PRESTASI DAN WARISAN MUHAMMAD

BY ZAKY RAWDAT

 

“Menghormati iman orang-orang percaya yang tulus seharusnya tidak menyebabkan investigasi yang dilakukan para ahli sejarah dilarang atau dibelokkan … Seseorang harus mempertahankan hak-hak dari metodologi dasar sejarah.”- Maxime Rodhinson

Agama Islam adalah agama yang pesat kemajuannya dengan jumlah pemeluknya ± 1,3 milyar orang. Mereka yang memeluk agama Islam disebut sebagai orang Muslim.

Pendiri agama Islam adalah Muhammad bin Abdullah. Sejarah penyebaran agama ini dari mula-mula sampai akhir abad ke-19 adalah melalui perjuangan hingga kepada kekerasan dan peperangan-peperangan. Sejarah memperlihatkan bahwa bangsa atau suku bangsa yang dikalahkan oleh pendudukan Islam dipaksa memeluk agama Islam, diusir atau hilang nyawanya. Nabi Muhammad berkata terus terang: “Aku dimenangkan melalui teror” (Bukhari 4.52-220). Sebuah pengakuan jujur bahwa prestasi dan warisan “kemenangan” Islam tidak tegak tanpa pedang.

Pada zaman itu satu persatu daerah dan negara ditaklukkan oleh Islam seperti Mekah, Saudi Arabia, Syria, Mesir, Turki, Iran, Irak, Byzantium, Afrika Utara dll. Mereka juga menyerbu ke Eropa, Spanyol ditaklukkan dan 400 tahun lamanya negara ini dikuasai oleh Islam. Invasi Islam di Eropa ditahan di Wina oleh orang-orang Austria dan Charles Martel pemimpin pasukan Italia mengalahkan pasukan Islam di pegunungan Pyrene, Perancis sehingga Eropa selamat dari serbuan Islam. Di Turki orang-orang Islam membantai ± 1,5 juta orang Kristen Armenia pada akhir abad 19 – awal abad 20.

Kemajuan Islam mulai memudar setelah teknologi Barat mengungguli orang-orang Islam terutama dalam membuat senjata dan perangkat-perangkat perang, mulai dari bedil dan meriam.

Untuk sementara Islam seakan-akan tertidur. Tetapi pada tanggal 9-11-2001 dunia disentakkan oleh penghancuran WTC, ini awal teror Islam dalam zaman modern. Teror demi teror telah terjadi, dari seluruh peristiwa terorisme yang terjadi didunia ini, 90% adalah sumbangan Islam.

Dunia mulai bertanya-tanya, apa agama Islam itu dan bagaimana ajaran, filosofi serta sejarahnya? Kebanyakan orang Muslim sendiri tidak mengetahui tentang Islam. Ini diakui sendiri oleh banyak Muslim, khususnya yang tidak lagi Muslim. Orang-orang menjadi Muslim karena faktor keluarga dan lingkungan seperti tinggal di negara Islam sehingga mau tidak mau mereka harus memeluk Islam.

Oleh karenanya buku ini diterbitkan dengan cara menghimpun tulisan-tulisan dari sumber-sumber Islam terpercaya seperti buku-buku sejarah Islam, Al Qur’an dan Hadits dan dari berbagai sumber dan otoritas yang netral dan independent. Tujuan penulisan buku ini agar dunia Muslim maupun non-Muslim dapat mengetahui hakekat Islam apa adanya.

Selamat membaca dan merenungkannya.

DAFTAR ISI

Sekapur Sirih

Serba -Serbi Keonaran

Zaman Sebelum Muhammad

Ka'bah

Upacara Ibadah Haji

Riwayat Singkat Muhammad

Turunnya Wahyu Kepada Muhammad

Muhammad Mulai Berkhotbah

Ayat-ayat Setan

Ayat-ayat Makiyah

Ayat-ayat Madaniyah

Toleransi Agama

Hijrah

Jihad

Zakat

Peperangan Dan Perampokan

Perang Nakhla pada 623 M

Perang Badr 624 M

Muhammad mulai mentargetkan kaum Yahudi

Perang Uhud 23 Maret 625 M

Muhammad berperang langsung

Penyerangan Bani Mustaliq

Kisah Aisyah dan Safwan

Surat penggantian/penghapusan pewarisan

Serangan terhadap kaum Yahudi Mustala

Pembunuhan Abu Afak 120 tahun

Pembunuhan Asma bint Marwan

Kisah Fatima bint Rabi'a

Pembunuhan dan penyiksaan 8 orang

Pembantaian massal terhadap orang-orang Yahudi

Penyerangan terhadap banu Qainuga (Terjadi antara perang Badr dan Uhud)

Penyerangan atas banu Nadir

Taqiyyah: Dusta Suci

Perang Parit (Khandaq)

Penyerangan terhadap bani Quraiza

Azan

Mesjid

Serangan Al-Harkat

Penaklukkan Khaibar

Ibn Ishaq, sejarawan Muslim pertama mengisahkan versi penaklukkan Khaibar

Medinah pasca pengusiran dan pembantaian orang-orang Yahudi 69 Byzantium

Serangan terhadap suku Kristen Uki

Penyebaran Islam: Ikuti Muhammad atau mati

Saling membunuh diantara umat Islam

Pembunuhan Uthman ibn Affan oleh Muslim sendiri

Perang Unta

Perang Siffin

Perang Karbala

Perang Zab

Perang Ain Jakut

Pernikahan Muhammad

Khadijah

Aisha/Aisyah

Zainab bint Jahsh

Juwariyyah bint Al-Harith

Safiyah bint Huyay

Umm Salma

Umm Habiba (Ramlah) bint Abu-Sufyan

Maryam Qibtiyyah (Maria Kristen Mesir)

Maymuna bint al-Harith

Diskriminasi kasat mata pria vs wanita Islam

Kasus wanita dalam negara syariah Islam

Kisah Ali ingin kawin lagi

Wafatnya Muhammad, 570 AD – 632 AD

Mitos Ismail

Isra-Miraj, Perjalanan Malam ke Surga

Surga

Al Qur'an

Isu besar Al Qur'an: Nasakh dan Mansukh

Al Qur'an tertua ditemukan di Yaman

Pertentangan dalam Al Qur'an

Kerancuan dalam Al Qur'an

Total kontroversial

Beberapa Kuasa Muhammad Dalam Hadits

Beberapa Kerawanan Muhammad

Keselamatan Dalam Islam

Jihad

Ayat-ayat Al Qur'an untuk melaksanakan jihad

Setiap Muslim wajib berjihad

Tujuan jihad

Strategi Islam sedunia

Tiga tahapan jihad

Mesjid dan pondok pesantren

Piagam Madinah

Tokoh-tokoh Jihadis Dalam Sejarah

Pembantaian Ottoman

Tokoh-tokoh Jihad Modern

Jihad Modern

Loyalitas Islamist Terhadap Negara

Hak Asasi

Diskriminasi

Penutup: Dialog Antar Budaya

SERBA – SERBI KEONARAN

Setelah serangan 9/11 ada seorang ibu “kafir” Amerika yang bercerita bahwa ia mempunyai seorang putra 23 tahun, telah masuk Islam dan menikah dengan seorang muslimah. Sekarang mereka telah mempunyai seorang bayi. Putranya ingin pergi ke Afganistan untuk bertempur bersama Taliban membunuhi tentara Amerika dan siap mati sebagai sahid. Ibu itu mengatakan putranya pernah berkata, apabila Islam menguasai Amerika dia tidak ragu lagi untuk memancung kepala para kafir termasuk ibunya, jika perintah untuk membunuh kafir dikumandangkan.

Muhammad Ali al-Ayed 23 tahun putra jutawan Arab Saudi tinggal di Amerika Serikat. Pada saat petang bulan Agustus 2003 dia mengundang kawannya seorang Yahudi Maroko bernama Sellouk untuk bertemu. Keduanya minum di sebuah bar lalu pergi ke apartemen Al-Ayed sekitar tengah malam. Al-Ayed tiba-tiba mengambil pisau dan menusuk kawan Yahudi sampai bagian tubuh kawannya hampir terpisah. Rekan sekamar Al-Ayed berkata kepada polisi bahwa “kedua orang itu tidak berdebat sebelum akhirnya Al-Ayed membunuh Sellouk”. Alasan pembunuhan itu adalah perbedaan agama, demikian kata pengacara Al-Ayed.

Muhammad Taheri-azar 25 tahun keturunan Iran, lulusan University of North Carolina. Suatu hari pada bulan Maret 2006, dia menyewa sebuah jip dan mengendarainya pelan-pelan ke dalam kampus University of North Carolina. Lalu tiba-tiba dia menginjak gas menabrak sekelompok mahasiswa dengan tujuan membunuh sebanyak mungkin orang. Dia menabrak 9 orang dan melukai parah 6 orang.

Samao Menghwar dan istrinya adalah pasangan Hindu yang tinggal di Karachi, Pakistan. Pada suatu senja bulan Nopember 2005 mereka pulang kerja dan terkejut ketika mendapatkan ke tiga putri mereka hilang, ternyata putri-putri mereka telah diculik dan dipaksa masuk Islam. Polisi menangkap pelakunya pemuda-pemuda Muslim tetapi mereka semua dilepaskan pengadilan karena masih belum berusia dewasa, namun ke tiga putrinya tetap hilang. Menculik gadis-gadis Hindu sudah menjadi tindakan lumrah. Mereka diculik, di-Islamkan dengan paksa, juga dipaksa kawin dengan orang Muslim, orang tua mereka tidak boleh menjenguk si gadis, alasannya “gadis Muslimah tidak boleh berhubungan lagi dengan kafir”. Ketika seorang gadis Hindu di-Islamkan, ratusan muslim turun ke jalan dan berteriak-teriak mengucapkan slogan-slogan Islam, jerit tangis orang tua si gadis tidak didengar oleh pihak manapun. Kalau gadis itu berani murtad pasti dibunuh. Banyak kejadian dimana pengacara-pengacara enggan membela keluarga korban karena takut dibunuh ekstremis Islam.

Muriel Degauque 38 tahun, wanita Belgia yang sejak kecil suka naik papan seluncur di salju ketika musim dingin. Dia menikah dengan seorang Muslim Salafi keturunan Maroko dan masuk Islam. Tak lama setelah itu dia dan suaminya pergi ke Irak melalui Syria. Di Irak dia meledakkan dirinya sendiri terhadap patroli polisi Irak pada tanggal 9 Nopember 2005, Seorang komandan dan 5 polisi mati serta 4 warga sipil luka-luka berat (Newsweek, 12 Desember 2005).

Pada bulan Oktober 2005, tiga gadis remaja dari sekolah Kristen swasta, berjalan di perkebunan coklat dekat kota Poso di Indonesia. Mereka diserang dan di penggal oleh sekelom-pok muslim. Polisi me-ngatakan kepala-kepala mereka ditemukan jauh dari badan mereka dan satu kepala diletakkan di depan sebuah gereja. Militan muslim menyerang propinsi Sulawesi Tengah karena merasa yakin bahwa tempat ini bisa dijadikan batu pijakan untuk berdirinya Negara Islam. Pada tahun 2001 dan 2002 militan muslim dari seluruh Indonesia menyerang masyarakat Kristen di propinsi ini, lebih dari 1000 orang Kristen mati.

Pada 11-9-2001 orang-orang Muslim membajak pesawat di Amerika dan menabrakkan ke menara kembar WTC, lebih dari 2600 orang tewas.

Banyak sekali orang-orang Muslim di negara-negara Islam yang justru menari-nari sebagai luapan kegem-biraan atas tragedi kemanusiaan yang mengerikan ini. Ulama-ulama Islam malahan menuding bahwa serangan tersebut adalah konspirasi yang dilakukan oleh kaum Yahudi.

Pada 12 Oktober 2002 teroris Muslim meledakkan bom bunuh diri di Paddy’s club dan Sari club, Bali yang menewaskan 202 orang, terbesar warga Australia. Bagaimana jadi- nya andaikata malapetaka semacam ini terjadi karena diledakkan oleh “teroris Kristen”’ terhadap Muslim?

Bom Bali kedua di Maharaja, Jimbaran Restaurant, pada 1 Oktober 2005. Dengan korban tewas 20 orang, 129 orang luka-luka. (Newsweek, 18 Juli 2005).

Bom kereta api bawah tanah di London pada tanggal 7 Juli 2005, korban tewas 52 orang.

Bom kereta api di Madrid, tiga hari sebelum pemilihan umum pada tanggal 11 Maret 2004, menewaskan 191 orang dan 2050 orang luka-luka.

Hotel J.W.Marriott di Mega Kuningan, Jakarta di bom oleh teroris Muslim ekstrem pada tanggal 5 Agustus 2003, korban tewas 12 orang, 150 orang luka-luka.

Korban pemboman hotel JW Marriott jilid-2 oleh pembom bunuh diri Islam ekstrim, pada tanggal 17 Juli 2009, jam 07.45. Pada hari itu juga dibom hotel Ritz Carlton, korban tewas seluruhnya 9 orang, terma-suk orang yang terlihat pada gambar disamping. (Mr.Timothy McCay).

Islam menyebabkan pertumpahan darah lebih banyak dari sebab-sebab lain di dunia. Menurut beberapa ahli sejarah, di India saja ada jutaan orang dibunuh oleh pedang Islam, jutaan orang lainnya mati di Persia dan Mesir. Di Turki pada akhir abad ke 19, ada 1,5 juta orang Kristen Armenia dibunuh oleh Muslim Turki. Dan banyak negara-negara lain diserang penjarah Islamist, sewaktu ditaklukkan dan sewaktu dijajah berabad-abad kemudian. Hal ini berlangsung terus sampai hari ini. Moto para Islamist: “Kami lebih cinta kematian dari pada kehidupan”. Ini merujuk kepada janji Allah yang memberikan surga bagi “mereka yang berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh...” (surat 9:111).

Ini dibuktikan dengan terjadinya ribuan serangan teroris dimana-mana pada tahun-tahun terakhir. Dari 28 peperangan yang sedang berlangsung di dunia ternyata 25 melibatkan umat Islam yang jumlahnya seperlima manusia di dunia. Dan berdasarkan statistik, Muslim secara berkelompok mempunyai kecenderungan 33 kali lipat lebih besar untuk menggunakan kekerasan sebagai solusi masalah dibandingkan manusia-manusia non Muslim.

Islam adalah hasil pikiran dan klaim-klaim Muhammad atas nama Allah, dan Muslim membaca kata-katanya dalam Al Qur’an dan Hadits dan mengikutinya secara seksama dalam praktek hidup-nya.

Bagi Muslim, Muhammad adalah makhluk terbaik, manusia berakhlak mulia, paling sempurna dan teladan yang patut dicontoh, mereka telah menerima Muhammad sebagai manusia unggul dan “rahmat Allah atas manusia”. (Qs 33:21; 68:2,4) Mereka percaya jika Muhammad melakukan sesuatu, tidak peduli itu kejam atau biadab ukuran apapun, maka itu adalah tindakan yang benar dan mulia dalam ukuran Allah.

Mereka tidak menilai dia sebagai nabi dengan standard moral, kemanusiaan atau hukum emas batiniah. Konsep moral seperti itu sungguh asing bagi seorang Muslim. Bagi mereka baik dan buruk lebih ditentukan dari legalitas halal dan haram, nilai-nilai dan syariah Islam yang tidak usah mengenal logika, etika atau moralitas, yang dicap “Barat”. Tidak boleh ada pertanyaan, kritik dan tidak boleh ada masalah moral yang dipertanyakan karena mempersoalkan itu berarti meragukan Allah sendiri. Dan pemikiran demikian harus dilenyapkan mulai dari orangnya.

Walaupun Muslim telah mendengar bahwa Muhammad adalah perampok, penipu daya, pembantai massal, kejam, pedofil, haus wanita dll, namun mereka tidak pernah menyelidikinya sendiri, melainkan tetap percaya padanya tanpa berkedip.

ZAMAN SEBELUM MUHAMMAD.

Pada zaman jahiliyah yaitu sebelum Muhammad lahir, sebagian besar bangsa Arab menyembah patung-patung dan batu-batu berhala dan mereka juga menyembelih hewan-hewan kurban dihadapan patung-patung berhala itu.

Pada waktu itu bangsa Arab hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan berdiri sendiri dan saling bermusuhan, setiap sengketa yang timbul mereka serahkan penyelesaiannya kepada pemimpin kabilah mereka. Dasar hubungan dalam kabilah adalah pertalian darah. Rasa kesukuan (ashabiyah) amat kuat dan mendalam sehingga bila terjadi salah seorang diantara mereka teraniaya maka seluruh anggota kabilah akan bangkit membelanya.

Ada berbagai macam agama di Arabia, ada suku penganut Yudaisme, Kristen, Zoroastria, Sabean (agama yang percaya satu Tuhan, sekarang sudah musnah) dll. Para penganut agama-agama ini bebas melakukan ibadah agamanya. Ada pula nabi-nabi lain yang bebas berkhotbah tentang agamanya. Ada pertemuan-pertemuan rutin di Okaz dan kota-kota lainnya yang membicarakan secara terbuka masalah-masalah keagamaan, kotbah dan adu syair. Tidak ada masalah. Sikap tidak toleran terhadap kepercayaan lain di Arabia hanya bermula dari Islam.

 

KA’BAH.

Ka’bah disebut juga Ka’bah Baitullah yang berarti Ka’bah rumah Allah. Ka’bah ini merupakan bangunan berbentuk kubus tanpa atap, yang terdapat di kota Mekah di Arab Saudi. Menurut kata orang, Ka’bah ini dibangun oleh Ibrahim dan Ismail. Tetapi Abraham yang tercatat dalam Kitab Suci tidak pernah ke Arab Saudi. Sejarah dan arkeologi pun tidak membuktikan jejak-jejaknya. Rute jalannya belum exist. Perjalanan Abraham dari Ur-Kasdim, di daerah Mesopotamia, Irak saat ini, ke utara sampai di tanah Haran, Syria, lalu masuk ke tanah Kanaan.

Pada dinding sebelah timur Ka’bah, dekat sudut tenggara Ka’bah terdapat pintu masuk ke Ka’bah yang disebut pintu Ali, sedang pada sudut tenggara Ka’bah terdapat Hajarul Aswad atau lebih sering disingkat Hajar Aswad, yang berarti Batu Hitam yang diletakkan sekitar satu meter di atas tanah.

Pada zaman pra-Islam, di dalam dan di luar Ka’bah ini terdapat 360 patung-patung dan benda-benda batu-batuan yang diberhalakan oleh penduduk Mekkah, disembah sebagai sesembahan atau sebagai ilah-ilah mereka. Pedagang-pedagang Arab dalam perjalanannya sehari-hari melakukan persinggahan di Ka’bah itu, berdoa kepada ilah-ilah mereka supaya mendapat banyak rezeki.

Dahulu kala para pagan melakukan ziarah haji, ketika mengelilingi Ka’bah itu mereka harus telanjang bulat dan bertepuk tangan (Footnote HSB 843).

Ka’bah ini pernah dilanda banjir dan mengalami kerusakan, sehingga memerlukan renovasi. Di dalam Hadits diceritakan bahwa Muhammad juga ikut bekerja dalam merenovasi Ka’bah tersebut.

Ketika Muhammad memberitakan bahwa dirinya adalah seorang nabi, maka ia mendapat tantangan dan permusuhan dari sukunya sendiri yaitu suku Quraish. Karena adanya permusuhan dari suku Quraish ini, maka Muhammad terpaksa hijrah ke kota Medinah pada tahun 622. Di kota inilah Muhammad banyak berinteraksi dengan Yahudi dan Nasrani, yang menyembah Tuhan Yang Esa. Dan kelak ketika Muhammad telah mendapat banyak pengikut dari kota Medinah, Muhammad kembali menyerang kota Mekah.

Pada tahun 630 M, ketika Muhammad berdiri diluar Mekah, bersama dengan 10.000 tentara Muslim, ia ingin merebut kota itu dengan sesedikit mungkin menumpahkan darah. Ia sangat me-mahami mengapa orang-orang Mekah memeranginya. Mereka takut jika Islam menang maka pendapatan mereka yang berasal dari peziarah yang berkumpul di kuil-kuil berhala di kota mereka akan terhenti, dan mereka akan mengalami kehancuran ekonomi. Karena itu Muhammad menawarkan pada mereka kompromi berikut ini: “Hai, kalian orang-orang Mekah, jadilah Muslim sehingga dengan demikian kamu menaati Allah, Quran dan saya, utusan Allah, dengan menghancurkan semua berhala di Mekah dan saya akan menjamin bahwa kamu akan mempunyai sumber pendapatan yang tak berkesudahan. Oleh karena di masa yang akan datang bukan penyembah-penyembah berhala yang akan berziarah ke Mekah tetapi orang-orang Muslim, dan kamu akan memperoleh pendapatanmu”. Untuk membuktikan hal ini ia meminta Allah mewahyukan beberapa ayat rujukan di dalam Qur’an yang memerintahkan orang Muslim untuk melaksanakan ibadah Haji (ziarah) ke Mekah dan sekitarnya. Itu dapat kita saksikan dalam Quran surat 3: 97 dan 2: 125

Upacara ibadah Haji.

 

Sampai hari ini umat Islam seluruh dunia tiap tahun berbondong-bondong pergi ke Mekah, melakukan rukun Islam yang ke lima, yaitu ibadah haji sebagai tamu Allah. Di dalam upacara ibadah haji ini mereka berusaha untuk dapat mencium Hajar Aswad sebanyak tujuh kali. Mencium Hajar Aswad ini mereka lakukan sesuai apa yang telah dilakukan oleh nabi mereka seperti yang tertulis di dalam Hadits Shahih Muslim (HSM 1190) sebagai berikut:

 

 

“Tatkala Rasulullah SAW tiba di Mekah, mula-mula beliau men-datangi Hajar Aswad lalu beliau mencium”.

Sebelum mencium Hajar Aswad itu, Muhammad menyebutkan:

“Labbaik allahuma labbaik” yang berarti:

“Ya Allah atas panggilanMu aku datang kepadaMu”. (HSM 1150)

 

Pada hakekatnya upacara ibadah haji saat ini tidak lain adalah kelanjutan dari upacara haji penyembah berhala pada zaman pra-Islam. Bedanya hanya terletak pada yang mereka sembah. Pada zaman pra-Islam mereka menyembah pelbagai berhala diantara 360 buah, sedang zaman sekarang ini mereka me-nyembah berhala yang esa atau satu, yaitu Hajar Aswad yang dipanggil dengan namanya yaitu Allah.

 

RIWAYAT SINGKAT MUHAMMAD.

Riwayat hidup atau biografi Muhammad disebut Sirat Rasul Allah. Dengan mmempelajari kisah kehidupan sang nabi yang tertulis di dalamnya, maka kita bisa menelusuri sejarah kehidupannya, serta mengintip jalan pikir Muhammad untuk mengerti perbuatannya dan mengapa dia berbuat demikian.

Kelahiran dan masa kecil Muhammad.

Pada tahun 570 M di Mekah lahirlah seorang anak laki-laki dari ayahnya yang bernama Abd Allah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abd Munaf bin Qusai bin Kilab bin Murra bin Ka’b bin Lu’ayy bin Ghalib bin Fahd bin Malik bin Al-Nadr bin Kinana bin Khuzaima bin Mudraka bin Elias bin Mudar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Dikatakan oleh sebagian pakar Islam bahwa Adnan adalah salah satu dari anak Ismail, namun hal ini tidak dapat dipastikan oleh sarjana-sarjana Muslim. Malahaan Ibn Abbas melaporkan:

“Antara Adnan dan Ismail ada 30 generasi yang tidak diketahui” (Al-Sira al-Nabawiyya, by Ibn Kathir).

Yang menarik pula adalah fakta bahwa asal usul Muhammad justru mempunyai garis keturunan Yahudi karena Mudraka bin Elias bin Mudar adalah seorang Yahudi dari suku Gad. (Dicatat oleh Al-Tabari dan Imam As-Suheili, yang dianggap sebagai sarjana-sarjana Muslim yang hebat).

Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdulmanaf bin Zurah bin Kilab bin Murah. Dengan demikian ayah dan ibu Muhammad masih satu keturunan.

Waktu Aminah hamil tiga bulan Abdullah meninggal. Waktu Muhammad berusia lima tahun, Aminah meninggal. Waktu Muhammad lahir ia dibawa kakeknya Abdul Muthalib ke kaki Ka’bah dan disana bayi itu diberi nama Muhammad (berarti yang terpuji). Meskipun Muhammad anak laki-laki Aminah satu-satunya, setelah Muhammad lahir dia diserahkan kepada Thueiba, pelayan dari paman Muhammad yang bernama Abu Lahab (orang yang sama yang dikutukinya dalam Quran sura 111, sekalian juga dengan istrinya). Tetapi kemudian Aminah menyerahkan Muhammad kepada Halimah seorang wanita Bedouin untuk dibesarkan di padang pasir, kala itu Muhammad berusia 6 bulan.

Halimah adalah wanita yang menyusui Muhammad, enam puluh tahun kemudian baru terungkap bahwa awalnya Halimah tidak mau mengurus Muhammad karena dia anak yatim dari janda miskin. Tetapi akhirnya Halimah mau mengurus Muhammad karena dia tidak mendapatkan anak dari keluarga kaya dan keluarganya sendiri sangat memerlukan uang walaupun sedikit upah yang diterimanya.

Halimah melaporkan bahwa Muhammad adalah anak yang penyendiri. Dia suka hidup dalam khayalannya sendiri dan bercakap-cakap dengan teman-teman khayalannya yang tidak bisa dilihat orang lain. Kesehatan mental Muhammad mengkhawatirkan ibu asuhnya sehingga dia mengembalikan Muhammad kepada ibunya Aminah ketika berusia lima tahun. Karena masih belum punya suami baru, Aminah ragu-ragu untuk menerima kembali anaknya sampai Halimah menceritakan kepadanya kelakuan dan khayalan Muhammad yang aneh.

Ibn Ishaq mencatat kata-kata Halimah:

Ayahnya (ayah dari anak laki-laki Halimah satu-satunya) berkata kepadaku: “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung, maka bawalah dia kembali ke keluarganya sebelum terjadi akibat buruk” … Dia (ibu Muhammad) terus menggangguku sampai aku menceritakan kepadanya. Ketika dia bertanya apakah aku takut anaknya (Muhammad) kerasukan setan, maka kujawab: “Ya”

[Sirat ibn Ishaq, page 72: Ibn Ishaq (baca Is-haq, nama Arab bagi Isaac) adalah penulis sejarah Muslim, lahir di Medina kira-kira 85 tahun setelah Hijra (yakni tahun 704, dia meninggal tahun 768). Dialah penulis pertama sejarah hidup Muhammad dan peristiwa-peristiwa perangnya. Kumpulan kisahnya tentang Muhammad disebut “Sirat al-Nabi” (“Kisah hidup sang Nabi”). Buku ini telah hilang. Akan tetapi kumpulan tulisan Ibn Ishaq dengan catatan-catatan tambahan dari Ibn Hisham (mati tahun 834) masih tersedia dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Ibn Hisham mengaku sengaja tidak menyertakan beberapa tulisan Ibn Ishaq yang dianggap memalukan kaum Muslim. Beberapa bagian kisah memalukan ini dikutip oleh Tabari (838-923) yang adalah penulis sejarah terkenal dan paling terkemuka dari Persia dan juga penulis tafsir Qur’an.].

Suami Halimah berkata: “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung”. Keterangan ini penting. Bertahun-tahun kemudian Muhammad menceriterakan pengalaman masa kecilnya yang aneh:

Dua orang berpakaian putih datang kepadaku dengan baskom emas penuh salju. Mereka memegangku dan membelah tubuhku dan mengambil dari dalam tubuhku gumpalan hitam yang lalu mereka buang. Lalu mereka mencuci jantung dan tubuhku dengan salju sampai murni. [W.Montgomery Watt: terjemahan tulisan biografi Muhammad oleh Ibn Ishaq (hal 36)]

Muhammad sekarang hidup bersama ibunya lagi, tetapi ini tidak berlangsung lama. Setahun kemudian Aminah meninggal (576 AD) dan dikuburkan di Abwa, yang terletak diantara Mekah dan Medinah.

Ketika Muhammad menaklukkan Mekah, limapuluh tahun setelah kematian ibunya, dia menyambangi kuburan ibunya. “Ini adalah kuburan ibuku; Tuhan mengijinkanku untuk melawatnya. Aku ingin berdoa baginya, tetapi tidak dikabulkan. Maka aku memanggil ibu untuk mengenangnya dan ingatan lembut tentang dirinya menyelubungiku, dan aku menangis”.

[Tabaqat Ibn Sa’d p.21. Ibn Sa’d (784-845) adalah ahli sejarah, murid dari al Waqidi. Dia membagi tulisannya dalam delapan bagian, dan menamakannya Tabaqat (kategori2). Yang pertama adalah kisah hidup Muhammad (Vol.1), lalu perang2nya (Vol.2), pengikut2nya di Mekah (Vol.3), pengikut2nya di Medinah (Vol.4), cucu2nya, Hassan dan Hussein dan tokoh2 Muslim yang utama (Vol.5), pengikut2 dan sahabat2 Muhammad (Vol.6), pengikut penting berikutnya (Vol.7) dan beberapa tokoh Muslimah (Vol.8)].

Apakah yang dilakukan Aminah sehingga Tuhan tidak mengabulkan Muhammad berdoa bagi ibunya? Mungkinkah dia mengingatnya sebagai wanita dingin yang tidak sayang anak sehingga Muhammad mengalami luka batin yang tidak pernah sembuh?

Muhammad kemudian hidup bersama kakeknya Abdul Muthalib yang sangat memanjakan dan memperhatikan Muhammad lebih banyak dari putra-putranya sendiri. Muir dalam Biography of Muhammad menulis: “Anak itu dirawat dengan penuh kasih sayang olehnya. Sebuah karpet biasa dibentang di bawah bayang-bayang Ka’bah dan Abdul Muthalib berbaring terlindung dari terik matahari. Di sekitar karpet dengan jarak yang tidak jauh, duduklah putra-putranya. Muhammad kecil berlari mendekat kakeknya dan mengambil karpet tersebut. Putra-putranya hendak mengusirnya pergi, tapi Abdul Muthalib mencegahnya dan berkata: “Jangan larang putra kecilku”. Dia lalu mengelus punggungnya karena merasa girang melihat tingkah lakunya yang kekanakan.

Muhammad diurus oleh Baraka ibu asuhnya, tetapi dia selalu pergi darinya dan pergi ketempat tinggal kakeknya bahkan jika dia sedang sendirian dan tidur. Muhammad ingat perlakuan penuh kasih sayang dari kakeknya, dia sering berkhayal, di kemudian hari dia berkisah bahwa kakeknya biasa berkata: “Biarkan dia karena dia punya nasib yang hebat dan akan menjadi pewaris kerajaan” dan berkata kepada Baraka: “Awas jangan sampai dia jatuh ke tangan orang-orang Yahudi dan Kristen, karena mereka mencarinya dan akan melukainya”.

Paman-pamannya tidak percaya kepadanya kecuali Hamza yang usianya sepantar dengan Muhammad. Abas di kemudian hari bergabung dengan Muhammad tetapi setelah bintang Muhammad bersinar dan dia beserta pasukannya berada di depan Mekah siap untuk menyerang.

Nasib tidak berpihak pada Muhammad, dua tahun setelah dia hidup bersama kakeknya, sang kakek meninggal dunia pada usia 82 tahun. Muhammad merasa sedih karena kehilangan kakeknya, ketika dia berada di penguburan jenazah di Hajun, dia menangis. Bertahun-tahun kemudian dia masih mengenang kakeknya.

Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya Abu Talib, dengan kasih sayang yang sama besarnya seperti kasih sayang Abdul Muthalib kepadanya, tulis Muir. “Dia mengizinkannya tidur di atas ranjangnya, makan di sisinya dan pergi bersamanya ke luar negeri. Dia terus memperlakukan Muhammad dengan lembut sampai Muhammad dewasa”.

Ibn Sa’d mengutip Waqidi yang mengisahkan bahwa Abu Talib meskipun tidak kaya, mengasuh Muhammad dan mencintainya lebih dari anak sendiri. Suatu hari (582 AD) Abu Talib hendak pergi ke Syria untuk berdagang. Dia tidak membawa Muhammad yang berusia 12 tahun pergi, “ketika kafilah sudah siap berangkat dan Abu Talib siap menaiki untanya, keponakannya yang tidak mau ditinggal lama, memeluknya erat-erat. Abu Talib terharu dan membawa dia pergi bersamanya”. Eratnya hubungan Muhammad dan pamannya menunjukkan Muhammad selalu takut kehilangan orang-orang yang dikasihinya.

Ketika pamannya hampir ajal di ranjang, Muhammad menengoknya, semua putra-putra Abdul Muthalib ada disitu. Abu Talib meminta dengan tulus kepada saudara-saudara lakinya untuk melindungi Muhammad yang sekarang berusia 53 tahun. Mereka berjanji untuk melakukannya termasuk Abu Lahab yang dikutuki Muhammad dalam Qur’an.

Setelah itu Muhammad meminta pamannya masuk Islam tetapi sang paman tersenyum dan berkata bahwa dia lebih memilih mati dengan agama kakek moyangnya. Muhammad meninggalkan ruangan sambil berkata: ”Aku ingin berdoa baginya, tapi Allah melarangku”.

Ini adalah kata-kata yang sukar dipercaya dimana Allah melarang nabinya meminta ampun bagi orang yang membesarkannya, melindunginya sampai ajal, dan berkorban begitu banyak baginya.

Pengikut Muhammad adalah orang-orang lemah dari kalangan rendah, untuk mendongkrak keberadaannya dia butuh orang-orang yang berpengaruh masuk Islam. Muhammad sangat girang ketika Abu Bakar dan Omar menjadi pengikutnya. Jika Abu Talib bersedia masuk Islam, maka Muhammad akan tampak lebih terhormat di antara para pamannya dan masyarakat Quraish. Suku Quraish adalah suku Arab yang tinggal di Mekah dan penjaga bangunan Ka’bah. Dan Muhammad sangat butuh pengakuan kebenaran agamanya dari Abu Talib.

Pengorbanan Abu Talib dan keluarganya kepada Muhammad sangatlah banyak, meskipun tidak percaya Islam, Abu Talib bagaikan batu tegar menghadapi seluruh rakyat Quraish untuk membela Muhammad dari segala ancaman yang ada selama 38 tahun.

Sampai saat itu Muhammad tidak melakukan pekerjaan apapun yang penting. Saat-saat tertentu dia menggembalakan kambing dan ini sebenarnya adalah pekerjaan kaum perempuan dan dianggap bukan pekerjaan lelaki oleh orang-orang Arab. Bayarannya rendah dan dia bergantung pada kemurahan hati pamannya.

Pada tahun 595 AD ketika Muhammad berusia 25 tahun, Abu Talib mencarikan pekerjaan sebagai bendahara disebuah perusahaan milik wanita pedagang kaya yang masih saudara jauh bernama Khadijah berusia 40 tahun. Dia adalah seorang janda yang sukses dalam berdagang. Khadijah memerintahkan Muhammad melakukan satu perjalanan ke Syria untuk menjual dagangannya dan membeli pesanannya. Ketika dia kembali, Khadijah jatuh cinta pada Muhammad dan meskipun Muhammad hanya pelayannya, Khadijah melamar Muhammad untuk menikah dengannya.

Bagi Muhammad (25 th) pernikahan dengan Khadijah (40 th) merupakan untung besar karena dari Khadijah dia bisa mendapatkan kasih sayang keibuan yang tidak didapatkannya sejak kecil dan juga jaminan keuangan dan emosional sehingga dia tidak perlu kerja lagi. Khadijah dengan senang hati memenuhi segala keperluan suaminya. Muhammad punya tujuh anak dengan Khadijah, yang sudah berumur 40 tahun ketika dinikahinya. Anak-anak ini didapat ketika Muhammad berumur 25 sampai 40 tahun.

Muhammad tidak suka bekerja, juga Muhammad tidak membantu Khadijah mengurus ke sepuluh anaknya karena dia lebih memilih menyendiri di gua Hira dekat Mekah, menghabiskan waktunya di dunianya sendiri, sibuk berkhayal dan merenung.

Pada tahun 613 AD ketika Muhammad berusia 40 tahun dan setelah berhari-hari menghabiskan waktu di gua seorang diri, Muhammad mengalami pengalaman yang aneh. Dia juga mulai mengalami kontraksi otot, sakit perut dan merasa seperti dihimpit kuat-kuat, kejang-kejang otot, kepala dan bibir bergerak-gerak diluar kontrol, berkeringat dan jantung berdebar-debar. Dalam keadaan ini dia mendengar suara-suara dan mengaku melihat hantu.Dia lari ke rumah ketakutan, gemetar dan berkeringat. “Selimuti aku, selimuti aku” pintanya kepada isterinya. “O Khadijah, ada apa dengan diriku?” Dia menceriterakan semua yang terjadi dan berkata: “Aku takut sesuatu telah terjadi padaku”. Dia mengira kerasukan setan lagi. Khadijah menenangkannya dan mengatakan padanya untuk tidak merasa takut, karena sebenarnya dia didatangi seorang malaikat dan dipilih sebagai nabi.

Setelah pertemuannya dengan makhluk halus yang disebut-sebut sebagai malaikat Jibril, Muhammad yakin atas keterangan isterinya tentang status kenabiannya. Kedudukan nabi menyenangkan hatinya dan memenuhi angan-angannya untuk merasa bermegah diri.

Sejak masa mudanya Muhammad sering menghadiri bazar yang diadakan di Okaz, orang-orang dari berbagai tempat bertemu untuk berdagang dan bersuka ria. Disana para pengkhotbah Kristen membacakan kisah-kisah nabi dan Yesus dari Alkitab mereka untuk menangkap para hadirin. Muhammad terkagum-kagum oleh kisah-kisah tersebut. Menjadi orang yang dicintai dan dihargai serta ditakuti setiap orang, betapa hebat rasanya menjadi seorang nabi, itulah angan-angan dan pemikiran yang memenuhi benaknya.

Maka Muhammad memilih Allah sebagai pasangannya. Sekutu khayalannya ini maha kuasa dan maha kuat. Ini akan membuat dirinya kuat tanpa batas. Dia satu-satunya yang punya akses langsung ke Allah dan dialah utusanNya di bumi. Melalui Dia, Muhammad bisa mendapat wewenang tak terbatas terhadap para pengikutnya. Dia menjadi tuan atas nyawa mereka. Hanya ada satu Tuhan, maha kuasa, ditakuti, murah hati dan juga pengampun dan dia Muhammad adalah satu-satunya yang menjadi penghubung antara Tuhan dan manusia. Ini membuat Muhammad sebagai wakil Allah. Agar yakin tak seorangpun merampas posisinya, dia juga mengklaim sebagai nabi terakhir. Kekuasaannya dengan demikian menjadi mutlak dan kekal. Diapun mulai berkhotbah yang isinya menyampaikan berita bahwa dia telah menjadi seorang rasul ...

Pada zaman pra-Islam, di dalam dan di luar Ka’bah terdapat ± 360 patung-patung dan benda-benda batu-batuan yang diberhalakan dan disembah sebagai ilah-ilah masyarakat zaman itu. Salah satu dewa bernama Allah yaitu dewa bulan yang beristerikan dewi matahari lalu mempunyai anak-anak perempuan yang diberi nama Al-Lata, Al-Uzza dan Al-Manat yang adalah dewi-dewi bintang.

