inggris yang paling jelas dan paling akurat adalah the Koran, oleh N.J. Dawood, terbitan Penguin, tapi para muslim cenderung tidak menyukainya karena Dawood bukan seorang muslim. Terjemahan yang hampir sama akurasinya adalah dua hasil karya muslim, yaitu hasil karya Abdullah Yusuf Ali dan Mohammed Marmaduke Pickthall, keduanya tersedia dalam edisi macam2. keduanya sama dengan Bible versi King James, yang membuat jengkel pembacanya.

=====================================================


Tentu saja, setanpun dapat mengutip ayat suci untuk tujuannya sendiri, tapi penggunaan ayat2 ini oleh Osama dalam pesan2nya adalah bersesuaian (seperti yang kita lihat) dengan pengertian tradisional islam mengenai Quran. Ketika yahudi modern dan Kristen membaca Bible mereka, mereka tidak begitu saja menafsirkan tulisan2 yang ada sebagai pemaksaan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka yang tidak percaya. Ini karena pengaruh tradisi penafsiran selama berabad-abad yang telah menjauh dari pengertian harafiah mengenai ayat2 kitab suci. Tapi dalam Islam, tidak ada tradisi pembandingan tafsir. Ayat2 Jihad dalam Quran tidak lain hanya berupa huruf2 yang mati. Di Arab Saudi, Pakistan, dan dimana-mana, kunci untuk mendapatkan tenaga2 baru untuk kelompok jihad teroris adalah sekolah2 islam: Para pelajar belajar bahwa mereka harus melakukan perang Jihad, dan lalu kelompok2 ini akan memberi mereka kesempatan untuk itu.

 

 

Nota-nota Untuk Bab 2 : al-Quran  - Kitab Perang :

28  “I have a question about offensive Jihad,” Islam Q&A Online with Mufti Ebrahim Desai, Question 12128 from Canada, http://www.islam.tc/ask-imam/view.php?q=12128.

29 Sidik Aucbur, “The true meaning of Jihad,” www.khilafah.com, may 11, 2003

30 Ibn Arabi, in Suyuti, itqan iii, 69. Cf. John Wansbrough, Quranic Studies, Prometheus, 2003, 184.

31 “Surat at-Tawba: Repentance,” Tafsir al-Jalalayn, anonymous translation, reprinted at http://bewley.virtualave.net/tawba1.html.

32 Ibn Kathir, vol.4, 377.

33 “Surat at-Tawba: Repentance,” Tafsir al-Jalalayn, anonymous translation, reprinted at http://bewley.virtualave.net/tawba1.html.

34 Ibn Kathir, vol. 8, 668.

35 “Question #34770: There is no compulsion to accept Islam,” Learn Hajj Jurisprudence, Islam Q & A, http://63.175.194.25/index.php?Ln=eng&ds=qs&lv=browse&QR=34770&dengann=4.

36 Middle East Media Research Institute (MEMRI), “PA TV Broadcasts call for Killing Jews and Americans,” MEMRI

Special Dispatch No. 138, October 13, 2000. www.memri.org.

37 Osama bin Laden, “Declaration of War against the Americans Occupying the Land of the Two Holy Places,” 1996.

http://www.mideastweb.org/osamabinladen1.htm.

38 Middle East Media Research Institute (MEMRI), “Bin Laden’s Sermon for the Feast of the Sacrifice,” MEMRI Special

 

 

Bab 3 : Islam : Agama Perang

 

Quran cukup jelas tentang peperangan bahwa muslim harus berperang melawan kafir, tapi Quran juga punya kekurangan dalam hal kejelasan secara menyeluruh. Dalam keseluruhannya, Quran adalah sebuah monolog: Allah hanya satu-satunya pembicara (dengan beberapa pengecualian yang perlu dicatat), dan tidak punya perhatian khusus akan keinginan melanjuntukan cerita, dia berbicara dengan Muhammad mengenai banyak kejadian2 dalam kehidupan sang nabi dan mengenai nabi2 ‘muslim’ sebelumnya (yang paling banyak, Abraham, Moses dan Isa). Membaca quran seakan seperti berjalan dan mendengarkan sebuah pembicaraan pribadi antara dua orang yang tidak kita kenal: membingungkan, kehilangan arah pembicaraan dan pada akhirnya tidak dapat dipahami.


=====================================================

Tebak?

·        Muhammad mengajarkan pengikutnya bahwa tidak ada yang lebih suci daripada perang jihad

·        Muhammad berkata pada orang2nya untuk menawarkan non muslim tiga pilihan: memeluk islam, penaklukan atau mati.

·        Ajaran2 ini bukan doktrin yang dipinggirkan atau sampah sejarah – tapi masih diajarkan dalam islam garis keras.

