Soalan-soalan yang kerap ditanya

1. Kelahiran Hazrat Isa, mana yang benar?
2. Sisilah Hazrat Isa dan Yusuf
3. Kapan Hazrat Isa mengajar dan membaptis


1. Kelahiran Hazrat Isa, mana yang benar?

  1. Sesudah Hazrat Isa dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada jaman Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem (Matius 2:1)
  2. Menurut Injil Lukas 2:1-20 disebutkan bahawa Hazrat Isa lahir ketika Kaisar Augustus mengadakan sensus penduduk. Menurut perhitungan sejarah, sensus itu dilaksanakan pada tahun 7 Masehi, berarti Hazrat Isa lahir pada tahun itu juga. Tetapi menurut Matius, Hazrat Isa lahir di jaman Herodes yang wafat tahun 4 SM. Kemudian diganti anaknya yang bernama Herodes Archelaus yang dipecat oleh pemerintah Romawi tahun 6 Masehi.

(Dikutip dari Halley's Bible Handbook, halaman 490):

Pendaftaran Kirenius

Pendaftaran ini merupakan sensusi yang dilakukan oleh Kerajaan Romawi. Menurut catatan sejarah Romawi, Pendaftaran Kirenius dilakukan pada tahun 7 Masehi. atau sekitar 10 sampai 12 tahun setelah tahun kelahiran Hazrat Isa.

Pada masa-masa dulu, kejanggalan catatan sejarah ini menjadi masalah bagi pelajar Alkitab. Meskipun demikian tidak lama dulu, ditemukan tulisan kuno yang mengungkapkan bahawa Kirenius menduduki jabatan DUA KALI sebagai wali negeri Siria. Sedangkan di Injil Lukas, ditegaskan bahwa pendaftaran yang dimaksud adalah pendaftaran "pertama kali".

Atau singkatnya, sudah diketahui bahwa Kirenius ini menjadi wali negeri dua kali, dan Injil Lukas menyebut pendaftaran pertama kali, yaitu pendaftaran yang dimaksud adalah pendaftaran selama masa jabatan PERTAMA. Dengan demikian, sangat mungkin terjadi pendaftaran pada tahun 4 S.M. yang umumnya dikenal sebagai tahun kelahiran Hazrat Isa, sehingga tidak ada konflik dengan kisah orang Majus dan Raja Herodes dalam Injil Matius.


2. Sisilah Hazrat Isa dan Yusuf

  1. Menurut Injil Lukas 3:23, Yusuf suami Maryam adalah anak Eli

  2. Menurut Injil Matius 1:16 dia adalah anak Yakub

    Dari kalangan Kristen ada yang berpendapat, Eli adalah nama lain dari Yakub. Tapi sampai sekarang tiada fakta yang membenarkan pendapat ini.

  3. Menurut Matius 1:6, Hazrat Isa dan Yusuf adalah kuturunan Nabi Sulaiman

  4. Menurut Lukas 3:31, keduanya adalah keturunan saudara Nabi Sulaiman, Natan

Di sini dapat kita melihat adanya upaya untuk mencari kesalahan pada sisilah Hazrat Isa dengan maksud menunjukkan kontradiksi dalam Alkitab.

Namun soalan yang timbul karena perbedaan antara sisilah Hazrat Isa dalam Injil Matius dengan Injil Lukas, boleh dijelaskan sebagai berikut.

(1) Sisilah Hazrat Isa pada Injil Matius mengikuti garis keturunan melalui ayah Hazrat Isa menurut hukum (Yusuf) dan beberapa raja Yudea setelah Daud.

(2) Sedangkan sisilah Hazrat Isa di Injil Lukas mengikuti garis keturunan biologis melalui ayah terdekat, yaitu ayah Maryam yang menjadi kakek Hazrat Isa.

Selain itu, terdapat garis keturunan berbeda setelah Daud sampai ke Sealtiel, yang dapat dijelaskan apabila Neri adalah ayah Sealtiel secara tidak langsung melalui anaknya ibu Sealtiel.

Mengapa Lukas boleh mengambil garis keturunan melalui ibunya Hazrat Isa? Hal ini memang luar biasa, tetapi perlu diingat juga bahwa kelahiran Hazrat Isa memang luar biasa karena Hazrat Isa lahir dari seorang perawan, seperti diyakini dalam Islam.

Selain itu, pilihan dalam Injil Lukas untuk mengikuti garis keturunan melalui Natan daripada Salomo (Sulaiman) sampai Neri boleh dipahami jikalau ada keinginan supaya garis keturunan Hazrat Isa itu tidak dicemarkan oleh beberapa raja Yudea yang menyembah berhala.

Sedangkan Injil Matius menyebut beberapa raja Yudea, tetapi yang paling jahat tidak disebut meskipun secara nyata juga termasuk garis keturunan itu.

Perlu dikemukakan bahawa lazimnya terjadi fleksibilitas dalam mengisahkan sisilah dalam Alkitab, antara lain dengan melompat generasi, sehingga pengertian anak juga termasuk cucu dan seterusnya. Seseorang yang dikisahkan anak ayahnya, tidak tertutup kemungkinan menjadi keturunan generasi lebih jauh, sehingga kata "anak" harus diartikan sebagai "keturunan."