Allah dengan ke tiga putrinya digambarkan dengan symbol bulan sabit dan bintang. Allah ini mempunyai karya mengairi bumi, tanah-tanah gurun di jazirah Arab, mereka percaya bahwa Allah ini adalah dewa yang paling utama atau paling besar dibandingkan dengan semua dewa-dewa yang lain dan merupakan dewa termulia dalam kuil pemujaan.

Dalam perenungannya, Muhammad memutuskan bahwa Allah merupakan dewa yang terbesar, dia meniadakan isterinya (dewi matahari), ketiga putrinya dan juga semua dewa yang lain dan menetapkan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Walaupun oleh Muhammad, Allah ditetapkan sebagai satu-satunya Tuhan, tetapi tetap berasal dari politeisme yaitu modifikasi dari penyembahan banyak ilah/berhala menjadi penyem-bahan terhadap satu Tuhan yang berakar pada penyembahan bulan.

Islam membuktikan dirinya sebagai sebuah agama terpisah dan antagonistik yang muncul dari penyembahan berhala. Symbol Islam yang adalah bulan sabit menunjukkan akar penyem-bahannya:

  • Bulan sabit terletak di puncak-puncak masjid dan menara azan.
  • Bulan sabit digambarkan pada bendera-bendera negara Islam.
  • Umat Muslim berpuasa pada bulan yang berawal dan berakhir dengan munculnya bulan sabit di langit.

Leontin jimat dewi Al-Lata.

Ditemukan di Adumattu, Arabia, untuk menolak setan. Simbol bulan bintang pada jimat itu, menunjukkan bahwa simbol itu telah dipakai para pagan sebelum Islam.

Al-Lata adalah salah satu putri Allah (Qs 53:19).

TURUNNYA WAHYU KEPADA MUHAMMAD

Di dalam Mukadimah Al Qur’an terbitan Departemen Agama, disebutkan bahwa: Wahyu datang seperti suara lonceng, yaitu gemerincingnya lonceng. Ini dirasakan amat berat oleh Muhammad. Keningnya banyak berkeringat, sekalipun pada musim dingin. Kadang -kadang wahyu datang ketika Muhammad sedang naik unta. Saat wahyu turun nabi seperti menderita demam yang keras, menggigil. Setelah gejala-gejala ini maka keadaannya baru bisa kembali seperti biasa.

Disamping itu semua, hadits-hadits juga menyebutkan sebagai berikut:

  1. Ketika wahyu selesai turun, maka nabi bersimbah peluh walaupun hari amat dingin (HSB no.3).
  2. Nabi cemas akan dirinya, dan rasa ketakutan.
  3. Nabi jatuh ke tanah tak sadarkan diri, dengan ke dua mata melotot menghadap ke langit.
  4. Umar bertanya, nabi diam seketika, dan ketika itu wahyu turun. Umar memberi isyarat kepada Ya’ala, lalu ia datang mendekat. Lalu nabi diselubungi dengan kain, kepalanya dimasukkan ke dalam selubung itu. Kelihatan muka nabi merah dan beliau seperti mendengkur. (HSB 799) e.
  5. Ketika wahyu terhenti, Muhammad sangat sedih dan cemas akan dirinya. Lalu pergi ke puncak bukit untuk menjatuhkan dirinya. Hal ini dilakukan berkali-kali, tetapi selalu dihalangi oleh Jibril. (HSB 1846)

Kesimpulan dari dampak wahyu yang diterima Muhammad:

  1. Muhammad merasakan adanya deringan dalam telinganya seolah-olah seperti mendengar bel berdering. (Hadits I/1, dan IV/438)
  2. Jantungnya berdegup dengan cepat. (Hadits I/3)
  3. Wajahnya menjadi merah. (Hadits II, pasal 16, hal 354; V/618; VI/508)
  4. Nafasnya sangat berat. (Hadits VI/508)
  5. Dia tiba-tiba terjatuh atau terbaring. (Hadits II, pasal 16, halm 354; IV/461, “Saya jatuh ke tanah”; V/170, “Dia jatuh tak sadarkan diri di tanah dengan ke dua mata melotot menghadap ke langit”; VI/448, “Saya jatuh ke tanah.”)
  6. Dia akan minta diselimuti badannya. (Hadits I/3; II pasal 16, halm 354; III/17; IV/461, “Saya jatuh ke tanah …. Dan berkata, “Selimuti saya! (dengan) selimut, selimuti saya!” Kemudian Allah mengirimkan wahyunya: “Wahai engkau yang terbungkus selimut!” (Hadis V/170, “Dia jatuh tak sadarkan diri di tanah dengan kedua mata (terbuka) menghadap ke langit. Ketika dia sadar, dia berkata, “Kain sarung saya! Kain sarung saya!” (Hadits IV/447, 448, 468, 481)
  7. Bibirnya gemetar ketika dia terkapar di tanah. (Hadits, I/4)
  8. Dia mendengar dan melihat sesuatu yang orang lain tidak dengar dan tidak lihat. (Hadits I/2,3; IV/458, 461; III/829; IV/95; V/462)
  9. Dia akan berkeringat banyak sekali. (Hadits I/2; II/544; III/829; IV/95; V/462)
  10. Dia kadang-kadang mendengkur seperti onta. (Hadits II, ps 16, halm 354; III/17)
  11. Dia kadang-kadang bermimpi. (Hadits I/3; V/659; VI/478)

[Di Hadits lain; ketika kedatangan wahyu, Muhammad tercatat mengalami stress dengan mulut berbuih dan mata tertutup. Lalu sesekali mendengus seperti anak unta (Ahmad bin Hanbal I/34, 464; VI/163). Abu Huraira berkata bahwa nabi mendapat sakit di bagian kepala. Dan Ibnu Hisham dalam Al-Sirah al-Nabawiya berkata bahwa nabi biasa berlaku seperti orang mabok ketika wahyu datang kepadanya dan lain-lain] “Dia pernah kena sihir, sehingga beliau mengkhayalkan mengerjakan sesuatu, padahal beliau tidak mengerjakannya.” (HSB 1414)

Dampak negatif demikian tak pernah dialami oleh nabi-nabi manapun, tetapi Khadijah meyakinkan Muhammad bahwa Muhammad telah diangkat menjadi nabi dan ruh yang datang kepada Muhammad adalah ruh Jibril, dan itu sudah teruji. Uji yang dimaksud adalah uji yang berkonotasi seks yang dilakukan oleh Khadijah terhadap Ruh Jibril.

Ibn Hisham menulis demikian:

Khadijah bertanya kepada Muhammad: “Apakah engkau dapat mengatakan kepadaku tatkala kawan yang mengunjungimu (ruh Jibril) itu datang?” Muhammad menjawab: “Ya.” Ketika dia datang, Muhammad memberitahukan kepada Khadijah. Khadijah berkata lagi: Apakah engkau melihatnya sekarang?” Muhammad menjawab: “Ya.” Dia mengatakan berbaliklah dan duduk di paha sebelah kananku. Muhammad pun melakukannya. Dia mengatakan kepadanya: “Apakah engkau masih dapat melihatnya?” Muhammad menjawab: “Ya.” Khadijah kecewa dan membuka hijabnya dan melemparkannya ke bawah, saat Muhammad sedang duduk di pangkuannya, Khadijah berkata kepada Muhammad: “Apakah engkau masih dapat melihatnya?” Dan Muhammad menjawab: “Tidak.” Khadijah berseru kepadanya: “Yakin dan bersuka-citalah, demi Allah, dia adalah malaikat dan bukan setan, karena setan tidak akan malu (dan menghilang jika wanita membuka baju), tidak seperti malaikat.” (The Life of the Prophet by Ibn Hisham, hal 174)

Hal yang sama juga telah ditulis dalam banyak referensi Islam:

Lihat The Beginning and the End oleh Simail Ibn Kathir, vol.III, hal.15; Sirat Al-Maghzai, oleh Ibn Ishaq, hal.133; Rawd Al-Unuf oleh Ibn Hisham, hal.271-272; The Life of Muhammad oleh Dr Haikal (1982), hal.152; dan Al-Isabafi tamyiz al-Sababa (Finding the Truth in Judging the Muhammad’s Companions) oleh Ibn Hajar Asqalani (1372-1449), vol.IV, hal.273.

Dengan demikian “Kenabian” Muhammad tidak pernah dibuktikan oleh siapapun kecuali oleh isterinya, Khadijah, dengan cara-caranya pribadi.

 

MUHAMMAD MULAI BERKHOTBAH

Muhammad pun mulai berkhotbah. Mula-mula kepada penduduk Mekah, isi khotbahnya adalah pernyataan bahwa Muhammad adalah seorang rasul, pemberi peringatan dari Tuhan. Kemudian diserukan agar masyarakat Mekah membuang semua dewa-dewa yang lain kecuali Allah. Allah adalah satu-satunya Tuhan yang harus disembah, siapapun diharapkan untuk menghormatinya, mencintainya, menaatinya dan bahkan takut padanya. Tidak ada tuhan selainnya, selain Allah!

Muhammad sadar akan pengaruh khotbah, dia percaya bahwa dalam kemahiran berkhotbah terdapat kekuatan sihir. (Sunan Abu Dawud; Book 41, Number 4994). Artinya beberapa orang yang tadinya tidak mau melakukan sesuatu tetapi karena pengaruh khotbah yang hebat, maka kemudian orang-orang itu mau melakukannya. Dalam Hadits yang lain dia berkata: “Aku telah diberi kunci-kunci khotbah yang berpengaruh dan diberi kemenangan melalui teror” (Shahih Bukhari Vol.9 Book 87, Number 127).

Masyarakat Arabia adalah penganut politeisme. Monoteisme yang diserukan Muhammad mendapat penolakan dan penentangan dari masyarakat penduduk Mekah. Tigabelas tahun telah berlalu dan Muhammad hanya mendapatkan pengikut sekitar 80 orang.

Khadijah adalah pengikut pertama Muhammad, kemudian pengikutnya bertambah dengan sosok Abu Bakar, Utsman dan Umar. Selain dari mereka, pengikut Muhammad yang lain adalah budak-budak milik orang kaya Quraish dan beberapa pemuda yang tidak punya pengaruh. Setelah membuat jengkel masyarakat Mekah selama bertahun-tahun dengan mengejek agama dan dewa-dewa mereka maka masyarakat Mekah akhirnya tidak mau berhubungan dengan dia maupun pengikutnya, termasuk hubungan dagang.

Ayat-ayat setan.

Sikap memusuhi dan boikot ekonomi mengakibatkan banyak kesusahan pada kaum Muslim awal sehingga Muhammad memerintahkan mereka pindah ke Abyssinia. Akhirnya untuk menyenangkan hati masyarakat Mekah, Muhammad terpaksa berkompromi, bahkan memberi konsesi.


Ibn Sa’d menulis: “Suatu hari Nabi berada dikumpulan orang-orang di Ka’bah dan membacakan bagi mereka Sura an Najm (Sura 53). Ketika sampai di ayat 19-20 yang tertulis: “Apakah kau telah mempertimbangkan Lat dan Uzza dan Manat, ketiga yang lain?”, maka setan menaruh kedua ayat-ayat itu di mulut sang Nabi: “Mereka adalah pengantara-pengantara yang ditinggikan, yang syafaatnya diharapkan” (Tabaqat Volume 1, page 191). Kata-kata ini menyenangkan hati masyarakat Quraish dan mereka segera menghentikan boikot ekonomi dan permusuhan. Kabar ini terdengar oleh para Muslim Abyssinia yang dengan senang balik ke Mekah.


Tak lama kemudian Muhammad sadar bahwa mengakui putri-putri Allah sebagai dewi-dewi telah merusak kedudukannya sendiri sebagai satu-satunya perantara bagi Allah dan manusia, dan membuat agamanya tidak beda dengan agama pagan dan karenanya agamanya menjadi tak berguna. Maka dia pun menarik kembali kedua ayat yang mengakui putri-putri Allah, dan menyebutnya sebagai ayat-ayat yang diinspirasikan oleh setan.


Setelah itu dia meralatnya dengan:

Maka apakah patut kamu (hai orang-orang) musyrik menganggap Al Lata dan Al Uzza, dan Al Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah). Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (Qur’an 53:19-22).

Artinya betapa beraninya kamu menyebut Tuhan punya anak-anak perempuan, sedangkan kau sendiri bangga punya anak-anak laki-laki? Ya, kaum perempuan memang dianggap bodoh oleh Islam dan karenanya tidak layak bagi Allah untuk punya anak-anak perempuan. Memang ini benar-benar tidak adil.


Tetapi atas kejadian ini sejumlah pengikut Muhammad me-ninggalkan Islam, untuk mendapatkan kembali kepercayaan pengikutnya buru-buru Muhammad mengeluarkan ayat sebagai berikut Qur’an Al Hajj 22:52-53, demi membenarkan dirinya ditengah-tengah semua nabi-nabi lainnya.


52 Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayatNya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

53 agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya.


Dari mana Muhammad dapat mengatakan bahwa semua nabi juga telah dimasuki ayat-ayat setan seperti dirinya?


Beberapa pengikutnya sadar Muhammad mengarang Al Qur’an sesuai situasi dan kondisi yang diinginkan dirinya, sehingga mereka meninggalkannya. Para penyembah berhala di kota Mekah mengejek bahwa Allahnya Muhammad tidak konsisten dan selalu berubah-ubah pikirannya. Inilah kisah munculnya “ayat-ayat setan” yang sangat menghebohkan tatkala Islam masih lemah. Walaupun kini disembunyikan, literatur mengenai ayat-ayat setan ini sesungguhnya banyak sekali sehingga bila dibukukan bisa merupakan buku yang sangat tebal. Ini bukan bikinan musuh-musuh Islam seperti yang sering dituduhkan (misalnya terhadap Salman Rushdy), melainkan dihimpun oleh tokoh-tokoh Muslim sendiri yang terkenal seperti al-Tabari, Ibn Ishak, Waqidi, Ibn Sa’d dll.


Muhammad kemudian bertobat tetapi tanpa minta ampun kepada Allah atas dosanya dan kembali menyembah satu-satunya Allah Swt. Karena ejekan-ejekan masyarakat Mekah kepada Muhammad, dia kemudian meninggalkan Mekah menuju Ta-if. Tetapi di Ta-if tidak ada orang yang mau masuk Islam, sehingga Muhammad memutuskan untuk kembali ke Mekah.


Dalam perjalanan kembali ke Mekah, menurut Al Qur’an surat 46:29-35, 72:1-28, Muhammad berkhotbah di hadapan para jin dan mereka bertobat dan masuk Islam. Menurut Al Qur’an para jin tersebut kemudian berkhotbah tentang Islam kepada manusia. Jadi roh-roh jin laki-laki dan perempuan yang mendiami pohon-pohon, batu-batu karang dalam sungai dan kolam di jazirah Arab sekarang masuk Islam dan berada di bawah kekuasaan Muhammad (Guillaume, Islam, pp 37-38). Inilah bentuk klasik shamanisme yang kini di klaim oleh Muhammad sebagai penguasa atas roh-roh jin yang ada di bumi.

(Shamanisme adalah suatu paham keagamaan yang mempercayai roh-roh sakti yang dapat dikuasai oleh para dukun, santet atau penyihir).


Setibanya Muhammad di Mekah tetap saja masyarakat Mekah tidak menggubris ajakan Muhammad untuk masuk Islam. Masyarakat Mekah sama seperti kebanyakan non-Muslim, mereka adalah polytheis yang umumnya toleran terhadap agama lain. Pluralitas agama-agama dikenal di jaman itu dan tidak ada penindasan dengan alasan agama. Maka penduduk Mekah merasa tersinggung ketika Muhammad menghina dewa-dewa mereka, sedangkan sejak semula mereka tidak melukai Muhammad.




Ayat-ayat Makiyah.


Pada waktu Islam masih lemah, mereka menyuarakan ayat-ayat yang lembut sekali, mengembik manis seperti domba. Ayat-ayat yang dikeluarkan di Mekah waktu Islam masih lemah disebut ayat-ayat Makiyah yang dijuluki sebagai ayat-ayat merpati, contohnya:

* “Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku.” (Qs 109:6)

* Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan

jauhilah mereka dengan cara yang baik. (Qs 73:10)

* Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan

bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu. (Qs 20:130)

* Kami (Allah) lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu

sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. (Qs 50:45)

* Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta

berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. (Qs 7:199)

* Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (Qs 15:85)

* Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka

memaafkan orang-orang yang tiada takut akan hari-hari Allah karena Dia akan

membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS 45:14)

* Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang

paling baik. (Qs 29:45)


Mereka – para Muslim awal ini – malahan merangkul orang-orang Nasrani dengan ayat-ayat pujian Allah:

Dan sesungguhnya akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya terhadap orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani” (Qur’an, Surat 5:82).

Seakan-akan Islam adalah agama yang penuh kasih sayang, amat bertoleransi dan cinta damai terhadap pemeluk-pemeluk agama non Islam.


Ayat-ayat Madaniyah.


Tetapi cepat atau lambat, begitu jumlah pemeluk Islam mulai berkembang maka suara merekapun menggelegar seperti gerombolan srigala. Ketika Muhammad hijrah ke Medinah dan mendapati kekuasaan yang makin besar, maka tidak terdengar lagi embikan domba, kecuali untuk bersiasat sesaat.

Segera tampak mereka tidak dapat menyembunyikan sifat asli dari Islam, maka keluarlah ayat-ayat Madaniyah yang keras yang disebut juga ayat-ayat pedang, ditujukan kepada orang-orang yang dianggap kafir, contohnya:


* Hai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu. (Qs 9:123)

* Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Qs 3:85)

* bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka. (Qs 9:5)

* Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu. (Qs 2:191)

* Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. (Qs 9:193)

* Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (Qs 9:14)

* Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa .. (Qs 9:66)

* Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. (Qs 9:28)

* Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. (Qs 9:29)

* Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir, maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak menyia-nyiakan amal mereka. (Qs 47:4)


Terhadap orang Nasrani (Kristen) yang dahulu dirangkulnya kini mereka berbalik mengeluarkan ayat-ayat yang berlawanan atau ber-kontradiksi, padahal kontradiksi dalam Qur’an dianggap sebagai bukti bahwa itu bukan wahyu (Qs 4:82)

Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila’nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (Qs 9:30 kontradiksi dengan Qs 5:82)


Atas dasar ayat Madaniyah yang kontradiktif itulah maka orang Kristen tiba-tiba menjadi orang kafir. Malahan orang kafir dicap sebagai binatang yang paling jahat.


Sesungguhnya sejahat-jahat binatang disisi Allah ialah orang-orang kafir”

Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan (teror) ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. Maka bukan kamu yang membunuh mereka tetapi Allah-lah yang membunuh mereka. (Qur’an Surat 8:12,17).


Bukan terhadap orang-orang Kristen saja diberlakukan perintah untuk dibunuh, tetapi juga kepada orang-orang non Muslim yang beragama lain.


Dimanapun engkau berjumpa dengan orang-orang yang tidak beriman/orang kafir bunuhlah mereka, karena barangsiapa membunuh mereka, kepadanya akan diberikan pahala pada hari kiamat/kemudian. (HSB IX /4).


Ayat yang menyatakan “tidak ada paksaan dalam beragama Islam” (Qs 2:256) hanya berumur pendek, karena harus digantikan. Mereka yang kafir akan diperangi, dikucilkan, atau dipaksa masuk Islam atau hilang nyawa.

Demikian juga “jika seorang Muslim meninggalkan Islam dan masuk ke agama lain, bunuhlah mereka” (HSB IX/57).


Era teror mulai diberlakukan Islam.

Darah seorang Muslim juga dibedakan dengan darah non Muslim/kafir, sementara darah seorang Muslim yang membunuh non Muslim itu dihalalkan, namun seorang Muslim tidak akan dijatuhi hukuman mati ketika mereka membunuh orang non Muslim (HSB IX/50, HSB IV/196, I/25,35).


Lihat Mahasiswa Kristen Doulos di Cipayung Jakarta yang dibunuh oleh Muslim, dan siswi-siswi Kristen di Poso dll, tidak ada Muslim yang dihukum mati karena pembunuhan-pembunuhan itu. Malahan Tibo dkk yang Katolik dan belum tuntas persoalannya dieksekusi dengan hukuman mati.

Kekerasan dalam Islam sungguh telah dicirikan sendiri oleh Muhammad yang berkata: “Ketahuilah bahwa firdaus terletak di bawah bayang-bayang pedang” (HSB IV/73).

Semuanya ini menjadikan Islam berkultur teror dalam arti kata apa adanya!!


Sekalipun ada sebagian Muslim yang percaya bahwa kata-kata dan ketentuan Allah itu bersifat tetap dan kekal (Surat 6:34; 10:64; 33:62 dst), namun Islam menganut pula doktrin “nasakh dan mansukh” dimana ayat yang satu bisa dibatalkan dan diganti dengan ayat baru yang lain. Surat 2:106 memberi Allah dan Muhammad untuk menggonta-gantikan kalimatNya. Nah, ayat-ayat yang keras tersebut di atas adalah ayat-ayat Madaniyah yang dikeluarkan Muhammad waktu dia sudah mempunyai tentara (angkatan perang) di Medinah. Dan ayat-ayat inilah yang menggantikan/nasakh ayat-ayat lemah (Makiyah) yang dikeluar-kan Muhammad waktu ada di Mekah yaitu waktu Islam masih lemah. Dengan demikian ayat-ayat yang lembut (Makiyah) sudah tidak berlaku lagi, karena yang berlaku adalah ayat-ayat keras.

Ini menjadikan Islam bermuka dua.

TOLERANSI AGAMA

Waktu peristiwa-peristiwa teror/pembunuhan seperti WTC 9-11-2001, bom Bali dll terjadi, maka komentar sebagian ulama-ulama Islam adalah Islam itu tidak begitu, Islam itu agama yang toleran, penuh kasih sayang, tidak ada kekerasan, lalu dibacakan ayat-ayat Makiyah tersebut. Tetapi disisi lain banyak orang-orang Islam dari Timur Tengah sampai Indonesia menari-nari atas penghancuran itu, dan dari masjid-masjid dibacakan ayat-ayat Madaniyah yang membenarkan peristiwa-peristiwa teror tersebut.


Muhammad bukanlah orang pertama yang mengaku sebagai nabi, beberapa orang yang lain juga mengaku diri nabi dan mereka adalah saingannya.


Yang paling terkenal adalah Musailama, dia berhasil diterima oleh masyarakat sedangkan seorang wanita yang lain bernama Sijah juga mengaku sebagai nabi dan diapun punya banyak pengikut. Kedua nabi ini mengajarkan monotheisme. Berlawanan dengan anggapan orang jalanan, sebelum masa Islam mendominasi Arabia, wanita-wanita justru lebih punya hak dan lebih dihormati dari pada jaman setelah Islam. Tidak satupun nabi-nabi yang mengembangkan agama dengan memakai kekerasan, menindas atau merampok orang lain. Mereka tidak menaklukkan daerah-daerah baru dengan perang atau mendirikan kerajaan, mereka hanya ingin berkhotbah dan mengajak umat menyembah Tuhan. Nabi-nabi yang lain tidak bermusuhan satu sama lain untuk mendapatkan pengaruh, hanya Muhammad-lah satu-satunya nabi yang gemar mengobarkan perang dan menjarah atas nama Allah.


Sebenarnya orang-orang Quraish sangat bertoleransi dengan segala macam agama apa saja. Ka’bah Mekah dengan 360 dewa di sekelilingnya adalah saksi atas penyembah-penyembah dari agama mana saja. Kaum tua-tua Quraish merasa jengkel dan muak dengan hinaan-hinaan Muhammad lalu melaporkan hal itu kepada Abu Talib pamannya yang sudah tua dan berkata: “Keponakanmu ini telah mengucapkan kata-kata hinaan terhadap dewa-dewa dan agama kami, dan telah mengatakan kami bodoh, dan mengatakan semua kakek moyang kami sesat. Sekarang, kau yang berada di pihak kami silahkan balas dia (karena kaupun mengalami hinaan yang sama) atau jangan lindungi dia agar kami yang membalasnya”. (Sir William Muir, Life of Muhammad, Vol.2, Ch.5. p. 162)


Ini bukan ucapan orang-orang yang suka menindas, ini hanya sebuah permintaan dan peringatan agar Muhammad berhenti menghina dewa-dewa mereka. Itulah asal muasal perseteruan Muhammad dengan kaum Quraish, dan bukan yang diputar balik-kan seolah mereka yang mulai memusuhi dan menganiaya Muhammad.


Bandingkan dengan tindakan kaum Muslim modern ketika nabi mereka digambarkan di beberapa kartun. Para Muslim ini langsung mengamuk dan membakar sampai di tempat-tempat yang jauh seperti Nigeria dan Turki, dan yang terbunuh hampir 100 orang yang tidak bersalah terhadap pembuatan kartun-kartun itu. Tetapi sebaliknya, masyarakat Quraish bertoleransi atas hinaan-hinaan terhadap dewa-dewa mereka selama tigabelas tahun!!



HIJRAH


Karena sibuk mengurus sepuluh anak tanpa bantuan suami, Khadijah tidak sempat mengurus bisnisnya, sehingga setelah dia meninggal dunia (65 tahun), keluarganya jadi miskin.


Setelah Khadijah meninggal pada 620 M, pendukung lain Muhammad yakni pamannya Abu Talib juga meninggal. Karena kehilangan dua pendukung setianya dan tidak dipedulikan masyarakat Mekah, maka Muhammad mengambil keputusan hijrah ke Medinah.


Pada tahun 623 M dalam usia 53 tahun Muhammad melakukan perjanjian dengan dua suku terkuat di Medinah sebagai pelindungnya. Muhammad memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah duluan, dengan sendirinya mereka yang tinggal di Mekah tidak suka akan hal ini khususnya majikan-majikan dari budak yang memeluk Muslim tidak merasa suka. Beberapa budak Muslim yang mencoba melarikan diri ditangkap dan dipukuli oleh majikannya yang mempertahankan hak milik atas budaknya.

Contohnya ketika seorang Muslim kulit hitam bernama Bilal ditangkap oleh majikannya yang bernama Umaiyah, iapun memukulinya dan merantainya. Abu Bakar lalu membeli Bilal dan memerdekakannya.

[Ibn Sa’d mengatakan Bilal mati sebagai martir, tetapi kenyataannya Bilal kembali ke Mekah saat kota ditaklukkan Muhammad. Bilal mengumandangkan azan di atap Ka’bah, dia meninggal secara alamiah]. Tetapi jangan salah, Muhammad tidak menentang perbudakan. Di kemudian hari setelah dia berkuasa, dia justru memaksa ribuan orang merdeka kafir untuk diperbudak.


Meski Muhammad menjadi orang yang dibenci oleh masyarakatnya sendiri yaitu masyarakat Quraish, namun Muhammad dan pengikutnya tidak diperangi dan dianiaya gara-gara ajaran Islam itu sendiri. Kaum politheis kebanyakan tidak peduli agama orang lain karena mereka cenderung pluralistik. Sikap tidak toleran terhadap kepercayaan lain di Arabia bermula dari Islam saja. Tidak ada bukti penindasan terhadap Muhammad dan Muslim di Mekah kecuali kekerasan kecil yang diprovokasi oleh Muhammad sendiri, seperti kasus Muhammad dicekik oleh Uqba, kemudian dilepas. Ini yang dikatakan oleh Ibn Ishaq sebagai perlakuan terjelek yang dilakukan Quraish terhadap Muhammad selama 13 tahun. (Ibn Ishaq, halaman 184)


Meski demikian Muslim tetap menuduh begitu hanya karena itu adalah strategi defensif dengan alasan bahwa Muhammad yang mengatakannya! Muslim memang tidak ragu dengan apa yang dikatakan Muhammad, dan itu semata-mata karena tidak berani kritis melihat dan menelusuri sejarah. Tidak percaya? Mari kita simak satu contoh kasus dimana Allah sendiri yang menjadi saksi bahwa Muhammad yang memulai gara-gara terhadap orang-orang Mekah yang dimusuhinya:


Abu Jahl menemui rasul dan berkata: “Demi Allah, Muhammad, engkau berhenti mengutuki ilah-ilah kami, atau kami yang akan mengutuki Tuhan yang kalian sembah.” Maka turunlah ayat Qur’an kepada Muhammad surat 6:108,

Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.”

Tampak bahwa Muhammad-lah yang memulai penistaan agama kaum Quraish secara melewati batas sehingga ia ditegur oleh Allah sendiri!


Beberapa pengikut Muhammad ragu-ragu untuk meninggalkan Mekah sehingga Muhammad mengancam mereka, jika mereka tidak mau pergi, maka mereka akan menjadi penghuni neraka. (Qur’an Surat 4:97)


Suatu malam (623 M) Muhammad mengaku Allah memberi tahukannya bahwa musuh-musuhnya berusaha untuk mencelakainya. Dia lalu minta kawan setianya Abu Bakar untuk menemaninya diam-diam ke Medinah. Ayat berikut ini mengisahkan kejadian tersebut.

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Qs 8:30)

Tampaknya Allah menduga-duga apa yang akan direncanakan orang-orang Mekah, sepertinya ini hasil dari kecurigaan dan perasaan was-was Muhammad saja.


Hijrahnya Muhammad ke Medinah merupakan tahun pertama kalender Islam (tahun Hijria). Masyarakat Arab Medinah lebih dapat menerima Muhammad, bukan karena ajarannya tetapi karena mereka bersaing dengan masyarakat Yahudi yang lebih kaya dan terpelajar dibandingkan masyarakat Arab. Sebagian besar tanah-tanah di Medinah dimiliki orang-orang Yahudi. Kota Medinah adalah kota Yahudi. Kitab Al-Aghani (Puisi-puisi beberapa jilid yang dikumpulkan oleh Abu al Faraj Ali dari Esfahan, kumpulan puisi dari literatur Arab tertua mulai dari abad ke-9 M. Ini merupakan sumber keterangan penting tentang masyarakat Islam kuno) mencatat penduduk Yahudi pertama di Medinah datang pada jaman Musa. Akan tetapi dalam buku abad 10 berjudul Futuh al-Buldan (Penaklukan Kota-kota), Al Baladhuri menulis bahwa perpindahan penduduk Yahudi ke dua terjadi pada tahun 587 SM, ketika raja Babilon Nebukadnezar menghancurkan Yerusalem dan mengusir kaum Yahudi sehingga tersebar dimana-mana.


Di Medinah kaum Yahudi hidup sebagai pedagang, ahli emas, ahli besi, ahli seni, petani sedangkan kaum Arab adalah pedagang kecilan, kuli dan pekerja yang bekerja bagi kaum Yahudi. Kaum Arab ini datang ke Medinah sekitar tahun 450 atau 451 SM karena terjadi banjir besar di Yaman yang memaksa suku-suku Arab yang tinggal didaerah Sab mengungsi ke daerah lain di Arabia sebagai pengungsi.

Orang-orang Muslim Mekah yang tadinya memiliki relasi dan pekerjaan di Mekah disuruh Muhammad meninggalkan rumah mereka dan pindah ke Medinah. Muhammad menjanjikan ini:

Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka didunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui. (Qs 16:41)


Orang-orang Muslim yang hijrah ke Medinah tidak punya pencaharian, mereka jadi miskin dan tergantung belas kasihan orang-orang Medinah untuk bisa hidup. Jadi bagaimana Muhammad memenuhi janjinya untuk memberi “tempat yang bagus” pada mereka yang meninggalkan rumah mereka karena perintahnya? Muhammad nyaris kehilangan wibawanya, beberapa pengikut bahkan meninggalkannya. Reaksi Muhammad adalah ayat ancaman baru:

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka dimana saja kamu menemuinya dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong. (Qs 4:89)


Arti dari ayat diatas adalah larangan untuk berteman dengan penduduk Mekah dan mengatakan pada pengikutnya untuk membunuh “Muslim-Muslim” lain yang meninggalkan jalan Allah dan yang berniat kembali ke Mekah. Semua ini dilakukan Muhammad agar orang-orang Muslim itu dijauhkan dari keluarga dan teman-temannya sehingga dia bisa mengendalikan dan mencuci otak mereka dengan lebih mudah.


Meskipun telah mengeluarkan ayat-ayat penuh ancaman bagi mereka yang berniat meninggalkannya, Muhammad harus menemukan jalan untuk menafkahi pengikut-pengikutnya. Tidak ada cara lain! Dia lalu memerintahkan mereka untuk merampok kafilah-kafilah pedagang Mekah dengan alasan karena masyarakat Mekah telah mengusir mereka keluar dari rumah mereka, karena itu sudah menjadi hak mereka untuk merampok orang-orang Mekah tersebut.


Diizinkan berperang bagi orang-orang (Islam) yang diperangi (oleh golongan penceroboh), karena sesungguhnya mereka telah dianiaya dan sesungguhnya Allah Amat Berkuasa untuk menolong mereka (mencapai kemenangan).

yaitu mereka yang diusir dari kampung halamannya dengan tidak berdasarkan sebarang alasan yang benar, (mereka diusir) semata-mata karena mereka berkata: Tuhan kami ialah Allah …. (Qs. 22:39-40).


Dia juga mengeluarkan banyak ayat-ayat Qur’an yang membujuk dan mengobarkan pengikutnya untuk memerangi non-Muslim.

Wahai Nabi, perangsangkanlah orang-orang yang beriman itu untuk berperang. Jika ada diantara kamu dua puluh yang sabar, niscaya mereka dapat menewaskan dua ratus orang (dari pihak musuh yang kafir itu) dan jika ada diantara kamu seratus orang, niscaya mereka dapat menewaskan seribu orang dari golongan yang kafir, disebabkan mereka (yang kafir itu) orang-orang yang tidak mengerti. (Qs. 8:65)


Sebagai akibatnya, banyak kejahatan-kejahatan yang dilakukan kaum Muslim selama berabad-abad berasal-usul dari ayat-ayat ini. Muhammad menghalalkan serangan-serangan ini melalui cara yang kita kenal saat ini sebagai pihak yang jadi korban (yang dizalimi), sama persis seperti yang dilakukan Muslim masa kini. Dia mengaku non-Muslim telah menekan kaum Muslim dan melakukan perang terhadap mereka. Pada kenyataannya, dia sendiri yang memulai permusuhan dengan merampoki kafilah-kafilah Mekah demi “menafkahkan” para pengikutnya yang perlu dihidupi. Begitu dia mulai cukup tentara yang bersedia melakukan perintahnya, Muhammad pun memerintahkan mereka membunuhi para pedagang Quraish pula.


Kebohongan Muhammad jelas-jelas tampak. Di satu ayat, Muhammad memerintahkan para pengikutnya hijrah ke Medinah dan mengancam mereka yang tidak ingin ikut itu dengan ancaman pembunuhan dan neraka. Tapi di ayat-ayat lain dia menuduh bahwa Muslimlah yang diusir tanpa sebab dan mereka jadi korban “yang diperangi”. Simak kata kiasan Arab berikut: ”Darabani, wa baka; sabaqani, wa’shtaka” artinya “Dia memukulku dan mulai menangis; lalu dia datang padaku dan menuduhku memukulnya!” Kiasan ini dengan tepat menggambarkan modus operandi/siasat Muhammad, para pengikutnya saat ini juga melakukan siasat seperti itu: menuduh pihak lain menzalimi Muslim, menuduh kafir menghina Islam, tak ada habisnya. Dan siasat Muhammad ini ternyata sukses sekali. Dia berhasil membuat anak laki-laki berperang melawan ayah-ayah mereka, mengadu domba saudara kandung lawan saudara kandung, menghancurkan persatuan suku dan mencerai-beraikan masyarakat.


Muhammad mengaku sebagai korban, tapi sebenarnya dialah sendiri yang mulai memusuhi, menindas dan menjarah. Islamist (untuk lebih menentang dan bisa dipercaya Muslim, dipakai istilah ini) pun melakukan hal yang sama, dimana-mana Muslimlah yang membunuh karena Allahnya, tetapi mereka sendiri yang menjerit paling keras dan mengaku sebagai korban dan pihak yang dilecehkan dan ditindas. Bukankah Qur’an yang pertama-tama memusuhi non-Muslim? Adakah Taurat dan Injil memusuhi Muslim?

 

Di Medinah pendatang Muslim dari Mekah hanya beberapa puluh orang saja. Agar berhasil dalam usaha penyerangannya, Muhammad butuh bantuan Muslim dari Medinah yang disebut sebagai Ansar (pembantu). Mereka diiming-iming dengan janji Allah dan jarahan perang yang menggiurkan. Mulanya orang-orang Medinah memeluk Islam bukan dengan tujuan untuk merampok dan berperang, sebab sebelum Muhammad datang, orang-orang Arab tidak mengenal agama perang. Tetapi Muhammad dengan pidato-pidatonya yang menyihir mampu membangkitkan nafsu dasar keserakahan manusia.

JIHAD


Untuk membujuk pengikut seperti ini, Muhammad membuat Allah mengeluarkan perintah ini:

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Qs 2:216)


Disamping memerintahkan Muslim menyerang orang-orang tak berdosa dan merampoki mereka, beberapa ayat-ayat Al Qur’an juga menjanjikan hadiah di dunia dan akhirat.

Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang kamu akan mengambilnya. (Qs 48:20)


Untuk mematikan hati nurani pengikutnya dari rasa berdosa dan bersalah, Muhammad membuat Allah menghalalkannya:

Nikmatilah apa yang kamu ambil dalam perang, sebagai benda yang halal lagi baik.” (Qs 8:69)


Karena Allah tidak perlu barang-barang curian atau hasil perampokan dari sekelompok orang-orang Arab, maka semua harta-harta rampasan perang harus masuk kepada wakilnya sang utusan Allah. Karena tidak ada seorangpun yang bisa melihat atau mendengar Allah maupun Jibril, semua kepatuhan harus dilimpahkan kepada utusannya yaitu Muhammad. Dialah yang harus ditakuti karena dia satu-satunya perantara antara Allah dan manusia.


Allah sangat diperlukan Muhammad untuk mendominasi manusia, tanpa percaya dan takut kepada Allah dan Muhammad, para pengikutnya tak akan mau mengorbankan nyawa mereka, membunuh orang termasuk keluarga mereka sendiri, menjarah orang, memberikan semuanya kepada Allah melalui Muhammad.


Muhammad berkhotbah tentang dosa shirik larangan mempersekutukan Allah, tetapi dalam kenyataannya dia bersekutu dengan Allah dengan cara yang membuat ke duanya secara logika dan praktek tak bisa dipisahkan. Muhammad mengungkapkan dengan jelas rasa pentingnya diri, kebesaran dan kemutlakan Muhammad disamping Allah.


Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatnya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan baginya.” (Qs 33:56)

Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah DAN Rasul-Nya, menguatkan-Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” (Qs 48:9)


Muhammad bahkan menjejerkan dirinya bersama Allah dalam Kalimat Shahadat: “Tiada Tuhan selain Allah DAN Muhammad adalah Rasul Allah”. Dan sekaligus membakukan dirinya sebagai Wakil Allah yang mutlak, sampai kepada wakil-wakil yang Muhammad tunjuki secara berantai: “Barangsiapa taat kepadaku, ia taat kepada Allah, dan barangsiapa mengingkari aku, ia mengingkari Allah. Dan barangsiapa taat kepada pemimpin yang kutunjuki, ia taat kepadaku, dan barangsiapa mengingkarinya, iapun mengingkari aku” (Bukhari vol.9, buku 89, no.251).