=====================================================


Disinilah Hadits, tradisi yang diterapkan oleh Muhammad, masuk. Hadits adalah buku dengan volume banyak sekali yang mengisahkan kisah2 Muhammad yang mana dia (dan adang para pengikutnya) menjelaskan bagaimana dan dalam situasi apa ayat2 Quran ‘turun’ adanya, pernyataan akan pertanyaan2 yang menyebabkan perselisihan, dan memberi contoh. Dalam sejumlah kecil ahadits (kata jamak dari hadits), Muhammad mengutip perkataan Allah yang tidak muncul dalam Quran; ini dikenal sebagai ‘hadits qudsi’ atau ‘hadits suci’, dan  para muslim menganggap hadits2 tsb sama seperti perkataan Allah yang diturunkan dalam Quran itu sendiri. Ahadits lain yang muslim anggap asli punya otoritas nomor dua setelah Quran itu sendiri – dan sering teks2 Quran tidak akan dapat dipahami tanpa hadits2 tsb.

 

Fokus utama dari banyak Hadits ini, ngga heran, adalah perang.


Mitos PC: ajaran perang Islam hanya sebuah elemen kecil pada agama ini

 

Okay, jikapun Quran berisi beberapa ayat tentang perang, tapi ini tidak berarti para muslim setuju dengan hal itu, benar? Lagipula, ada banyak orang kristen yang tidak menganggap serius doktrin kristen, yang ngga?

 

Tentu saja; betapapun pemusatan jihad kekerasan dalam islam itu tidak salah lagi; Malah, nabi islam berulang2 menegaskan bahwa tidak ada perbuatan lain yang lebih baik lagi bagi para pengikutnya selain melakukan perang jihad. Jika seorang muslim diminta untuk menyebuntukan “perbuatan paling mulia” yang dapat dilakukan, selain memeluk islam, nabi menjawab, “Untuk berpartisipasi dalam jihad (perang suci) dijalan Allah.”39 Dia menjelaskan bahwa “menjaga para muslim dari orang2 kafir agar tetap dijalan Allah selama satu hari jauh lebih berharga dari dunia dan segala isinya.” 40 Untuk “sebuah perjalanan yang dilakukan untuk melakukan jihad baik dimalam hari atau siang hari patut mendapat pahala yang lebih baik dari pada dunia dan segala isinya.” 41 Muhammad juga memperingatkan bahwa para muslim yang tidak melakukan jihad akan dihukum: “Muhammad sangat tegas mengenai  perlunya jihad bukan hanya bagi dirinya pribadi, tapi untuk setiap muslim. Dia memperingatkan orang2 percaya bahwa ‘dia yang tidak bergabung dalam perang jihad, atau melengkapi, atau menjaga dan memelihara keluarga pejuang ketika dia pergi, akan dihantam Allah dengan bencana.” 42


=====================================================

Muhammad vs. Yesus

“Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.” (Mat 5:11)

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan,” (Q 2.191)

=====================================================

 

Mereka yang bertempur dijalan jihad akan menikmati surga di tingkat yang lebih tinggi dari yang dinikmati orang lainnya:

Diceritakan dalam otoritas Abu Sa’id Khudri bahwa Rasul Allah (mbpuh) berkata (padanya): Abu Sa’id, siapapun yang dengan senang hati menerima Allah sebagai tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai rasulnya berhak masuk surga. Dia (Abu Sa’id) bertanya2 mengenai hal itu dan berkata: Rasul, ulangi lagi untukku. Dia (Rasul Allah) melakukannya dan berkata: Ada perbuatan lain yang akan mengangkat posisi seseorang dalam surga ketingkat yang 100 kali lebih tinggi, dan ketinggian dari tingkat satu dan yang lainnya sama dengan ketinggian dari langit ke bumi. Dia (Abu Sa’id) berkata: Perbuatan apakah itu? Dia Menjawab: Jihad dijalan Allah! Jihad dijalan Allah! 43

 

Dikesempatan lain “seorang laki2 menemui Rasul dan berkata, “perintahkan padaku sebuah perbuatan yang sama pahalanya dengan jihad.” Jawab rasul, “tak kutemukan perbuatan demikian.” 44

 

Tiga Pilihan

Dalam satu hadits kunci, Muhammad memberi tiga pilihan yang harus muslim tawarkan pada non muslim:

Dilaporkan dari Sulaiman b. Buraid melalui ayahnya bahwa ketika Rasul Allah menunjuk seseorang sebagai pemimpin sebuah pasukan atau detasemen dia akan secara khusus memerintahkannya untuk takut akan Allah dan berbuat baik pada kaum muslim yang bersamanya. Dia akan berkata: Bertempurlah dalam nama Allah dan dijalan Allah.