Yang berikut adalah terjemahan dari Adam Clark Commentary, halaman 861, 862

"Dalam sisilah yang dihuraikan dalam Injil Lukas, ada dua orang yang disebut anak padahal dalam hubungan keluarga mereka adalah menantu. Kedua-dua menantu lelaki yang diketahui dalam sisilah ini adalah Yusuf sebagai menantu Eli, sedangkan ayah kandungnya adalah Yakub (Injil Matius 1:16), juga Sealtiel sebagai menantu Neri, sedangkan ayah kandungnya adalah Yekonia (1 Tawarikh 3:17 dan Injil Matius 1:12). Keterangan ini sudah cukup untuk menghilangkan masalah secara tuntas. Dengan demikian nampaknya bahawa Yusuf sebagai anak kandung Yakub menurut Injil Matius adalah menantu Eli menurut Injil Lukas.

Demikian pula Sealtiel sebagai anak kandung Yekonia menurut Injil Matius adalah menantu Neri yang tercantum dalam Injil Lukas. Karena ini juga nampak bahawa Maryam adalah anak kandung Eli, yang merupakan singkatan Eliakim, yang dalam bahasa Ibrani juga sama dengan nama Yoakim. Terlihat juga bahawa Yusuf sebagai anak kandung Yakub dan Maryam sebagai anak kandung Eli berasal dari keluarga yang sama. Keduanya keturunan Zerubabel, yaitu Yusuf sebagai keturunan Abihud, anak sulung Zerubabel, dan Maryam sebagai keturunan Resa, anak bungsu dari ayah yang sama."

Sebagai tambahan informasi, soalan mengenai sisilah di Alkitab yang kadang-kadang lompat generasi atau mengikuti keturunan melalui mertua laki-laki boleh saja ada. Namun untuk menegakkan keadil dan seimbang serta kejujuran, perlu juga dipikirkan mengenai beberapa ayat Al-Quran, yaitu Sura 19:27-28 dan 20:25-30.

Menurut ayat-ayat ini, Maryam diakui sebagai ibunya Hazrat Isa sekaligus sebagai saudara Harun, yaitu saudara Musa yang hidup 1,500 tahun sebelum Masehi.

Hubungan saudara yang sedemikian jauh ini, berarti orang Islam mesti mengerti kata 'saudara' sebagai hubungan keturunan dengan kesenjangan kronologis yang besar sekali, seperti antara Harun yang hidup 1.500 tahun sebelum Masehi dengan Maryam yang melahirkan Hazrat Isa. Karena itu, tidak pada tempatnya bagi orang Islam untuk mengkritik sisilah yang diuraikan di dalam Alkitab.


3. Kapan Hazrat Isa mengajar dan membaptis

  1. Menurut Matius 4:12-1 dan Markus 1:14 pasal 2, Hazrat Isa baru mengajar setelah Yahya bin Zakaria (Yahya) ditangkap.
  2. Menurut Yahya 3:22-26 dan 4:1-4, menceritakan sebelum Yahya Bin Zakaria ditangkap, Hazrat Isa sudah mengajar dan membaptis orang.

Sebetulnya kalimat "Hazrat Isa baru mengajar setelah Yahya Bin Zakaria (yaitu Yahya) ditangkap" adalah kurang tepat. Menurut pengertian yang umumnya diterima mengenai Perjanjian Baru, Hazrat Isa memang sudah mulai beberapa bentuk pelayanan dan pengajaran sebelum penangkapan Yahya Bin Zakaria . Sedangkan menurut Injil Matius dan Markus, Hazrat Isa melakukan salah satu bentuk pemberitaan Injil setelah Yahya Bin Zakaria ditangkap. Perkataan di Injil Matius dan Markus tidak menutupi kemungkinan adanya pelayanan atau pengajaran sebelum penangkapan Yahya Bin Zakaria.

Mengapa demikian? Matius 4:12 dan 4:17 berbunyi: Tetapi waktu Hazrat Isa mendengar bahwa Yahya Bin Zakaria telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea .... Sejak waktu itu Hazrat Isa memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Juga dalam Markus 1:14-15: Sesudah Yahya Bin Zakaria ditangkap datanglah Hazrat Isa ke Galilea memberitakan Injil Allah. Kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

Ayat-ayat Matius dan Markus ini, secara spesifik mengatakan bahwa Hazrat Isa memberitakan "Bertobatlah!" setelah Yahya Bin Zakaria ditangkap, tetapi tidak ada yang mengatakan bahawa Hazrat Isa tidak sama sekali melayani atau tidak mengajar sebelum waktu itu.

Dari Injil Yahya dapat diketahui ada pelayanan dan pengajaran oleh Hazrat Isa mulai dari saat Roh Kudus turun seperti merpati. Hazrat Isa mengajar murid-muridnya dan beberapa orang lain serta melakukan mujizat pada perkahwinan di Kana. Hazrat Isa juga mengajar Nikodemus dan pergi ke Samaria. Semuanya ini sebelum Yahya Bin Zakaria ditangkap. Semuanya ini sebelum Hazrat Isa memanggil murid-muridnya untuk meninggalkan pekerjaan sehari-hari mereka, juga sebelum Hazrat Isa pergi ke Galilea dengan memberitakan "Bertaubatlah!" kepada rakyat luas.

Dengan demikian jelas tidak ada perselisihan atau kontradiksi antara ayat Injil Matius, Markus dan Yahya Bin Zakaria seperti yang disangka oleh penanya tadi, dan tentunya kami tidak menganggap ada alasan untuk meragukan kebenaran Injil ini karena ayat-ayat yang disebut di atas.