Muhammad begitu terkesan dengan dirinya sehingga dia menoreh kalimat-kalimat berikut kedalam mulut Allah:

Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti agung.” (Qs 68:4)

dan

untuk jadi cahaya yang menerangi.” (Qs 33:46)

ketetapan Allah DAN Muhammad adalah final.” (Qs 33:36)


Sebaliknya Muhammad sesukanya mengklaim tentang ras dirinya:

“Diantara semua bangsa didunia Tuhan memilih bangsa Arab. Dari antara bangsa Arab Dia memilih Kinana. Dari Kinana Dia memilih suku Quraishi (yaitu sukunya Muhammad). Dari suku Quraishi Dia memilih bani Hashim (klannya). Dan dari bani Hashim Dia memilih aku.” (Tabaqat, vol.1. p.2).


Dalam hadits Muhammad juga mengklaim untuk dirinya:

  • Hal pertama yang dibuat Allah Maha Kuasa adalah jiwaku.

  • Pertama dan segala hal, Allah menciptakan jiwaku.

  • Aku dari Allah, dan orang-orang percaya adalah dariku.

  • Seperti Allah menciptakanku agung, Dia juga memberiku karakter agung.

  • Kalau bukan karena kau, O Muhammad, Aku tidak akan menciptakan jagat raya.

(http://www.muhammadanreality.com/creationofmuhamadanreality.htm).


Amir Timur Lang, yang dikenal juga dengan nama Tamerlane (1336-1405) adalah seorang yang kejam yang menjadi kaisar melalui tindakan-tindakan banditnya. Dalam otobiografinya yang berjudul: Sejarah Perangku Melawan India (The history of my expedition against India), dia terus terang menulis:

Tujuan utamaku datang ke Hindustan (India) dan melampaui semua kesusahan adalah untuk mencapai dua hal. Pertama adalah perang melawan kafir, musuh Islam, dan dengan melakukan perang agama ini aku akan mendapatkan surga di alam baka. Yang kedua adalah untuk barang-barang duniawi; tentara Islam harus mendapatkan sesuatu dari menjarah kekayaan dan harta kafir; menjarah dalam perang adalah sama halalnya dengan air susu ibu mereka bagi Muslim yang berperang bagi agamanya, dan meminumnya adalah halal dan terhormat.

(Malfuzat-i Timuri, atau Tuzak-i Timuri, oleh Amir Timur-i-lang dalam History of India as told by its own Historians).


Tak lama kemudian usaha Sang Nabi mulai berbuah. Terdorong godaan dan keserakahan ingin mendapat harta jarahan dan janji-janji hadiah surgawi, maka Muslim Medinah bergabung melakukan perampokan dan penjarahan di jalan Allah. Setelah tentara Muhammad bertambah banyak dan ambisinya semakin membengkak dia tidak hanya memerintahkan pengikutnya berperang baginya “di jalan Allah” tetapi harus bayar biaya perang sekalian.


Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.


Perhatikan bagaimana Muhammad menghubungkan “perbuatan baik” dengan menjarah, meneror dan membunuh. Dengan memutar balikkan moralitas seperti inilah maka Muslim dapat mengesampingkan nurani mereka dan menganut etika terbalik dalam memperlakukan non-Muslim, yang harus terus dimanfaatkan demi keuntungan Muslim. Apapun keadaan yang menguntungkan “Islam” dianggap baik. Muhammad membuat pengikutnya percaya bahwa melakukan perang dan tindakan terorisme dalam Islam merupakan perbuatan yang menyenangkan hati Tuhan.



ZAKAT


Saat ini para Muslim yang tidak sanggup berperang di jalan Allah akan menggantinya dengan menyumbangkan zakat. Zakat ini tidak diprioritaskan untuk membangun rumah sakit, panti asuhan yatim piatu, sekolah atau rumah jompo. Sebaliknya zakat ini lebih dipergunakan untuk mengembangkan Islam, membangun mesjid, madrasah, pondok pesantren, melatih para teroris, membeli bom, alat-alat senjata, kaderisasi dan membiayai jihad. Kalaupun ada badan-badan sosial Islam membantu kaum miskin itu umumnya untuk tujuan politis semata.

Contohnya: Uang mengalir ke Amerika untuk melatih teroris menerbangkan pesawat untuk ditabrakkan ke menara kembar WTC 9-11-2001.


Banyaknya jumlah uang yang dibayarkan pemerintah Iran kepada Hezbollah di Lebanon dan bukannya dipakai untuk mensejahterakan rakyat Iran, padahal rakyat Iran sekarang ini banyak yang miskin, mereka beruntung kalau bisa kerja dan hidup dengan gaji tak lebih dari $ 100/bulan. Akhirnya Lebanon yang tadinya merupakan daerah pariwisata yang tentram menjadi porak poranda selama puluhan tahun, tujuannya supaya Islam menguasai Lebanon yang mayoritas rakyatnya beragama Kristen dan mengobarkan kebencian dan perang terhadap Israel.


Dana zakat dari Timur Tengah yang masuk ke Indonesia dipakai untuk membiayai teror-teror di Indonesia. Bagi tokoh-tokoh Laskar Jihad diberi gaji tidak kurang dari Rp 3 juta per bulan, untuk memenggal kepala-kepala kafir di Ambon, Poso dan kegiatan-kegiatan lain yang meresahkan masyarakat.

(KH. Abdurrachman Wahid: ILUSI NEGARA ISLAM: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia, hal.89).


Jika orang-orang Muslim tidak cukup menyumbang bagi usaha militernya, Muhammad dengan keras menegur mereka:

Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allahlah yang menguasai (mempunyai) langit dan bumi? (Qs 57:10)


Dengan cerdik Muhammad menyamakan uang yang dikeluarkan Muslim bagi usaha militernya sebagai “pinjaman” yang diberikan kepada Allah, dan menjanjikan “bunga illahi” bagi uang mereka:

Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. (Qs 57:11)


Untuk mempermanis perjanjian utang piutang ini, Allah memberikan janji-janji akan ada berbagai barang yang indah dan kepuasan seksual tak terbatas di surga, sambil tak lupa memperingatkan bahaya hukuman bagi mereka yang pelit menyumbang usaha militernya. Dengan cara ini dia membuat pengikutnya percaya bahwa Allah seolah berhutang pada mereka karena telah membantu Muhammad dalam perang-perang dan perampokannya.


Meskipun Muhammad membuat Allah berkata pada pengikutnya betapa besar upah Muslim yang menyumbang usaha militernya, tetapi dia tidak mau pengikutnya bangga terhadap sumbangan dan pengorbanan mereka. Berkorban adalah keberuntungan, pengikutnyalah yang harus berterima kasih padanya karena diberi kesempatan melayaninya dan bukan sebaliknya.

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan) si penerima, maka mereka itulah yang memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


Setelah membangkitkan semangat mereka untuk mengobarkan perang dan memerintahkan mereka untuk menebas leher-leher kafir, Muhammad meyakinkan pengikutnya bahwa hal itu adalah bagian dari ujian Allah dan “perbuatan-perbuatan baik” mereka yang tidak akan dilupakan pahalanya.

Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. (Qs 47:4)


Jadi lihatlah, betapa dari ayat ini dapat disimpulkan hal-hal berikut:

  • Allah dapat membunuh kafir tanpa bantuan Muslim tetapi Dia justru ingin Muslim melakukannya sendiri demi menguji kesetiaan iman mereka.

  • Tanpa sadar Muhammad menggambarkan secara implisit bahwa Allahnya adalah pemimpin agung perampok, yang ingin menguji kesetiaan orang-orangnya dengan menyuruh mereka membunuh dan memeras para sanderanya.

  • Dalam Islam, iman Muslim yang paling final, diuji dari niat dan kesiapan mereka untuk membunuh hingga terbunuh demi Allah!


Maka kataNya:

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Qs 8:60)


Banyak ayat-ayat serupa seperti di atas dan semuanya menjelaskan mengapa demikian banyak badan/organisasi Islam mengumpulkan zakat untuk membiayai terorisme dan perang.

Dalam sebuah laporan yang diumumkan oleh Pengadilan Pemerintah di Virginia tanggal 19-8-2003, menyatakan bahwa badan zakat Muslim menyumbang $ 3,7 juta kepada BMI, Inc. yang adalah perusahaan investasi Islam swasta di New Jersey yang menyalurkan uang kepada kelompok-kelompok teroris. Uang itu berasal dari sumbangan $ 10 juta dari berbagai donatur tanpa nama di Jeddah Arab Saudi.

(http://pewforum.org/news/display.php?NewsID=2563).


Juga pada tanggal 27-7-2004 Departemen Pengadilan Amerika Serikat mengungkapkan pengumpulan zakat Muslim terbesar dalam negeri Amerika dan tujuh tokoh-tokoh utama dituduh menyalurkan uang $ 12,4 juta selama enam tahun kepada gerakan perlawanan Islam Hamas, kelompok Palestina yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Amerika.

(http://www.washingtonpost.com/wp-dym/articles/A18257-2004Jul27.html).


Sengaja atau tidak, fungsi zakat bagi Muslim banyak “terseleweng” untuk membiayai jihad, menyebarkan Islam keras, mendirikan pondok-pondok pesantren khusus, tempat-tempat pelatihan terorisme, membeli senjata-senjata, merakit bom dll, sebagian kecil saja zakat diberikan untuk orang-orang miskin, itupun sering terkait untuk politik. Bila ada bencana alam seperti banjir, tsunami, gempa bumi, negara-negara Islam tidak begitu tertarik untuk menyumbang besar-besaran, hanya kecil sekali kontribusinya, dan sering terlambat dibandingkan negara-negara “kafir” yang dimusuhinya.

PEPERANGAN DAN PERAMPOKAN

Di Medinah, Muhammad berhasil melipat-gandakan jumlah pengikutnya.

Untuk menghidupi pengikut-pengikut awal Islam ini, pekerjaan pertama-tama Muhammad sebagai pemimpinnya harus menemukan sumber-sumber keuangan. Tidak ada cara lain selain melakukan penyerangan dan membunuh kaum pedagang untuk dijarah hartanya.

Serangan pertama dikenal sebagai serangan Al-Iwa dimana dia menyerang sebuah kafilah unta yang dimiliki beberapa orang dari kaum Quraish (The Life of the Messenger oleh Imam Muhammad bin Abd Al-Wahab, hal 85).


Serangan kedua dikenal sebagai Bawat, dimana dia menyerang sebuah kafilah dari Mekah yang dipimpin Umia bin Khalaf yang berhasil dirampoknya.

Dalam serangan ketiga, dikenal dengan Al-Ashira, sebuah kafilah yang menuju Damaskus diserang oleh Muhammad dan komplotannya. Perampokan ini berhasil dan lima orang dibunuh dalam perampokan ini.



Perang Nakhla pada 623 M


Muhammad mulai menguji kekuatannya dalam perang, orang-orang Arab adalah orang gurun pasir yang sederhana, tetapi mereka punya harga diri dan bangga akan sikap ksatria mereka. Dalam setahun ada beberapa bulan dimana mereka tidak boleh berperang, bulan-bulan ini dikenal sebagai bulan suci, dimana orang melakukan perjalanan dengan aman dan ziarah. Bertempur dan membunuh di bulan suci adalah pelanggaran terhadap hal yang dianggap keramat.


Muhammad mengirim 8 orang ke arah Nakhla tanpa memberi tahu akan misinya. Dia memberi surat yang disegel kepada pemimpin ekspedisi dan baru boleh dibuka setelah tiba ditempat tujuan. Ketika mereka membuka surat itu baru mereka tahu bahwa Muhammad memerintahkan mereka untuk merampok sebuah kafilah di bulan suci. Dua orang dari mereka menghilangkan untanya dan pura-pura mencarinya agar tidak ambil bagian dalam perampokan itu. Enam orang lainnya berdiskusi akhirnya memutuskan bahwa perintah sang Nabi harus dipatuhi meskipun bertentangan dengan nurani, etika dan moral.


Nakhla, sebuah tempat yang dikenal akan pohon-pohon palemnya, pada saat itu ada sebuah kafilah yang membawa mentega, kismis, arak dan barang-barang lain dari Taif ke Mekah. Untuk menyiapkan sergapan, mereka mencukur gundul rambut mereka dan pura-pura bersikap sebagai orang-orang yang akan melakukan ziarah. Orang-orang penjaga karavan terkecoh dan menurunkan tingkat penjagaan, karena melihat yang datang adalah para peziarah. Namun tiba-tiba mereka menyergapnya, membunuh satu orang dan menawan dua orang sebagai sandera, orang ke empat lolos.


Pembunuhan ini menimbulkan kegemparan di seluruh suku Quraish yang sadar bahwa lawan mereka, orang Muslim demi kekuasaan tidak akan menghormati bulan suci dan hukum apapun walaupun bertentangan dengan moralitas, kode etik, kesopanan, hati nurani. (Ali Dashti, 23 years, p.86).


Menghadapi kritikan masyarakat Mekah, Muhammad segera mengeluarkan ayat untuk membenarkan perbuatannya:

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:”Berperang dalam bulan Haram itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi dari jalan Allah, kafir kepada Allah … lebih besar dosanya di sisi Allah.” (Surat Al-Baqara 2:217)

Padahal tidak ada satupun hakekatnya yang dapat dikaitkan dengan “perang di jalan Allah” ataupun perang membela Allah! Sungguh mulut Allah disurga telah didiktekan dari dunia.



Perang Badr 624 M


Setelah para pengikutnya merasakan nikmatnya merampok harta dan membunuh, kini Muhammad (54 th) sendiri memimpin perang ke dua. Dia dan pengikutnya lagi-lagi memenangkan pertempuran di Badr. Sukses besar ini mendorong lebih banyak lagi dari para pengikutnya dan orang-orang lain yang berminat untuk bergabung dalam pertempuran, membunuh dan merampok.


Beberapa tawanan yang tertangkap dipancung karena mereka telah menghina Muhammad beberapa tahun sebelumnya ketika dia masih di Mekah, sisanya ditawan untuk dimintai tebusan pada keluarganya. Diantara mereka terdapat Abul Aas, suami Zainab anak perempuan Muhammad sendiri. Zainab mengirim kalung emas yang didapatkan dari ibunya Khadijah saat menikah, untuk menebus suaminya. Muhammad mengenali kalung tersebut karena pernah dipakai isterinya Khadijah. Iapun terpaksa setuju untuk melepaskan Abul Aas tanpa tebusan yang diminta asal Zainab meninggalkan suaminya.


Para ulama Muslim menganggap perang Badr sebagai serangan militer dengan pengertian sebuah perang yang kita pahami sekarang. Sebuah kafilah yang membawa barang-barang dagangan tengah dalam perjalanan kembali dari Damaskus menuju Mekah, dipimpin oleh Abu Sufyan orang kaya dari Mekah. Mendengar ini Muhammad dengan orang-orangnya merancang untuk menyerang dan merampok barang-barang dagangan yang dibawa kafilah itu. Namun rencana jahat ini sempat tercium oleh Abu Sufyan yang segera mengirimkan utusan ke Mekah, memohon bantuan orang-orang Mekah untuk menggagalkan usaha perampokan itu.


Sementara itu Muhammad mengerahkan Al-Ansar sekutunya dibawah pimpinan Sa’d Ibn Mua’dh Al-Migdad bin Al-Aswad, yang berjanji kepada Muhammad:

“Kami Al-Ansar dari Medinah bergabung dengan Muhammad akan mendapatkan hasil penjarahan perang dengan pembagian yang sama dengan Muhajirin-orang-orang Mekah yang hijrah dengan Muhammad ke Medinah, dan Muhammad akan mendapatkan satu perlima bagian. Oleh karena itu pimpinlah kami dan kami tidak akan berkata seperti orang-orangnya Musa yang berkata: “Pergilah, kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah sementara kami hanya duduk menanti disini saja.”

(pernyataan terakhir Al-Migdad ini kemudian menjadi cikal bakal ayat Al-Qur’an surat Al-Maidah 5:24).


Muhammad puas dengan kesepakatan ini dan berkata:

“Berbarislah dan bersuka citalah, karena Allah telah menjanjikan aku, satu dari dua denominasi dan aku melihat orang-orang terbunuh.”

Seperti biasanya “JIBRIL” turun kepada Muhammad dengan ayat yang diturunkan:

Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (Surat Al-Anfat 8:12)


Dan sebuah ayat diturunkan lagi:

Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan?” (Surat Ali Imran 3:124)


Dalam perang ini pengikut-pengikut Muhammad menjadikan saudara-saudara mereka sendiri yang kafir sebagai musuh. Amer bin Al-Hadrami, anak dari Umar Al-Hadrami saling berhadapan dalam pertempuran dan berteriak: “Wahai Umar, wahai saudaraku!” Tetapi Muhammad memerintahkan dia dibunuh.


Perang ini berakibat kematian lebih dari empat ratus orang dari Mekah, termasuk Abu Al-Hakam yang berarti orang bijak, paman Muhammad, tetapi oleh orang-orang Muslim nama itu diubah menjadi Abu Al-Jahl yang berarti orang bodoh. Abu Al-Hakam menolak untuk membunuh Muhammad ketika dia mendapatkan kesempatan tersebut pada saat perang dengan berkata: “Bagaimana saya bisa membunuh keponakanku, anak dari saudaraku Abdullah.” Karena Abu Al-Hakam ini tidak mau membunuh Muhammad maka orang-orang Muslim menyebutnya sebagai orang bodoh. Tetapi pendirian Muhammad dan pengikutnya terhadap pamannya sama sekali bertolak belakang.


Muhammad bin Abd Al-Wahab berkata dalam bukunya:

“Ketika perang mulai berakhir dan musuhpun dikalahkan, Rasul Allah berkata: “Siapa yang akan mencari tahu apa yang terjadi terhadap Abu Jahl?”

Ibn Mas’ud pun pergi dan menemukan dia terluka, tetapi Ibn Mas’ud dan Awfa bin Afra tetap memukulnya dan berkata kepadanya: “Siapa yang dikalahkan sekarang?”

Ketika Abu Jahl tidak menjawab, Ibn Mas’ud berkata: “Apakah seseorang yang dibunuh oleh kaumnya sendiri bisa dikalahkan?” Kemudian Ibn Mas’ud memenggal kepala Abu Jahl saat dia terluka parah dan tak berdaya, lalu melapor kepada Muhammad bahwa ia telah membunuhnya. Muhammad berkata: “Pergi dan tunjukkanlah dia kepadaku.” Ketika Muhammad melihat mayat pamannya, dia meludahinya dan berkata: “Firaun dari bangsa ini telah mati.” (The Brief of the Life of the Messenger oleh Imam Muhammad bin Abd Al-Wahab hal.91, edisi diterbitkan di Arab Saudi).


Banyak orang-orang Mekah yang tertawan dalam serangan ini termasuk 70 tawanan wanita. Beberapa orang yang ditawan antara lain Umayya bin Khalaf dan anaknya Ali. Bilal seorang budak yang tinggal di rumah Umayya melihat mereka. Waktu Bilal menjadi pengikut Muhammad, Umayya mengutuknya tetapi tidak membunuhnya. Tetapi kini justru Bilal menuntut dua tawanan yaitu Umayya dan anaknya Ali harus dibunuh dengan pedang walaupun mereka minta ampun untuk nyawa mereka!


Mereka yang dibunuh dalam perang cukup banyak tetapi hal tersebut tidak memuaskan Muhammad. Ketika dia dalam perjalanan pulang dia memerintahkan Ali untuk membunuh tawanan yang dianggap menyainginya di Mekah dengan kisah-kisah tandingan, yaitu orang-orang yang bernama Al Nadr bin Al Harith. Dan ketika mendekati gerbang kota, dia membunuh Akaba bin Ali Al-Mu’alit (Uqba ibn Abi Muait).


Ingat Uqba ini yang pernah mencekik Muhammad saking marahnya karena ilah-ilah orang Quraish itu dimaki-maki Muhammad. Tetapi Muhammad segera dilepasnya. Kini Uqba tidak dilepas Muhammad. Ketika Uqba mendengar perintah eksekusi terhadap dirinya, maka ia memohon belas kasihan dengan berkata: “Dan gadis kecilku, siapa yang akan memeliharanya?” Muhammad menjawab: “Api neraka!” Dan diapun dipancung jatuh ke tanah.

“Kamu iblis dan pengacau! Kafir terhadap Allah dan NabiNya dan KitabNya! Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah membantai kamu, dan yang telah menyenangkan mataku.” seru Muhammad.

(Ibn Waraq, Why I am not a Muslim, p.93; Sirat Muhammad by Ibn Hisyam).


Sa’d Ibn Muad’dh mengkritik apa yang dilakukan anak buah Muhammad yang sedang membunuhi para tawanan. Tetapi Muhammad berkata kepadanya: “Kamu sepertinya mem-benci apa yang dilakukan oleh anak buahku.”

Dia menjawab: “Ya, membunuh tawanan bukan tradisi kita.” Muhammad menjawab: “Tetapi mereka adalah kafir.” Mua’dh menjawab: “Mereka mungkin bisa menjadi Muslim jika kita berbicara kepada mereka dengan baik.”

Dia kemudian berkata kepada Muhammad dalam pernyataannya yang terkenal: “Sepertinya membunuh jauh lebih penting bagimu dari pada membiarkan orang-orang itu hidup.”


Abu Bakr menyarankan kepada Muhammad agar para tawanan dibebaskan sehingga Allah dapat membimbing mereka beriman kepada Muhammad.

Tetapi Muhammad tidak mempedulikan panggilan kenabiannya untuk membimbing dan menunjuki jalan malahan sebaliknya minta tebusan kepada keluarga para tawanan di Mekah. Terjadilah tawar menawar antara rakyat Mekah dengan kaum Muslim untuk membayar tebusan setiap tawanan. Akibatnya kaum Quraishi menjual harta benda termasuk rumah-rumah mereka dan memberikan uangnya kepada Muhammad untuk menebus tawanan-tawanan tersebut.


Serangan Muhammad terhadap kafilah, pedagang-pedagang laki-laki dan wanita-wanita tersebut disebut sebagai perang Badr dan kemenangan Muhammad atas para pedagang tersebut oleh kaum Muslim dikatakan sebagai “Peperangan militer yang gemilang.”

Muhammad disebut sebagai Nabi pengampun tetapi dalam perang ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kasih dan pengampunan. Malahan setelah itu Muhammad mendeklarasikan:

Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (Surat Nuh / Nabi Nuh 71:26)


Ini membuka pintu lebar-lebar menghalalkan orang-orang Muslim untuk membunuh, menindas non-Muslim kaum kafir, Yahudi, Kristen, Hindu, Budha dimanapun, kapanpun mereka mempunyai kesempatan untuk melakukannya, sebagaimana yang telah mereka lakukan di negara-negara Barat, Timur Tengah seperti Mesir dan lain-lain negara Islam.



Muhammad mulai mentargetkan kaum Yahudi

 

Mula-mula Muhammad mencoba membujuk dan menarik simpati orang-orang Yahudi yang ada di Medinah melalui khotbah-khotbahnya agar orang-orang Yahudi mau mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai rasul, yaitu dengan cara berikut:

  • Memberikan respek kepada Abraham dan tokoh-tokoh nabi-nabi Yahudi yang tertulis dalam Alkitab.

  • Menekuni hari Sabat Yahudi.

  • Mengadopsi sebagian dari hukum pengharaman makanan yang berlaku dalam masyarakat Yahudi.

  • Membenarkan kitab Suci Yahudi.

  • Kiblat sembahyang menghadap ke Yerusalem.


Namun ternyata para pedagang Yahudi tidak mau menjadi muridnya Muhammad, melainkan tetap melakukan upacara keagamaan Yahudi. Orang-orang Medinah menganggap Muhammad bahkan telah menyontek upacara kaum Yahudi namun mereka tetap tidak bersedia mendukung dirinya.

Maka Muhammad menjadi gusar atas sikap kaum Yahudi. Ini dibuktikan dengan merubah kiblat sembahyang dari Yerusalem ke Mekah tanpa alasan yang benar. Ia juga meniadakan hari Sabat Yahudi (hari Sabtu) dan sebagai gantinya mengadopsi harinya para penyembah berhala yaitu hari Jumat. Dan sekali lagi Muhammad mengambil/ mengadopsi ritus-ritus pagan yang dianut oleh keluarga dan moyangnya.


Encyclopedia Britanica menjelaskan, ketika Muhammad mengetahui bahwa kelompok Yahudi tidak berkualitas dalam peperangan, diapun tergoda untuk mengambil alih harta mereka lewat penyerangan.

Serangannya terhadap permukiman Yahudi yang makmur di Khaibar itu kelihatannya sudah dirancang untuk memuaskan para pendukungnya yang tidak puas hanya dengan merampok para kafilah tetapi juga ingin merampok harta orang-orang Yahudi sebagai tambahan. (Encyclopedia Britanica 15:648)


Sejarah mencatat Muhammad melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Yahudi mula-mula secara perorangan, kemudian baru melakukan penyerangan massal pada permukiman-permukiman Yahudi, karena alasan keuangan dan keagamaan. Sebagian dari wilayah permukiman Yahudi tersebut merupakan pusat-pusat perdagangan emas dan perak; maka dengan menaklukkan tempat-tempat semacam itu kekayaan besar dapat diperoleh dalam waktu singkat.



Perang Uhud 23 Maret 625 M


Tidak lama setelah perampokan Badr, orang-orang Quraish Mekah memutuskan untuk membalas dendam atas serangan Muhammad dan pengikut-pengikutnya.

Abu Sufyan setiba di Mekah berunding dengan para pemimpin masyarakat dan mereka memutuskan untuk memulai perang melawan Muhammad. Sebuah pasukan sebanyak 3.000 orang diberangkatkan menuju Medinah. Mereka berkemah dekat gunung Uhud mempersiapkan diri untuk menyerang.


Ketika Muhammad diberitahukan kedatangan tentara Mekah dalam jumlah besar, diapun takut untuk berperang melawan mereka, dan berpikir lebih baik bertahan dan bertempur di dalam kota, Abdullah bin Ubai setuju dengannya. Tetapi Al-Ansar rakyat Medinah takut akan nasib kota Medinah, dan nasib para wanita isteri dan anak-anak mereka, sehingga mereka menuntut Muhammad untuk berperang ke luar kota melawan mereka, jangan di dalam kota.


Untuk membesarkan semangat pengikutnya Muhammad berkata: “Aku akan meminta Allah dan malaikatnya berperang bagi kita.” Maka seribu anak buahnyapun pergi berperang dengan memegang janji Muhammad dan Allah bahwa ribuan malaikat akan berperang di samping mereka. Namun Muhammad ternyata kalah dalam pertempuran ini walaupun sebelumnya dia meramalkan akan menang. Mulutnya terkena sabetan pedang, dia kehilangan beberapa gigi dan nyaris gugur dalam pertempuran itu. Pamannya Hamzah tewas dalam perang ini.


Kekalahan ini merupakan pukulan berat bagi Muhammad dan pengikut-pengikutnya. Beberapa pengikutnya yang ketakutan melarikan diri, hanya tinggal 5 orang yang kembali.

Tidak diketahui apa alasannya bahwa orang-orang Mekah tidak menghancurkan Muhammad beserta pasukannya. Namun agaknya setelah mereka melukai para korban yang cukup banyak, demi mengentengkan rasa bersalah/berdosa, orang-orang Mekah itu kemudian kembali ke kota sambil membiarkan Muhammad pergi.

Rakyat bertanya: “Dimanakah Tuhan Muhammad? Dimanakah duapuluh ribu malaikat yang dijanjikan untuk berperang bagi mereka?” teriak Sa’d Ben yang terluka parah selama perang. Para pendiri Islam mengelilingi Muhammad dan bertanya: “Abu Kasem (nama yang digunakan sahabat-sahabatnya untuk memanggil nya), apa yang akan kita lakukan? Sekarang Al-Ansar tidak mempercayai kita lagi.” Maka lagi-lagi Jibril siap membantu Muhammad untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, dan enampuluh satu ayat diturunkan dan menjadi bagian dari sebuah surat (Surat Al Imran 3:121-181).


Muhammad juga membuat lebih dari empatratus pernyataan lainnya yang dicatat dalam Ahadits (Ahadits adalah bentuk plural dari Hadits) Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Setelah perang Uhud, Muhammad dan sahabat-sahabatnya kehilangan 70% dari semua yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun, dan merekapun mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun dengan orang-orang Mekah. Gencatan senjata tersebut memberikan cukup waktu untuk mengembalikan harga dirinya yang hilang.


Muhammad memutuskan untuk kembali kepada habitatnya yaitu perampokan harta kafilah-kafilah yang berkeliling. Pada tahun ke empat Hijrah (626, empat tahun setelah Muhammad pindah ke Medinah) dia berhasil menyerang Dabeele dan Ber Ma’ouna.



Muhammad berperang langsung


Orang-orang Muslim biasanya bangga bila membicarakan peperangan Muhammad.

Dalam peperangan Muhammad memilih penyergapan atau penyerangan mendadak sehingga dia bisa mengalahkan korban-korbannya yang kaget dan membantainya sewaktu mereka tidak siap dan tidak bersenjata.


Selama sepuluh tahun sejak hijrah ke Medinah dan merasa kuat ditengah-tengah pengikutnya, Muhammad melakukan 74 penyerangan (Tabaqat, vol.2, pp 1-2). Beberapa dari penyerangan ini adalah pembunuhan-pembunuhan atas perorangan saja dan penyerangan lainnya melibatkan ribuan orang. Muhammad pribadi tercatat ikut dalam 27 penyerangan ini disebut ghazwa. Penyerangan-penyerangan yang diperintahkan nya tetapi dia sendiri tidak ikut menyerang disebut sariyyah. Baik gahzwa maupun sariyyah berarti serangan mendadak atau penyergapan.


Jikalau Muhammad ikut menyerang, dia selalu berada dibagian belakang tentaranya, dilindungi pasukan khususnya. Tidak ada keterangan manapun dalam biografi Muhammad yang menuliskan dia sendiri bertarung dimuka melawan musuh. Dia lain dengan Musa yang tampil jantan menghadap Firaun, atau Daud menghadap Goliat, atau Yesus menghadap tentara Imam Besar, Pilatus atau Herodes, siapa saja! Tidak ada nabi yang membokong (menyergap) dari belakang sebab ada Tuhan di depan mereka.


Waktu Muhammad berumur 20 tahun, dia pernah ikut berperang di Mekah bersama paman-pamannya, perang itu dikenal sebagai perang Fijar, dalam perang ini usaha Muhammad adalah mengumpulkan panah-panah musuh sewaktu gencatan senjata dan menyerahkan kepada paman-pamannya.

“Sikap berani dan mahir bersenjata adalah hal yang tidak dimiliki Muhammad dalam sepanjang karirnya sebagai nabi” (William Muir, Life of Muhammad, Vol.11, Chapter 2, page 6).


Muhammad tidak pernah mempertaruhkan nyawanya dalam peperangan yang dia lakukan, dia seringnya berdiri dibelakang pasukan dengan memakai dua lapis baju besi, satu baju melapisi baju lain. Baju besi ganda ini membuatnya begitu berat hingga gerakannya terbatas dan dia perlu dibantu untuk berdiri atau berjalan. Dengan begini dia berteriak-teriak ke arah anak buahnya dengan kerasnya memberi semangat anak buahnya agar berani dan jangan takut mati, menjanjikan mereka perawan-perawan berdada busung dan makanan surga di dunia lainnya. Kadang dia menggenggam pasir dan melemparkan ke arah musuh sambil mengutuk mereka.


Muhammad berpikir bahwa dirinya berada di atas hukum, dia melanggar kode-kode etika dan moral kapanpun dia suka, dan membuat Allahnya mengeluarkan ayat untuk mengkonfirmasi apa yang dia lakukan adalah benar. Ia dan pengikutnya menyerang kota-kota dan desa-desa tanpa peringatan, membacoki orang-orang sipil tak bersenjata secara pengecut, mengambil jarahan perang berupa hewan-hewan ternak, senjata-senjata dan semua harta benda korban, termasuk isteri-isteri dan anak-anak mereka. Penyerang Muslim kadangkala minta uang tebusan atau menyimpan/ menjual mereka sebagai budak.


Berikut adalah contoh kejadian penyerangan yang tercatat dalam sejarah Islam.



Penyerangan Bani Mustaliq


Sang Nabi tiba-tiba menyerang bani Mustaliq tanpa peringatan ketika mereka sedang tidak siap dan ternak mereka sedang minum-minum di tempat pengambilan air. Orang-orang yang melawan dibunuh, para wanita dan anak-anak mereka ditawan; lalu sang Nabi mendapatkan Juwariyah di hari itu. (Sahih Bukhari, Vol.3. Book 46, Number 717).

Dalam perang ini 600 orang ditawan oleh tentara Muslim, barang jarahan 2.000 unta dan 5.000 kambing.


Dilaporkan berdasarkan otoritas dari Sa’b B.Jaththama, ketika ditanya tentang para wanita dan anak-anak non-Muslim yang dibunuh di malam penyerangan, maka Rasul Allah berkata:

Mereka adalah salah satu dari mereka.”

(Sahih Muslim, book 019, Number 4321, 4322 and 4323).

Dunia kaget waktu teroris-teroris Muslim menirukan Nabinya membunuh anak-anak (Beslan), tetapi apologis Muslim dengan cepat membantah bahwa pembunuhan anak-anak dilarang Islam.


Untuk mengesahkan serangan-serangan biadab terhadap orang-orang sipil, sejarawan Muslim sering menuduh pihak korban berencana melawan Islam. Akan tetapi tidak ada bukti dan alasan untuk mempercayai bahwa suku Arab mencoba menyerang Muslim secara fisik, yang pada waktu itu merupakan gerombolan kuat yang ditakuti. Siapa-siapa Muslim yang telah diserang, ditawan dan dibunuh mereka?


Sebaliknya banyak suku yang berdamai dan menanda tangani perjanjian damai dengan Muhammad agar mereka tidak diserang. Ternyata perjanjian ini nantinya dilanggar sendiri oleh Muhammad tetapi dibalikkan seolah pagan Arab-lah yang melanggarnya, contohnya piagam Madina.


Jarahan tidak hanya memperkaya gerombolan rampoknya tetapi juga termasuk budak-budak seks. Aisha isteri Muhammad yang paling disayang dan paling muda menemani Muhammad dalam penyerangan ini, melaporkan bahwa:

Muhammad dan orang-orangnya membunuh suami Juwariyah bint al-Harith dalam penyerangan tiba-tiba tanpa sebab, dia adalah wanita yang sangat cantik dan mempesona setiap pria yang melihatnya. Juwariyah adalah anak suku Bani Mustaliq dan seorang putri bangsawan yang telah menikah dengan sepupunya.

Ketika membagi-bagi tawanan Bani Mustaliq, Juwariyah jatuh ke tangan Thabit ibn Qyas, lalu dijadikan budak kemudian dimiliki oleh salah seorang pengikut Muhammad. Juwariyah datang meminta tolong kepada nabi, tetapi begitu nabi Suci melihat kecantikan dirinya, iapun menawarkan “kemerdekaan” baginya dengan syarat kawin dengan sang Nabi.

(http://66.34.76.88/alsalafiyat/juwariyah.htm).


Apologis Muslim, bersikeras bahwa kebanyakan isteri-isteri Muhammad adalah kaum janda, orang awam menyangka Muhammad mengawini mereka karena ingin menolong. Yang tidak disampaikan para Muslim adalah para wanita yang janda ini ternyata muda dan cantik-jelita dan kebanyakan para suami mereka dibunuh Muhammad. Juwariyah yang cantik mempesona itu berusia 20 tahun dan Muhammad 58 tahun.


Kisah Aisha dan Safwan.


Fakta pernikahan yang satu ini sungguh memprihatinkan manusia apalagi bila dihubungkan dengan perjodohan demi Allah. Muhammad menikahi Aisha, waktu Muhammad berumur 51 tahun dan Aisha berumur 6 tahun. Mereka serumah ketika Aisha berusia 9 tahun dan Muhammad 53 tahun. Setelah menikah selama 9 tahun, Muhammad meninggal dalam usia 62 tahun (HSB 1598) dan Aisha berumur 17 tahun. Sebenarnya Muhammad telah mengawini anak jauh di bawah umur, sebab menurut tradisi, batas umur dewasa adalah 15 tahun (HSB 1241). Pada usia yang begitu muda Aisha tidak sepenuhnya sadar apa yang terjadi pada dirinya secara seksual. Namun ketika Aisha bertambah umur, perasaannya juga bertambah dewasa terhadap laki-laki.


Pada waktu Muhammad menyerang bani Mustaliq dia membawa Aisha untuk menemaninya. Ketika anak buahnya sedang menyerang dan merampok, Muhammad tidak di front depan peperangan, tetapi sedang berada dalam tendanya bersama Aisha.


Anak buah Muhammad mempertontonkan wanita-wanita tahanan, diantara mereka adalah Juwariyyah bin Al-Harith, yang sangat cantik yang jatuh ke tangan Thabit ibn Qyas. Muhammad terpesona oleh kecantikannya dan ingin memilikinya. Maka Muhammad menawar dia dengan banyak uang untuk membeli wanita itu bagi dirinya. Dan transaksi yang sukses ini terjadi pada saat Aisha sedang bersamanya di dalam tendanya selama penyerangan tersebut terjadi. Apa reaksi Aisha?


Aisha meninggalkan untanya ketika kelompok tersebut mendekati kota dan dia masuk ke dalam salah satu rumah yang kosong. Setelah tujuh jam, dia baru kembali berdua dengan Safwan bin Al-Mu’attal (dikenal juga dengan sebutan Safwan bin Mu’attal As-Sulami Adh-Dhakwani). Maka gosippun menyebar mengenai Aisha dan Safwan. Muhammad sangat yakin bahwa Aisha telah mengkhianatinya lalu dia minta nasehat dari Ali. Ali menasehati Muhammad agar Aisha diceraikan atau dibunuh, dan Muhammad memutuskan untuk menceraikannya. Namun satu bulan berlalu, Muhammad tidak mengambil tindakan apapun terhadap Aisha meskipun orang-orang masih ramai membicarakan affair Aisha dengan Safwan.


Muhammad memang pergi menemuinya untuk menceraikannya. Namun ketika dia memasuki rumah Abu Bakar dan saat dia melihat Aisha, dia berubah pikiran dan dia berkata kepadanya: “Wahai Aisha, Allah telah mendukungmu.” Dan seperti biasanya, Jibril sudah siap dan Allah menurunkan sebuah ayat untuk membereskan hal tersebut berupa sebuah ayat yang menyaksikan pembelaan untuk Aisha.

(Kisah ini dari sudut pandang Aisha diriwayatkan dalam Hadits Shahih Bukhari, vol.3, Book 48 # 805; vol.5, Book 59 # 462-464 dan vol.6, Book 60 # 274-278).


Tak lama kemudian Ali melihat lagi kejadian tidak senonoh dari Aisha, lalu dia mengadukannya kepada Muhammad. Kali ini Muhammad memutuskan bahwa Aisha harus dibunuh, dia pergi bersama Ali dengan membawa pedang untuk membunuh-nya. Muhammad memasuki rumah Aisha dan Ali menunggu di luar, tetapi Muhammad baru keluar satu jam kemudian dengan berkeringat dan keletihan. Tak ada yang tahu persis apa yang sudah terjadi.

Ali bertanya kepadanya: “Apakah kamu membunuhnya, wahai sepupu?” Muhammad menjawab: “Tidak Ali. Sebuah ayat turun dari Allah untuk membenarkannya lagi.”