Bertempurlah melawan mereka yang tidak percaya akan Allah. Ciptakan perang suci… Jika kau temui musuhmu yang adalah orang politeis, undang mereka untuk memilih tiga pilihan. Jika mereka menjawab salah satu dari tiga ini, kau juga menerimanya dan menahan diri untuk melukai mereka. Undang mereka untuk menerima islam; jika mereka menerima itu, terimalah dan berhentilah memerangi mereka… jika mereka menolak menerima islam, tuntut jizya (pajak kafir) dari mereka. Jika mereka setuju membayar, terima dan longgarkan tanganmu. Jika mereka menolak membayar pajak, mintalah pertolongan Allah dan lawan mereka.” 45

 

=====================================================

Sama seperti saat ini: Osama mengundang Amerika masuk Islam

Mengikuti contoh dari nabinya, Osama bin Laden mengundang Amerika untuk memeluk islam pada suratnya yang bertanggal november 2002 “letter to the American People”: Pada apa kami mengundangmu dan apa yang kami inginkan darimu? (1) Yang pertama adalah kami mengundangmu masuk islam…Islam adalah agama Jihad dijalan Allah sampai perkataan Allah dan agamaNya jadi penguasa tertinggi. 46

“Perkataan Allah dan AgamaNya” jadi “penguasa tertinggi” satu2nya dalam pandangan ini ketika hukum islam sepenuhnya diterapkan dan dipaksakan dalam sebuah masyarakat. Para teroris dan kelompok Jihad telah mengumumkan niat mereka untuk menyatukan negara2 islam didunia dibawah satu penguasa : Kalifah. Secara sejarah, kalifah adalah penerus nabi sebagai pemimpin politik dan religi para muslim, atau setidaknya muslim sunni. Kekalifahan dihilangkan tahun 1924; banyak para penjihad saat itu menandakan tahun itu sebagai awal kesengsaraan dunia islam. Mereka ingin mengembalikan kekalifahan, menyatukan dunia islam dibelakangnya, dan menerapkan kembali hokum islam (Syariat) di negara2 islam. Diluar Arab saudi dan Iran, Syariat saat ini hanya sebagian diterapkan, bahkan bisa dibilang hampir semuanya tidak diterapkan. Para pejuang islam modern mencoba membawa Syariat kepada negara2 non muslim dengan kekerasan, dibawah panji Jihad.

=====================================================

Pilihan bagi kafir adalah:

·        Terima Islam.

·        Bayar Jizya, pajak non muslim, yang merupakan batu penjuru dari seluruh system undang-undang yang tujuannya mempermalukan dengan memberi status non muslim sebagai warga negara kelas dua dibawah hukum islam.

·        Perang dengan muslim

Ingat selalu, “Hidup berdampingan dengan damai sejahtera dan sederajat dalam sebuah masyarakat plural” bukanlah salah satu dari pilihan diatas.

 

Dalam hadits yang diceritakan berulang kali dalam sebuah kumpulan tradisi, yang oleh para muslim dianggap sbg hadits yang paling bisa diandalkan, Muhammad mengatakan bahwa dia telah “memerintahkan untuk berperang melawan orang2” hingga mereka menjadi muslim, dan bahwa mereka yang melawan berisiko kehilangan nyawa dan hartanya: “Sang nabi bicara dengan jelas tentang tanggung jawabnya untuk berperang bagi agama yang dia temukan: “Aku telah diperintah (Allah) untuk berperang melawan orang2 hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan lain yang patut disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan lakukan Shalat dan memberi Zaakt, jadi jika mereka melakukan semua itu, lalu mereka menyelamatkan nyawa dan harta mereka dari aku kecuali untuk hukum2 islam, dan perhitungan untuk itu akan dilakukan oleh Allah.”” 47

 

Bukan hanya pendapat Muhammad, Tapi Hukum

Okay, jadi Muhammad diperintahkan untuk bertempur melawan orang2 hingga mereka masuk islam atau tunduk pada hukum islam. Dan Quran mengajarkan perang. Tapi ini tidak berarti para muslim diajarkan semua ini, benar? Tidakkah kita lihat dibab 2 bahwa sebagian dari bible juga tidak diartikan secara harafiah oleh kebanyakan yahudi dan kristen? Tidakkah hal ini sama dalam islam? Tidakkah anda hanya memilih-milih ayat dalam usaha untuk menjelekkan islam?