Tetapi kali ini ayat tersebut ternyata menuduh Ali berbohong dan mengatakan bahwa gosip tersebut berasal dari “kelompok diantara kamu”. (Lihat Surat Al-Nur 24:1-26). Sejak hari itu Ali bersikap menentang Aisha dan Aisha memusuhi Ali.

Tentang Ali, ia terkenal sebagai penceramah kabar baik tentang surga, dan Muhammad pernah mengatakan: “Dia adalah sepupuku dan saudara yang menawanku. Dia adalah kebenaran, dia itu adalah Ali bin Abu Talib.”

Tetapi kini Allahnya Muhammad malah berbalik dan menuduhnya berbohong dalam kisah Aisha. Dapatkah kesemrawutan begini disebut sebagai wahyu Allah?


Surat Penggantian/ Penghapusan Pewarisan


Perseteruan antara keluarga Muhammad dan Ali menyebabkan dihapusnya Surat Pewarisan yang menurunkan kekalifahan kepada Ali oleh Muhammad. Pendukung Ali, kaum Syiah, tetap mempertahankan keberadaan Surat Pewarisan dan membacakannya dari dalam Al Qur’an hingga hari ini.


Ketika Kalifah Uthman mengumpulkan Al Qur’an dia menolak untuk memasukkan surat tersebut dan menuntut untuk menghapusnya. Tetapi surat itu masuk dalam salinan mushaf Qur’an dari Ibn Mas’ud, dan terdapat di dalam “tambahan” Al Qur’an yang dibaca oleh rakyat Iran dan semua orang Syiah pada umumnya. Mereka berjumlah sekitar 40% dari semua orang Muslim. Begitu pula digugat bahwa Al Quran sekarang menghilangkan Surat al-Wilayah dan Surat an-Nurain (yang bisa dibaca dalam M.A. As Saif, al-Quran Syi’ah, halm.67-70).


Disamping itu terdapat lagi perbedaan tekstual yang meliputi 219 ayat yang saling berlainan diantara Al Quran yang dibaca Muslim Sunni dengan Syiah. Perbedaan ini dan banyak lainnya mencetuskan sebuah pertikaian penting yang dimulai setelah serangan Muraisa dalam tahun ke lima Hijrah sampai sekarang dan tidak ada kerukunan antara Syiah dan Sunni. Surat Pewarisan tersebut, yang dikecualikan dari semua Al Qur’an Sunni terdapat dalam semua Al Qur’an versi Syiah, terdiri dari lima ayat:


“Demi Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

1. Wahai orang beriman! Berimanlah pada nabi dan Pelindung. 2. Yang berasal dari yang lain. 3. Dan aku yang mendengar dan mengetahui. 4. Yang beriman dan berbudi baik akan mendapat surga. 5. Terpujilah Tuhanmu dan Ali adalah salah satu saksi.”


Serangan terhadap kaum Yahudi Mustala.


Pada tahun yang sama terjadi serangan Muraisha terhadap kaum Yahudi Mustala yang mengalami siksaan dan pembunuhan di bawah Muhammad. Banyak orang Yahudi yang melarikan diri ke Mekah meminta pertolongan dari orang-orang Quraishi, lalu mengadakan perjanjian damai dan kerja sama. Mereka menemui Abu Sufyan yang menjadi pemimpin dari kaum Quraishi dan semua orang yang terluka oleh serangan-serangan Muhammad. Perjanjian damai dan kerjasama antara kaum Yahudi dan kaum Quraishi diselesaikan dan ditanda tangani oleh Salam bin Haqiq untuk kaum Yahudi dan Abu Sufyan untuk Mekah.


Beberapa sejarawan Muslim mencatat bahwa kaum Yahudi mengkhianati janji mereka kepada Muhammad. Kawan-kawan Muslim kita ingin memutar balikkan kebenaran namun sesungguhnya Muhammadlah yang mengkhianati kaum Yahudi dengan merampok kafilah dan kota mereka serta membunuhi mereka.


Pembunuhan Abu Afak 120 tahun.


Salah satu korban tindakan pembunuhan Muhammad adalah seorang pria tua bernama Abu Afak yang berusia 120 tahun. Dia menulis puisi yang isinya menangisi orang-orang yang jadi pengikut Muhammad. Dia menulis bahwa Muhammad adalah orang gila yang dengan sesukanya menetapkan larangan dan ijin kepada orang-orang, yang mengakibatkan mereka kehilangan akal sehat dan jadi benci satu sama lain. Ibn Sa’d melaporkan kisahnya sebagai berikut:


“Lalu terjadi “sarriyah” (serangan) oleh Salim Ibn Umayr al-Amri terhadap Abu Afak, orang Yahudi di bulan Shawwal, awal bulan ke duapuluh sejak Rasul Allah hijrah dari kota Mekah ke Medinah pada tahun 622 AD. Abu Afak berasal dari masyarakat Banu Amr Ibn Awf, dan dia adalah seorang tua berusia 120 tahun. Dia adalah seorang Yahudi dan sering membujuk orang melawan Rasul Allah, dan menulis puisi tentang Muhammad.


Salim Ibn Umayr adalah salah seorang yang paling menen-tangnya, pernah ikut dalam perang Badr, katanya “Aku bersumpah akan membunuh Abu Afak atau lebih baik mati di hadapannya”. Dia menunggu kesempatan sampai tiba suatu malam yang panas dan Abu Afak tidur di tempat terbuka. Salim Ibn Umayr mengetahui hal itu, dia meletakkan pedangnya di atas hati Abu Afak dan menekannya sampai menembus tempat tidurnya. Musuh Allah itu menjerit dan orang-orang pengikutnya cepat-cepat mebawanya ke dalam rumahnya dan menguburnya.”

(The Kitab al Tabaqat al Kabir, vol.2, p 3).

Satu-satunya dosa orang tua ini adalah menulis puisi yang mengeritik Muhammad.



Pembunuhan Asma bint Marwan.


Ketika Asma bint Marwan seorang ibu Yahudi dari Bani Khatma yang punya lima anak laki-laki yang masih kecil mendengar hal ini, dia merasa sangat marah, lalu menulis puisi mengutuk orang-orang Medinah yang mengijinkan Muhammad memecah belah mereka dan membiarkan dia membunuh orang tua tak berdaya.


Sekali lagi Muhammad datang kepada orang-orangnya dan mengeluh: “Siapa yang mau mengenyahkan anak perempuan Marwan dari hadapanku?”. Umayr bin Adiy al-Khatmi orang buta yang saat itu ada disitu mendengarnya, dia masih sesuku dengan Asma, bersumpah akan membunuh perempuan itu. Di malam gelap gulita dia merangkak ke dalam rumah dimana Asma tidur bersama anak-anaknya. Dengan diam-diam dia memisahkan anaknya yang menyusu dan menancapkan pedangnya ke dada perempuan itu sampai menembus punggungnya dan menjepitnya ke dipan.

Pagi berikutnya ketika sembahyang di mesjid, Umayr memberi tahu Muhammad yang telah mengetahui kejadian itu. Muhammad berpaling kepada orang-orang yang berdiri dan berkata: “Lihatlah seorang laki-laki yang telah menolong Allah dan nabiNya. Jangan sebut dia buta tetapi panggillah dia si Umayr’ basir’ yang melihat”. (J Murdoch, “Arabia and Its Prophet”, Madras, India 1922, p.20 from Guillaume’s translation of Sirat Rasul Allah.)


Setelah dipuji Muhammad karena membunuh Asma bint Marwan, sang pembunuh yaitu Umayr, pergi menemui anak-anak Asma bint Marwan dan berkata: “Aku telah membunuh Asma bint Marwan wahai putra Khatma. Lawan aku jika kau berani; jangan biarkan aku menunggu”.


Setelah pembunuhan-pembunuhan ini, para Muslim Medinah menjadi semakin sombong, karena mereka telah membuat orang-orang non-Muslim menjadi ketakutan. Muhammad ingin menyampaikan pesan bahwa bagi semua orang yang berani mengeritiknya, hal ini berarti kematian.


Ini adalah pondasi terorisme dan sekaligus modus operandi yang persis sama yang dipakai para Muslim sampai saat ini dimana ancaman, teror dan pembunuhan-pembunuhan perlu dilaksanakan. Mereka mengikuti model dan contoh yang dilakukan nabi mereka, yang mereka anggap sebagai ahli “strategi terbesar”. Mereka menciptakan ketakutan agar mereka bisa mendirikan supremasi mereka melalui teror. Muhammad sendiri mengakui: “Aku telah dimenangkan karena teror”

(Bukhari, 4.52.220).


Bagi teroris-teroris Muslim strategi pembunuhan, memang sangat mujarab karena dampaknya “menimbulkan rasa takut di hati kafir” ini adalah cara pasti untuk menang.

Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang lalim” (Qs 3:151)


Cara ini berhasil besar di Spanyol ketika para teroris Muslim membunuh dua ratus orang, dengan meledakkan kereta-kereta api bawah tanah pada tanggal 11 Maret 2004, sebagai akibatnya; dalam pemilu masyarakat Spanyol memberikan suara untuk memilih seorang pemimpin sosialis yang dengan segera menerapkan banyak kebijakan yang sangat menguntungkan para Muslim.


Karena keberhasilan yang ditunjukkan Muhammad dan ajaran ideologinya, para teroris Muslim yakin bahwa strategi teror yang tepat akan berhasil dimanapun dan kapanpun. Mereka tidak akan berhenti sampai seluruh dunia ditaklukkan atau mereka terbukti salah karena dunia insaf dan menyatukan kekuatan bersama yang lebih besar untuk melawan mereka. Dunia Islam adalah dunia yang sakit dan penyebab sakitnya adalah Islam itu sendiri. Hampir setiap kejahatan yang dilakukan Muslim, dihalalkan berdasarkan perkataan dan perbuatan Muhammad.

Orang-orang Cina Tangerang banyak yang pindah agama, meme-luk Islam karena ketakutan setelah peristiwa pembakaran, perkosaan pada bulan Mei 1998.


Kisah Fatima bint Rabi’a.


Fatima bint Rabi’a menolak untuk mengakui Muhammad sebagai nabi. Suatu kali dia mengutuknya dan Muhammad, nabi pengampun tidak pernah melupakannya. Ketika Muhammad menginvasi bani Fazara dia membunuh sebagian besar rakyatnya dan mengambil Fatima bint Rabi’a sebagai tawanan bersama anak perempuannya.


Al-Athir dalam bukunya The Perfect History of Al-Athir, vol.II, hal.142 menulis:

“Muhammad memerintahkan Fatima disiksa dengan memerintahkan satu budak yang cacat fisik untuk memperkosa anak perempuannya di depan dirinya. Setelah budak tersebut selesai melakukan perbuatannya, Muhammad memanggil Zayd bin Haritha dan memerintahkannya membunuh Fatima. Banyak orang memintakan pengampunan bagi Fatima, seorang wanita tua berusia tujuhpuluhan tahun tetapi Muhammad tidak menghiraukannya.”


Al Tabari menulis:

“Muhammad memerintahkan Zayd bin Haritha untuk membunuh Fatima, yang dikenal sebagai Umm Qirfa. Dia membunuhnya dengan sadis yaitu dengan cara mengikat kedua kakinya dengan dua tali yang diikat pada dua unta. Dia memaksa unta tersebut berlari ke arah yang berlawanan sehingga ia robek menjadi dua bagian.” (The History of Nations and Kings oleh Al-Tabari, vol.II, hal.127)

 


Pembunuhan dan penyiksaan 8 orang.


Ada pula hadits shahih yang dikisahkan oleh Anas (sahabat Muhammad) tentang sekelompok Arab terdiri dari delapan orang yang datang menghadap Muhammad dan mengeluh akan cuaca Medinah. Muhammad menganjurkan mereka minum kencing unta sebagai obat dan mengirim mereka menemui penggembala unta di luar kota. Tetapi orang-orang ini malahan membunuh penggembala dan mencuri unta-untanya. Ketika Muhammad mengetahui akan hal ini, dia menyuruh orang-orangnya mengejar mereka. Lalu memerintahkan agar tangan-tangan dan kaki-kaki me

Theo van Gogh, sutradara Belanda pembuat film Submission yang dianggap menghujat, dibunuh oleh Mohammed Bouyeri, keturunan Maroko, Islam ekstremis. Dengan cara ditikam dengan pisau + kertas ancaman jihad terhadap Belanda dan Eropa di dadanya.

Sebelumnya pada bulan Shawaal, tahun ketiga Hijrah, kaum Quraish Mekah dengan persiapan yang matang membalas dendam dalam perang Uhud atas kekalahan mereka di Badr, dan Muslim dikalahkan. Kini Muhammad perlu mengkompensasikan kekalahannya dan menguatkan iman para pengikutnya bahwa Allah tidak akan membiarkan mereka kalah. Banu Nadir adalah target yang empuk dan gampang.


Perang Muslim melawan suku Quraish sebenarnya tidak ada hubungannya dengan orang Yahudi. Tetapi Muslim berdalih bahwa orang Yahudi terikat perjanjian dengan Muhammad untuk turut bantu memerangi orang-orang Mekah, padahal Muhammad secara brutal telah membunuh kepala suku mereka, dua penyair dan mengusir salah satu suku mereka (Qainuqa).


Muhammad sekarang sedang mencari alasan untuk mengusir banu Nadir. Mereka ini memiliki tanah pertanian yang terbaik di Yathrib dan taman-taman penuh dengan pohon-pohon kurma.


Beberapa orang Muslim telah menjadi pengacau ulung karena jasa Muhammad, mereka telah membunuh dua orang dari banu Kalb. Dalam keadaan terdesak banu Kalb ini menanda tangani perjanjian perdamaian dengan Muhammad dimana pengikut-pengikut Muhammad tidak boleh merampok atau membunuh orang-orang dari banu Kalb, dan sebagai gantinya Muhammad akan mendapat dukungan dari banu Kalb.


Seperti telah digariskan dalam tradisi masa itu, Muhammad seharusnya membayar ganti rugi uang darah atas pembunuhan 2 orang banu Kalb oleh orangnya Muhammad. Tetapi disini sang nabi malahan mendatangi banu Nadir dan meminta mereka untuk membantu membayar uang darah itu (!) sebagai bagian dari perjanjian damai yang Muhammad tawarkan. Ini adalah permintaan yang keterlaluan, tetapi Muhammad memang berharap banu Nadir akan menolak, dan itu akan memberi dia alasan untuk memerangi dan mengusir banu Nadir.


Namun banu Nadir terlalu takut dan tidak berani menolak permintaan Muhammad yang tidak adil itu. Mereka setuju untuk membantu dengan mengumpulkan uang. Akan tetapi keputusan banu Nadir untuk membantu Muhammad bukanlah apa yang inti direncanakan Muhammad. Maka Muhammad mencari strategi baru, saat masih duduk-duduk di sebelah dinding bersama dengan orang-orang banu Nadir. Tiba-tiba dia mendapat “inspirasi” baru, diapun berdiri tanpa berkata sepatah katapun lalu pulang ke rumah.


Ketika para pengikutnya kemudian menanyainya, dia berkata bahwa malaikat Jibril memberi tahu dia bahwa orang-orang Yahudi bersekongkol untuk menjatuhkan batu ke kepalanya dari atas dinding dimana pada waktu itu mereka sedang duduk bersama orang-orang banu Nadir. Padahal tidak ada satupun pengikut Muhammad yang melihat orang memanjat dinding itu atau ada mendengar rencana yang mengancam jiwa mereka.


Pada waktu itu Muhammad hanya didampingi Abu Bakar, Umar dan Ali serta satu dua pengikutnya. Jadi jika banu Nadir mau dan berani, sangatlah mudah untuk membunuh mereka semua, tidak perlu orang banu Nadir memanjat dinding untuk menjatuhkan batu kepada Muhammad. Tuduhan ini jelas palsu dan sengaja dibuat-buat oleh Muhammad. Ya, nabi percaya bahwa Allah itu khairul maakereen (penipu paling ulung) (Qs 3:54), dan itulah yang ditirunya.


Ceritera tentang Jibril yang memberi tahu dia rencana orang Yahudi yang mau mencabut nyawanya adalah identik dengan cerita imaginatif Isra Miraj. Namun kini para pengikutnya yang gampang tersihir itu percaya padanya dan sangat marah mendengar dongeng karangan persekongkolan banu Nadir itu. Maududi menutup ceritanya dengan berkata: “Sekarang tidak ada alasan untuk memberi mereka kemurahan hati lagi.”


Maka Muhammad bersama orang-orangnya maju dan mengepung banu Nadir. Nabi suci memberi ultimatum bahwa rencana pengkhianatan mereka telah diketahui oleh karena itu mereka harus meninggalkan Medinah dalam sepuluh hari, atau jika mereka didapati masih tinggal di rumah mereka, mereka akan dibunuh dengan pedang.


Abdullah bin Ubayy berusaha keras menolong banu Nadir, tetapi saat itu pengaruhnya terlalu lemah dan pengikut-pengikut Muhammad telah terbutakan mata batinnya. Mereka tidak mengizinkan bin Ubayy memasuki tenda Muhammad, bahkan mereka menyerang bin Ubayy dan melukai wajahnya dengan pedang. Setelah beberapa hari, banu Nadir dipaksa berunding untuk meninggalkan semua harta benda mereka bagi Muhammad dan meninggalkan Medinah. Beberapa diantara mereka pergi ke Suriah dan yang lainnya pergi ke Khaibar, dan beberapa tahun kemudian mereka dibunuh juga ketika Muhammad mengincar kekayaan kaum Yahudi disana.


Berikut ini adalah kutipan dari sumber Muslim sendiri Sirat (Sejarah hidup Muhammad), yang membuat hal ini sangat jelas:

Mengenai banu al-Nadir, Surat al-Mujadila diturunkan dimana dikisahkan bagaimana Allah membalas dendam pada mereka dan memberi RasulNya kekuasaan atas mereka dan bagaimana Dia memperlakukan mereka.

Allah berkata: “Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir diantara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama ... Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan ... karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka” yang merupakan balas dendam dari Allah. “Benar-benar Allah mengazab mereka di dunia ini, yaitu dengan pedang dan di akhirat neraka jahanam” (Ibn Ishaq, sirat p.438).


Dalam pengepungan banu Nadir, Muhammad memerintahkan penebangan dan pembakaran pohon-pohon milik banu Nadir. Di daerah Arabia lingkungan kering kerontang padang pasir, para penghuni padang pasir menganggap penebangan pohon dan peracunan sumur sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, juga melanggar perjanjian perdamaian dan adat lokal. Namun Muhammad dengan mudah membenarkan perbuatannya karena Allah sendiri tunduk pada kehendaknya.

Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri diatas pokoknya, maka (semua itu) adalah izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik. (Qs 59:5).


Tindakan Muhammad ini tidak dianggap sebagai perusakan alam lingkungan asal dilakukan dalam jalan Allah.

Seorang cendekiawan Muslim, Al-Mubarkpouri berkata:

“Rasul Allah (SAW) menyita tanah, rumah, harta kekayaan dan senjata-senjata mereka antara lain 50 baju pelindung, 50 helmet dan 340 pedang. Karena tidak ada perang dalam penyitaan ini maka rampasan ini menjadi milik nabi seluruhnya, Muhammad membagikan rampasan itu sesuai kehendaknya kepada para Muhajirin dan dua orang miskin Ansar yaitu Abu Dujana dan Suhail bin Haneef.

Harta rampasan dipakai keluarga sang Rasul untuk kehidupan sepanjang tahun dan sisanya untuk melengkapi tentara Muslim dengan senjata bagi perang-perang berikutnya di jalan Allah.


Berdasarkan tindakan Muhammad dapatlah disimpulkan:

  • Kekerasan dan kekejaman adalah ciri dari Islam yang sejati bukan merupakan penyimpangan dari Islam.

  • Kebencian Muhammad pribadi terhadap kaum Yahudi telah mencetuskan pembasmian dan pemusnahan terhadap mereka, dan atas nama Allah permusuhan ini dijadikan tradisi baru yang akan dikekalkan oleh generasi Muslim selanjutnya.

  • Pembunuhan, perampokan, pemerkosaan adalah praktek dari Islam yang semuanya dianggap sah dan halal untuk memajukan agama Allah sesuai dengan keteladanan nabinya.

  • Di setiap kejahatan dan perusakan kehidupan, terdapat ayat-ayat suci susulan yang sengaja diturunkan Allah untuk membenarkan tindakan nabi suciNya.




Taqiyyah: Dusta Suci


Muhammad menyebut Musa dan Taurat berpuluh-puluh kali. Dan menyuruh Muslim mengimani Taurat puluhan kali. Namun ia tak tahu siapa Musa dan apa Taurat yang sesungguhnya. Muhammad tak pernah tahu Sepuluh Perintah Tuhan (Ten Commandments). Apa yang diketahui dari 10 Perintah hanyalah beberapa perintah awal yang menyangkut ketauhidan Allah. Namun perintah-perintah sisanya, khususnya 4 perintah terakhir ia tak paham, malahan melanggarnya terang-terangan dalam contoh kehidupannya, yaitu:

  • Jangan membunuh.

  • Jangan berzinah.

  • Jangan mencuri.

  • Jangan mengucapkan saksi dusta.

  • Jangan mengingini rumah, istri-istri, hamba-hamba, lembu, keledai yang dipunyai sesamamu.


Bahasan disini difokuskan pada soal dusta. Dusta diizinkan bagi Muslim untuk memajukan Islam. Menyembunyikan dan memlintirkan fakta, maksud dan perasaan untuk suatu penyesatan adalah kemuliaan bila hal itu dilakukan dalam kaitan dengan Islam. Itu adalah taqiyyah, penggelapan kebenaran yang dijadikan kemunafikan suci yang didalilkan karena “keadaan yang memaksa”. Ini dijadikan bagian dalam strategi Islam untuk berdusta dan menipu daya para non-Muslim dengan cara apapun. Imam Khomeini berkata: “Taqiyyah diberlakukan jikalau itu menolong keislaman.” Kaum Sunni bertaqiyyah lagi: “Taqiyyah hanya dianut oleh Shiah, Sunni tidak.” Padahal keduanya sama saja, menuduh dalam lingkaran setan, karena Sunni justru dianggap bertaqiyyah disini. Karena Muhammad telah berkata: “Taqiyyah akan berlaku hingga Hari Kebangkitan” (HSB vol.9, book 89).


Dalam Islam, setiap peristiwa yang dianggap sebagai darurat yang membuat orang tertekan selalu dapat dipakai untuk membenarkan dusta. Hamid Enayat, seorang ahli sejarah dan pemimpin Muslim mengakui fakta berikut ini:

“Taqiyyah dalam prakteknya telah menjadi norma prilaku untuk Muslim baik Sunni maupun Syiah ketika konflik terjadi dalam masalah keimanan.” (Barnabas Fund 2007).


Seorang Muslim diijinkan Qur’an untuk membatalkan sumpahnya walau sudah diikatkan atas nama Allah. Dan pembatalan itu cukup dengan materi, bukan minta pengampunan dan pertobatan, yaitu cukup memberi makanan atau pakaian untuk 10 orang miskin. Dan bagi orang miskin yang tak mampu memberi, bisa memilih untuk tiga hari berpuasa. (Qs 5:89). Allah yang satu ini sungguh keterlaluan meremehkan diriNya sendiri dimana sumpah diatas meterai namaNya, bisa dibatalkan Muslim tanpa tanggung jawab yang sakral.


Muhammad juga berkata: Berdusta adalah salah kecuali dalam 3 perkara:

  • Dusta seorang suami terhadap isterinya demi menyenangkannya.

  • Dusta untuk menipu musuh, sebab perang adalah penipuan.

  • Dusta untuk menyelesaikan masalah diantara orang satu terhadap yang lainnya. (Ahmad, 6.459.H; Hadis Tirmidzi 5033).


Kenapa Muhammad diberi ijin oleh Allah untuk membuat sumpah palsu dan berdusta?

Ya karena Allah sendiri adalah Pendusta yang sebesar-besarnya, seperti yang diakuiNya sendiri. (Qs 3:54).

Dan ini dibuktikannya pada waktu perang Badr dimana Allah sendiri telah menipu NabiNya lewat mimpi. Disitu Allah menunjuk-kan bahwa musuh hanya sedikit jumlahnya (padahal berjumlah banyak) agar memberikan keberanian kepada tentara Muslim untuk bertempur dengan pihak kafir:

(yaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (Qs 8:43)


Dengan contoh dari Allah sendiri maka baik Muhammad maupun sahabatnya sampai dengan para pengikutnya sekarang, semuanya asyik berdusta ria untuk memetik keuntungan yang dihalalkan dari dusta.


a. Muhammad.

“Demi Allah, jikalau saya mengucapkan sebuah sumpah dan

kelak ternyata saya menemukan sesuatu yang lebih baik dari pada itu, maka saya akan melakukan apa yang lebih baik sambil membatalkan sumpah saya.” (Bukhari 7.67.427)

Muhammad dimana-mana memperlihatkan cara-cara penipuan untuk mencapai tujuannya, termasuk “menurunkan” ayat-ayat sesuai kehendaknya tatkala dia terjepit, entah oleh lawannya, kawannya, bahkan oleh isteri-isterinya.


b. Ali bin Abi Thalib.

Orang-orang Arab mempunyai sebuah cerita nyata yang menggambarkan sebuah taqqiyah yang sempurna. Ini menceritakan bahwa sepupu Muhammad sekaligus menantunya yaitu Ali, suatu ketika sedang duduk-duduk diatas sebuah kursi di luar rumahnya. Tiba-tiba seorang dari temannya berlari dengan terengah-engah masuk ke kampung dan bersembunyi ke dalam rumah Ali. Merasa temannya ini sedang dikejar oleh musuhnya, maka Ali segera berdiri dan berpindah tempat duduk ke kursi yang lain di dekatnya. Beberapa menit kemudian datanglah pengejar-pengejar yang marah ke lingkungan di sekitar Ali dan menanyakan kepada Ali kalau-kalau ia melihat orang yang mereka kejar. Ali menjawab

Dengan sebuah kalimat: “Selama saya duduk di kursi ini saya tidak melihat siapapun.”


c. Hamid Ali.

Contoh menipu untuk membela Islam, bisa dilihat lewat kasus nyata berikut ini.

Hamid Ali, seorang pemimpin spiritual pada mesjid Al-Madina Beeston, West Yorkshire, UK, secara publik mengutuk pemboman London 7 Juli 2005.

Namun dalam percakapan rahasia diantara dia dengan seorang Bangladesh (seperti yang dilaporkan oleh seorang reporter dari Sunday Times) ia berkata bahwa pemboman 7 Juli adalah tindakan yang mulia dan memuji para pengebom tersebut. (Islam and Truth, Barnabas Fund).


d. Umat Muslim.

Tanpa disadari, taqqiyah masuk ke dalam alam pikiran dan kehidupan Muslim sehingga turut “bertaqqiyah” kepada dirinya dan dunia bahwa “Islam” berarti “damai”, padahal arti sebenarnya adalah “berserah” (submission).

Begitu pula dengan Islam adalah “Rahmatan lil alamin” (rahmat bagi segenap alam) yang dikumandangkan kemana-mana selama berabad-abad tetapi kosong tanpa bukti dan fakta. Faktanya justru terbalik, karena umumnya negara-negara syariah termasuk negara-negara yang termiskin, terkacau dan hak-hak sipil dirampas/ditekan, semuanya jauh dari rahmat surgawi yang dijadikan retorika!


Dibawah ini dipetikkan beberapa contoh penting dimana taqiyyah telah dimainkan dengan liciknya.



Perang Parit (Khandaq).

 

Akibat serangan-serangan Muhammad, Abu Sufyan dari Mekah kemudian memimpin 4.000 orang dari kaumnya untuk melawan dia.

Ketika Muhammad mendengar kabar tersebut, sahabat-sahabatnya bertanya kepadanya: “Apakah para malaikat akan berperang untuk kita wahai Rasul Allah?”

Tetapi Sahnan orang Persia berkata: “Marilah kita menggali parit yang akan memisahkan kita, kota dan musuh.” Muhammad langsung menerima gagasan tersebut dan diapun mulai menggali parit.


Tentara persatuan Arab Mekah ini belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya. Mereka berkemah di luar kota sambil berpikir bagaimana caranya menyeberangi parit-parit itu. Mereka meminta bantuan kepada bani Quraiza. Muhammad sangat waspada pada persekutuan seperti itu, maka diapun bersiasat memecah belah mereka dan menciptakan rasa saling tidak percaya antara bani Quraiza dan tentara persekutuan Arab. Taqiyyah pun dimainkannya.


Nu’aym yang baru saja mualaf (masuk Islam) dan tidak mengumumkan kepindahan agamanya mendapat tugas dari Muhammad untuk membangkitkan rasa saling tidak percaya.

Seterusnya Nu’aym pergi kepada temannya bani Quraiza dan berkata: “Quraishi dan Ghatafan telah datang untuk bertempur melawan Muhammad dan kalian Quraiza akan membantu mereka melawan Muhammad. Tetapi tanah, harta dan isteri mereka tidak ada disini, jika mereka dikalahkan oleh Muhammad mereka akan meninggalkan kalian untuk sendirian menghadapi Muhammad, sedangkan tanah, rumah, harta dan anak isteri kalian ada disini dan kalian tidak akan mampu menghadapinya sendirian. Oleh karenanya janganlah kamu berperang di pihak Quraishi dan Ghatafan melainkan kamu harus menyandera kepala suku mereka sebagai jaminan keselamatan kamu bersama Muhammad berperang melawan mereka, pasti kamu akan mengalahkan mereka; kamu akan menjadi sekutu dan sahabat Muhammad.” Mendengar itu orang-orang Quraiza berkata kepada Nu’aym bahwa itu adalah nasehat yang baik.


Lalu Nu’aym pergi menemui orang-orang Quraishi dan berkata kepada Abu Sufyan dan pengikutnya: “Kalian tahu rasa sayangku kepada kalian, aku telah meninggalkan Muhammad, aku mendengar sesuatu yang sangat penting. Aku harus memberi tahu kalian sebagai peringatan tetapi rahasiakan itu.”

Orang-orang Quraishi setuju untuk merahasiakan kemudian dia melanjutkan: “Orang-orang Yahudi menyesal telah melawan Muhammad kemudian mengirim utusan untuk menyampaikan pesan kepada Muhammad: “Sukakah engkau jika kami menangkap kepala suku Quraishi dan kepala suku Ghatafan dan menyerahkan kepadamu supaya bisa kau penggal kepala mereka?” Muhammad setuju dan menerima tawaran itu, maka jika orang-orang Yahudi Quraiza datang meminta sandera, jangan kirim seorangpun.” Lalu Nu’aym pergi kepada suku Ghatafan dan menceriterakan hal yang sama. (Ibn Ishaq, Sirat Rasul Allah, Battle of Trench).


Siasat ini berhasil! Ketika tentara persekutuan Arab meminta bani Quraiza untuk bergabung dengan mereka untuk menyerang, mereka mencari alasan, malah sebaliknya meminta suku Quraishi meninggalkan beberapa orang sebagai sandera, yang mengkonfirmasikan apa yang telah Nu’aym katakan. Tentara persekutuan Arab menjadi kecil hati dan pergi mengundurkan diri tanpa berkata sepatah pun. Tipu daya ini menyelamatkan Muslim dari kekalahan yang sudah pasti, dan ini menjadi pembelajaran terbaik bagi kaum Muslim yang sejak saat itu memasukkan pengkhianatan dan penipuan sebagai strategi mereka dalam berjihad.


Dalam satu hadist kita baca:

Hajaj Ibn Aalat berkata: “Wahai Rasul Allah. Aku punya harta berlebihan di Mekah dan beberapa sanak keluarga, dan aku ingin mengambil balik semua itu. Apakah aku diizinkan untuk berburuk kata tentang engkau (untuk menipu orang-orang non-Muslim)?” Nabi mengizinkan dan berkata: “Katakan apa saja sesukamu.” (Sirah al Halabiyyah, v.3, p.61)


Muslim-muslim datang ke suatu negara Barat atau Asia dan berpura-pura menjadi Muslim moderat tetapi secara rahasia bersiasat untuk mendirikan komunitas mereka sendiri secara politik, dengan cara memisahkan atau menguasai negara itu. Mereka tersenyum, menjabat tangan, mereka bersahabat dan ramah bahkan memuji negaramu di depan umum. Tingkah laku maupun ucapan-ucapan mereka gentleman dan patriotik, namun mereka hanyalah menjalankan “taqqiyah” untuk membuat Islam berpengaruh dan dominan. Mereka hanya membual tetapi tidak akan melakukan yang mereka katakan.


Dengan hukum-hukum demokrasi, orang-orang Muslim menginvasi negara-negara Barat atau Asia tetapi dengan hukum-hukum Islam orang-orang Muslim akan mendominasi mereka. Slogan terkenal mereka:

By their democratic law we will invade them, by Islamic law we shall dominate them”


Contoh taktik yang dipakai oleh Muslim yang ahli ber-taqiyyah antara lain sebagai berikut:

Meremehkan ancaman Islam untuk menghilangkan Islamophobia, jihad tidak ditujukan pada perusakan, tetapi untuk perjuangan spiritual. Tuntutan untuk menjadi negara syariah hanyalah untuk golongan Islam tidak untuk non-Muslim. Akan tetapi begitu kekuasaan ada di tangan mereka, yang dulunya suaranya lemah lembut mengembik seperti domba, segera akan berubah menggelegar seperti gerombolan srigala. Hal-hal seperti ini telah terjadi di negara-negara Iran, Sudan, Maroko, Mesir dll.


Reza Aslan menulis buku, “Tiada tuhan selain Allah”. Dalam bukunya ia berkata: “Yang terjadi sekarang di negara-negara Islam adalah konflik internal antara para Muslim sendiri, bukan perang eksternal antara Islam dan negara-negara Barat.” Kalau ada korban-korban di pihak Barat itu hanyalah ketidak sengajaan akibat konflik di antara orang-orang Islam sendiri, dimana orang-orang Barat hanyalah pengamat saja. Akan tetapi kenyataannya adalah medan perang para Muslim sekarang bukan hanya terjadi di negara-negara Islam sendiri, melainkan telah merambah ke seluruh dunia seperti New York, London, Madrid, Mumbay, Beslan, Bali dll.


Satu taqiyyah lucu yang sering digunakan lelaki Muslim untuk merayu wanita Barat adalah pernyataan bahwa “Dalam Islam wanita diperlakukan seperti ratu.” Pernahkah anda melihat di negara manakah ratunya dikatai sebagai kurang dalam kecerdasan, mayoritas penduduk neraka, dipukuli seperti memukul unta, dirajam bahkan dibunuh demi kehormatan keluarga.


Dalam perkawinan antara pria Muslim dan wanita non-Muslim untuk mencapai tujuannya sang pria bersedia pindah ke agama calon mempelai wanita, setelah menikah dan mulai punya anak, sang pria kembali kepada agamanya yaitu Islam bahkan memaksa isterinya memeluk Islam atau dengan risiko disudutkan, disiksa atau dicerai.


Jika seorang Muslim tersenyum kepadamu dan memberi tahu kamu betapa dia sangat mencintai negaramu dan betapa inginnya dia menjadi temanmu, ingatlah hadist berikut ini:

(Sesungguhnya) kami tersenyum pada beberapa orang, sementara hati kami mengutuk orang-orang (yang sama) itu.”

11 Desember 2007.

Seorang ayah Muslim berkewarganegaraan Canada membunuh anak gadisnya yang masih remaja karena anaknya itu menolak untuk mengenakan jilbab.

The Star.com: Dad charged in teen’s death.

Aqsa Parvez, remaja putri usia 16 tahun dari keluarga Muslim imigran, warga negara Kanada. Ia dibunuh oleh ayahnya hanya karena menolak menggunakan hijab pada waktu di sekolah. Ia pergi dari rumah menggunakan hijab, di sekolah ia ganti baju dan melepas hijab, saudara laki-lakinya juga dituntut karena membantu pembunuhan itu.


Yagmur Dursun, gadis Turki yang tengah hamil di luar nikah, sedang disiapkan untuk dihukum rajam sampai mati, diiringi teriakan-teriakan Allahu Akbar.

Penyerangan terhadap bani Quraiza.

 

Suku Yahudi terakhir yang menjadi korban keganasan Muhammad adalah bani Quraiza, tidak lama setelah perang parit (Khandaq) selesai. Muhammad menjadikan bani Quraiza targetnya walaupun dalam perang parit bani Quraiza telah meminjamkan senjata-senjata dan cangkul-cangkul untuk menggali parit dan tidak mau memihak orang-orang Mekah bahkan membela Muhammad. Tetapi Muhammad punya alasan tersendiri, dan dia menyatakan malaikat Jibril mengunjunginya dan meminta mencabut pedangnya dan menuju ketempat tinggal bani Quraiza dan memerangi mereka. Jibril berkata bahwa Muhammad dengan pasukan para malaikat akan pergi mengguncangkan pertahanan mereka dan menebarkan ketakutan di hati mereka.”

(AR-Raheeq Al-Makhtum by Saifur Rahman al-Mubarakpuri http://islamweb.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-26.HTM).


Al-Mubarakpouri berkata lebih lanjut: “Nabi Allah langsung memanggil si-pengumandang azan dan memerintahkannya untuk mengumumkan perang baru terhadap bani Quraiza.”


Muslim tidak akan pernah berterima kasih kepada orang-orang/negara kafir yang menolong mereka. Mereka akan menerima pertolonganmu dan akan menikammu dari belakang begitu mereka tidak memerlukan engkau lagi. Lihat saja banyak pelajar-pelajar Muslim belajar atau menerima bea siswa di sekolah di Amerika, mendapat pekerjaan di Amerika, mereka tetap saja benci Amerika, jika mereka pulang ke negara asalnya tetap membawa pesan-pesan kebencian terhadap Amerika. Ingat 11 September 2001 mereka mengebom Amerika dan ini tidak akan berhenti, sampai bendera bulan sabit berkibar di gedung putih dan seluruh Amerika.


Pengebom kereta api bawah tanah di London adalah orang-orang yang asalnya imigran Pakistan, Muslim-muslim ini hidup susah di negara asalnya, mendapat kemurahan hati dari Inggris sehingga mereka berimigrasi ke Inggris. Mereka mendapat pekerjaan di Inggris, anak-anak mereka lahir di Inggris, mendapat pendidikan, pekerjaan dan menikah di Inggris. Tetapi tetap saja mereka tidak berterima kasih kepada Inggris. Mohammed Sidique Khan seorang guru yang sudah menikah dan mendapat kebaikan dari Inggris. Ia adalah salah satu pelaku pengeboman kereta api bawah tanah di London yang mengakibatkan 52 orang mati.


Dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang tidak mungkin dituliskan disini satu persatu.


Muslim-muslim di Inggris berkembang luar biasa pesat namun orang-orang sekuler dan non-Muslim masih tenang-tenang saja. Mereka pikir para pengebom sudah tertangkap dan persoalan sudah selesai, tetapi seperti api dalam sekam mereka bergerak terus baik melalui jalur-jalur hukum, politik, suap (dana petro dollar) maupun terorisme. Mereka tak akan berhenti sampai bendera bulan sabit berkibar di seluruh Inggris menggantikan Union Jack.


Azan


Sangatlah penting dalam mempelajari Islam untuk mengerti bahwa panggilan untuk sholat adalah juga panggilan untuk berperang. Kerusuhan-kerusuhan dan penjarahan kaum Muslim selalu di mulai di Mesjid setelah mereka bersholat. Mereka paling bersemangat di bulan suci Ramadan dan pada hari Jumat.


Mesjid


Dalam khotbah peringatan hari kelahiran Muhammad pada tahun 1981, Ayatollah Khomeini berkata:

Mehrab (Mesjid) berarti tempat perang, tempat untuk bertempur. Diluar Mehrab, perang harus berlangsung. Seperti halnya semua perang-perang dalam Islam berlangsung terus diluar mehrab. Nabi memiliki pedang untuk membunuh orang, imam-imam suci kita cukup militan. Mereka semua adalah pendekar perang, mereka biasa menyandang pedang untuk berperang dan membunuh orang. Yang kita perlukan adalah seorang kalifah yang akan memotong tangan, memenggal leher dan merajam orang seperti halnya yang dilakukan Rasul Allah.

(Ayattolah Khomeini: A Speech delivered on the Commemoration of the Birth of Muhammad, in 1981).


Jadi fungsi mesjid, adalah untuk:

  • Berkumpul, beribadah, solat, kotbah.

  • Rapat-rapat merundingkan dan mengatur strategi serta mengumumkan fatwa dan perang.

  • Menimbun senjata-senjata dan tempat bersembunyi.


Muhammad memimpin pasukan tentara yang terdiri dari tigaribu tentara infanteri dan tigapuluh tentara berkuda dari kalangan Ansar dan Muhajirin.

Bani Quraiza dituduh bersekongkol dengan orang-orang Quraishi melawan Muslim. Padahal kenyataannya, sejarawan-sejarawan Muslim telah membantah tuduhan ini dan berkata bahwa tentara orang-orang Mekah menarik diri tanpa berperang karena mereka tidak mendapat dukungan dari bani Quraiza.


Ketika Muhammad mengumumkan niatnya, Ali sepupunya yang merupakan pendukung utamanya, bersumpah tidak akan berhenti hingga dia berhasil menyerbu benteng mereka atau mati. Pengepungan berlangsung selama 25 hari.

Kaum Muslim membuat pernyataan dan perjanjian kepada bani Quraiza bahwa mereka tidak akan dilukai apabila mereka menyerahkan senjata-senjata mereka dan bersedia membayar upeti. Karena hal inilah akhirnya bani Quraiza menyerahkan diri dan senjata-senjata mereka kepada Muhammad.


Tetapi Muhammad tidak menghormati perjanjian tersebut dan memerintahkan mereka dibunuh, ada 900 orang laki-laki yang dibunuh. Muhammad meminta pendapat Sa’d Ibn Mua’dh mengenai pembunuhan 900 orang tersebut. Mua’dh merestui pembunuhan itu, tetapi setelah Mua’dh memberikan restunya, dia langsung terkena serangan jantung fatal. Setelah kematian Mua’dh, Muhammad menyatakan bahwa Jibril berkata kepadanya, gerbang-gerbang surga terbuka bagi Mua’dh dan singgasana Allah bergetar atas kematiannya. Para malaikat bersuka cita atas rohnya dan tujuh puluh ribu dari mereka turun untuk menghadiri pemakamannya!


Untuk menentukan siapa yang harus dibunuh, anak-anak muda diperiksa, yang telah tumbuh bulu kelaminnya dikelompokkan dengan para lelaki dewasa untuk dipenggal kepalanya. Atiyyah al-Quriaz, seorang Yahudi yang berhasil lolos dari pembantaian itu menceriterakan kemudian:

“Aku termasuk diantara tawanan bani Quraiza. Para Muslim memeriksa kami, dan mereka yang telah tumbuh bulu kelaminnya dibunuh, dan yang belum tidak dibunuh. Aku termasuk yang belum tumbuh bulu kelamin.”

(Sunan Abu Dawud Book 38, Number 4390, kumpulan Hadist yang dianggap shahih).


Ayat Qur’an tentang pembantaian bani Quraiza:

Dan dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraiza) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. (Qs 33:26)


Parit-parit digali di bazar Medinah, dan Muhammad memerintahkan orang-orang tersebut digiring persepuluh orang untuk dipenggal, dan badan mereka dibuang ke parit-parit itu.

Selama penjagalan tersebut, wanita-wanita mereka berteriak histeris, merobek-robek baju mereka dan memukuli pipi mereka. Tetapi semakin banyak wanita-wanita menangis semakin bersemangat Muhammad dan sahabat-sahabatnya melakukan penjagalan, hingga pada hari itu dia membunuh 900 orang secara massal.


Muhammad memerintahkan para tawanan wanita dipajang dihadapannya. Seperti biasanya Muhammad memilih untuk dirinya, wanita yang paling cantik. Pilihannya jatuh kepada Rihana bint Amro, yang suaminya, dan ketiga saudara laki-lakinya dan seluruh keluarganya diperintahkan untuk dibunuh didepan matanya.

Muhammad berkata kepadanya: “Daripada menjadi budakku, saya akan membebaskan kamu dan menikahimu.”

Rihana menjawab: “Lebih terhormat bagiku untuk menjadi budakmu dari pada menjadi isteri seorang penjagal manusia.” Dia kemudian meludahinya, dengan harapan Muhammad akan memerintahkan dirinya untuk dibunuh. Tetapi Muhammad tidak pernah membunuh wanita cantik.

Melainkan dia menyimpannya sebagai seorang budak dan berhubungan intim dengannya sementara kaki dan tangannya diikat.

[Lihat juga The Life of the Prophet oleh Ibn Hisham, vol.III, hal 118-143 (yang juga menulis kejadian-kejadian lain yang tidak dimuat disini): The Life of Muhammad oleh Haikal, hal 347-351 (Yang menambahkan lebih banyak penjelasan mengenai kekejaman Muhammad): dan Al Sira Al Halabia oleh Al Halabi, vol.II, hal 675-677. Cerita ini juga ditemukan dalam Rawd Al Unuf oleh Imam As-Suhaili, vol.III, hal 267-271 dan dalam buku-buku oleh Al-Tabari Ibn Kathir, Ibn Khaldoon, Al-Booti Al Khudri dan Al-Adid. Semua pengarang menulis mengenai cerita mengerikan ini]


Banyak orang Muslim setelah melihat kekejaman Muhammad terhadap bani Quraiza, mereka pindah dari agama Muhammad, karena yakin bahwa pernyataan Muhammad adalah tidak benar sebagai nabi. Lebih dari tigaribu orang pindah dari Islam setelah perang parit Al-Khandaq.


Untuk menghalalkan kekejamannya dan perampokannya, Muhammad mempunyai solusi, Allah menjawab dan Jibril membawa ayat-ayat yang diperlukan. Tiba-tiba ayat-ayat Al Qur’an diturunkan kepadanya.

Dan Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.” (Surat Al-Ahzab/golongan yang bersekutu 33:27).

Dengan demikian Muhammad menegaskan bahwa Tuhanlah yang merestui perbuatannya.


Terorisme, kekerasan, perampokan, pembunuhan dan perkosaan yang terjadi sekarang ini bukan datang tiba-tiba, tetapi berasal dari tindakan-tindakan, keteladanan Muhammad, para sahabatnya dan penerus-penerusnya.


Serangan Al-Harkat.


Tidak puas dengan menghancurkan Quraiza, Muhammad menyerang Al-Harkat, sebuah desa Yahudi yang dekat dengan Medinah.

Semua penduduk desa itu dibunuh, dan Muhammad bin Abd Al-Wahab menulis:

“Mereka kaum Muslim mengatakan Allah Akbar dan mereka menyerang bagaikan sejiwa, kemudian mengelilingi mereka dan membunuh mereka dengan pedang-pedang Allah.”

(The Life of the Messenger, oleh Muhammad bin Abd Al-Wahab, hal 111).


Muhammad membuat Allah membawa pedangNya untuk dipakai membunuh orang-orang yang tidak bersalah, dan mereka diserang secara tiba-tiba tanpa satupun kejahatan yang dilakukan. Satu-satunya yang dianggap kejahatan mereka adalah mereka orang Yahudi yang mempunyai hubungan dengan Khaibar.

Muhammad jelas kemasukan roh racistis terhadap Yahudi (dan kemudian Kristiani). Disini ia membunuh semua orang, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Tidak ada yang tersisa selain harta mereka yang dikumpulkan lalu diambil Muhammad; meninggalkan sebuah sungai darah yang mengalir di dalam desa itu.

 

Penaklukkan Khaibar.

 

Bukhari mencatat beberapa hadist tentang penaklukkan Muhammad terhadap Khaibar dan tindakan perkosaannya terhadap Safiya:

Anas berkata ketika Rasul Allah menyerang Khaibar, kami melakukan sembahyang subuh ketika hari masih gelap. Sang Nabi berjalan menunggang kuda dan Abu Talha berjalan menunggang kuda pula dan aku menunggang kuda dibelakang Abu Talha. Sang Nabi melewati jalan ke Khaibar dengan cepat dan lututku menyentuh paha sang Nabi. Dia lalu menyingkapkan pahanya dan kulihat warna putih di pahanya. Ketika dia memasuki kota, dia berkata: “Allahu Akbar! Khaibar telah hancur, sebab ketika kami mendatangi suatu bangsa yang kami lawan, maka kemalangan akan mengawali mereka-mereka yang telah diperingati.” Dia mengulang kalimat ini sampai tiga kali. Penduduk Khaibar berlarian di jalanan, dan para pejuang mereka diperintahkan Muhammad untuk dibunuh.


Kami menaklukkan Khaibar, menangkap para tawanan, dan harta benda rampasan dikumpulkan. Dihya datang dan berkata: “O Nabi Allah! Berikan aku seorang budak wanita dari para tawanan.” Sang Nabi berkata: “Pergilah dan ambil budak mana saja.” Dia mengambil Safiya bint Huyai. Tetapi seorang datang kepada sang Nabi dan berkata: “O Rasul Allah engkau berikan Safiya bint Huyai pada Dihya padahal dia adalah yang tercantik dari suku-suku Quraiza dan An Nadir dan dia layak bagimu seorang.” Maka sang Nabi berkata: “Bawa Dihya beserta Safiya.” Lalu Dihya datang bersama Safiya dan ketika sang Nabi melihat Safiya dia berkata kepada Dihya (agar mengalah kepadanya): “Ambil budak wanita mana saja lainnya dari para tawanan.”


Anas menambahkan: “Sang Nabi membebaskan Safiya dan mengawininya.” Thabit bertanya kepada Anas: “O Abu Hamza! Apa yang dibayar sang Nabi sebagai maharnya?” Anas menjawab: “Dirinya Safiya sendiri adalah maharnya karena dia telah membebaskannya dari status budak dan lalu mengawininya.” Anas menambahkan: “Diperjalanan, Um Sulaim mendandani untuk upacara pernikahan dan malam ini Um Sulaim mengantar Safiya sebagai pengantin sang Nabi.”

[Sahih Bukhari 1.8.367: dalam versi hadits ini diterangkan bagaimana kaum Muslim menyerang kota Khaibar sewaktu subuh dan saat itu masyarakat Khaibar tidak siap. “Yakhrab Khaibar / Khaibar hancur” kata Muhammad sewaktu dia menaklukkan benteng satu demi satu: “Allahu Akbar! Memang jika aku menyinari tepi daerah masyarakat manapun, maka hancurlah mereka hari itu juga!” Setelah menaklukkan kota itu maka tiba waktu bagi-bagi jatah harta jarahan. Dihya salah seorang tentara Muslim, menerima Safiya sebagai bagian jatahnya. Perlu diketahui ayah Safiya adalah ketua suku Yahudi bani Nadir yang dipancung kepalanya atas perintah Muhammad tiga tahun sebelumnya. Seseorang memberi tahu Muhammad bahwa Safiya sangatlah cantik. Lalu Muhammad menawarkan Dihya dua gadis pengganti yakni saudara-saudara sepupu Safiya, dan lalu mengawini Safiya bagi dirinya sendiri].


Ibn Ishaq, sejarawan Muslim pertama,

mengisahkan versi penaklukan Khaibar.


Kinana al Rabi yang menyimpan harta banu Nadir dibawa menghadap kepada sang Rasul yang menanyakan tentang harta itu. Kinana menyangkal mengetahui dimana harta itu. Sejarawan Tabari menulis, seorang Yahudi dibawa menghadap sang Rasul dan berkata bahwa dia melihat Kinana pergi ke suatu reruntuhan setiap subuh. Sang Rasul berkata kepada Kinana: “Tahukah kamu, jika kami menemukan kamu yang menyimpan harta itu, maka aku akan membunuhmu?” Kinana menjawab: “Ya.” Sang Rasul memerintahkan reruntuhan itu dibongkar dan beberapa harta ditemukan. Lalu Rasul bertanya padanya dimana harta yang lain, tetapi dia tidak mau menjawab, sehingga sang Rasul memberi perintah kepada al Zubayr al Awwam: “Siksa dia sampai mengaku habis-habisan.”

Maka al Zubayr menyalakan api dengan batu percik dan besi panas diletakkan diatas dada Kinana sampai dia hampir mati.


Lalu sang Rasul menyerahkan Kinana kepada Muhammad bin Maslama yang lalu memancung kepalanya sebagai balas dendam atas kematian saudara Mahmud. Pada saat Muhammad menyiksa Kinana, dia juga mengambil istri Kinana yang bernama Safiyah yang berusia 17 tahun, dipangku oleh Muhammad untuk menonton penyiksaan terhadap suami Safiyah yaitu pemuda Kinana.

Bilal adalah orang yang membawa Safiya kepada sang Rasul dan mereka melewati beberapa mayat Yahudi dalam perjalanan itu. Kawan-kawan Safiya menangis dan menabur debu diatas kepala mereka.

Ketika Rasul Allah melihat hal ini dia berkata: “Singkirkan wanita iblis ini dari hadapanku.” Tetapi dia memerintahkan Safiya untuk tetap tinggal dan menyelubungkan jubahnya kepada Safiya. Dengan ini para Muslim tahu bahwa Muhammad memilih Safiya bagi dirinya sendiri.

Sang Rasul menegur Bilal: “Sudah hilangkah belas kasihanmu sehingga kau bawa wanita-wanita ini melalui mayat-mayat suami mereka?”

Di hari yang sama Muhammad menyiksa suami Safiya yaitu pemuda Kinana sampai mati, dia mengambil Safiya dan membawanya ke sebuah tenda untuk disetubuhi. (Sirat Rasul Allah. p. 515).


Ini adalah sebuah contoh penyiksaan untuk mendapatkan informasi tentang harta agar bisa dirampas. Yang diikuti dengan pembunuhan dan perampasan isterinya yang tidak bersalah. Penyiksaan dipertontonkan di depan mata sang isteri, kepalanya dipancung dan setelah itu isterinya disetubuhi! Jikalau siksaan seperti ini dibenarkan oleh Allah dan dilakukan oleh Rasul Allah sebagai contoh teladan, maka penyiksaan para tahanan teroris di penjara Abu Ghraib, Irak dan Guantanamo, Amerika, tidaklah ada artinya dalam hal kekejaman dan ketidak adilannya.


Medinah pasca pengusiran dan pembantaian

orang-orang Yahudi.


Hidup di Medinah jadi sangat berubah, dulu sebelum Muhammad datang, masyarakat Yathrib adalah petani, pembuat karya seni dan pedagang. Semua itu digerakkan oleh orang-orang Yahudi, yang adalah pekerja keras, tahu baca tulis dan makmur.

Masyarakat Arab Medinah merupakan masyarakat termiskin, orang-orang Arab kebanyakan buta huruf, bodoh, malas dan percaya takhayul. Bagi mereka dengan memiliki satu unta dan satu mantel saja sudah membuat mereka merasa kaya. Mereka tidak punya banyak kemahiran dan bekerja bagi kaum Yahudi sebagai pelayan-pelayan.

Setelah Muhammad mengusir dan membunuhi orang-orang Yahudi, kota itu berubah drastis, ekonomi kota runtuh semua, tidak ada bisnis apapun yang dapat dikerjakan oleh orang-orang Arab untuk menafkahi dirinya, orang-orang hidup bergantung sepenuhnya pada Muhammad dengan cara menjarah/merampok. Tidak ada jalan keluar untuk kembali bahkan orang-orang yang tidak percaya padanya seperti Abdullah ibn Ubbay dan pengikut-pengikutnya juga ikut pula dalam kegiatan penjarahan yang dilakukan Muhammad. Ini bukan karena mereka mau mendukung Islam tetapi karena menjarah merupakan satu-satunya mata pencaharian bagi penduduk Medinah atau jika mereka tidak mau ikut dalam penjarahan maka mereka akan mati kelaparan.


Al Qur’an menyebutkan bahwa orang-orang Arab ini mendapatkan harta mereka dari “barang jarahan dari Allah.” Dan Muhammad membuat penegasan untuk memberi semangat kepada kaum Muslim: Dia yang membunuh seseorang, mempu-nyai hak atas segala hartanya.”

(Bukhari, Vol.4, Book 53, no.370; Sahih Muslim, Kitab 19, Bab 13).


Para wanita yang ditangkap pada perampokan menjadi tambahan rangsangan bagi Muslim untuk ikut menjarah karena wanita-wanita ini akan dijadikan budak seks. Jadi alasan utama Muslim awal untuk berjihad adalah harta dan seks. Suasana di Medinah sangat menegangkan, Islam dan jihad menjadi pusat kehidupan masyarakatnya. Para pria keluar kota untuk menjarah, merampok, menyerang kafilah-kafilah, menghancurkan perumahan desa-desa, membunuh pria dan memperkosa wanita-wanita. Imam Bukhari dan Muslim menuliskan sebagai berikut:

“Aku berpikir untuk mengumumkan saat sholat dan menyuruh seseorang memimpin jemaat sholat, sedangkan aku akan pergi bersama orang-orang sambil membawa obor kepada orang yang tidak ikut sholat dan lalu membakar rumah-rumah mereka dengan api.” (Muslim, Book 4, No. 1370; Bukhari, Vol. 1, Book 11, No. 626).



Byzantium.


Ambisi Muhammad dan sahabat-sahabatnya berkembang melampaui semenanjung Peninsula hingga Byzantium. Muhammad mengirim salah satu anak buahnya yaitu Al Harith Ibn Umayr kepada Sharhabil bin Umar Al Ghassani (Al-Ghassanid merupakan dinasti Arab di selatan Syria yang berhubungan dengan Katolik dan merupakan sekutu kekaisaran Byzantium) untuk menyerahkan tawaran dan tuntutan Muhammad. Raja tersebut menolak sang utusan dan hampir saja mengirim pasukan ke Arab, tetapi batal karena menganggap Arab tidak berharga. Muhammad mengirim tiga ribu tentara dan tiga pemimpin untuk menyerang Damaskus tetapi dalam perjalanannya bertemu dengan pasukan Byzantium di wilayah Yordania yang dinamakan Mu’tah.


Pada peperangan pertama (perang Mu’tah tahun 627), Zayd Ibn Haritha anak angkat Muhammad terbunuh. Dia digantikan oleh Ja’far Ibn Abu Talib yang juga terbunuh. Setelah dia, Abdallah bin Rawaha mengambil pimpinan tetapi dia juga terbunuh dan digantikan oleh Khalid bin Al Wahid, yang memerintahkan pasukannya untuk kabur selagi peperangan berlangsung. Pasukan Muhammad kembali ke Medinah setelah kehilangan lebih dari 1500 orang. Beberapa dari mereka terluka parah termasuk Uthman bin Al-Maghira yang bertanya kepada Muhammad sekembalinya mereka: “Tidakkah para malaikat berperang untuk kita wahai Rasul Allah?” Dia menjawab: “Sayangnya mereka sedang sibuk di tempat lain dan Jibril sedang berliburan.”

Mereka percaya akan keterangan Muhammad.


Serangan terhadap suku Kristen Uki


Ada satu suku Arab yang bernama Ukl atau Uraina yang hidup dengan damai dan sejahtera. Penduduknya semua beragama Kristen. Muhammad datang menyerang mereka dan mengubah kedamaian mereka menjadi sungai darah dan air mata. Dia menghancurkan suku itu, membunuh banyak orang, dan mengambil sisanya sebagai tawanan. Muhammad merampok harta mereka dan membawanya ke Medinah. Setiba di Medinah Muhammad bertanya kepada para tawanan: “Adakah seseorang yang akan menebusmu dan membayar uang tebusannya?” Mereka menjawab: “Kamu telah mengambil semuanya dan kami sudah tidak mempunyai apa-apa lagi untuk diberikan kepadamu.” Pada titik itu Ali bin Abu Talib menuntut mereka menghujat Kristus tetapi mereka tidak mau melakukannya. Akibatnya Muhammad memerintahkan mereka disiksa dan dibunuh.


Al-Khudri seorang ulama Muslim mengatakan:

“Sekelompok orang Arab datang dan membunuh salah satu dari sahabat nabi. Muhammad mengirim 120 orang penunggang kuda yang menangkap mereka dan membawa mereka menghadap Muhammad yang memerintahkan mereka disiksa saat mereka masih hidup. Tangan dan kaki mereka dipancung dan mata mereka ditusuk dengan paku panas. Mereka dibuang ke kubangan dan dipertontonkan hingga mereka mati.” (The Light of Certainly / Nur Al-Yaqin oleh Al-Khudri 24th edition, pp 184-185).


Sheikh Al-Khudri mencoba membenarkan tindakan Muhammad dengan menuduh suku tersebut telah membunuh salah satu sahabatnya. Namun orang-orang itu tidak membunuh siapapun dan serangan dilakukan oleh Muhammad sebagaimana yang lain yaitu untuk merampok, membunuh dan memperkosa.


Imam As-Suhaili mengutip Ibn Hisham mengatakan:

“Setelah Muhammad menangkap orang-orang tersebut, dia memotong tangan dan kaki mereka dan mengambil mata mereka. Mereka meminta air untuk diminum, tetapi Muhammad menolak untuk memberinya hingga mereka mati.”

(Rawd Al-Unuf oleh Imam As-Suhaili; vol.III, hal 187. Al Bukhari juga memastikan kisah tersebut dalam Sahihnya, lihat hadits Sahih Bukhari vol I, Buku 4, #234; vol.2, Buku 24, #577; vol.4, Buku 52, #261; Vol.5, Buku 59, #505; Vol.6, Buku 60, #134; Vol.7, Buku 71, #590 dan 623; Vol.8, Buku 82, #79, 796,797; dan Vol.9, Buku 71, #590 dan 623; Vol.8, Buku 82, #794, 797 dan Vol.9, Buku 83, #37. Lihat juga hadits Sahih Muslim, Buku 16, #4130-37).


Banyak referensi Islam tulen, mengutip bahwa jumlah tahanannya adalah sebanyak 42 orang. Empatpuluh dua orang inilah yang tangan dan kakinya dipotong dan matanya ditusuk dengan paku panas, kemudian dilempar ke kubangan sampai mati. Walaupun umat Muslim mengatakan Muhammad adalah nabi penutup semua utusan Tuhan dan nabi pengampun tetapi beliau menolak untuk memberikan mereka air minum. Orang-orang Muslim mengatakan bahwa kisah tersebut adalah palsu, tak mungkin terjadi.


Kita berharap bahwa kisah tersebut adalah palsu tetapi nyatanya memang benar terjadi, dan tercatat oleh sumber-sumber sahih Islam sendiri! Memang kebenaran terlalu silau bagi mereka yang buta sehingga tak sanggup melihatnya. Mereka tak mampu menghubungkan kisah itu dengan Allah SWT yang dikatakan mempunyai sifat-sifat Rahmani dan Rahimi (pengasih dan penyayang)?



Penyebaran Islam: Ikuti Muhammad atau mati.


Islam adalah satu-satunya agama yang Allahnya dan Nabinya menyuruh untuk disebarkan lewat pedang.

Pertanyaan yang tidak terjawab adalah: Kenapa harus begitu?


Sekedar contoh (1).

Ketika Amr bin al-Aas tiba di Yaman untuk memaksa raja Yaman membayar upeti jika tidak memeluk Islam. Sang raja bertanya kepadanya: “Bagaimanakah semua kaum Quraishi menjadi Muslim?”

Al-Aas menjawab: “Kaum Quraishi mengikuti Muhammad karena mereka mempunyai keinginan untuk memeluk Islam atau mereka takut sebab mereka dikalahkan dengan pedang. Dan sekarang kamu adalah satu-satunya yang tersisa yang bukan Muslim. Jika kamu tidak memeluk Islam hari ini, kuda-kuda akan berlari diatasmu dan rakyatmu. Peluklah Islam dan kamu akan hidup dalam kedamaian dan kuda-kuda serta penunggangnya tidak akan menyerangmu.”


Sekedar contoh (2).

Ibn Ishaq menulis:

Utusan Allah mengirim Khalid bin Al-Wahid kepada bin Al-Harith, kepala suku Najran yang beragama Kristen dan berkata kepadanya: “Jika kamu memeluk Islam dan membayar zakat, kamu akan diterima, jika kamu bilang tidak, aku akan membunuhmu dengan pedang.” (Kehidupan Nabi, vol.IV, hal 134).

Suku tersebut mengirim beberapa orang dari Al-Harith kepada Muhammad dengan patuh.

Muhammad berkata: “Jika kamu tidak memeluk Islam, aku akan memenggal kepalamu dibawah kakimu.”

(Lihat: The Beginning and the End oleh Ibn Kathir, vol.5, hal. 989; dan The Life of Muhammad oleh Dr Haikal, hal. 488).

Pilihannya hanya ikuti Muhammad, masuk Islam atau mati.

Orang-orang yang dibunuh karena penyebaran Islam sejak awal panggilan kenabian Muhammad sampai matinya berjumlah 30.000 jiwa, ini tertulis dalam buku: Tales of Battles, oleh Ibn Al-Asam Al-Garhani. Untuk renungan kita yang beradab: Kenapa harus begitu?



Saling membunuh diantara umat Islam.


AL-RIDDAH: Perang terhadap orang yang meninggalkan Islam.

Ketika Muhammad masih hidup telah banyak pengikutnya yang merasa bahwa agama ini adalah ciptaan manusia, akibatnya kira-kira sepuluh ribu pengikutnya meninggalkan Islam.

Abu Bakr kalifah pertama menuntut mereka harus membayar upeti (zakat sebesar 2,5% dari harta seseorang untuk fakir miskin sebagai salah satu dari 5 Rukun Islam).

Ketika mereka menolak, Abu Bakr menyatakan:

“Aku bersumpah demi Allah, jika mereka berhenti untuk membayar apa yang mereka dulu bayar kepada utusan Allah, aku akan memerangi mereka.”

Sebagai akibatnya perang terhadap orang-orang yang meninggalkan Islam dimulai bukan karena menolak mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah saja tetapi karena mereka tidak membayar zakat kepada Abu Bakr, sebagaimana mereka membayar kepada Muhammad.

Dalam perang Al-Riddah ini Abu Bakr membunuh lebih dari tigapuluh ribu orang yang menolak Muhammad dan menolak untuk membayar zakat yang dipersyaratkan.


Pembunuhan Uthman ibn Affan oleh Muslim sendiri.


Al-Halabi menulis tentang Uthman, khalifah ketiga:

Uthman ibn Affan datang dengan 10.000 dinar dan meletakkannya di tangan dan dada Muhammad.

Muhammad mulai mengambil uang tersebut, memeriksanya, membalik-balikannya ke setiap arah dengan hati-hati dan gembira sambil berkata: “Semoga Allah memberikan pengampunan atas semua dosamu, yang tidak diketahui dan yang diketahui oleh umum. Wahai Uthman semoga Allah memberikan kepadamu pengampunan untuk apa yang kamu lakukan di hari kemarin dan apa yang kamu lakukan di hari esok hingga hari pengangkatan.”


Uthman adalah salah satu dari sepuluh pembawa kabar baik yang berkhotbah tentang surga, dia adalah orang yang telah diberi kepastian oleh Muhammad bahwa semua dosanya, yang lalu dan yang akan datang akan diampuni setelah dia membayar sepuluh ribu dinar.

Uthman adalah suami dari dua anak Muhammad, Ruqayyah dan Um Kulthum. Muhammad berkata kepadanya: “Jika saya mempunyai empatpuluh anak perempuan, saya akan menikahkan mereka dengan Uthman.” Gara-gara 10.000 dinar?

Tetapi akhir sejarah dari khalifah ketiga ini sungguh mengenaskan. Sekalipun ia dianggap sebagai bapak penyatuan teks Al Qur’an, yang tadinya saling dipersengketakan tentang kemurnian dan kebenarannya, namun itu pulalah yang menye-babkan kematiannya. Dua Muslim yang berpengaruh, Muhammad bin Abu Bakr dan Ammar bin Yasir mendatangi Uthman ketika dia sedang membaca Al Qur’annya Muhammad. Mereka berdua menyiksanya kemudian membunuhnya dengan pedang. Mereka juga menginjak jenggotnya dengan sepatu mereka sebagai sebuah penghinaan yang besar.

Ironis sekali, Uthman kalifah yang ketiga mati dibunuh oleh seorang pembawa berita kabar baik yaitu Ammar bin Yasir dan putra kalifah pertama yaitu Muhammad bin Abu Bakr.


Al-Tabari menulis dalam bukunya The History of Nations and Kings, teman-teman Uthman tidak berhasil mengubur jenazahnya selama 2 hari berselang. Musuh-musuh Uthman melarang jenazahnya dimakamkan secara Muslim di makam Muslim, maka jenazahnya terpaksa dimakamkan di pekuburan Yahudi (baca detailnya pada bab “Tokoh-tokoh jihadis dalam sejarah”)..


Perang Unta


Anda masih ingat kisah tentang Aisha dan Safwan dimana Ali menasehati Muhammad untuk menghukum Aisha karena dugaan perselingkuhannya dengan Safwan, dengan akibat terjadinya dendam antara Aisha dan Ali.

Aisha membentuk aliansi dengan Muawiyah melawan Ali, dia memimpin perang selama 3 hari melawannya di kota Basra, Irak pada tahun 34 Hijriah.

Perang tersebut dinamakan Perang Unta karena Aisha berada ditengah-tengah peperangan diatas seekor unta.

(Inilah perang saudara Muslim yang pertama terjadi di Basra, Irak pada tahun 656, juga dikenal dengan sebutan “Perang Bassora” atau “Perang Janial”).

Dalam perang tersebut lebih dari sepuluh ribu Muslim terbunuh di kedua belah pihak.


Setelah pemakaman dilangsungkan, Ali bertanya kepada Aisha: “Wahai, Ibu orang-orang beriman, pihak manakah yang akan masuk surga?”

Aisha berpura-pura lupa apa yang dikatakan oleh almarhum suaminya sang Nabi yang mengatakan:

“Jika dua orang Muslim saling memerangi dengan pedang, yang membunuh dan yang dibunuh akan masuk dalam api neraka.” Sebagai gantinya Aisha menjawab: “Semuanya akan masuk surga.”

(Lihat Hadits Sahih Bukhari, vol.1, Buku 2 #30; vol.9, Buku 83 #14; vol.9, Buku 99 #204; dan Hadits Sahih Muslim Buku 41, bab 4. “When two Muslims confront Each Other with Swords.” #6898-6901.).


Perang Siffin


Perang Siffin terjadi pada bulan Mei – Juli 657 di sungai Efrat antara Ali bin Abu Talib melawan Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan. Ali bin Abu Talib adalah sepupu dan sekaligus menantu Muhammad yang kawin dengan Fatimah putri Muhammad dengan Siti Khadijah.

Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan adalah pemimpin kaum Umayyad, yang mendirikan kesultanan Umayyad.

Konflik ini terjadi untuk memperebutkan penerus kalifah setelah pembunuhan Uthman.

Lebih dari 15.000 orang terbunuh dalam perang ini.


Perang Karbala


Perang ini terjadi pada tanggal 10-10-680 di kota Karbala yang terletak 60 mil Barat Daya Baghdad.

Beberapa tahun setelah perang Siffin yang keji, anak-anak Ali yaitu Al-Hassan dan Al-Hussein bertemu dengan Yazid anak Mu’awiyah dalam pertempuran sengit di kota Karbala, dimana lebih dari 15.000 Muslim terbunuh.

Al-Hussein bin Ali dipenggal kepalanya, jazadnya dirusak . Isterinya dan semua anak-anaknya, cucu dan cicit Muhammad dibunuh.


Perang Zab


Perang Zab terjadi pada tanggal 25 Januari 750 di sungai Zab di Irak antara kaum Abbasids melawan kaum Umayyad. Kaum Abbasids adalah kaum yang berasal dari Abbas, paman Muhammad yang melakukan kudeta mengambil alih kekuasaan dari kaum Umayyad.

Mereka tidak melupakan apa yang telah dilakukan oleh kaum Umayyad terhadap cucu-cucu Muhammad dan keluarga mereka sehingga mereka memutuskan untuk membalas dendam kematian mereka.

Pangeran dari Abbasids yaitu Abu Al-Abbas, sang penjagal membunuh semua keturunan Umayyad, termasuk kaum wanita, remaja dan balita. Bahkan kuburan mereka tidak aman karena digali kembali, jazad mereka dicemari dan beberapa bagiannya diberikan kepada anjing.


Perang Ain Jakut


Perang Ain Jakut (Mata / mata air dari Goliat) terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara kaum Tartar dibawah pimpinan Holako melawan Sultan Qutuz dari Mesir.

Banyak ulama Muslim mempercayai bahwa Holako adalah seorang Muslim, sepanjang perjalanan, mereka merampas, menjagal dan membakar banyak kota-kota Muslim dan non-Muslim hingga mereka dikalahkan oleh Sultan Qutuz.








PERNIKAHAN MUHAMMAD


Dari anarki perang kini kita beralih ke anarki seksual.

Umat Muslim menganggap bahwa Muhammad adalah seorang nabi agung tetapi Muhammad sendiri menyatakan: “Aku hanya manusia biasa seperti kamu.” (Qs18:110 dan 41:6).

Al Qur’an memberikan lebih banyak keistimewaan kepada Muhammad dan sedikit kewajiban, Allah yang memberikan kepada Muhammad banyak isteri dan gundik sedangkan untuk kaum Muslim hak untuk menikah maksimum empat isteri.

Wahai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan perempuan mu’min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mu’min supaya tidak menjadi kesempitan bagimu.”

(Qs 33:50).


Kesempitan? Ya, agar tidak kesempitan, maka Allah tidak membatasi jumlah dan jenis wanita yang boleh dinikahi Muhammad! Malahan ia juga boleh mengambil wanita manapun yang diinginkannya, termasuk yang telah menikah, atau memaksa si suami untuk menceraikan isterinya ketika Muhammad menginginkannya, bahkan juga termasuk membunuh suaminya tatkala Muhammad menginginkan isterinya. Bukankah itu anarki sex yang parah?

 

Para ahli penafsir Al Qur’an tak dapat menjawab apakah ayat yang sedemikian egosentris masih akan tetap diturunkan Allah apabila Khadijah isteri Muhammad yang pertama masih hidup disamping Muhammad. Tidak ada sejarahnya dimana seorang nabi “teladan kemanusiaan” dikenai hukum Allah yang berbeda dengan umat yang dituntunnya. Bahwa Sulaiman beristeri 1000 itu karena keinginan dagingnya sendiri, bukan karena adanya pengkhususan hukum Allah kepada dirinya. Dia manusia biasa yang berpoligami bukan atas beban nama Allah.


Al-Halabi salah seorang ulama Muslim yang terkemuka dalam bukunya yang terkenal Al-Sira Al-Halabia, menyatakan:

“Jika Muhammad menginginkan wanita yang belum menikah, dia bahkan mempunyai hak untuk menikahinya tanpa upacara pernikahan dan tanpa saksi atau wali. Persetujuan wanita itu juga tidak diperlukan. Namun jika wanita itu sudah menikah dan Muhammad menunjukkan keinginannya terhadap dirinya, adalah sebuah keharusan bagi suaminya untuk menceraikannya, agar Muhammad dapat menikahinya. Muhammad juga mempunyai hak untuk memberikan wanita yang dinikahinya itu kepada lelaki manapun yang ia pilih tanpa persetujuan wanita tersebut. Dia bahkan juga dapat menikah pada musim naik haji, sebagaimana yang dia lakukan dengan Maemunah. Dia juga mempunyai hak untuk memilih para tawanan, siapapun yang dia inginkan, sebelum pembagian hasil jarahan perang.”

(Al-Sira Al-Halabia, vol.III, hal 377).

Menikah tanpa saksi atau upacara pernikahan atau tanpa persetujuan wanitanya, apa yang menurut syariat Islam disebutkan sebagai tindakan perzinahan dan akan berakhir dalam api neraka ternyata tidak berlaku bagi Muhammad.

(Lihat Hadits Sahih Bukhari, vol.2, Book 23 #468 dan vol.9, Book 67 #171).


Ketika orang-orang menanyakan hal tersebut, dengan cepat Allah melalui Jibril menurunkan ayat-ayat untuk membela Muhammad, seperti ayat yang disebutkan di atas. Muhammad berhubungan dengan tigapuluh wanita lebih namun dikatakan bahwa dia menikah secara sah hanya dengan duapuluh dua wanita. Diantara pengiringnya, enam wanita diantaranya telah menawar-kan diri kepada sang Nabi namun hanya empat yang diinginkan.

(Lihat Al-Sira Al-Halabia oleh Al-Halabi, hal.417). Juga diriwayatkan bahwa Muhammad mempunyai kemampuan menggilir isteri-isterinya dalam satu malam sebanyak sembilan isteri. (HSB 181).


Ilmuwan dan negarawan Muslim Ali Dashti melaporkan daftar wanita dalam kehidupan Muhammad:

1. Khadijah 12. Hindun

2. Sawdah 13. Asma bt Saba

3. Aisha 14. Zainab bt Khuzaimah

4. Ummu Salama 15. Habla

5. Hafsah 16. Asma bt Noman

6. Zainab bt Jahsy 17. Maria (Kristen)

7. Juwariyyah 18. Rihana

8. Ummu Habiba 19. Ummu Sharik

9. Safiyah bt Huyai 20. Maimunah

10. Maimunah bt Harits 21. Zainab

11. Fatimah 22. Khaula


Keterangan:

  • Wanita no. 1 s/d 16 adalah isteri-isteri Muhammad.

  • Wanita no. 17 dan 18 adalah budak atau gundik.

  • Wanita no. 19, 20, 21, 22 adalah wanita-wanita Muslim yang menyerahkan diri mereka sendiri untuk memuaskan Muhammad.


Kepada para Muslimah tersebut, Nabi Suci berani memberikan janjinya sebagai berikut:

Siapa yang menjamin kepadaku kelaminnya dan lidahnya niscaya aku menjamin surga kepadanya.” (HSB 1816), sementara wahyu Allah tidak memastikan surga apapun bagi Muslim kecuali neraka: “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan” (Surat 19:71)


Khadijah.

Ketika Muhammad berumur 25 tahun, ia dilamarkan kawin dengan majikannya Siti Khadijah, seorang pengusaha kaya dan terpandang, yang telah berumur 40 tahun.

Muhammad menemukan dalam diri Khadijah belas kasih seorang ibu yang tidak dia dapatkan pada masa kecilnya.

(The Wives of the Prophet oleh Dr bint al-Shati, hal.54).