 

Tidak. Fakta tidak menyenangkan adalah bahwa perang jihad kejam melawan kafir bukanlah doktrin murtad yang dipegang oleh sekelompok kecil garis keras, tapi sebuah elemen konstan dari teologi utama islam. Islam disibukkan dengan pertanyaan2 hukum; tentu saja, hukum2 islam berisi instruksi2 hingga perincian hal2 sepele akan tingkah laku individu, dan juga berisi aturan2 struktur pemerintahan dan hubungan antar negara.


Didalam ini juga berisi penegasan yang tidak mungkin keliru mengenai pemusatan perang jihad melawan kafir. Ini benar2 ada pada keempat sekolah2 ilmu Hukum terkenal dari Muslim Sunni, Maliki, Hanafi, Hambali dan Shafi’I, yang mana menjadi milik mayoritas dunia muslim. Sekolah2 ini berabad2 lalu memformulasikan hukum2 tentang pentingnya Jihad dan cara melakukannya; tapi, ini tidak berarti bahwa hukum2 ini sudah jadi sejarah kuno dan telah digantikan dengan aturan2 yang baru. Ini adalah dan masih menjadi sebuah prinsip umum yang diterima didunia islam yang menyatakan bahwa “gerbang ijtihad,” atau penyelidikan bebas terhadap Quran dan tradisi Islam dengan maksud untuk menemukan aturan2 Allah, telah ditutup berabad-abad lalu. Dengan kata lain, ajaran islam dalam masalah2 prinsipil telah lama ditetapkan dan tidak boleh dipertanyakan lagi. (agar yakin, terdapat muslim2 reformasi saat ini yang meminta untuk dibukanya kembali “gerbang ijtihad” agar Islam dapat ditafsirkan kembali, tapi sejauh ini permintaan tsb tidak diindahkan oleh otoritas penting dan paling berpengaruh didunia islam).

 

Dengan demikian, menghalangi dibukanya kembali ‘gerbang ijtihad,’ yang kelihatannya tidak akan terjadi, aturan2 ini akan tetap jadi standar bagi muslim2 kebanyakan. Keempat sekolah Sunni paling berpengaruh ini setuju akan pentingnya Jihad. Ibn Abi Zayd al-Qayrawani (meninggal 996), seorang ahli hukum Maliki, telah mengumumkan:

“Jihad adalah aturan dari institusi ilahi. Pelaksanaannya oleh individu tertentu biasa membuang hal2 lain darinya. Kami para Maliki bertahan bahwa lebih disukai untuk tidak memulai permusuhan dengan musuh sebelum mengundangnya untuk memeluk agama Allah kecuali jika musuh menyerang lebih dulu. Mereka punya alternatif apa masuk islam atau membayar pajak kafir (jizya), pendeknya perang akan diumumkan melawan mereka.” 48 Demikian juga, Ibn Taymiyya (meninggal 1328), seorang ahli hukum Hambali yang menjadi favoritnya Osama bin Laden dan para pejihad modern lainnya, mengatakan: “Karena perang hukum adalah intinya jihad dan karena tujuannya adalah demi agama Allah sepenuhnya dan perkataan Allah yang dijunjungnya, dengan demikian menurut semua muslim, mereka yang menghalangi tujuan ini harus diperangi. Sedang bagi mereka yang tidak melawan atau tidak dapat berperang, seperti wanita, anak2, rahib, orang tua, buta, cacat dan sebagainya. Mereka tidak akan dibunuh kecuali mereka sungguh2 berperang memakai kata2 (yakni propaganda) dan berlaku demikian (yakni jadi mata-mata atau membantu dalam peperangan).” 49

 

Sekolah Hanafi menyuarakan suara yang sama:

 

Adalah tidak sesuai dengan hukum untuk berperang pada orang yang tidak pernah diundang untuk beriman, tanpa sebelumnya mengharuskan mereka untuk memeluk islam, karena nabi memerintahkan demikian dalam perintahnya, mengundang kaum kafir untuk beriman dan juga karena semua orang akan karenanya merasa bahwa mereka diserang demi agama, dan bukan demi harta mereka atau demi perbudakan anak2 mereka dan dengan pertimbangan ini adalah mungkin bahwa mereka dibujuk untuk setuju mengikuti panggilan iman, untuk menyelamatkan mereka sendiri dari kesulitan2 perang… Jika para kafir, dalam menerima undangan ini, tidak setuju ataupun mau membayar pajak jizyah, maka menjadi kewajiban para muslim untuk meminta pertolongan Allah dan berperang terhadap mereka, karena Allah adalah pembantu mereka yang melayaniNya, dan penghancur musuh2Nya, kaum kafir, dan adalah perlu untuk memohon pertolonganNya dalam setiap kesempatan; lagipula, nabi, memerintahkan kita untuk melakukan itu.” 50

 

Akademisi Shafi’I Abu’l Hasan al-Mawardi (meninggal 1058), yang mengulangi instruksi Muhammad untuk mengundang kafir menerima islam atau melawan mereka jika mereka menolak, juga setuju:

 

Mushrikin (kafir) dari Dar al-Harb (Arena peperangan) ada dua tipe: Pertama, mereka yang telah diundang masuk islam, tapi menolak dan mengangkat senjata. Para Amir dari pasukan muslim boleh memerangi mereka … dalam pertimbangan dengan apa yang dia nilai untuk kebaikan para muslim dan dan untuk azab yang paling hina bagi para kafir… Kedua, mereka yang belum diundang masuk islam, meski orang demikian dijaman ini sangat sedikit karena Allah telah mewujudkan panggilannya kepada UtusanNya… dilarang untuk… memulai menyerang sebelum menjelaskan undangan islam pada mereka, beritakan pada mereka keajaiban2 sang nabi dan jelaskan bukti2 agar mendorong sikap menerima mereka; jika mereka masih menolak setelah ini, memerangi diwajibkan dan merka akan diperlakukan sama dengan mereka yang telah diundang masuk islam.” 51

 

Bukti bahwa tak satupun hal ini jadi perhatian sejarah adalah pedoman lain dari hukum Islam Shafi’i yang disahkan tahun 1991 oleh otoritas tertinggi Islam Sunni, Universitas Al-Azhar, Cairo. Buku Pedoman itu “Umdat al Salik (tersedia dalam bahasa inggris “Reliance of the Traveller”), diumumkan untuk memenuhi “praktek dan iman dari komunitas Sunni Ortodoks”. 52 Setelah menjelaskan perihal “Jihad terbesar” sebagai “perang spiritual melawan hal2 yang lebih rendah dari itu”, lalu buku itu menulis 11 halaman menerangkan “Jihad yang lebih rendah”. Yang menerangkan jihad ini sebagai “perang melawan kafir,” perhatikan perkataannya “secara etimologi (ilmu asal kata) berasal dari kata mujahada, yang berarti perang untuk menegakkan agama.” 53

 

‘Umdat al-Salik menerangkan sifat dari peperangn ini dalam terminologi yang cukup spesifik: “Kalifah berperang dengan Yahudi, Kristen dan Zoroastrian.. hingga mereka menjadi Muslim atau membayar pajak kafir.” Lalu diikuti sebuah komentar oleh ahli hokum Jordania yang menyebut instruksi Muhammad untuk mengundang kafir masuk islam sebelum memerangi mereka: Kalifah melakukan perang hanya “setelah dia mengundang lebih dulu (Yahudi, Kristen dan Zoroastrian) untuk memeluk islam dalam iman dan prakterk, dan jika mereka menolak, lalu undang mereka untuk memasuki pemerintahan sosial Islam dengan membayar pajak kafir (Jizya)… sambil mereka tetap memegang agama mereka masing2.”54

 Juga, jika tidak ada kalifah, para muslim akan tetap melakukan Jihad. 55

 

Hukum2 ini dikenal baik selama berabad-abad oleh mereka yang menderita karenanya. Gregory Palamas (1296-1359), seorang Rahib Yunani dan teolog (sekarang dianggap orang suci oleh gereja ortodoks) yang dipenjarakan oleh bangsa Turki, berkata tajam tentang para muslim: “Orang2 keji ini, dibenci Tuhan dan sangat keji, berbangga diri karena telah mengalahkan bangsa Romawi (yakni Byzantine) karena kecintaan mereka pada tuhan… mereka hidup dengan panah, pedang dan pesta pora, menikmati perbudakan mereka, mengabdikan diri pada pembunuhan, penjarahan, harta rampasan… dan tidak saja mereka melakukan kejahatan2 ini, tapi bahkan – betapa sebuah penyelewengan luarbiasa – mereka percaya bahwa tuhan menyetujui semua yang mereka lakukan.” 56

 

Mitos PC: Islam adalah agama damai yang dibajak oleh sekelompok kecil minoritas garis keras

Ini, tentu saja, adalah Moyangnya mitos PC tentang Islam. Namun tetap ngotot dan bandel meski dihadapkan pada segunung bukti2 yang sebaliknya, baik dari teolog islam maupun dari koran2 sekarang, hal ini karena kenaifan multikultural dan kesinisan yang bermuka dua dari mereka. Bahkan teoretikus persaudaraan Muslim Sayyid Qutb, salah satu penganjur terkencang Jihad Keras abad 20, mengajarkan (tanpa sedikitpun ironi) bahwa islam adalah agama damai. Tapi, dia punya pengertian “damai” tersendiri: “Ketika membutuhkan sebagian dunia dimana para pengikut islam bisa tinggal dengan aman. Kedamaian yang diinginkan islam adalah bahwa agama (yakni hukum masyarakat) dimurnikan untuk tuhan, bahwa kepatuhan semua orang hanya untuk Allah saja, dan bahwa beberapa kelompok orang tidak boleh jadi tuan bagi orang lainnya. Setelah perioda nabi– hanya tahap akhir dari gerakan jihad yang harus diikuti; tahap awal dan tahap menengah tidak bisa diterapkan lagi.” 57