Muhammad punya tujuh anak dengan Khadijah, anak-anaknya ini didapat ketika Muhammad berumur 25 tahun sampai 40 tahun. Ketika Muhammad berumur 50 tahun, Khadijah meninggal dalam usia 65 tahun. Selama 25 tahun hidup bersama Khadijah, Muhammad hidup secara monogami. Tetapi entah kenapa setelah kematian Khadijah, Muhammad mulai mengawini isteri-isterinya yang baru.


Sawda bint Zam’a.

Ini adalah kisah pernikahan Muhammad dengan Sawda bint Zam’a (Saodah), dia adalah satu-satunya isteri Muhammad yang tidak cantik tetapi banyak ahli Muslim menggambarkan Sawda adalah seorang yang baik dan cantik di dalam hati.

Ketika Khadijah meninggal, Khawla bint Hakim mendatangi Muhammad dan bertanya kepadanya: “Apakah engkau menginginkan seorang perawan atau janda?”

Muhammad meminta kedua-duanya.

Yang perawan adalah anak perempuan Abu Bakar sedangkan yang janda adalah Sawda. Namun dia terkejut setelah mengetahui pada malam pernikahannya bahwa Sawda tidak cantik. Muhammad memarahi Khawla karena memperkenalkannya dengan Sawda.


Ibn Hajar Asqalani menulis: “Khawla, guna memperbaiki kesalahannya menawarkan dirinya kepada Muhammad. Dan Khawla tinggal bersama Muhammad sebagai layaknya suami isteri, dan itu terjadi hanya dua bulan setelah pernikahan Muhammad dengan Sawda.” (Al-Isabafi tamyis al-Sahaba oleh Ibn Hajar, vol.IV, hal.284).


Dr. bint Al Shati mengatakan dalam bukunya:

“Ketika suatu malam Muhammad akan tidur dengan Sawda, sang nabi memberitahukannya tentang keputusannya untuk menceraikan Sawda. Dia sangat terkejut mendengar berita itu dan dia merasa seolah-olah dinding-dinding sedang roboh menimpanya. Sawda memohon kepadanya: “Tolong simpan aku, wahai Rasul Allah.” Muhammad menjawab: “Dengan satu syarat, bahwa kamu memberikan jatah malam-malammu kepada Aisha.”

Daripada menghabiskan malam-malam tersebut dengan Sawda, dia menghabiskannya dengan Aisha ditambah malam-malam lain yang sudah dijatahkan baginya.

Sawda sepakat, sambil mengatakan: “Mulai sekarang saya tidak akan mengingini apa yang diinginkan oleh seorang wanita, karena saya memberikan jatah malam saya kepada Aisha.” Akibatnya Muhammad menyimpan Sawda sebagai seorang isteri tetapi tidak lagi mengunjunginya. (The Wives of the Prophet oleh bint Al-Shati, hal 66-67). Itulah pembagian yang adil versi Muhammad dalam menggilir isteri-isterinya! Sawda banyak mengasuh anak-anak Muhammad dari Khadijah. Banyak para ulama Muslim mengatakan bahwa hanya Muhammad yang bisa berlaku adil kepada isteri-isterinya, walaupun faktanya tidak begitu.


Aisha/Aisyah.

Muhammad meminang Aisha binti Abu Bakar.

Abu Bakar menolak pinangan Muhammad secara halus dan berkata: “Saya ini saudaramu.” Tetapi Muhammad menjawab: “Engkau saudaraku dalam agama Allah dan Kitabnya, sedang Aisyah itu boleh saya kawini.” (Bukhari vol.7, buku 62, no.16). Dan terhadap Aisyah kecil Muhammad berkata dengan kata-kata rayuan: “Saya melihat engkau dalam mimpi, dibawa malaikat kepada saya dalam kerudung kain sutera. Malaikat berkata: “Inilah isterimu!” Setelah kerudung saya buka, rupanya engkau.” (Bukhari vol.7, buku 62, no.67).

Muhammad mengawini Aisyah waktu masih dibawah umur, Muhammad sudah berumur 51 tahun, sedangkan Aisyah baru berumur 6 tahun. Mereka serumah ketika Aisyah berumur 9 tahun dan Muhammad 53 tahun.

Zaman sekarang, ia akan disebut sebagai pedofil, akan dicekal dan dikenakan hukuman berat. Ia bukan contoh teladan seperti yang dinubuatkan jelas-jelas dalam Al Qur’an. (Qs 33:21).


Aisyah berkata: “Rasulullah pernah mencium dan mencumbu aku dengan mesra ketika beliau sedang berpuasa. Tetapi beliau sanggup mengendalikan nafsunya.” (HSM 1073).


Muhammad mengunjungi isteri-isterinya kadang semuanya dalam satu malam, melakukan pemanasan. Ada hadits yang menceriterakan bahwa dia tidak selalu melakukan seks dengan isteri-isterinya, khususnya yang sedang menstruasi.

Aisha melaporkan: “Tak seorangpun dari kalian punya kekuatan untuk mengontrol nafsunya seperti sang nabi, karena dia bisa meraba-raba isteri-isterinya tetapi tidak melakukan hubungan seks.” (Bukhari, Vol 1, Book 6, No.299).

Tetapi Aisha masih anak kecil, dia mungkin tidak tahu bahwa suaminya sudah “uzur”, bukan melakukan kontrol nafsu melainkan memang tidak mampu dalam waktu-waktu tertentu. Di tempat lain Aisha berkata: “Aku tidak pernah melihat atau menyaksikan aurat dari sang nabi.” (Tabaqat volume 1, page 368).


Muhammad mengaku mendapat wahyu-wahyu terbaik ketika tidur dibawah satu selimut dengan Aisha, isterinya yang masih anak kecil.

Setelah 9 tahun menikahi Aisyah, Muhammad meninggal dunia dalam usia 62 tahun, sedangkan Aisyah masih 17 tahun tetapi dilarang kawin lagi dengan orang lain. Larangan tersebut tertulis sebagai dosa amat besar dalam Al Qur’an sebagai berikut:


Dan tidak boleh kamu menyakiti hati Rasulullah dan tidak pula mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar dosanya di sisi Allah.” (Qs 33:53)


Keinginan Muhammad untuk tidur (berhubungan seksual) dengan anak perempuan dibawah umur tidak hanya dengan Aisha, sebagaimana dijelaskan oleh Abbas Ibn Hisham dan Ibn Hajar yang mengatakan:

Rasul Allah mengatakan, ketika dia melihat Um Habib bint Abbas yang masih balita: “Ketika dia mencapai umur selagi saya masih hidup, maka saya akan menikahinya.” Pada waktu itu, anak itu berumur tiga tahun dan Muhammad berumur enampuluh tahun. Muhammad meninggal dua tahun kemudian, dan berharap anak perempuan itu berusia enam atau sembilan tahun seperti Aisha agar dapat dinikahinya.

Ini tidak mengada-ada, anda dapat membaca apa yang ditulis oleh Ibn Hajar dalam bukunya Al-Isaba fi tamyis al-Sahaba, vol.IV, hal.422 dan yang dicatat oleh Imam Suhaili dalam Rawd al-Unuf, vol.III, hal.66.


Zainab bint Jahsh.

Khadijah isteri pertama Muhammad membeli seorang budak bernama Zaid Ibn Haritha yang kemudian diberikan kepada suaminya untuk menjadi pelayannya. Setelah Muhammad mendapat panggilan kenabian, dia membebaskan Zaid dan mengadopsinya sebagai anak dimuka umum; dimana dia berkata: “Zaid adalah anakku, saya mewarisinya dan dia mewarisiku.” Sejak itu Zaid dikenal dengan sebutan Zaid bin Muhammad, yang kemudian menikah dengan Zainab bint Jahsh. Muhammad-lah yang menikahkan keduanya atas nama Allah (surat 33:36). Zainab terkenal dengan kecantikannya yang bahenol.


Suatu hari Muhammad mengunjungi anak angkatnya yaitu Zaid. Ketika dia memasuki rumah, Zaid sedang tidak ada di rumah. Tetapi Muhammad melihat Zainab setengah telanjang di balik tirai ketika sedang berpakaian. Muhammad tersirap dan sangat menginginkannya. Sebelum dia pergi, dia berkata kepadanya: “Terpujilah Allah yang dapat merubah hati seseorang.” Zainab merasa senang dan menceriterakan hal itu kepada suaminya. Zaid langsung menemui Muhammad dan bertanya: “Apakah engkau menginginkan aku menceraikannya untukmu?”

Muhammad menjawab di luar kejujuran: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah.”

Dari luar Muhammad tidak ingin Zaid menceraikan isterinya tetapi dalam hatinya Muhammad bernafsu untuk memiliki Zainab ketika dia melihatnya setengah telanjang.

(Al-Kashaf oleh Al-Zamkhashri, vol.III, hal.54).


Namun Allahnya Muhammad mendatanginya untuk memarahi keragu-raguannya. Allah telah dibuat sebagai pihak yang menginginkan Zainab untuk meninggalkan suaminya. Dan ini tentu melanggar semua norma moralitas. Demi Muhammad bisa mendapatkan Zainab, Allah dibuat untuk menurunkan wahyu perceraian dan perkawinan sekaligus:

Dan ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang kamu menyembunyikan didalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya, Kami kawinkan kamu dengan dia……”(Qs 33:37).

Tidakkah Muslim melihat siapa Allah ini? Yakni Allah yang mengawinkan Zainab (dengan Zayd), lalu menceraikannya, dan mengawinkannya lagi untuk Muhammad?


Zainab berkisah:

Setelah bercerai (dari Zayd), langsung dan lihatlah Rasul Allah memasuki rumah saya saat saya sedang tidak berjilbab dan saya bertanya kepadanya: “Apakah akan seperti ini tanpa wali atau saksi?” Dia menjawab kepada saya: “Allah adalah walinya dan “Jibril” adalah saksinya.”

Akibat dari pernyataan Muhammad, Zainab menyombongkan diri di depan isteri-isteri Muhammad lainnya dengan mengatakan: “Ayah-ayahmu yang memberikan kamu dalam pernikahan, namun untuk saya, surgalah yang memberikan saya dalam pernikahan dengan Rasul Allah.” [Baca “Yurisprudensi dari Kehidupan Muhammad (Faqih Al-Sirah) oleh Sa’id Ashur, hal.126; dan Al-Isahafi tamyiz al-Sahaba oleh Ibn Hajar Asqaliani, vol.IV, hal.307].


Tetapi yang dinikahi Muhammad ini asdalah isteri dari anak angkatnya, yang telah diumumkan sebagai anaknya sendiri, Zayd bin Muhammad. Jadi agar Muhammad bisa keluar dari issue sah tidaknya ia mengawini Zainab, kembali “Jibril” dibuat untuk menurunkan ayat dari Allah untuk meniadakan adat dan tradisi sebagai anak angkat:

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Ahzab 33:40).


Ulama terpandang dalam bukunya, Al-Sira Al-Halabia, vol.III hal 377, menulis: “Jika Muhammad bernafsu atas wanita yang sudah menikah, menjadi keharusan bagi suaminya untuk menceraikannya untuk Muhammad.” Ini adalah untuk kepentingan yang lebih luas. Itu sebabnya para ulama mengatakan bahwa pernikahan-pernikahan Muhammad semata-mata untuk menguatkan Islam dan antar suku.


Kemudian hari setelah Muhammad meniadakan adat kebiasaan adopsi, datanglah Abu Hudayfa dan isterinya Sahla yang telah mengadopsi seorang anak bernama Salim. Mereka datang untuk meminta nasehat: “Rasul Allah, Salim budak yang dibebaskan oleh Abu Hudayfa tinggal bersama di rumah kita.” Kata Sahla. “Dia telah mencapai puber sebagai seorang laki-laki dan telah tahu perihal seks seperti layaknya lelaki dewasa.” Muhammad memberikan solusi: “Susui dia.” Katanya. “Bagaimana bisa kususui dia, sedangkan dia sudah dewasa” tanya Sahla terkejut. Muhammad berkata: “Aku tahu dia sudah jadi lelaki muda.” Malah Salim sudah cukup umur untuk ikut dalam perang Badar. Dalam hadits lain diceriterakan setelah pernyataan Sahla itu, Muhammad tertawa terbahak-bahak. (Hadits Sahih Muslim 8.3424, 3425, 3426, 3427, 3428).


Maksud Muhammad dengan menyusui yaitu telah ditetapkan hubungan satu tingkat antara anak-ibu, meskipun laki-laki itu bukan anak biologisnya.


Dr Izzat Atiya dari Universitas Al-Azhar Mesir, salah satu institusi Sunni Islam yang paling terkenal, terilhami oleh hadits ini mengeluarkan sebuah fatwa yang mengizinkan para wanita untuk menyusui teman kerjanya yang lelaki “langsung dari payudaranya” sedikitnya lima kali untuk menjadikan adanya ikatan keluarga dan dengan demikian mereka diizinkan untuk berdua dalam satu ruangan di tempat kerja. Fatwa mengatakan:

“Seorang wanita di tempat kerja bisa melepas kerudungnya atau memperlihatkan rambutnya di depan seseorang yang telah dia susui.”

Meskipun sebagian Muslim tidak mempunyai masalah dengan fatwa ini karena berdasar hadits yang sahih, tetapi sebagian lain menolak dan menimbulkan kemarahan di Mesir dan dunia Arab. Dr Atiya dipaksa untuk menarik fatwanya kembali, padahal itu bukan karena salah fatwanya, tetapi sumber rujukannya. (http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle-east/6681511.stm)

 


Juwariyyah bint Al-Harith.

Aisha yang dikenal sebagai “ibu orang beriman” mengkisahkan bahwa Juwariyyah adalah tawanan wanita yang paling cantik dari Yahudi bani Mustaliq berumur 20 tahun.

Mulanya ketika Muhammad membagi-bagi jarahan dan tawanan, Juwariyyah jatuh ke tangan Thabit bin Qais tetapi karena kecantikan Juwariyyah, Muhammad mengambil Juwariyyah untuk dirinya sendiri dan menukar dengan sembilan keping emas kepada Thabit bin Qais, tetapi tidak memberi mahar kepada isterinya. Juwariyyah adalah putri bangsawan yang telah menikah dengan sepupunya.

Suami Juwariyyah dibunuh oleh Muhammad dan isterinya diambil, pada waktu mengawininya Muhammad berusia 58 tahun dan Juwariyyah berusia 20 tahun. Transaksi antara Muhammad dan Thabit bin Qais untuk mengambil Juwariyyah berlangsung dihadapan Aisha, sehingga kemudian terjadilah kisah Aisha dan Safwan lawan Ali bin Abu Talib.


Safiya bint Huyay.

Pada tahun ke-7 Hijra (629 M) Muhammad memerintahkan serangan terhadap suku Yahudi Khaybar. Pada serangan tersebut banyak orang Khaybar tewas, hartanya dirampas dan wanita-wanitanya dijadikan tawanan. Diantara para tawanan terdapat Safiya (17 tahun), suaminya Kinana dan ayahnya. Dihya Al-Kalbi mengambil Safiya tetapi Muhammad lagi-lagi menukar Safiya dengan dua saudara sepupu Safiya kepada Dihya.


Muhammad memerintahkan ayahnya dibunuh, suaminya disiksa untuk menunjukkan hartanya dan akhirnya dibunuh, sedangkan isterinya Safiya diambil Muhammad dan dibawa kedalam tendanya untuk bersetubuh dengannya pada malam yang sama dimana suaminya dibunuh itu. Ketika Muhammad menikahinya, Safiya baru berumur 17 tahun dan masih dalam bulan pertama pernikahannya dengan Kinana sedangkan Muhammad berumur 59 tahun, tiga tahun kemudian Muhammad meninggal dunia dan Safiya menjadi janda untuk yang kedua kalinya tetapi sesuai dengan Sunnah Rasul, Safiya tidak boleh kawin lagi.


Umat Muslim membela dengan mengatakan bahwa Muhammad menikahi para janda hanya sebagai simbol memuliakan para janda, karena suami-suami mereka gugur dalam pertempuran. Dikatakan, pernikahan dengan para janda adalah untuk menaikkan citra para janda di mata masyarakat waktu itu, jadi bukan untuk alasan nafsu berahi. Tetapi marilah kita renungkan, memaksa tawanan perempuan menjadi isterinya setelah suaminya disiksa dan dibunuh (bukan janda dari prajuritnya yang gugur) dan merebut dari tangan sahabatnya yang siap menikahinya, dan ditukarkan dengan perempuan lain semaunya, apakah semuanya itu menaikkan citra perempuan atau sebaliknya merendahkan citra perempuan? Bahkan apakah itu menaikkan citra Muhammad sendiri sebagai nabi Allah yang dikatakan “murah hati menolong para janda”? Muslim hanya mendustai dirinya demi melindungi dusta nabinya!


Umm Salma.

Muhammad menikah dengan wanita cantik lainnya adalah Umm Salma, atas perkawinan ini Aisha mengatakan:

“Ketika Rasul Allah menikahi Umm Salma, saya terpuruk dalam kesedihan besar saat dia membicarakan kecantikannya, namun ketika saya melihatnya, saya melihat apa yang dia gambarkan.” (The Wives of the Prophet oleh bint Al-Shati, hal.137).


Umm Salma adalah anak dari saudara perempuan Uthman bin Affan (kalifah yang ketiga). Muhammad pertama kali melihat Umm Salma di rumah Uthman lalu mengingininya. Duapuluh empat jam kemudian nabi memerintahkan suami Umm Salma yang bernama Ghassan bin Mughira untuk membawa bendera di depan pada pertempuran berikutnya. Ghassan melakukannya dan dia tewas dalam pertempuran itu. DAN ...

Keesokan harinya sang nabi besar itu menikahi Umm Salma. DAN ...

ulama Muslim mengatakan perkawinan antara Muhammad dan Umm Salma adalah belas kasihan sang Nabi kepada jandanya Ghassan bin Mughira.


Umm Habiba (Ramlah) bint Abu-Sufyan.

Umm Habiba adalah seorang wanita cantik berusia 23 tahun telah menikah dengan Ubayd-Allah bin Jahsh. Ubayd adalah anak dari bibi Muhammad sendiri, dan sekaligus adalah saudara kandung dari Zainab yang dikawini Muhammad seminggu sebelumnya. Ubayd dipaksa untuk pergi lalu Muhammad menikahi isterinya.

Maka Ubayd berkata kepada Muhammad:

“Engkau bukanlah seorang nabi ataupun seorang Rasul Allah. Berhentilah mengatakan demikian. Saya mengimani Isa Almasih karena Dia adalah Kebenaran, tetapi engkau adalah orang yang mementingkan diri sendiri.” (Lihat the Wives of the Prophet oleh bint Al-Shati, hal.203). Ketika menempati posisinya Ubayd barulah agaknya Muslim bisa melihat Kebenaran!


Maryam Qibtiyyah (Maria Kristen Mesir).

Muhammad mengutus Amro bin Al-Aaz membawa surat kepada Al-Muqawqis penguasa Mesir, dan memerintahkan untuk memeluk Islam. Mengetahui kelemahan Muhammad, agar tidak berisiko, dia memberikan hadiah kepada Muhammad dua orang saudara perempuannya yang sangat cantik. Salah satunya Maryam. Jika bukan karena sebuah ayat Al Qur’an yang turun sebelumnya yang melarang menikahi dua orang perempuan bersaudara, Muhammad mungkin akan menikahi keduanya. Tetapi ayah mertua Muhammad yaitu Umar menegurnya dan memberikan nasehat.

Muhammad puas dengan Maryam, menghabiskan banyak waktu siang dan malam dengannya. (Lihat Al-Isaba fitamyis al-Sahaha oleh Ibn Hajar Asqalani, bagian VII hal.291 dan The Wives of the Prophet, hal 217).


Ibn Sa’d menceriterakan seorang lelaki koptik yang suka mengunjungi Maryam, gosip beredar bahwa dia adalah kekasih Maryam.

Maryam budak koptik yang cantik dengan rambut ikal tinggal di sebuah taman di utara Medinah, ia dipindahkan ke sana karena isteri-isteri Muhammad yang lain cemburu dan membencinya. Gosip tentang lelaki koptik ini sampai ke telinga Muhammad yang lalu menyuruh Ali untuk membunuh lelaki tersebut. Si lelaki ketika melihat Ali menghampirinya langsung mengangkat pakaiannya dan Ali melihat lelaki itu tidak mempunyai aurat (alat kelamin), lalu Ali membiarkan dia hidup. (Tabaqat, Volume 8, Page 224).


Suatu kali Maryam ingin bertemu Muhammad, jadi dia pergi ke rumah isterinya Hafsa putri Umar, Yang waktu itu tidak ada di rumah. Ketika Hafsa tiba-tiba pulang dia menemukan Muhammad sedang berhubungan intim dengan Maryam di tempat tidurnya sendiri! Dia memprotes Muhammad:

“Di dalam rumahku dan diatas tempat tidurku dan pada hari yang ditentukan untukku……..” Nabi yang menerima perwahyuan Allah berkata: “Rahasiakanlah dan jangan katakan siapapun. Jangan katakan kepada Aisha.” (karena ia sangat takut terhadap Aisha). Dia menambahkan: “Saya tidak akan menyentuh Maryam lagi. Dan saya menyatakan kepadamu dan ayahmu serta ayah Aisha, bahwa mereka akan memimpin bangsaku setelah aku. Saya tinggalkan itu kepada mereka.” Tetapi Hafsa memberi tahu Aisha lalu Muhammad menceraikan Hafsa. (Lihat Sunan Abu Dawud, buku 12 #2276).


Ketika kabar perceraian itu terdengar oleh Umar ayah Hafsa dia menjadi sangat marah dan nyaris meninggalkan Islam. Ketika Muhammad mendengar reaksi Umar, dia mengambil kembali Hafsa dengan sebuah perintah dari Jibril yang berkata kepadanya: “Hafsa akan menjadi isterimu pada hari pengangkatan.” (Lihat hadits Bukhari, vol.3, Buku 43 #648 dan Sura Al-Ahzab).


Karena Nabi menyatakan tidak akan menyentuh Maria lagi, “terlanjur” mengharamkan Maria, maka Allah menurunkan ayat yang menghalalkan kembali sang Nabi berhubungan intim dengan Maria.

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu, kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surat Al-Tahrim / Pengharaman 66:1).


Untuk menyelesaikan masalah isteri-isteri Muhammad dan kecemburuan akibat tindakan Muhammad, Allah mengerahkan diri-Nya, Jibril dan seluruh umat beriman untuk membela sang Nabi dalam menentang dua wanita tak berdaya, Aisha dan Hafsa dengan memberikan ancaman dan ultimatum yang mematikan masa depan mereka.

Jika kalian berdua (Aisha dan Hafsa) bertobat kepadanya, hatimu memang demikian keinginannya; namun jika kalian saling mendukung melawannya, sesungguhnya Allah adalah pelindungnya dan Jibril dan semua orang benar diantara mereka yang beriman dan lebih dari itu, para malaikat akan mendukungnya. Jikapun, bila diinginkannya sang nabi untuk menceraikan kamu semua, Allah akan memberikan kepada Muhammad sebagai gantinya, pendamping-pendamping yang lebih baik darimu.”


Dengan kata lain Allah berkata dengan nada mengancam:

“Jika kamu tidak berhenti menentang Rasul Allah, Aku Tuhannya akan membuatnya menceraikanmu dan menikahi isteri-isteri yang lebih baik daripada kalian.”

(Lebih dari 20 Sarjana Muslim mencatat ceritera ini termasuk:Al-Istiak, vol.IV, hal 1812; Oun Al-Ithr, vol.II, hal.402; Al-Samt Al-Thamin, hal.85; Al-Zamkhashri, hal.562-63; The Causes of Descendancy oleh Al-Suyuti, hal.280; Al-Ittiqan oleh Al-Suyuti, vol.IV, hal.92; Fuqaha Al-Sahaha oleh Abd.Al-Aziz Al-Shanwi, hal.38; dan The Life of Muhammad by Dr Haykal, hal.450, entitled “The Revolution of the Wives of Muhammad”).


Maryam adalah satu-satunya wanita yang melahirkan anak laki-laki bagi Muhammad ketika ia berumur 60 tahun, yang diberi nama Ibrahim. Walaupun Maryam lebih cantik dari isteri-isteri lainnya, dan memuaskan Muhammad, namun ia tidak bisa dinikahi sebagai isteri sah, karena Maryam sendiri tidak mau masuk Islam dalam barisan “the mother of believers”. Ini tentu mengherankan jikalau keteladanan Muhammad meyakinkan Maryam. Akan tetapi Maryam memilih tetap tegar dengan agama dan Juruselamat yang diyakininya.


Ketika Ibrahim lahir, Muhammad membawanya kepada Aisha dan berkata: “Lihat betapa mirip dia denganku.”

Aisha menjawab: “Tak kulihat kemiripannya denganmu.”

Muhammad bilang: “Tidakkah kau lihat pipinya yang tembam dan putih?” Aisha lalu menjawab: “Semua bayi yang baru lahir yang minum susu punya pipi tembam.” (Tabaqat, Volume 1, Page 125).

 

Maymuna bint al-Harith.

Muhammad melarang banyak hal untuk orang lain, tetapi dia mengizinkannya untuk dirinya sendiri.

Kaum Muslim mengetahui bahwa selama musim haji (Al-Hajj) pernikahan dilarang (Al-Baqara 2:197), namun Muhammad justru menikahi Maymuna bint al-Harith pada saat musim haji.

Maymuna sedang berada diatas untanya, tetapi ketika dia melihat sang Nabi, dia menjatuhkan dirinya dihadapannya dan berkata kepadanya bahwa unta dan semua yang diatasnya adalah milik Nabi. Muhammad mengingatkan dia bahwa mereka tengah dalam musim haji, namun Maymunah menjawab bahwa dia tidak ingin menunggu.

Sorenya pada hari yang sama, sang Nabi mendapat solusinya dan berkata kepada-nya: “Sebuah ayat diturunkan kepadaku”:

“… dan perempuan mu’min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi, kalau Nabi mau mengawininya sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mu’min supaya tidak menjadi kesempitan bagimu…” (Qs 33:50).


Muhammad tidak dapat menunggu lebih lama lagi sampai berakhirnya musim haji, paman Nabi yaitu Al-Abbas segera meresmikan pernikahan itu walau ia pernah mengomentari bahwa Muhammad sedang dalam pakaian haji.

(Hadits Sahih Bukhari, vol.3, Book 29,# 63; vol.5, Book 59, # 559 dan Hadits Muslim, Book 8, # 3283-84; Ditegaskan pula oleh Ibn Ishaq bahwa Rasulullah menikahi Maymuna pada saat perjalanannya naik haji dan bahwa hal tersebut dilarang, lihat Al-Baqara 2:222, Hadits Sahih Muslim, Book 3, # 577-581).


Dalam soal seks, Muhammad tidak bisa diatur oleh waktu dan aturan. Dalam Hadits Sahih Muslim Vol.1, hal.590 kaum Muslim mengatakan mengutip Nawai, bahwa Aisha mengatakan:

“Jika salah satu dari kita sedang datang bulan, Rasul Allah memerintahkannya untuk datang kepadanya (Muhammad) untuk berhubungan intim, pada saat isterinya sedang berada dalam puncak datang bulannya.”

Maymuna memberi konfirmasi: “Rasul Allah biasa melakukan hubungan intim denganku ketika aku sedang datang bulan.”

Umm Salma mengatakan hal yang sama. (Hadits Sahih Muslim, Book 3, # 577-581).


Isteri-isteri Muhammad terbagi atas dua kubu, kubu Ummu Salamah dan kubu Aisha. Kubu Ummu Salamah sempat memprotes kepada Muhammad agar orang-orang yang berniat memberi hadiah kepada Muhammad jangan hanya dilakukan di rumah Aisha isteri kesayangan Muhammad, melainkan di rumah isteri mana saja ketika giliran beliau berada. Maksudnya agar Muhammad jangan pilih kasih diantara para isteri-isterinya. Tetapi apa jawaban Muhammad?

Nabi memanfaatkan wahyu Allah untuk meredam kritikan Ummu Salamah. Beliau bersabda: “Jangan saya disakiti berkenaan dengan Aisha. Sesungguhnya wahyu hanya datang kepada saya ketika saya dalam selimut seorang perempuan di rumah Aisha.” (HR Bukhari 2).


Aisha sendiri juga pernah menyindir Muhammad ketika “wahyu-wahyu yang mengatur” ini selalu turun untuk membela urusan Muhammad terhadap wanita. Ketika ayat 34:49 turun Aisha berkata kepada Muhammad: “Allah cepat-cepat memenuhi keinginan nafsumu.” (As Suyuti dalam Asbab al Nuzul tentang ayat tersebut).


Ada begitu banyak wanita-wanita cantik dalam haremnya Muhammad, tetapi mengapa gairah seksnya tidak terpuaskan. Ini menimbulkan kecurigaan, Ibn Sa’d mengutip gurunya Waqidi yang berkata: “Rasul Allah suka berkata bahwa aku adalah orang yang lemah seks. Lalu Allah memberiku satu periuk daging matang. Setelah aku memakannya, kudapatkan kekuatan kapanpun aku ingin berhubungan seks.” (Tabaqat Vol 8, Page 200).

Dalam hadits lain Muhammad berkata: “Jibril membawakanku makanan satu periuk. Kumakan makanan itu dan kekuatan seks-ku bertambah menjadi sama dengan empatpuluh orang.” (Tabaqat Vol 8, Page 200).


Diskriminasi kasat mata pria vs wanita Islam


Apakah ada persamaan hak antara pria dan wanita dalam Islam?

Jawabnya ada, tetapi setelah hak-hak wanita dipangkas!

- maka kawinilah wanita-wanita lain yang

kamu senangi dua, tiga atau empat …….. (Qs 4:3).

- Pria mempunyai hak untuk menceraikan,

tetapi wanita tidak punya….. (Qs 2:229).

- Wanita hanya punya hak waris setengah

dari pria …(Qs 4:11).

- Wanita tidak boleh menjadi imam ….. (Qs 4:34).

- Seorang wanita tidak diperbolehkan menjawab

dari pintu rumahnya …….. (Qs 33:53).

- Wanita harus tinggal di rumah ……. (Qs 33:33).

- Menolak hubungan seksual dengan suaminya maka suami-

nya diizinkan memukul isterinya sampai patuh.. (Qs 4:34).

- Sewaktu jihad, bila seorang pria mati,

ia mendapati surga dengan 72 bidadari...(Tirmidzi & Ibn Majah)

- Penghuni neraka mayoritas wanita …. (HSB 1755).

- Hai nabi katakanlah kepada isteri-isterimu …

Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya

keseluruh tubuh mereka… (Qs 33:59).



Kasus wanita dalam negara syariah Islam

Slogan Islamik mengumandangkan “Syariah is the only solution of the world”, memberi rahmatan lil alamin (rahmat bagi segenap alam). Tetapi Ibn Warraq, mantan Muslim pentolan berkata sebaliknya: “Syariah hanya memberikan human duties, bukan human rights”. Kini giliran dunia menyatakan diri berdasarkan fakta, bukan retorika:


 Seorang pria Muslim memenggal kepala putrinya yang

berusia 7 tahun karena ia mencurigai putrinya telah diperkosa oleh pamannya sendiri.

Phyllis Chesler, The Death of Feminism: What’s Next in the Struggle for women’s Freedom, 2005, pp 11-12.


* Seorang suami Muslim Pakistan mengancam untuk membunuh isterinya karena bekerja di Canada sebagai hairstylist yang memegang rambut para pria kafir di salon tempat kerjanya.

Jihad Watch November 24, 2009.


* Dibeberapa wilayah, penerapan sunat wanita (Female Genital

Mutilation) sering dilakukan berdasarkan fatwa agama. Banyak anak perempuan Muslim yang disunat tanpa

pembiusan untuk meredam seksualitas mereka dan menjadikan mereka murni.

Ayaan Hirsi Ali, Infidel, pp.31-3.


 Pemukulan terhadap isteri dan anak perempuan adalah hal yang rutin dilakukan dalam dunia Muslim. Sebagai contoh lebih dari 90% istri orang Pakistan telah dihajar, dipukuli atau mengalami pelecehan seksual hanya karena kesalahan-kesalahan seperti memasak makanan yang kurang memuaskan atau karena tidak dapat melahirkan anak laki-laki.

See Amnesty International, “Media briefing: Violence against Women in Pakistan.” April 17, 2002,

http://web.amnesty.org/ai.nsf/Index/ASA330102002?OpenDocument&of=THEMES\WOMEN.


 Di Iran umur yang sah untuk menikah adalah 9 tahun, dan di kamp pengungsi di Afghanistan sebenarnya semua anak perempuan yang duduk di kelas dua SD sudah menikah.

Lisa Beyer, “The Women of Islam”, Time, November 25, 2001; Andrew Bushell, “Child Marriage in Afghanistan and Pakistan”, America, March 11, 2002, p.12.


 Para wanita yang diperkosa di negara-negara Muslim sering-kali akhirnya mengalami penghukuman sedangkan si pemerkosa melenggang bebas.

See Sisters in Islam, “Rape, Zina and Incest”, April 6, 2000.

http://www.muslimtent.com/sistersin-islam/resources/sdefini.htm


 Yang harus dilakukan seorang pria untuk menceraikan istrinya hanyalah berkata: “Saya menceraikanmu” sebanyak tiga kali, lalu saat itu juga wanita itu menjadi janda tanpa ada yang mendukung dan juga harus kehilangan anak-anaknya karena biasanya anak-anaknya diambil oleh suaminya.

Ahmed ibn Naqib al Misri, Reliance of the Traveller [Umdat al Salik]: A Classic Mannual of Islamic Sacred Law, translated by Nuh Ha Min Keller.

Aman Publications, 1999, n3.2;m11.10(1).





Gambar ini bukan komik karikatur atau gambar dari cerita fiksi, dimana orang bangkit dari kubur dengan baju yang berdebu dan lusuh. Ini adalah wanita-wanita yang diharuskan mengenakan burqa oleh para pria di Afganistan...


Penekanan otoritas agama menjadi begitu tak masuk akal hingga kepada bidang olah raga, dimana wanita “diharapkan” memakai jilbab tatkala adu pencak-silat, lontar peluru dll.

Kisah Ali ingin kawin lagi.


Ali bin Abu Talib adalah suami Fatima anak perempuan Muhammad. Suatu ketika Ali mengumumkan pertunangannya dengan anak perempuan Amr bin Hisham (yaitu anak perempuan Abu Jahl/Al-Hakam). Fatima marah besar lalu melaporkan kepada ayahnya Muhammad.

Nabi melupakan ajaran dasar Tuhannya, sehingga pada saat nabi pergi ke mesjid, ia dari panggung berteriak: “Aku tidak mengizinkan, aku tidak mengizinkan, aku tidak mengizinkan dia untuk menceraikan anak perempuanku karena anak perempuanku adalah bagian dari diriku. Apa yang menyakitinya, menyakitiku.” (Bukhari, Vol.5, Book 57 no. 61 & 111; Hadits Sahih Muslim, Buku 31 no.6000. Cerita lengkapnya bisa ditemukan dalam Hadits Sahih Bukhari Vol.4, Book 53 no.342; Vol.5, Book 57 no.76 dan Hadits Sahih Muslim, Buku 31 no.5999-6001 & 6002). Bukankah ajaran-dasar Islam yang disampaikan lewat mulut dan teladan Muhammad sendiri membolehkan lelaki mengambil istri tambanhan?



WAFATNYA MUHAMMAD, 570 AD – 632 AD


Penyebab kematian Muhammad tidak begitu jelas, dan terdapat banyak beda-versi bahkan diantara periwayatan dari sumber Islam yang paling shahih sekalipun. Diantaranya seperti yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, Sirat Rasul Allah dari Ibn Ishaq, Kitab al-Tabaqat al-Kabir dari Ibn Sa’d, dan Al-Tabari. Pandangan tradisional mengatakan bahwa kematian Muhammad disebabkan karena diracuni oleh seorang wanita Yahudi yang anggota keluarganya dibunuh oleh Muhammad dalam suatu pembunuhan massal atas umat Yahudi, kemungkinan besar adalah Safiya.


Tetapi peristiwa peracunan tersebut terjadi antara dua-tiga tahun sebelum kematian Muhammad sehingga sulit untuk menyimpulkan bahwa racun tersebutlah yang membunuh Muhammad setelah sekian waktu lamanya. Tetapi Muslim tak bisa membantahnya pula, sebab benar bahwa Muhammad sendirilah yang mengetahuinya dan ia mengakui sakitnya sejak di makan daging domba beracun di Khaybar.


Muhammad sendiri tidak luput dari hukum “pedang berbalas pedang.” Ia kena racun dari perempuan Yahudi yang ditawannya di Khaybar, dan Allah tidak menghindarkan atau memunahkan racun itu dari padanya, seperti yang diakui oleh Anas bin Malik: “Saya selalu mengetahui pengaruh racun itu dalam kerongkongan beliau.” (HS Bukhari 1220).


Aisha menyaksikan betapa Muhammad menderita, karena sakit keracunan makanan tersebut disaat-saat kritisnya: “Hai Aisha! Saya senantiasa merasa pedih makanan racun yang saya makan di Khaybar. Itulah waktunya saya merasa tali jantung saya putus karena racun itu.” Di balik penderitaan jasmaninya, harapan dan permohonannya untuk keselamatan dirinya di akhirat juga tidak menentu, karena tidak ada tanda-tanda dijawab lagi oleh Jibril maupun Allah. Muhammad hanya bergumul sendirian dengan maut: “Wahai Tuhan! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkan saya dengan dengan TEMAN yang Maha Tinggi…” Lalu beliau mengangkat tangannya sambil mengucapkan: “Teman yang Maha Tinggi.” Lalu beliau wafat dan rebahlah tangan beliau. (HSB 1570, 1573, 1574).


Allah memberikan kepada Rasul cara kematian yang terbaik yang bisa dibayangkan oleh seorang laki-laki, dia meninggal dalam pelukan istrinya yang paling dicintai yaitu Aisha.

Laporan Ibn Hisham, halaman 682:

…. bahwa dia mendengar Aisha berbicara: “Rasul meninggal diatas dadaku pada saat giliranku. Adalah karena ketidak- tahuanku dan gairah mudaku sehingga Rasul meninggal dalam pelukanku.”

Diceritakan oleh Aisha pula:

Dia meninggal pada hari giliranku yang biasa dalam rumahku. Allah mengambil dia ketika kepalanya ada diantara dada dan leherku dan air liurnya bercampur dengan air liurku.” (Bukhari, Vol 7, Book 62, No. 144)


Air liur saling bercampur? Itu sebuah misteri. Yang jelas adalah seperti yang diakuinya bahwa Aisha tidak punya pengalaman untuk menjaga hal-hal yang fatal karena kegairahan cinta. Dia tidak melihat adanya bahaya seorang tua yang sakit berat bila bergairah dengan seorang wanita muda. Jantung Rasul yang sudah tua dan sedang kritis bisa tidak tahan sampai timbul cardiac arrest (jantung berhenti). Aisha melihat dia mati dan terkulai diatas dadanya, lalu ia merasa bersalah atas “ketidak tahuannya”. Tetapi yang lebih celaka lagi adalah Hadits yang menunjukkan bahwa Rasul tidak sempat menyebut kalimat syahadat pada saat terakhirnya seperti layaknya seorang Muslim.

Dia terkulai dalam pencaharian kosong akan “Seseorang Maha Tinggi”. Dan Rasul Allah dibungkus dengan tiga lapis kain buatan Najran: dua kain dan satu baju yang dipakai saat kematiannya (Dawood Book 20, no. 3147).


Abu Bakar datang dan masuk ke dalam mesjid ketika mendengar berita kematian Muhammad, pada saat itu di dalam mesjid, Umar di tengah kesedihannya sedang khusuk memberi ceramah dari atas mimbar. Sementara itu Ali masuk ke rumah Aisha, tempat dimana jenazah Muhammad diletakkan. Ia mendekatinya, menyingkapkan kain penutup wajahnya dan menciumnya. Lalu Ali berkata: “Demi ayah dan ibuku, engkau telah merasakan kematian yang telah ditakdirkan Allah untukmu, dan engkau tidak akan lagi menderita kematian.” Kemudian Ali menutup kembali wajahnya dan pergi ke mesjid. Ia mencoba untuk memberikan ceramah kepada orang-orang, tetapi Umar bersikeras untuk melanjutkan ceramahnya. Tetapi ketika Abu Bakar melihat bahwa Umar tidak juga berhenti berbicara, ia sendiri pun mulai berbicara menyela Umar. Disana Abu Bakar berterima kasih kepada Allah lalu berkata kepada orang banyak: “Kepada mereka yang memuja Muhammad, sekarang Muhammad telah meninggal. Tetapi mereka yang memuji Allah, Allah tetap hidup dan tidak akan pernah mati.” (The life of the Prophet oleh Muhammad bin Abd Al-Wahab, hal.145).


Berlainan dengan Musa dan Isa Almasih, Muhammad sendiri tidak mendapatkan pewahyuan Allah mengenai kematiannya ke depan.

Kematiannya datang begitu cepat dan tidak memberi kesempatan sedikitpun buat dia untuk menyelesaikan semua urusannya. Dia tidak pernah menghimpun dan menyusun pelbagai berkas wahyu yang diterimanya agar dapat dijadikan sebuah kitab Al Qur’an dalam susunan/urutan asli yang bagaimana yang seharusnya sama dengan yang tertulis di surga. Dia tidak pernah menyiapkan pemimpin pengganti dirinya, dia juga tidak pernah menetapkan tata birokrasi pemerintahan apapun yang harus dijalankan penerusnya setelah dia meninggal.

Pendek kata, Muhammad menjelang kematiannya tidak mampu mengurus keumatan dan ke-islaman samasekali. Ia hanya mengurus dirinya agar diampuni dosanya dan minta dihubungkan dengan satu Temannya yang Maha Tinggi, yang dipercaya adalah Sosok yang paling berotoritas dalam alam Akhirat dan Hari Penghakiman (lihat surat 3 :45; 4:159; 43:61). Sosok ini pulalah yang diklaim Muhammad sebagai temannya yang paling dekat di akhirat, “Saya yang lebih dekat dengan Isa anak Maryam di dunia dan akhirat” (HSB 1501).







Makam Muhammad dalam mesjid Nabawi, Medinah. Di sebelah kirinya adalah makam Abu Bakar, kalifah pertama.



Mitos Ismail


Orang-orang Arab yang bermukim di daerah selatan maupun utara berpendapat bahwa mereka adalah keturunan Ismail dan merasa bangga karena Ibrahim adalah Bapak Bangsanya. [The Concise Dictionary of Islam ed Cyril classe (London: Stacey Inter, 1989, p.179)].

Encyclopedia of Islam mengidentifikasikan bahwa rumpun orang-orang Arab berasal dari bangsa yang bukan keturunan Ibrahim. (The Encyclopedia of Islam, eds, Gibb, Levi-Provencial, Schacht Leiden: J.Brill, 1913, 1:543-47).

Juga Dictionary of Islam mempertanyakan pendapat yang menyatakan bahwa bangsa Arab adalah keturunan Ismail. (Thomas Hughes, A Dictionary of Islam, London: Allen & Co, 1885, pp.18ff).


Mungkinkah Ismael bisa menjadi bapak bangsa Arab?

Ibrahim bukan orang Arab, Siti Hajar ibunya Ismail bukan pula orang Arab melainkan budak dari Mesir. Malahan Siti Hajar mencarikan seorang perempuan Mesir bagi Ismail sebagai isterinya. Menurut hadits (Terjemahan HSB 1475) ternyata Ismail justru belajar bahasa Arab dari orang-orang Arab yang telah ada sebagai suku bangsa sebelum ada Ismail. Jadi Ismail bukanlah orang Arab yang dapat menurunkan bangsa Arab asli.



Isra-Miraj,

Perjalanan malam ke Surga


Ada berbagai versi cerita Mi’raj-Muhammad ke Surga. Ibn Ishaq menyusunnya berasal dari sahabat-sahabatnya, khususnya Aisha, dimana Muhammad melaporkan sebagai berikut:

Ketika Muhammad sedang tidur dia dibangunkan oleh Jibril sampai 3 kali, pada kali yang ketiga Jibril menaikkan Muhammad pada seekor hewan putih setengah bagal setengah keledai dengan sayap-sayap disisinya yang mempercepat gerakan kakinya.

Sang periwayat kemudian mengatakan Nabi dan Jibril berangkat sampai mereka tiba di kuil Yerusalem. Disana ia berjumpa dengan nabi-nabi seperti Ibrahim, Musa dan Yesus. Muhammad berlaku sebagai imam utama mereka dalam memimpin doa. Lalu ia dibawakan dua ember, yang satu berisi anggur dan yang lainnya berisi susu. Sang Nabi mengambil susu itu lalu meminumnya dan menolak anggur.

Setelah menyelesaikan urusan di Yerusalem, Muhammad menaiki tangga yang paling indah yaitu tangga yang dipandangi orang saat kematian menjemputnya.


Tibalah Muhammad dan Jibril disalah satu gerbang surga yang disebut Gerbang Para Penjaga, disitu dia bertemu dengan malaikat Israfil yang membawahi 12.000 malaikat dan masing-masing membawahi lagi 12.000 malaikat, dia bertemu juga dengan Malik, Penjaga Pintu Neraka.


Ketika Muhammad ada di surga paling bawah dia melihat seseorang disana dengan jiwa-jiwa orang yang melewatinya. Kepada seseorang ia berkata: “Jiwa bagus dari raga yang bagus.” Tentang yang lain ia mengatakan, wah dan cemberut: “Jiwa setan dari raga setan.”

Jibril menerangkan ini Adam, sedang memeriksa jiwa-jiwa keturunannya, jiwa orang beriman meningkatkan kegembiraan sedangkan jiwa orang kafir meningkatkan kejijikan.

“Lalu saya melihat orang-orang dengan bibir seperti onta, yang ditangannya terdapat kepingan-kepingan api seperti batu yang dimasukkan kedalam mulut mereka, kemudian keluar dari bokongnya. Saya diberitahu mereka berdosa karena memakan harta anak yatim piatu. Ada juga Firaun, orang-orang yang disiksa karena mereka lintah darat.

Lalu saya melihat wanita-wanita digantung dari buah dada mereka. Mereka melahirkan anak-anak haram jadah bukan dari suami-suami mereka. (Sahih Bukhari, Vol.1, Book 6, Number 301) mengatakan mayoritas penghuni neraka adalah kaum wanita karena lemah imannya, wanita tidak puasa dan tidak solat selama menstruasi, oleh karenanya nilai dua wanita sama dengan satu laki-laki).


Lalu saya dibawa ke surga kedua disitu ada dua saudara sepupu dari garis ibu yaitu Isa putera Maryam dan Yahya putera Zakaria.

Lalu saya ke surga ketiga disana ada Yusuf putera Yakub.

Lalu ke surga keempat disana ada Idris (Henoch).

Terus ke surga kelima disana saya bertemu dengan seorang lelaki rupawan, rambutnya putih, jenggotnya panjang, dia adalah Harun putera Imran.

Lalu ke surga keenam, disana ada lelaki berwarna kulit gelap dengan hidung berbentuk kait seperti kaum Shami’a, dia adalah Musa putera Imran.

Lalu ke surga ketujuh dan disana ada seseorang duduk di singgasana pada gerbang rumah mewah abadi (immortal).

Setiap hari 70.000 malaikat masuk dan tidak kembali sebelum hari kiamat.


Lalu ia membawa saya ke Surga dan disitu saya melihat gadis dengan bibir merah gelap sehingga membuat saya suka kepadanya, saya bertanya siapa memilikinya dan ia mengatakan: Zayd b. Haritha.

Rasul memberitahu Zayd anak angkatnya berita baik tentang gadis itu. Beberapa tahun kemudian di Medinah Muhammad jatuh cinta kepada isteri Zayd, kemudian Zayd menceraikan Zainab isterinya agar Muhammad dapat mengawini Zainab menantunya.


Di langit ketujuh itu Muhammad bertemu dengan Allah, disana ditetapkan kewajiban solat limapuluh kali perhari bagi pengikut Muhammad.

Saat ia kembali, ia bertemu Musa, teman yang baik, ia bertanya berapa solat yang diwajibkan pada saya dan ketika saya mengatakan limapuluh kali, ia berkata: “Doa adalah sesuatu yang memberatkan dan pengikutmu adalah orang-orang yang lemah jadi kembalilah pada Tuhanmu dan minta pada-Nya untuk mengurangi jumlah solat bagi dirimu dan pengikutmu.”

Saya melakukannya dan Tuhan mewajibkan sepuluh solat. Sekali lagi saya berpapasan dengan Musa dan sekali lagi ia mengatakan hal yang sama, dan begitulah seterusnya sampai hanya ditetapkan lima solat bagi seluruh hari dan malam. Musa kembali memberikan saya nasehat yang sama, saya menjawab saya sudah kembali pada Tuhan saya dan bertanya pada-Nya sampai saya malu dan saya tidak akan melakukannya lagi.”


Sejarawan dan akademisi Muslim dari Mesir, Haykal meng-gambarkan surga-surga yang didatangi Muhammad.

Surga pertama terbuat dari perak murni dan bintang-bintang bergelantungan dari atapnya dengan rantai emas.

Pada setiap bintang ada malaikat yang berjaga-jaga untuk menghindari gendruwo naik kedalam tempat-tempat suci dan menghindari hantu-hantu yang diam-diam mendengarkan rahasia surgawi.

Al Qur’an menyatakan bahwa jin-jin berdiri diatas sesama bahu mereka untuk mendengarkan diskusi “Majelis Mulia” sampai mereka ditembak jatuh oleh bintang-bintang yang ditembakkan pada mereka (meteor). (Qur’an 72:8, 37:6-10, 63:5).


Muhammad menggambarkan Jibril sebagai memiliki 600 sayap. Dan Buraq kuda yang ditumpanginya pada malam ia terbang ke Yerusalem dan ke surga memiliki kepala manusia dan sayap burung rajawali.

Disana Muhammad menyalami Adam, dan dalam keenam surga lainnya ia berjumpa dengan Nuh, Harun, Musa, Ibrahim, Daud, Suleman, Idris (Henoch), Yahya dan Isa. Ia melihat malaikat kematian Azrail yang tubuhnya begitu besar dan kedua matanya berjarak 70.000 hari perjalanan berbaris. Ia memiliki 100.000 batalyon dan melewatkan waktunya dengan menulis dalam sebuah buku raksasa nama-nama mereka yang mati atau dilahirkan. Ia melihat malaikat air mata yang menangis bagi dosa-dosa dunia. Malaikat pembalas dengan wajah yang besar yang tertutup oleh bisul-bisul yang menguasai api dan duduk dalam singgasana berapi. Dan satu lagi malaikat raksasa yang tubuhnya terdiri dari setengah salju dan setengah api, yang dikelilingi oleh koor surga yang terus menerus menangis: “Ya Tuhan, Kau menyatukan api dan salju, menyatukan semua abdi-abdiMu untuk tunduk pada hukum-hukumMu.”


Dalam surga ketujuh dimana berdiam jiwa-jiwa orang-orang yang baik ada malaikat yang lebih besar dari seluruh dunia, dengan 70.000 kepala, setiap kepala memiliki 70.000 mulut, dan setiap mulut memiliki 70.000 lidah dan setiap lidah berbicara dalam 70.000 bahasa dan tidak habis-habisnya menyanyikan pujian kepada Sang Maha Kuasa. [Muhammad Husayn Haykal (1888-1956), The Life of Muhammad, translated by Ismail Razi A al-Faruqi, ISBN: 0892591374, Chapter 8: From the Violation of the Boycott to al Isra’].

Jadi padanya ada 70.000 kepala dengan kemampuan berbicara dalam 70.000 x 70.000 x 70.000 x 70.000 bahasa. Hitunglah sendiri!


Pada saat Muhammad melakukan penerbangan dengan al-Buraq mengunjungi kuil/bait di Yerusalem (kuil/bait Suleman dibangun sekitar abad 10 SM), kuil/bait yang dimaksudkan Islam itu belum ada karena pada tahun 70 tentara Romawi dipimpin jendral Titus telah menghancurkannya sehingga tak satupun batu berdiri atas batu yang lain.

The Dome of the Rock (Mesjid Umar) baru dibangun diatas pondasi kuil Yupiter Romawi pada tahun 691 M. Sedangkan mesjid Al Aqsa menurut sarjana-sarjana Muslim seperti Mujir al-Din, al-Suyuti dan al-Muqaddasi dibangun oleh kalifah Abd al Malik pada tahun 690 disebelah selatan the Temple of Mount diatas sebuah gereja Our Lady dengan menghancurkan gereja itu terlebih dahulu. Guy le Stronge menyatakan bahwa Abd al Malik meggunakan material gereja yang dihancurkan untuk membangun Al Aqsa, dengan bukti-bukti bahwa dibagian tenggara mesjid masih terdapat sisa bangunan Church of Our Lady. Anak Abd al Malik yaitu Walid I menyelesaikan bangunan Al Aqsa pada ± tahun 710. Jadi Mesjid yang sengaja dinamai Al Aqsa itu dibangun diatas sebuah basilica Romawi di sebelah selatan the Temple of Mount oleh bangsa Umayyad dan baru exist pada tahun 710 M.

 

Sedangkan Muhammad wafat pada tahun 632 M. Jadi kisah perjalanan malam ke bait Yerusalem itu adalah sepenuhnya fiktif. Tak ada bangunan apapun yang akan dijumpai Muhammad untuk bersholat disana. Baru 78 tahun kemudian mesjid Islam dibangun disitu dan diberi nama “Al Aqsa” (Mesjid terjauh) untuk dicocokkan dengan kata-kata Muhammad. Itu yang begitu sering terjadi dengan periwayatan fiktif hadits Nabi yang muncul 200 tahun kemudian (setelah kematian Muhammad) untuk dicocok-cocokkan dengan fakta sebelumnya. Kisah fiktif after the facts!


Surga


Allah berfirman dalam sebuah hadits Qudsi, Aku telah menyediakan untuk hamba-hambaKu yang beriman dan beramal saleh, kesenangan-kesenangan yang tak pernah terlihat mata dan tak pernah didengar telinga serta tak pernah terlintas dalam hati manusia (Ibnu Jarir dari Anas ra). Namun hadits ini adalah jiplakan Muhammad dari Injil (Kitab 1 Korintus 2:9), yang membuktikan bahwa ia sering dengar-dengaran apa yang di ucapkan oleh orang-orang Nasrani.


Tetapi lagi-lagi Muhammad yang mengambil keuntungan paling besar di surga. Karena Muhammad mengklaim: “Aku adalah orang pertama yang mengetuk pintu-pintu surga.” (Ibn Katsir, an-Nihayah, II, p 213). Disamping itu sebagai orang pertama yang masuk surga, Muhammad juga mengharapkan posisi tertinggi di surga, nabi berkata: “Wasilah adalah tempat tertinggi di surga yang dapat dicapai hanya oleh satu orang, dan aku harap akulah orang yang satu itu.” (HR Muslim, diriwayatkan Abd Allah ibn Amir ibn al-Ash).


Terutama para sahid/martir yang akan menikmati surga.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah menggambarkan tingkatan-tingkatan surga:

Surga itu ada seratus tingkat, jarak setiap tingkat sama dengan jarak antara langit dan bumi. Surga firdaus berada pada tingkat yang tinggi sekali. Dari sini terpancarnya empat buah sungai dalam surga. Dan diatasnya terletak Arsy Tuhan. (HR Bukhari).

Sedangkan tentang Arsy, dalam kitab Durratun Nasihin III diterangkan bahwa Ibnu Jarir, Ibnu Mardawih dan Abu Syaikkhin dari Abu Dzarrin ra berkata:

Rasulullah saw bersabda:

Hai Abu Dzarrin, langit yang sebanyak tujuh bila dibandingkan dengan Kursy laksana gelang kecil yang terletak di padang belantara dan keutamaan Arsy bila dibandingkan dengan Kursy seperti padang belantara dengan gelang kecil.


Orang-orang beriman setelah melewati jembatan as-Sirath, sesampainya di pintu Surga disambut bidadari-bidadari dengan tari-tarian dan nyanyian surga yang memuji kebesaran Allah Azza Wa Jalla.

Para bidadari masing-masing memeluk suaminya.

Menurut hadits dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah saw bersabda:

Ketika itu Hurul Aini berdendang bersama-sama yang bunyinya:

Kamilah perempuan abadi, tidak pernah binasa.

Kamilah perempuan riang, tidak pernah susah.

Kamilah perempuan yang rela, tidak pernah marah.

Merasa senanglah orang yang memiliki kami.

Kami ini dialah yang punya.

(Hadits dari Ali ra dikeluarkan oleh Tirmidzi).

Hadits dari Said al Khudry ra mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda:

Perempuan-perempuan surga (bidadari) itu betisnya kelihatan dibalik tujuh puluh lapis pakaian sutera yang dikenakannya. Malah kelihatan sampai ke sumsum tulang betisnya.

Demikianlah Allah berfirman dalam Al Qur’an, bidadari itu seolah-olah batu permata yakut dan intan berlian yang berkilau-kilau. (HR.Tirmidzi).


Begitu hebatnya kemilau yang dipancarkan bidadari, sampai disebutkan dalam hadits dari Abu Huraira ra, ia berkata bahwa Nabi saw bersabda:

Kalau sekiranya perempuan surga (bidadari) itu berada di dunia, maka akan terang benderanglah dunia ini karena sinar wajahnya. Dan perhiasan yang berada dikepalanya lebih bagus dari segala sesuatu yang terdapat didalam dunia. (HR Bukhari).


Para lelaki penghuni surga mempunyai banyak kesibukan, yang paling mereka gemari adalah menyetubuhi para bidadari, hadits dari Abi Said al-Khudry ra, ia berkata, Nabi saw pernah bersabda bahwa bidadari didalam surga setiap kali selesai disetubuhi oleh suaminya maka kembali perawan seperti semula. (Al-Hadits).

Bagaimana ahli surga laki-laki itu tidak sangat sibuk, ia memecahi selaput-selaput dara para bidadari yang tidak sedikit jumlahnya dalam sehari. Sedangkan menyetubuhi seorang gadis yang masih perawan ketika didunia memerlukan waktu puluhan menit.


Hadits dari Anas bin Malik ra, ia berkata:

Pernah ada seseorang bertanya kepada Nabi saw: Ya Rasulullah, berapakah kekuatan laki-laki dalam menyetubuhi isteri-isterinya didalam surga? Nabi saw menjawab: Seratus kali dalam sehari. (HR Tirmidzi).

Persetubuhan di surga tidak mengeluarkan air mani. Kenikmatan yang luar biasa dari persetubuhan itu berlangsung beberapa windu yakni 80 tahun, walau begitu mereka tidak merasa letih dan lesu, seperti firman Allah: didalam surga kami tidak merasa lelah dan tiada pula merasa letih. (QS Faathir 35).


Tentang reproduksi anak-anak disurga akan terjadi “wonder boy”.

Nabi bersabda: “Jika seorang mukmin penduduk surga menginginkan seorang anak, anak tersebut langsung sekaligus dikandung, dilahirkan, menjadi besar serta merta menurut umur yang diinginkannya.” (Shahih al-Jammi, VI, p 5, hadis no.652).


Tentang rumah di surga, dari Abu Musa ra, ia berkata Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya setiap orang mukmin di surga mempunyai sebuah kemah dari intan yang berlubang dalam, salah satu yang diriwayatkan panjangnya 60 mil. Di setiap ruang terdapat beberapa isteri yang tidak saling melihat kepada yang lain dan mereka dikunjungi suaminya.

Ia juga mempunyai dua taman dari perak yang dilengkapi dengan tempat barang-barang dari apa saja.

Ia juga memiliki dua taman dari emas dengan segala sesuatu yang ada disana. Tidak ada tabu antara mereka dan antara melihat Tuhan mereka kecuali pakaian kebesaranNya tersedia di surga. (Muttafaqun Alaih).


Sedangkan pelayanan dalam penyajian makanan ribuan kali lebih cepat dari fast food dibagian dunia manapun, yaitu secepat pikiran yang menginginkannya. Dalam hadits disebutkan:

Sesungguhnya engkau akan melihat pada seekor burung didalam surga, sedang engkau menginginkan dagingnya, maka jatuhlah kehadapanmu dalam keadaan telah masak. (HR Bazzar dengan Samad Dhaif yang berasal dari riwayat Ibnu Mas’ud, dari konsep sesudah mati Imam Ghazali oleh Hussein Bahreisy, hal 124).


Bila penduduk surga ingin bepergian, Allah pun telah menyiapkan untuk mereka kendaraan-kendaraan khusus, seperti yang disebutkan dalam hadits:

Ada seseorang bertanya kepada Nabi saw: “Adakah kuda dalam surga?” Jawab Nabi saw: “Jika engkau dimasukkan Allah kedalam surga maka engkau akan menunggangi kuda dari Yakut merah. Engkau akan menungganginya kemana saja engkau suka.” (HR Tirmidzi).


Sedangkan tentang cuaca di surga disebutkan:

Hadits dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Ada seseorang bertanya: “Ya Rasulullah, apakah di surga itu ada siang dan malam?”

Jawab Nabi saw: “Tidak. Yang ada disana hanya sinar dan cahaya.” (HR Hakim dan Tirmidzi).


Keterangan dari Mu’awiyah kakek Bahaz bin Hakim ra bah-wasanya Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya di surga itu terdapat lautan madu, lautan arak, lautan susu dan lautan air lalu terbukalah (mengalir) sungai-sungai. (HR Tirmidzi).

Pernah Rasulullah saw ditanya tentang Kautzar seperti disebutkan oleh Anas ra ketika ia berkata: Rasulullah saw ditanya: “Apakah Kautsar itu?” Beliau menjawab: “Kautsar adalah sungai pemberian Allah yaitu disurga. Airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu. Disitu ada burung yang lehernya seperti leher kambing.” Umar berkata: “Ini benar-benar nikmat.” Rasulullah bersabda: “Memakannya lebih nikmat dan lebih lezat dari padanya.” (HR Tirmidzi)

Al Qur’an menjanjikan suatu surga penuh anggur dan seks bebas. (Surat 2:25; 4:57; 11:23; 47:15). Pesta dan percabulan yang merupakan dosa selagi di dunia, berakhir dengan dibenarkannya di surga.


Al QUR’AN


Al Qur’an adalah kitab yang paling unik, dalam arti kata tidak ada contoh serupa yang ada di dunia. Lihat saja susunannya, bab per bab (yang disebut Surat) yang sangat acak, non-kronologi bahkan sepertinya anti-kronologi, sulit ditemukan tema intinya. Sedangkan isinya (yang disebut Ayat) banyak melompat-lompat, berulang dengan ayat surat lainnya, dan sulit dicernakkan, karena begitu banyak disharmoni dan inkonsistensinya. Tetapi Kitab ini dianggap oleh Muslim sebagai buku suci yang paling sempurna di dunia. Dipercaya setiap kata dan hurufnya adalah total wahyu suci yang tidak mengandung kelemahan atau kesalahan terkecilpun. Sebab ia bukan ditulis oleh manusia, tetapi perwahyuan oleh Allah yang Maha Tahu dan Maha Kuasa, sejak semula tanpa awalnya. Walau Maha Sempurna, namun diakui bahwa sebagian dari ayat-ayatnya sempat dibatalkan dan diganti baru (nasakh dan mansukh) oleh yang punya wahyu itu sendiri. Dengan perkataan lain, wahyu Allah yang lebih baik perlu menggantikan wahyu yang kurang baik, supaya tuntas sempurna.


Kitab ini seluruh isinya di-klaim (tanpa bukti independen) disampaikan oleh tiga sosok oknum yang berlainan zatnya, yaitu manusia Muhammad yang mengatas namakan malaikat yang mengatas namakan Allah, dan ditulis oleh sahabat Nabi semuanya secara cicilan selama 23 tahun. Karena ini merupakan hasil rangkuman dari 3 atau 4 mulut, maka ia berakhir dengan tidak jelas siapa sejatinya yang berkata. Muhammad, Malaikat atau Allah-kah yang berkata.

Untuk menghindari kebingungan itu, Montgomery Watt menahan diri dengan cara membakukan istilah: Al Qur’an berkata! Keunikan dan keanehan semua itu tidak mengapa, orang boleh percaya atau tidak percaya. Tetapi yang paling merisaukan dari keunikan Al Qur’an adalah kenyataan bahwa ia adalah satu-satunya Kitab Suci didunia yang isinya men-salah-salahkan Kitab Suci orang lain, Nabi dan Tuhan orang lain, serta men-salah-salahkan agama dan kekafiran komunitas lainnya, semuanya tanpa sedikitpun menyertakan bukti penunjang! Bahkan sampai memerintahkan memerangi, melaknati dan membunuhi orang-orang lain tersebut. Perlukah kebenaran intrinsik Al Qur’an – dan bukan pembenarannya – dibuktikan dengan men-salah-salahkan Kitab Suci agama lain dan memerangi penganutnya?


Kaum Muslimin yang mula-mula terpencar-pencar di pelbagai daerah. Mereka memiliki naskah ayat-ayat Al Qur’an yang susunan surat-suratnya berlainan, bahkan susunan ayat-ayat-nyapun masing-masing tidak sama. Terdapat pula perbedaan-perbedaan ejaan dan isi diantara mereka. Hal ini merupakan akibat dari cara Jibril menurunkan 6 ribuan ayat-ayatNya secara cicilan selama 23 tahun kenabian Muhammad. Wahyu-wahyu tersebut dicatat sekenanya pada kepingan apa saja seperti batu, kayu, tulang, kulit, pelepah daun kurma, tanah liat atau hanya diingat-ingat saja oleh orang perorang yang kebetulan menyaksikan Muhammad mengucapkannya. Tempat dan waktu turunnya ayat juga tidak menentu, di rumah, di luar rumah, siang hari atau malam hari, di ranjang, dibawah selimut, di medan perang, di dunia bahkan di surga (mikraj).

Pengumpulan ayat-ayat Al Qur’an secara ofisial dilakukan pertama kalinya atas perintah Abu Bakr. Namun para sahabat Nabi yang lain juga ada mengumpulkan Al Qur’an versi mereka sendiri-sendiri. Diantaranya yang dianggap berotoritas adalah Kodex dari Ubay ibn Ka’b, Abdullah ibn Mas’ud dan Ali ibn Abi Talib. Dalam perjalanan waktu Mushaf/ Kodex ofisial Abu Bakr diperselisihkan dengan Kodex-kodex lainnya dalam cara bacaan susunan maupun isinya.


Adanya perbedaan-perbedaan ini menimbulkan peselisihan dan perpecahan diantara kaum Muslimin karena masing-masing menganggap naskah miliknya yang paling benar.

Keadaan ini segera dilaporkan oleh Huzaifah bin Yaman kepada kalifah Uthman bin Affan di Medinah. Setelah menerima laporan itu kalifah Uthman segera meminta kepada Hafsah binti Umar lembaran-lembaran mushaf Al Qur’an yang ditulis pada masa kalifah Abu Bakar (yang diteruskan kepada Umar dan kemudian disimpan dirumah Hafsah), dengan janji akan dikembalikan setelah penyalinan.

Uthman bin Affan membentuk suatu Panitia yang terdiri dari Zaid bin Tsabit sebagai ketua, dan anggota lainnya adalah Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash dan Abdur Rahman bin Harits bin Hisyam. Tugas panitia ini adalah menyusun dan menyalin ayat-ayat dari mushaf ofisial Abu Bakar menjadi buku Al Qur’an yang final.


Dalam pelaksanaan tugas panitia ini kalifah Uthman bin Affan juga menasehatkan agar mengambil pedoman dari mereka yang hafal ayat-ayat Al Qur’an (Qurra) dan dialek bacaan yang berlaku pada waktu itu, yaitu dialek kaum Quraishi.

Maka dikerjakanlah oleh panitia dan setelah selesai tugas itu, mushaf rujukan (Abu Bakar) dikembalikan kepada Hafsah binti Umar. Al Qur’an yang telah dibukukan dinamai “Al Mushaf” dan oleh panitia dituliskan sebanyak lima buah Al Mushaf. Empat buah diantaranya dikirim ke Mekah, Syria, Basrah, Kufah dan satu buah Mushaf ditinggalkan di Medinah untuk Uthman bin Affan, dan itulah yang dinamakan “Mushaf Al Imam”.


Namun bersamaan dengan itu Uthman mengeluarkan satu dekrit yang mengejutkan, yaitu agar semua naskah Al Qur’an dalam bentuk apa saja, baik yang lembaran maupun bagian-bagiannya harus dimusnahkan semuanya! Maka musnahlah semua ayat-ayat dan surat-surat asli yang dikumpulkan dari lisan Muhammad, kecuali mushaf Uthmani saja! Tidak ada seorangpun yang bisa membuktikan bahwa apa yang disalin/ disusun oleh Utsman adalah persis sama dengan apa yang asli dirujukkannya (mushaf Abu Bakar), apalagi sama dengan apa yang asli Muhammad turunkan! Ingat! Mushaf-mushaf primer dan kumpulan ayat-ayat yang diharuskan untuk dibakar itu tidak satupun yang dinyatakan salah oleh siapapun!


Dari Mushaf yang ditulis pada masa Uthman bin Affan inilah kaum Muslim dari seluruh pelosok menyalin Al Qur’an ini, setelah 20 tahun wafatnya Muhammad saw. Kitab Al Qur’an ini menjadi pedoman tunggal bagi kaum Muslim agar tidak timbul pertentangan-pertentangan dalam susunan ayat-ayatnya dan ejaannya, karena Al Qur’an selainnya telah dimusnahkan.

Namun pada tahun 1337 Hijrah, perangkuman Al Qur’an itu harus disempurnakan lagi, kemudian dicetak oleh percetakan Amiriayah milik pemerintah Mesir dibawah pengawasan para guru besar Al-Azhar.


Al Qur’an terdiri dari 114 surat dan dibagi 30 juz yang terdiri atas 1456 ayat yang diturunkan di Medinah dan 4780 ayat yang diturunkan di Mekah (total 6.236 ayat). Walau susunan ayat-ayat Al Qur’an sepertinya tidak mengalami perubahan lagi, ia belum tuntas dirumuskan dan diakui semua Muslim.

Sekte Muslim Shiah misalnya menyatakan bahwa Uthman menghilangkan 25% dari ayat-ayat asli Al Qur’an karena alasan politik. (Mc Clinton and Strong, Cyclopedia, V:152).

Dalam Kitab al-Kafi dari Shiah dikatakan: “Al-Qur’an yang dibawa oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad s.a.w. ada 17.000 ayat” (Ushulul Kaafi, 2/134). Dengan perkataan lain, Utsman dkk didakwa telah menghilangkan lebih dari 10.000 ayat-ayat Allah, atau 2/3 Quran yang asli!

Namun naskah-naskah diluar Al-Mushaf sudah termusnahkan sehingga kini Islam tidak memiliki “Juri keaslian/ kebenaran Quran” karena absentnya mushaf-mushaf yang paling primer yang merupakan sumber atau rujukan Al-Mushaf itu sendiri. (Hadits Shahih Bukhari VI /479). Al Qur’an yang dipergunakan oleh Muslim Sunni (seperti yang kita punyai sekarang ini) juga digugat oleh Shiah yang mempertanyakan 219 ayat di seluruh Al Qur’an yang dianggap palsu. (Mengapa Kita Menolak Syi’ah, p. 98 ff). Siapa sanggup berkata dengan sepenuh keyakinan bahwa Allah adalah Penjaga Agung terhadap penjahilan Quran? (Surat 15:9).



Isue Besar Al Qur’an: Nasakh dan Mansukh

Quran bertubi-tubi memuliakan kekekalan Firman Allah yang tertulis di Lauhul Mahfudz, “Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat Allah” dan lain-lain sejenisnya dalam Surat-surat 10:64; 6:34; 33:62; 35:43. Tetapi dilain pihak Allah SWT juga berulang-ulang menurunkan ayat-ayat baru “nasakh” untuk menggantikan ayat-ayat lama “mansukh”. Dengan turunnya ayat-ayat baru pengganti ini maka ayat-ayat lama yang digantikan langsung menjadi tidak berlaku lagi, alias FirmaNya tidaklah kekal. Muhammad tidak ambil pusing akan kontradiksi ini dan membiarkan ayat-ayat pengganti maupun yang digantikan (nasakh dan mansukh), sama-sama masih tercantum sebagiannya dalam Al Qur’an. Ini jelas membuat Muslim berwajah ganda. Karena ketika melaksanakan teror atau pembunuhan, orang-orang Muslim radikal bisa memakai ayat baru (nasakh) yang memang memerintahkan pembunuhan, sedangkan untuk membela diri dari tudingan publik mereka buru-buru mempergunakan ayat-ayat lama (mansukh) yang mengutuknya. Seluruh ayat yang di-nasakh-kan dalam Qur’an masih simpang siur. Ada yang mengatakan seluruhnya sekitar 500 ayat yang diganti yang belum dihilangkan dari Qur’an. Ada yang berpendapat dengan merincikan 246 ayat. Namun bagaimanapun Muslim tak bisa lain kecuali harus mau menerima kenyataan bahwa ayat-ayat yang dibatalkan itu (mansukhakh) adalah kata-kata asli dari Allah sendiri!!


Masalah nasakh ini juga menjadi pertanyaan bagi Muhammad A.Khan, seorang ex-Muslim Pakistan yang kritis:

Mengapa Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Tahu perlu me-mubazirkan dan mengganti ayat-ayatNya sendiri? Mengapa Dia lupa (sehingga tidak sempurna atas) ayat-ayat sebelumnya?

Muslim menjawab pertanyaan ini, dengan mengatakan:

Karena keadaan telah berubah sepanjang masa per-wahyuan. Sehingga perlu beberapa ayat dibatalkan (nasakh) dan diganti dengan yang baru.

Khan bertanya kembali:

Mengapa perubahan keadaan hanya untuk 23 tahun, sepanjang masa hidup Muhammad sejak menyatakan diri sebagai Rasul?

Ingat keadaan selalu berubah, tidakkah Muslim sadar bahwa keadaan juga berubah setelah 632 M sampai 2010, dan akan berlanjut terus sampai masa yang akan datang. Lalu siapa yang akan membatalkan ayat-ayat yang tidak cocok lagi dengan keadaan saat itu?

(Muhammad A.Khan: The Journey of a Pakistani from a Muslim to an Ex-Muslim, June 11, 2009). Orang Yahudi dan Nasrani tahu persis, bahwa pe-mubaziran ayat itu tak ada hubungannya dengan Firman Tuhan yang mustahil tidak kekal seperti DzatNya. Tetapi itu semata-mata karena ulah Muhammad yang meng-otak-atik ayat-ayat awal, yang mulai disadarinya sebagai terlanjur keliru atau kurang pas! Ayat-ayat Setan adalah salah satu contoh yang paling keterlaluan menonjolnya, sehingga tidak bisa diperdalih lagi tanpa mengakui kekhilafannya secara terbuka ! (Qs 22:53).! Bukti-bukti yang lebih subtil (halus) banyak bertebaran, antara lain lihat sub-bab “Pertentangan dalam Al Qur’an” dibawah sub-bab berikut.


Al Qur’an tertua ditemukan di Yaman.

Pada tahun 1972 dilakukan restorasi mesjid agung Sana’a, salah satu mesjid tertua yang dibangun pada tahun 6 Hijriah di Yaman. Mesjid ini kemudian diperluas dan diperbesar oleh para pemimpin Islam dari masa ke masa. Restorasi dilakukan karena dinding bagian barat mesjid ini rubuh, disebabkan oleh hujan deras.


Para tukang ketika bekerja dalam sebuah ruangan mahkota diantara struktur bagian dalam dan atap bagian luar, telah menemukan perkamen-perkamen tua, dokumen-dokumen, buku-buku yang jumlahnya sangat banyak.








Sejumlah fragmen-fragmen perkamen Quranik dalam kondisi ketika ditemukan.


Tumpukan naskah itu tetap tidak akan diketahui, jika saja Dr Gerard Puin tidak datang ke tempat itu 7 tahun kemudian. Dr Puin dari Saarland University adalah ilmuwan Jerman yang ahli Al Qur’an. Dari penyelidikan beliau, terkuaklah rahasia kuburan kertas itu, yang telah tersimpan lebih dari 1000 tahun. Uji Carbon 14 menunjukkan bahwa perkamen-perkamen itu berasal dari tahun 645-690 M, tetapi tahun pembuatan yang sebenarnya bisa lebih dini lagi.

Tanggal penulisan kaligrafi menunjukkan tahun 710-715 M, oleh karena itu bisa disebut sebagai Al Qur’an tertua yang ada pada saat ini. Gaya tulisan tangan yang indah dan bahasa yang digunakan adalah Arabik Hijazi, merupakan tulisan Mekah atau Medinah dan Al Qur’an yang mula-mula ditulis dengan huruf ini.

Ketika Puin dan temannya Bothmer membandingkan naskah Al Qur’an ini dengan naskah Al Qur’an standard (baku) yang ada saat ini, mereka berdua terheran-heran karena teks-teks kuno yang ditemukan ini sangat berbeda dengan naskah yang ada sekarang ini.

 

Banyak naskah memperlihatkan tanda-tanda dimana tulisan-tulisan asli telah ditindih dengan tulisan baru, tetapi peralatan modern seperti fotografi ultraviolet, dapat memperlihatkan dengan jelas tulisan-tulisan itu.


Naskah-naskah Sana’a bukanlah satu-satunya varian tetapi sebelum itu teks Quranik telah dimodifikasikan dan ditulis ulang pada kertas yang sama. Maka Puin dan rekannya Bothmer menyimpulkan bahwa Al Qur’an itu sendiri merupakan teks yang terus berkembang dan hal ini bertentangan dengan keyakinan umat Muslim dan klaim Allah dalam Surat 56:77-78; 85:21-22, bahwa teks asli Al Qur’an telah disimpan di surga pada lembaran-lembaran emas yang tidak bisa disentuh siapapun kecuali para malaikat. Padahal teks-teks Al Qur’an selama ini dianggap telah diwahyukan, diimlakan kepada Muhammad secara menyeluruh persis seperti di surga, bebas dari kesalahan dan campur tangan manusia. Oleh karenanya Al Qur’an adalah ibu dari segala kitab dan hingga saat ini Al Qur’an berada diluar perdebatan.


Puin juga tidak setuju dengan pandangan bahwa Al Qur’an ditulis dalam bahasa Arab yang paling murni, sebab kata Al Qur’an itu sendiri aslinya berasal dari bahasa Aramaik Qariyun artinya sebuah leksionari bagian-bagian kitab suci yang ditetapkan untuk dibaca dalam ibadah. Ini kontras sekali dengan keyakinan populer umat Muslim bahwa Qur’an berarti pembacaan atau pengajian.