=====================================================

Sama seperti saat ini: Pejihad Chechen menyebut hukum Jihad islam

Perjanjian2 hukum islam yang memerintahkan jihad tidak jadi berdebu disimpan dirak2 buku. Para pejihad menggunakan buku2 itu untuk meyakinkan rekrutan baru yang mereka perlukan untuk memenuhi tanggung jawab sebagai muslim untuk memerangi kafir. Satu contoh hal ini muncul ditahun 2003 dari Dewan Syariat dari Dewan Pertahanan Negara  (Majels al-Shura) Repubik Chechen di Ichkeria. Dalam publikasi bawah tanahnya, Jihad Today, Dewan Syariat mempublikasikan sebuah artikel berjudul “Jihad dan solusinya saat ini.” Pada tiga dari empat sekolah utama Fakultas Hukum Sunni mereka berdebat untuk Jihad melawan Orang Rusia in Chechnya:


Pertama, Apa Jihad itu?

Sekolah Hambali menjelaskannya sebagai mengerahkan kekuatan dan energi dalam perang dijalan Allah melalui partisipasi pribadi, harta, perkataan dll. Sekolah Maliki menganggapnya sebagai sebuah perang para muslim melawan kafir yang tidak mempunyai perjanjian, untuk mengagungkan Kalimat Allah atau pada mereka yang melanggar teritorial muslim. Sekolah Hambali berkata bahwa ini adalah sebuah perang melawan kafir, tidak seperti peperangan melawan pemberontak atau perampok atau maling. (Mugni-Muhtaj, vol 6, hal 4). 58

=====================================================

 

Dengan kata lain, islam adalah agama damai yang akan terjadi jika setiap orang adalah Muslim atau setidaknya menjadi subjek dari negara islam. Dan untuk mendirikan kedamaian itu, para muslim harus berperang.

 

Tapi  bagaimana dengan Muslim2 Moderat?

Seperti yang saya demonstrasikan dalam tiga bab pertama, islam sangat unik disbanding agama2 lain didunia dalam hal pengembangan doktrin, teologi dan sistem hukum yang mensahkan perang melawan kafir. Bagaimanapun, banyak orang akan mengklaim bahwa dengan menyusun bukti ini, saya mencoba membuat orang2 berpikir bahwa tiap muslim adalah teroris, dan bahwa penjaga toko kelontong dekat rumah anda yang adalah orang Arab dan Pakistan secara rahasia berkomplot merencanakan kejatuhan Amerika dengan cara kejam.

 

Ada yang bahkan akan berkata bahwa saya mencoba menghasut perbuatan kekerasan terhadap penjaga toko yang muslim dan orang2 muslim tak bersalah lainnya.

 

Ini tentu saja sepenuhnya omong kosong, tapi hal ini betul2 menandakan bahwa klarifikasi diperlukan. Yang pertama harus ditetapkan adalah fakta bahwa perang melawan kafir bukanlah pelintiran dari Islam, tapi benar2 dengan tegas diulang2 dalam Quran, Hadits, Sirat Muhammad, dan aturan2 hukum dari tiap sekolah islam, hal ini tidak membuat setiap muslim adalah teroris.

 

Ada beberapa alasan prinsip untuk ini. Satu adalah karena Quran itu ditulis dalam bahasa yang sulit, Arab Klasik, dan harus dibaca dan dilantunkan diwaktu2 tertentu oleh muslim dalam bahasa itu saja, herannya sejumlah besar orang yang mengaku muslim tidaklah mengerti apa artinya ayat2 yang dibacakan itu. Meski pihak media terus menukar2 kata “muslim” dan “Arab”, kebanyakan orang2 muslim didunia saat ini bukanlah orang Arab. Bahkan bagi Arab Modernpun, bahasa Arab klasik yang dipakai Quran, asing bagi mereka.

 

Mereka sering menghafal Quran tanpa berpikir, tanpa pengetahuan yang jelas akan artinya. Seorang muslim pakistan sekali waktu dengan bangga memberi tahu saya bahwa dia telah menghapal sebagian besar dari Quran dan berencana untuk membeli terjemahannya suatu hari agar dia dapat tahu apa artinya. Kejadian2 seperti ini biasa bagi mereka, tapi bagi non muslim sampai tahap tertentu akan mengagetkan mereka.

 

Sampai saat ini, faktor budaya yang berbeda juga mencegah para muslim, khususnya di Eropa tengah dan Asia tengah, untuk mengerti atau bahkan tahu banyak tentang ajaran sebenarnya dari islam tentang bagaimana caranya berurusan dengan kafir. Hal ini berubah, di daerah2 tsb dan ditempat lain didunia. Para garis keras Muslim, meski tidak selalu didanai Arab Saudi, telah menjebol begitu dalam pada komunitas muslim yang menginginkan damai dengan mengkhotbahkan islam yang keras sebagai “islam yang murni” dan memanggil para muslim untuk kembali meneliti sepenuhnya agama mereka. 59

 

Penerimaan tenaga2 baru ini berfokus pada Quran dan teks2 kunci islamik lainnya. Contoh, kasus Sahim Alwan, seorang penduduk amerika dan pemimpin komunitas Yaman di Lackawanna, New York, dan pernah menjadi presiden mesjid disana. Dia mendapat kehormatan menjadi orang amerika pertama yang mengikuti kamp pelatihan al-Qaeda. Kenapa dia ikut? Dia diyakinkan oleh Kamal Derwish, pencari rekruitmen al-Qaeda. Alwan menjelaskan bahwa Derwish mengajarkan dia bahwa Quran berkata “anda harus belajar mempersiapkan diri. Seperti, anda harus siap2 kalau2 anda harus berangkat perang. Jika terjadi perang, maka anda akan dipanggil untuk berjihad. Dan itulah aspek dari kamp pelatihan itu sendiri, untuk belajar bagaimana caranya menggunakan senjata, dan hal2 seperti itu.” 60

 

Tentu saja, ada muslim yang bekerja untuk membawa perubahan didalam islam, tapi sangat sulit untuk melihat motif mereka. Pembicara muslim amerika terkenal Siraj Wahaj, contohnya, sering disebut2 islam moderat. Ditahun 1991, dia bahkan menjadi muslim pertama yang membacakan doa di Kongres Amerika. Dan kenapa tidak? Tidak lama setelah serangan 11 September, dia persis mengatakan apa yang ingin didengar oleh orang Amerika yang masih terkaget-kaget, dari para muslim: “Aku sekarang merasa bertanggung jawab untuk berkhotbah, dan benar2 melakukan jihad melawan para islam garis keras.” 61


=====================================================

Sebuah buku yang seharusnya jangan dibaca

“An Introduction to Islamic Law” Sebuah pengenalan pada hukum islam, oleh Joseph Schacht; Oxford, Clarendon Press, 1982. Ini buku yang berat, sebagai pembuka mata kita dan juga sebagai bacaan akademis: Schacht adalah seorang akademisi serius yang secara menyegarkan bebas dari prasangka yang mendominasi penelitian2 islam diuniversitas2 saat ini. Sebuah contoh: “Dasar dari sikap Islam terhadap kafir adalah hukum perang; mereka harus masuk islam atau ditundukan atau dibunuh.”

=====================================================

 

Apakah pemikiran aslinya jauh lebih keras atau tidak, belum jelas: lagipula, dia juga memperingatkan bahwa Amerika akan jatuh kecuali jika “menerima agenda islam.” 62 Dia menyesali bahwa “Jika saja para muslim pintar secara politik, mereka bias mengambil alih Amerika dan menggantikan pemerintahan konstitusionalnya dengan kekalifahan.” 63 Diawal 1990an, dia mensponsori pembicaraan oleh Sheikh  Omar Abdel Rahman di mesjid New York City dan New Jersey. Rahman belakangan didakwa berkomplot meledakkan world Trade Center ditahun 1993, dan Wahaj dituduh sebagai “pembantu komplotan yang berpotensial”. 64

 

Fakta bahwa seseorang yang ingin melihat Konstitusi digantikan telah memimpin doa bagi mereka yang telah disumpah untuk menjunjung konstitusi tsb adalah sebuah tanda-tanda dari masalah yang masih akan berlangsung dan yang bertambah besar: Pemerintah dan media sangat ingin menemukan muslim moderat – dan seraya keinginan tsb meningkat, standar2 mereka akan muslim moderat telah menurun. Sayangnya, tidak mudah untuk menemukan pemimpin muslim yang dengan tulus meninggalkan Jihad kekerasan dan niat2 apapun, sekarang atau dikemudian hari, untuk memaksakan Syariat dinegara2 non muslim.

 

Meskipun demikian, terdapat banyak sekali muslim di amerika dan selmau ikut campur dengan jihad global saat ini. Sementara hal ini karena lemahnya dasar teologi mereka, banyak juga yang secara gagah berani bekerja keras untuk menciptakan islam moderat yang giat yang akan membuat para muslim dapat hidup damai berdampingan ersama tetangga non muslim mereka. Mereka ini harus dipuji, tapi jangan salah: Para Islam Moderat ini jumlahnya sangat tidak berarti dibanding jumlah muslim dunia saat ini. Dimana para muslim hidup damai berdampingan dengan tetangga non muslim mereka, seperti  di asia tengah dan tempat lain,  ni bukan karena ajaran jihad yang telah direformasi atau ditolak; tapi karena ajaran itu diabaikan, dan sejarah mengajarkan kita bahwa ajaran2 tsb dapat muncul kembali diingat mereka kapan saja.

 

[Bersambung]

 

Nota-nota Untuk Bab 3 : al-Quran  - Agama Perang :

39 Bukhari, vol. 1, book 2, no. 26; cf. vol. 2, book 25, no. 1519 and many others

 40 Bukhari, vol. 4, book 56, no. 2892.

41 Muslim, book 20, no. 4642.

42 Abu-Dawud Sulaiman bin Al-Aash’ath Al-Azdi as-Sijistani, Sunan Abu Dawud, Ahmad Hasan, translator, Kitab Bhavan, 1990, book 14, no. 2497.

43 Muslim, book 20, no. 4645.

44 Bukhari, vol. 4, book 52, no. 44

45 Muslim, book 19, no. 4294.

46 “Full text: bin Laden’s ‘letter to America,’” Observer, November 24, 2002.

47 Bukhari, vol. 1, book 2, no. 25 The transliterated Arabic of the Muslim confession of faith has been omitted from this translation for ease of reading. The same statement is repeated in Bukhari, vol. 1, book 8, no. 392; vol. 4, book 56, no.2946; vol 9, book 88, no. 6924; and vol. 9, book 96, nos. 7284-7285, as well as other hadith collections.

48 Ibn Abi Zayd al-Qayrawani, La Risala (Epitre sur les elements du dogme et de laloi de l’Islam selon le rite malikite.)

Translated from Arabic by Leon Bercher, 5th ed. Algiers, 1960, 165. Cited in Andrew G. Bostom, “Khaled Abou El Fadl:

Reformer or Revisionist?,” http://www.secularislam.org/articles/bostom.htm.

49 Ibn Taymiyya, “Jihad,” in Rudolph Peters, Jihad in Classical and Modern Islam, Markus Wiener Publishers, 1996,

49. Cited in Andrew G. Bostom, “Khaled Abou El Fadl: Reformer or Revisionist?,”

http://www.secularislam.org/articles/bostom.htm.

50 From the Hidayyah, vol. I, 140. quoted in Thomas P. Hughes, A Dictionary of Islam (W.H. Allen, 1895), “Jihad,” 243-

248. Cited in Andrew G. Bostom, “Khaled Abou El Fadl: Reformer or Revisionist?,”

h-0ttp://www.secularislam.org/articles/bostom.htm.

51 Abu’l Hasan al-Mawardi, al-Ahkam as-Sultaniyyah (The Laws of Islamic Governance), Ta-Ha Publishers, 1996, 60.

52 Ahmed ibn Naqib al-Misri, Reliance of the Traveller (‘Umdat al-Salik): A Classic Manual of Islamic Sacred Law,

translated by Nuh Ha Mim Keller. Amana Publications, 1999, xx.

53 Ibid., o9.0,

54 Ibid., 09.8.

55 Ibid., 09,6.

56 Quoted in Jonathan Riley-Smith, The Oxford Illustrated History of the Crusades (Oxford University Press, 1995), 250-251.

57 Qutb, Milestones, 63.

58 Shariah Council of State Defense Council (Majlis al-Shura) of CRI, “Jihad and Its Solution Today,” Jihad Today,

Kavkaz Center, November 26, 2003. http://kavkazcenter.com/eng/content/2003/11/26/2028.shtml.                      

59 See, for example, “Fears as young Muslims ‘opt out,’” BBCNews, March 7, 2004.

60 “Interview Sahim Alwan,” Frontline, October 16, 2003, http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/sleeper/interviews/alwan.html.

61 Peter Ford, “Listening for Islam’s silent Majority,” Christian Science Monitor, Nov 5, 2001.

62 Debbie Schlusser, “Bush’s scary CAIR friends,” WorldNetDaily.com, Oct 16, 2001.

63 Jagan Kaul, “Kashmir: Kashmiri Pundit View-point,” Kashmir Telegraph, May 2002.

64 Daniel Pipes, “The Danger Within: Militant Islam in America,” Commentary, November 2001

 

 

 

[Bersambung]

 

 

 

 

 


Indeks Utama