Bothmer sendiri telah mengambil lebih dari tigapuluh lima ribu gambar-gambar microfilm dari fragmen-fragmen itu pada tahun 1997 dan membawa gambar-gambar itu ke Jerman.


Kita telah paparkan bahwa Al Quran hasil penyusunan Uthman tahun 650 telah disalin sebanyak 5 buah, tetapi tidak ada arsip aslinya pada saat ini. Yang ada yang dianggap tertua hanyalah Qur’an Kairo yang dibuat pada sekitar tahun 770 (150 H) dan sekarang ada di British Museum. Dengan demikian, Qur’an Sana’a sekitar dua generasi lebih tua umurnya dari Qur’an Kairo yang exist.



Pertentangan dalam Al Qur’an


Apakah mereka tidak mendalami Al Qur’an, kalau sekiranya (Al Qur’an) itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka dapati banyak pertentangan didalamnya.” (Qs 4:82).

Merujuk hanya kepada konsep “nasakh-mansukh” yang ayat-ayatnya saling menentang, ayat diatas jelas adalah sebuah klaim yang tidak-tahu-diri.

Siapa yang berkata, Rasul atau Allah?

Al Quran berkata dalam dua cara: (1) langsung kata-kata pendiktean Allah, dan (2) kata-kata Muhammad yang Allah diktekan untuk dikatakan Muhammad kepada manusia, dan ini selalu ditandai dengan “Qul” (Katakan...). Kini simak surat Al Fatihah ayat 1, 2, 3, 4, yang berbicara adalah Allah sendiri. Tetapi dalam ayat 5, 6, 7 kata-kata berganti menjadi ucapan manusia kepada Allah. Al Qur’an dipercaya diimlakan kebawah secara maha sempurna maka tidak mungkin bisa memikul inconsistency (berubah-ubah) dan tidak mungkin bertentangan ayat yang satu terhadap ayat yang lainnya.


Salah satu penterjemah Al Qur’an menterjemahkan Al Qur’an Surat 69:40 dan 81:19 sebagai “Wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul yang mulia” dan “firman Allah yang dibawa Jibril”

Namun penterjemah yang lain menterjemahkan apa adanya: “Imahun qaulu rasuulin kariim – sesungguhnya Al Qur’an benar-benar perkataan Rasul yang mulia.” (Qs 69:40).

Ini membenarkan apa yang disinyalir oleh Montgomery Watt, bahwa untuk menghindari kerancuan tentang siapa yang berkata dalam Al Qur’an, apakah itu Allah, Jibril, atau Muhammad, maka ia membakukan: “Qur’an berkata”.


Penciptaan dalam 8 atau 6 hari.

Menurut surat 41:9, 10, 12 Tuhan melakukan karya penciptaan dalam 4 hari + 2 hari + 2 hari = 8 hari.

Tetapi surat 7:51 dan 10:3 mengakui bahwa karya penciptaan Tuhan dilakukan dalam 6 hari.


Nabi Nuh, selamat sekeluarga atau tidak.

Surat 11:42-43 menyatakan bahwa salah satu putra Nuh menolak masuk bahtera sehingga akhirnya tenggelam dalam air bah. Tetapi surat 21:76 menyatakan Nuh beserta seluruh keluarga selamat. Lebih buruk lagi Surat 66:10 justru mengatakan bahwa ISTRI Nuh-lah yang kafir, berkhianat kepada suami, dandimasukkan keneraka!, .


Zina, boleh atau tidak.

Zina yang dihukum/dikutuk.

Perempuan-perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina deralah masing-masing seratus kali.

(24 An Nuur 2).

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu sangat keji dan sejahat-jahat jalan terkutuk.

(17 Al Israa 32).

Zina yang dibolehkan.

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak bercela.

(23 Al Mukminuum 5,6).

Kamu boleh menggauli siapa saja yang kamu kehendaki, juga boleh menggauli kembali perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu …

(33 Al Ahzab 51).


50.000 atau 1000 tahun.

Para malaikat dan roh-roh naik menghadap kepadaNya dalam sehari kadarnya 50.000 tahun.

(70 Al Ma’aarij 4).

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian naik lagi kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya 1000 tahun menurut hitungan kamu.

(32 As Sajdah 5).


Bunuh diri: boleh atau tidak.

Bunuhlah dirimu! Hal itu lebih baik bagimu disisi Tuhan yang menjadikan kamu, maka Tuhan akan menerima taubatmu.

(2 Al Baqarah 54).

Janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu.

(An Nisaa 29).


Agama Islam: bebas masuk atau dipaksa untuk masuk.

Tidak ada paksaan dalam agama Islam.

(2 Al Baqarah 256).

Maka hendaklah berperang dijalan Allah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat …

(4 An Nisaa 74).

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

(Qs 9:29).

. maka tawanlah dan bunuhlah mereka dimana saja kamu dapati mereka.

(4 An Nisaa 91).


Isa al-Masih: tidak mati atau mati.

Isa tidak dibunuh tetapi diangkat ….

(Qs 4:157-158).

Isa lahir, mati dan bangkit hidup kembali. (Qs 19:33).


Kafir atau diatas kafir.

Orang Nasrani adalah kafir karena kafir berkata “Allah mempunyai anak… (Qs 2:116).

Orang Nasrani diatas orang kafir sampai akhir zaman … (Qs 3:55).


Minum khamar itu dosa atau tanda dari Allah.

Minum khamar adalah dosa besar …… (Qs 2:219).

dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan ….

Pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan (berakal). (Qs 16:66-69).

Di sorga diberi minum khamar murni ….. (Qs 83:25).



Bukan kata setan atau kata-kata setan.

Al Qur’an itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk.

(Qs 81:25).

Jin-jin berkata (didalam Qur’an surah Al-Jin) …….

(Qs 72:1-4).


Untuk orang Mekah atau bukan.

Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an berbahasa Arab untuk penduduk Mekah dan sekitarnya…. (Qs 42:7).



Kerancuan Al Qur’an

Al Qur’an membenarkan Alkitab, Taurat, Zabur dan Injil. Berpuluh-puluh ayat Qur’an mengkonfirmasikan hal ini dan menyuruh Muslim mengimaninya. Bahkan Muhammad diperintahkan untuk berkonsultasi kepada para ahli Alkitab apabila terjadi keraguan (kerancuan) atas apa yang Allah turunkan kepadanya (Qs 10:94).

Inilah antara lain kerancuan-kerancuannya:


Abraham/Ibrahim.

Al Qur’an menyatakan nama ayah Abraham adalah Azar (Surat 6:74), tetapi sejarah sejak ribuan tahun sebelumnya selalu mencatat namanya Terah.

Dia tidak pernah tinggal di Mekah (Surat 14:37) tetapi di Hebron. Mekah dan rute jalannya tak pernah dikenal dalam sejarah purba yang sebenarnya, melainkan baru muncul sekitar dua abad sebelum Muhammad.

Dia tidak membangun Ka’bah tetapi Al Qur’an mengklaim demikian tanpa bukti sejarah dan arkeologi. Jika Ka’bah pernah menjadi Bait bagi Abraham, orang-orang Yahudi pasti akan berziarah pula kesana. Israel telah mahir mencatat sejarah secara tertulis ribuan tahun sebelum Arab/ Islam mampu mencatatnya.

Israel mencatat Anak Abraham ada 8, tetapi Muhammad hanya mencatat 2. Abraham mempunyai 3 isteri tetapi menurut Muhammad ada 2 isteri.

Dia tidak dilemparkan kedalam api oleh Nimrod sebagaimana dinyatakan Al Qur’an dalam surat 21:68, 69, 9:69. Nimrod hidup beberapa abad sebelum Abraham, jadi bagaimana ia dapat melempari Abraham.


Yusuf.

Al Qur’an menyatakan bahwa orang yang membeli Yusuf anak Yakub adalah Azis (Surat 12:21) padahal namanya Potifar.


Haman.

Haman adalah menteri dari raja Ahasyweros dari Parsi.

Al Qur’an menyatakan Haman adalah menteri Firaun dari Mesir (Surat 40:35, 37) yang membangun menara Babel (Surat 27:4-6, 28:38, 29:39, 40:23, 24, 36, 37), padahal Babel ada di Irak.

(Baca Encyclopedia Britanica).


Musa.

Orang yang mengadopsi Musa adalah isteri Firaun seperti dinyatakan Muhammad dalam surat 28:8, 9. Tetapi sebenarnya adalah puteri Firaun (Kel 2:5). Ini ditulis oleh Musa sendiri tentang dirinya dalam Taurat. Shahih mana ketimbang ditulis oleh orang Arab yang ummi 2.000 tahun kemudian?


Nuh.

Air bah Nuh berlangsung pada zaman Musa dan terjadi di wilayah Firaun (Surat 7:136-138). Absurd. Bagaimana mungkin?


Maria.

Menurut Al Qur’an ayah Maria bernama Imran (Surat 66:12) yang melahirkan Yesus dibawah pohon palem (Surat 19:22-25).

Al Qur’an telah keliru dengan Maria yang dianggap sebagai Miryam yang adalah saudara perempuan Musa dan Harun (Surat 19:28). Padahal zaman hidup Miryam dan Maria berselisih waktu lebih dari 1.500 tahun.


Zakaria.

Menurut Qur’an bisunya Zakaria selama 3 malam, sedangkan menurut Alkitab 9 bulan.

Zakaria memelihara Maryam di mihrab bait suci menurut Al Qur’an, padahal tak seorangpun boleh tinggal di ruang Maha Kudus, hanya imam agung yang diperbolehkan masuk sekali setahun pada hari penebusan dosa.


Abrahah.

Menurut surat 105, Muhammad menyatakan bahwa pasukan gajah dari Abrahah dikalahkan oleh serangan batu yang dijatuh-kan burung-burung dari udara.

Menurut sejarah pasukan Abrahah membatalkan serangannya ke Mekah setelah berjangkitnya penyakit cacar air di kalangan pasukan tersebut. (Guillaume, Islam, pp 21 ff).


Ka’bah.

Ka’bah diklaim dibangun oleh Adam dan dibangun kembali oleh Ibrahim. Tetapi tak pernah ditemukan jejak arkeologi yang menyatakan Ibrahim pernah tinggal di Mekah. Jalan menuju ke Mekah baru ada muncul pada abad ke-4 M. Ini adalah skenario Islam untuk memindahkan setting Israel ke Arabia.


Samaria.

Orang-orang Yahudi pada zaman Musa membuat anak lembu emas di padang pasir atas saran orang-orang Samaria/Samiri. (Surat 20:87 ff).

Padahal keberadaan Samaria baru muncul ratusan tahun kemu-dian setelah orang-orang Assyria menaklukkan dan menawan bangsa Israel.

Alexander yang Agung.

Al Qur’an menyatakan Alexander Agung yang disebut Zulkarnain adalah seorang Muslim yang hidup sampai hari tuanya. (Surat 18:83-98).

Sejarah mencatat Alexander yang Agung hidup sebelum Masehi, seorang pagan penyembah berhala, bukan Muslim, dan tidak hidup sampai hari tuanya, melainkan 33 tahun saja.


Siapa yang menurunkan Al Qur’an kepada Muhammad?

  1. Mula-mula dikesankan sebagai sosok Allah yang datang kepada Muhammad dalam rupa manusia (Surat 53:2-18, 81:19-24, terjemahan dengan kata Jibril tak ada dalam teks aslinya).

  2. Kemudian diberitakan bahwa Rohulkudus yang datang kepada Muhammad (Surat 16:102; 26:192-194). Lagi-lagi Muhammad tidak menerangkan secara jelas siapa atau apa sosok yang satu ini.

  3. Yang terakhir dikatakan malaikat Jibril yang menyerahkan Al Qur’an kepada Muhammad. (Surat 2:97). Nama “Jibril” ini hanya muncul 3 kali diseluruh Qur’an, selebihnya hanyalah tafsiran penterjemahnya, tak ada di bahasa asli Qur’an.

Total Kontroversial


Banyak sekali kisah yang serampangan tanpa bobot teologi sedikitpun ditampilkan dalam Al Qur’an. Antara lain dongeng-dongeng tersebut dibawah ini dipercaya sebagai firman Allah:


  • Bahwa jin-jin yang menakjubkan mengisi lembar-lembar Al Qur’an (Surat Al Jin 72).

  • Onta betina yang melompat keluar dari sebuah batu, lalu menjadi seorang nabi (Surat 7:73-77, 85; 91:14; 54:29).

  • Kisah mengenai seluruh penduduk desa yang berubah menjadi monyet-monyet karena mereka melanggar hari Sabat yaitu bekerja mencari ikan pada hari Sabat (Surat 2:65; 7:163-166).

  • Kisah 7 orang beserta hewan-hewan mereka telah tidur di sebuah gua selama 309 tahun kemudian bangun kembali dalam keadaan sehat walafiat (Surat 18:9-26).

  • Kisah 4 ekor burung yang mati kemudian dapat hidup kembali terbang atas panggilan Ibrahim (Surat 2:60).


Masalah riba.

Muhammad melarang orang mengambil bunga atas semua uang yang dipinjamkan, terutama kepada sesama Muslim. Muhammad mengutuk riba dalam Al Qur’an. (Surat 2:275 ff; 3:130; 4:161; 30:39).

Kalau perintah ini harus dijalankan maka pemerintahan-pemerintahan negara Islam seharusnya tidak diperkenankan mengenakan bunga atas pinjaman negara lain. Demikian pula

seorang Muslim seharusnya tidak akan menerima bunga uang (dalam bentuk apapun) dari rekening banknya atau dari uang yang dipinjamkannya atau dari hipotek barang karena hal itu dilarang.


Murtad.

Nabi bersabda: “Jika seorang Muslim meninggalkan agama Islam, bunuh dia.” (Bukhari IV/260).

Maka kapanpun kamu menjumpai mereka (orang-orang Muslim yang murtad) bunuh mereka karena siapapun yang membunuh mereka akan mendapatkan pahala pada hari kebangkitan. (Hadits Bukhari IX/64).


Wanita.

Nabi berkata: “Saya melihat kedalam api neraka dan ternyata mayoritas penghuninya adalah wanita.” (Hadits Bukhari I/28, 301; II/161).

Wahai wanita! Aku tidak pernah melihat manusia yang begitu kurang dalam kecerdasan dan dalam agama selain dari jenismu. (Bukhari II/541).


Nabi bersabda: “Bukankah kesaksian seorang wanita sama dengan setengah dari kesaksian seorang pria?”

Para wanita itu berkata: “Ya.”

Nabi berkata lagi: “Hal itu disebabkan karena kemampuan berpikir wanita sangat kurang.” (Bukhari III/826).


Muhammad membuat peraturan bahwa hak warisan yang diterima anak wanita hanya sebesar setengah dari yang diterima laki-laki. (Bukhari IV/10).


Rasul Allah berkata: “Di Surga ada sebuah paviliun yang terbentuk dari sebuah lubang terowongan mutiara yang lebarnya 60 mil, pada masing-masing sudut terdapat para isteri yang terpisah dan tidak dapat saling melihat dengan sudut lainnya, dan laki-laki beriman akan mengunjungi para wanita tersebut untuk “menikmati” mereka.”

(Bukhari VI/406).


Dan untuk menyempurnakan hak-hak lelaki atas perempuan,

Muhammad berkata: “Apabila seorang laki-laki mengajak isterinya tidur, sedangkan perempuan tidak mau, lalu laki-laki tadi semalaman itu dalam keadaan amarah, maka malaikat (akan) melaknati perempuan itu sampai pagi.” (HSB 1439).



LEBIH JAUH DENGAN HADITS NABI SUCI


Buang air kecil dan besar.

1.Kamu tidak boleh menghadap ke Mekah ketika kamu

buang air kecil atau buang air besar. (Bukhari I/146, 147,

150, 151).

2. Kamu tidak boleh menggunakan tangan kananmu untuk

memegang kemaluan dan untuk cebok. (Hadis I/155, 156).

3. Kamu harus membersihkan alat vitalmu dengan air setelah

Ke kamar kecil. (Hadis I/152, 153, 154, 157).


Jika seseorang buang air kecil dan mengenai pakaian atau tubuhnya maka orang itu akan menderita di api neraka setelah meninggal dunia.


Pada suatu hari nabi melewati kuburan di Mekah mendengar suara dari dua orang yang disiksa dalam kuburan mereka. Nabi kemudian menambahkan: “Ya mereka disiksa karena dosa besar yang mereka lakukan. Sesungguhnya salah seorang diantara mereka tidak pernah menjaga dirinya sendiri dan air seninya.” (Shahih Bukhari vol.I, book 57, no.215).


Minum kencing onta.

Maka nabi memerintahkan mereka (orang sakit) untuk pergi mencari kumpulan onta-onta dan minum air susu dan air seni onta-onta tersebut sebagai obat. (Hadits I/234; HSB 154).

 

Sayap lalat mengandung obat.

Muslim tidak boleh ragu minum minuman yang tercemar lalat, karena Rasul Allah mendapat wahyu jaminan bahwa:

“Kalau lalat masuk kedalam minuman kamu, tenggelamkanlah, lalu buang lalatnya, karena sesungguhnya salah satu sayapnya mengandung penyakit dan yang satu lagi mengandung obat.” (HSB 1463).


Adam.

Nabi berkata: “Allah menciptakan Adam menurut bentuknya. Panjangnya 60 hasta.” Ini tingginya 90 kaki atau 30 meter.

Bagaimana caranya dia bersembunyi di balik semak-semak tatkala jatuh ke dalam dosa? Dan bagaimana ia menyembunyikan syahwatnya dengan cawat daun-daunan?


Anjing dilarang.

Malaikat tidak akan masuk ke suatu rumah, jika ada seekor anjing di rumah tersebut. (Bukhari IV/539).

“Rasul Allah memerintahkan bahwa anjing-anjing harus dibunuh.” (Bukhari IV/540).

Namun sebaliknya, kenajisan anjing akan terhapus oleh amal pahalanya. Karena Nabi merestui anjing terlatih (mu’allam) yang membantu berburu menangkap binatang buruannya. (HSB no.125).


Kupingnya dikencingi setan.

Abdullah r.a. bercerita dekat Nabi tentang seorang laki-laki yang senantiasa tidur sampai subuh dan tidak pernah shalat malam.

Nabi bersabda: “Kupingnya telah dikencingi setan.” (HSB 601).




Lubang hidung tempat bermalam setan.

Nabi berkata: “Apabila kamu bangun tidur, lalu berwudhu maka semburkanlah air dari lubang hidung tiga kali, karena sesungguhnya setan bermalam di lubang hidung.” (HSB 1458).


Bersin dan kuap.

Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw: “Allah mencintai bersin dan membenci kuap. Karena itu kalau seseorang bersin lalu ia memuji Allah, maka setiap orang Islam lain yang mendengar, hendaklah mendoakannya. Kuap itu adalah dari setan. Orang hendaklah menahan kuapnya sedapat mungkin. Kalau ia mengucapkan “Wah!”, maka setan tertawa mendengarnya.” (HSB 1719).


Mimpi buruk dari setan.

Nabi bersabda: “Mimpi yang baik itu dari Tuhan dan mimpi yang buruk itu dari setan.” (HSB 1457).


Setan mengganggu orang shalat sehingga lupa raka’atnya.

Setan berkata: “Ingatlah apa yang belum kamu ingat!” Sehingga akhirnya orang itu tidak tahu lagi telah berapa raka’at dia shalat. (HSB 641).


Bayi menangis karena disentuh setan.

Nabi bersabda: “Setiap anak Adam yang baru lahir, disentuh setan ketika lahirnya itu, lalu ia memekik menangis karenanya, selain Maryam dan anaknya.” (HSB 1493).


Melihat malaikat atau melihat setan.

“Apabila kamu mendengar ayam berkokok, maka mohonkanlah karunia kepada Tuhan, karena sesungguhnya ia melihat malaikat dan apabila kuda meringkik, mohonkanlah perlindungan-perlindungan karena sesungguhnya ia melihat setan.” (HSB 1462).


Iblis ada di surga sampai hari kiamat.

Allah berfirman kepada iblis: “Keluarlah dari Surga!” Karena kamu sesungguhnya terkutuk. (Qs 15:34).

Iblis berkata: “Ya Tuhanku berilah aku tangguh sampai hari manusia dibangkitkan.”

Allah berfirman: “Kamu termasuk orang yang diberi tangguh.” (Qs 15:36-37).

Padahal setan itu seteru Allah. (HSM 496).


Ada 2 macam surga.

Ada Tafsir yang menjelaskan ada dua surga yaitu surga untuk manusia dan surga untuk jin. (Footnote Qs 55:46).


Genetika Islam.

Menurut Muhammad kemiripan seorang anak dengan orang tuanya adalah sebagai berikut:

Jika seorang laki-laki berhubungan seksual dengan isterinya dan dia ber-orgasme lebih dahulu, maka sang anak akan mirip seperti ayahnya, dan jika wanita tersebut ber-orgasme lebih dahulu, maka anak itu akan mirip ibunya.” (Hadits IV/546).


Bintang-bintang sebagai peluru misil.

Bintang-bintang diciptakan oleh Allah sebagai peluru-peluru misil yang dilontarkan untuk menghantam setan-setan.

(Hadits jilid 4 pasal 3, hal 282).


Makanan roh-roh.

Menurut Muhammad, bahwa jin-jin atau roh-roh makan kotoran hewan dan tulang-tulang! (Hadits V/200).


Bau mulut.

Bau mulut berarti Allah tidak akan mendengar sembahyang anda. Anda tidak boleh makan bawang sebelum sembahyang sebab Allah tidak akan mendengar sembahyang dari mulut anda yang berbau bawang. (Hadits I/812, 813, 814, 815; VII/362, 363).


Mengeluarkan angin busuk (kentut).

Menurut Muhammad adalah dosa “hadath”/kentut ketika anda bersembahyang. Allah akan menolak sembahyang anda. (Hadits I/628; IX/86).


Pembunuhan melalui penipuan.

Muhammad menyetujui pembunuhan terhadap seseorang melalui cara bohong dan penipuan. (Hadits V/369). (Nabi secara tegas merestui Maslama untuk membunuh Ka’b bin Al-Ashraf dengan cara tipu daya).


Demam dari neraka.

Nabi berkata: “Demam berasal dari panasnya api neraka, maka dinginkan sakit demam tersebut dengan air.”

(Hadits IV/483-486).



BEBERAPA KUASA MUHAMMAD DALAM HADITS


Air kotor membawa rahmat.

Para pengikut Muhammad berebutan untuk mendapatkan air kotor bekas cucian Muhammad dan mengolesi tubuh mereka dengan air kotor agar mendapatkan rahmat darinya.

(Hadits I/187, 188).


Menyembuhkan mata yang sakit dengan air ludah.

Muhammad menyembuhkan mata seseorang dengan cara meludahi mata orang itu. Sejak saat itu orang tersebut tidak pernah lagi mengalami sakit mata. (Hadits IV/192; Hadits V/51).

Sayangnya, menurut HSB 1220 dan HSB 1570 air ludah Muhammad tidak mampu menawarkan racun yang ia sendiri makan lewat daging kambing.


Muhammad membelah bulan.

Ketika orang-orang Mekah minta Muhammad melakukan mukjizat untuk membuktikan bahwa dia seorang nabi, maka iapun mengangkat pedangnya dan membelah bulan menjadi dua bagian dengan pedang tersebut. (Tetapi tidak diceritakan siapa yang menyatukan kembali bulan yang terbelah itu).

(Hadits IV/830, 831, 832; Hadits V/208, 209, 211; Hadits VI/387, 388, 389, 390).


Khotbah diatas batang pohon palem.

Narasi dari Jabir bin Abdullah:

Muhammad biasa menggunakan batang pohon palem sebagai mimbar untuk berkhotbah dan ia berdiri diatas pohon palem tersebut waktu berkhotbah. Kami mendengar batang pohon itu menangis seperti unta betina yang sedang melahirkan. Muhammad kemudian meninggalkan mimbarnya dan mengelus-elus pohon palem tersebut. (Hadits II/41; IV/783).


Makanan yang berteriak.

Dikisahkan bahwa makanan berteriak keras-keras dan me-muliakan Allah sesaat Muhammad sedang memakannya.

(Hadits IV/779).


Melipat gandakan buah kurma.

Muhammad melipat gandakan beberapa timbunan buah kurma milik seorang Muslim dengan maksud agar orang tersebut dapat melunasi semua hutangnya. (Hadits IV/780).


Dada Muhammad dibelah.

Jibril membuka/membelah dada Muhammad dan mencuci bagian dalamnya dengan air Zam Zam, Jibril membawa hikmah, iman dan mencurahkan kedalam dada Muhammad dan kemudian menutupnya kembali. (Hadits I/345).


Mengartikan mimpi.

Muhammad dinyatakan mampu mengartikan mimpi dari seorang Muslim, ini merupakan “salah satu dari 46 bagian seni peramalan nabi.” (Hadits II/468; Hadits IX/111-171).

Padahal penguasaan hal-hal gaib tidak diberikan kepada Muhammad. (Qs 10:20; 6:50; Qs 11”31; 7:188).


Perjalanan ke surga di malam hari (Isra’ Mi’raj).

Muhammad dinaikkan ke surga dan bertemu dengan Allah SWT. Ini dianggap sebagai kemukjizatan yang terbesar yang pernah dilakukan Muhammad yang hanya dapat diungguli oleh Al Qur’an itu sendiri. (Hadits I/211, 345).




BEBERAPA KERAWANAN MUHAMMAD


Muhammad dalam kejiwaan.

Muhammad pernah kena sihir, mengkhayalkan berbuat sesuatu padahal beliau tidak mengerjakannya. (HSB 1414).


1. Muhammad melihat Isa.

Nabi saw berceritera:

“Pada suatu malam, waktu aku tidur dekat Ka’bah saya bermimpi. Ketika itu saya lihat ada seorang laki-laki kemerah-merahan warna kulitnya, amat bagus sekali, rambutnya terurai antara bidang bahunya, tersisir baik, kepalanya menitikkan air, licin berkilat, …. dan ia bertawaf di Ka’bah.” Saya bertanya: “Siapakah ini?”

Mereka menjawab: “Inilah Al Masih anak Maryam.” (HSB 1499).


2. Muhammad melihat Tuhan.

“Ketika saya melihat Tuhan, saya jatuh tersungkur.” (HSB 1577).


3. Muhammad melihat makam Musa.

Nabi saw bersabda:

“Kalau sekiranya aku disana, akan kutunjukkan kepadamu makamnya (Musa), yaitu dipinggir jalan, didekat tumpukan katsbil ahmar (tumpukan pasir merah).” (HSB 694).


Muhammad berkali-kali mencoba bunuh diri.

Ketika wahyu terhenti, Muhammad sedih, cemas akan dirinya. Lalu pergi ke puncak bukit untuk menjatuhkan dirinya. Hal ini dilakukan berkali-kali tetapi selalu dihalangi Jibril. (Bukhari 9.87.no.111).


Muhammad mengalami putus asa, gelisah.

Dalam menghadapi kejadian-kejadian didalam mimpinya Muhammad telah mengalami:

Keragu-raguan, kebimbangan, kegelisahan, kebingungan, kecemasan, kekhawatiran, keputus-asaan.

(Mukadimah Al Qur’an Depag hal 56).


Muhammad takut akan siksa kubur.

Dua orang Yahudi datang dan berkata:

“Sesungguhnya ahli kubur itu disiksa dalam kuburnya.”

Kata Muhammad:

“Benar! Memang ahli kubur itu disiksa, sehingga siksaan mereka itu terdengar oleh binatang ternak.”

Kata Aisyah: “Semenjak itu, kulihat beliau senantiasa berlindung kepada Allah dari siksa kubur dalam salat.”

(HSM 543).


Muhammad melihat surga dan neraka.

Dari Anas r.a, Muhammad berkata:

“….. kalaulah anda melihat apa yang kulihat, anda akan sedikit tertawa, tetapi akan banyak yang menangis.” Tanya mereka, “Apakah yang anda lihat wahai Rasulullah?” Jawab Rasulullah: “Aku melihat surga dan neraka.” (HSM 378).

Nabi saw bersabda:

“Aku menengok kedalam surga, maka kulihat kebanyakan isinya orang miskin. Dan aku menengok kedalam neraka, maka kulihat kebanyakan isinya kaum wanita.” (HSB 1755).


Gambar hewan mendatangkan siksa di hari kiamat.

Aisyah memberi bantal yang bergambar.

Nabi berkata: “Untuk apa bantal ini?”

Jawab Aisyah: “Supaya Tuan duduk dan bersandar disitu.”

Sabda nabi:

“Sesungguhnya orang yang membuat gambar ini akan disiksa di hari kiamat….. “

“Sesungguhnya malaikat tidak masuk kedalam rumah yang disitu ada gambar hewan.” (HSB 1687).


Muhammad terganggu baju bercorak.

Nabi saw shalat pakai baju bercorak-corak. Lalu beliau bersabda: “Corak baju ini mengganggu aku ketika sedang shalat. Karena itu bawalah baju ini kepada Abu Jalun, tukar dengan yang polos.” (HSM 508).


Gambar-gambar mengganggu sholat Muhammad.

Aisyah meletakkan kain yang bergambar-gambar menjadi tabir rumahnya. Nabi berkata:

“Hilangkan kain ini dari hadapanku, karena gambar-gambar senantiasa mengganggu aku dalam shalatku.” (HSB 1688).



KESELAMATAN DALAM ISLAM


Islam mempunyai arti: kepatuhan kepada Allah.

Ialah agama berdasarkan perbuatan kerja dalam iman Islam, dimana setiap Muslim diwajibkan untuk melakukan rukun Islam:

  • Pernyataan percaya kepada Allah yang satu-satunya Tuhan dan Muhammad adalah Rasul-Nya.

  • Berdoa/shalat 5 waktu sehari.

  • Memberikan sedekah, zakat fitrah.

  • Puasa.

  • Naik haji (bila berkemampuan).


Adapun orang-orang yang berat timbangan (perbuatan kebaikan)-nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, maka kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Qs 101:6-9)

Namun dimanapun, tidak tertulis dalam Al Qur’an tentang keselamatan yang pasti bagi Muslim. Sebaliknya yang jelas dan sudah pasti adalah bahwa semua orang ditetapkan dan dipastikan masuk neraka.

Wa im minkum illa waariduhaa kaana’alaa Rabbika hatman maqdhiyyaa” ...“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan.” (Qs 19:71)


Tafsir Al Azhar hal.84 tentang ayat diatas adalah sebagai berikut:

“Dan tidak ada seorangpun diantara kamu, melainkan akan mendatangi”, artinya semua orang, tidak terkecuali. Orang baik dikala didunia ataupun dia orang jahat, namun dia mesti mendatangi neraka. Sedangkan “Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang telah ditetapkan”, artinya keputusan tertinggi yang tidak dapat dirubah lagi.


Dari Anas ra diriwayatkan seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw: “Ya Rasulullah! Dimana tempat bapakku?”

Jawab nabi saw: “Di neraka!” Ketika orang itu berlalu, nabi saw memanggilnya kembali seraya bersabda: “Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di neraka.”

(HSM 162).

Orang-orang Muslim berdoa lima kali dalam sehari tujuhbelas rakaat dalam ketidak pastian. Mereka berdoa memohon ditunjuki jalan yang lurus. “Ihdinash shiraathal mustaqiim.” (Qs 1:6). Mereka juga mendoakan Muhammad dan keluarga Muhammad agar insya Allah diselamatkan.


Sepanjang sejarah Islam para Muslim menghadapi kesullitan yang teramat besar dengan Qs 19:71 yang sangat mengerikan itu. Maka segala usaha dan kemahiran dikerahkan diantara sesama pakar Islam untuk terus mengotak-atik penafsirannya, agar mendapatkan makna dan jalan keluar yang lebih menguntungkan. Ini jelas penyimpangan, sebab berusaha memlintirkan makna yang bukan betul-betul aslinya dari Allah. Salah satu contohnya adalah apa yang dikatakan oleh Sulaiman bin Murah tanpa otoritas Allah: “Semua akan masuk kedalamnya.” Sambil berkata itu beliau tutup kedua telinganya dan berkata: “Diamlah, benar-benar pernah aku mendengar Rasulullah berkata: “Tidak ada yang tinggal, baik ia orang yang berbuat baik ataupun dia orang durjana, semuanya akan masuk kedalamnya. Tetapi ia akan menjadi sejuk dan selamat bagi orang yang beriman sebagaimana keadaan pada Ibrahim, sehingga api itu akan lindap karena sejuk mereka. Kemudian itu Allah akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa, dan akan membiarkan orang-orang yang zalim tinggal selamanya didalamnya dalam keadaan berlutut.”


Periwayatan lain dibuat, sekalipun tidak bersesuaian dengan tradisi-tradisi Islam. Dikatakan bahwa Muhammad menyampaikan adanya suatu jembatan yang membentangi jurang neraka yang dalam sekali menuju ke Firdaus. Orang-orang Mukmin yang saleh akan mampu melewati jalan itu dengan cepat, sementara untuk para penjahat jembatan itu akan menjadi begitu sempit sehingga mereka jatuh kedalam neraka.


Apapun kutak-kutik dongeng orang, namun teks asli dari Al Qur’an tidak meninggalkan celah keraguan, yaitu bagi Muslim sama sekali tidak ada jalan untuk mem-bypass neraka.

Orang-orang tetap tekun taat kepada ajaran Islam karena masih berharapan, nanti dari neraka –entah berapa lama-- akan dipindahkan ke sorga. (Qs 19:72).


Menurut ajaran Islam keselamatan bisa diharapkan melalui beramal sebanyak-banyaknya, walaupun harus mengalami masuk neraka dahulu baru nanti dipindahkan ke sorga. Namun itupun hanya harapan, insya Allah atau mudah-mudahan, tetapi masuk nerakanya sudah pasti. Oleh karena itulah Muhammad menasehati Fatimah anak kesayangannya: “Fatimah beramallah sebanyak-banyaknya, sebab aku tidak dapat menyelamatkan kamu.” (HSM hal.116). Tetapi dengan beramal sekalipun, Allah berwenang menyiksa siapapun yang Ia inginkan untuk masuk kedalam neraka: “Dia akan memberikan rahmat kepadamu jika Dia menghendaki. Dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka” (Qs 17:54).


Kalau ada 73 orang, hanya satu saja akan dicalonkan selamat, atau menurut versi lain, Adam disuruh Allah untuk memisahkan para penduduk neraka diantara keturunannya. Adam lalu bertanya: “Oh Tuhanku, berapa jumlahnya yang harus saya pisahkan?”. Allah berkata, “Pisahkan 99 dari setiap 100 orang.” (Shahih Bukhari, Fath al-Bari, XI, hlm.378). Apakah yang satu orang ini pasti selamat masuk sorga? Insya Allah, mudah-mudahan diberi tempat di sisi Allah.

Bahkan Muhammad sendiri tidak tahu apakah dia bisa selamat, beliau memberi jawaban yang terus terang:

Maadrii maa yufalubir wa labikum.”

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku dan dirimu.”

(Qs 46:9).

Oleh karenanya setiap orang Islam harus mendoakan beliau dengan doa yang dikenal sebagai doa shalawat nabi, makin banyak diucapkan, makin berpahala dan makin banyak berkat yang Allah akan tunaikan kepadanya.

Allahuma shalli ‘ala sayidinaa Muhammad, wa ala sayidinaa Muhammad.” Yang artinya:

Ya Allah selamatkanlah junjungan kami Muhammad dan keluarga junjungan kami Muhammad.”


Sejelas begitu ketidak-pastian Muhammad dan Muslim untuk masuk surga, namun dirancukan oleh Muhammad dengan bersabda sekenanya:

“Siapa yang menjamin kepadaku apa yang diantara dua kakinya (kelamin) dan apa yang antara dua rahangnya (lidahnya) niscaya aku menjamin surga kepadanya.” (HSB no.1816).

Muhammad lebih jauh memastikan bahwa: “Setiap umatnya yang mati sedangkan dia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, orang itu masuk surga, sekalipun ia berzina dan mencuri.” (HSB 647).

Walaupun Muhammad sendiri tidak tahu akan masuk ke neraka atau ke surga tetapi beliau berani menjamin seseorang dapat masuk ke surga. Ini suatu kefatalan ajaran Islam yang terlalu serius!




Jihad


Walaupun orang-orang Islam dengan tekun melakukan ibadah dan berbuat amal soleh namun tetap tidak ada jaminan untuk masuk ke surga. Oleh karenanya umat Islam diwajibkan melakukan rukun tambahan untuk jihad, yaitu perjuangan untuk membela agama Islam sekaligus menyebarkan Islam kepada orang-orang kafir. Itulah rukun yang ke-6.

Tetapi dalam hadits lain, Muhammad mengatakan jihad sebagai rukun utama kedua.

Rasul Allah ditanya: “Apakah perbuatan yang terbaik?”

Dia menjawab: “Percaya pada Allah dan Rasul-Nya.”

Penanya bertanya lagi: “Apakah perbuatan baik yang kedua?” Dia menjawab: “Berpartisipasi dalam jihad demi Allah.” (Hadits I/25).


Menurut sejarahnya, orang-orang yang melakukan jihad Islamik mendapatkan keuntungan-keuntungan:

1. Harta duniawi.

Pada waktu seorang Muslim membunuh non-Muslim selama jihad, dia juga merampas harta benda milik orang yang dibunuh.

Nabi bersabda: “Siapapun yang telah membunuh seorang musuh dan dapat membuktikannya akan memiliki barang rampasannya.” (Hadits IV/370 , Lihat juga Qs 48:20).

Allah ingin menjadikan nabi Muhammad kaya raya melalui penaklukan-penaklukan.


2. Kenikmatan seks didunia.

Wanita-wanita dan anak-anak dari orang-orang/suku/kelompok yang dikalahkan dalam perang jihad menjadi milik pemenang. Wanita-wanita muda yang ditawan dalam perang jihad langsung boleh diambil untuk memuaskan nafsu seks mereka, yang lain dijadikan budak.

Muhammad membuat Allah berkata: “Nikmatilah apa yang kamu ambil dalam perang, sebagai benda yang halal lagi baik.” (Qs 8:69).


3. Mendapat surga.

Mereka yang berjihad, menukar kehidupan di dunia ini (Qs 4:74) akan mendapat pahala di surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai (Qs 9:89) dan bidadari-bidadari (Qs 52:17-20) melakukan hubungan seks 100 kali dalam sehari dengan bidadari-bidadari dan tidak akan merasa lelah.

Oleh karenanya para pengebom bunuh diri disebut juga pengantin-pengantin. Dan ini sangat dipercaya oleh para pengebom bunuh diri.


Newsweek melaporkan, orang-orang Yahudi melatih babi-babi untuk mencium para penyusup Islamist teroris. Ini menimbulkan ketakutan diantara para penyusup sebab kalau sampai dicium oleh babi mereka percaya setiap ciuman akan kehilangan 5 bidadari kelak di surga.


Seorang teroris Arab yang sedang berjalan bersama isterinya, sekonyong-konyong menabrakkan diri kepada pasukan Israel karena percaya kalau dia sampai gugur akan segera mendapat ganti bidadari-bidadari yang lebih cantik dari isterinya, dan sekaligus lebih banyak.


Seorang wartawan Denmark memuat kartun dalam surat kabar, disitu digambarkan bahwa para sahid setiba di pintu surga menagih janji bidadari. Karena begitu banyaknya antrian para sahid pengebom bunuh diri sampai stok bidadari di surga habis. Gambar kartun ini menimbulkan gelombang protes dari Muslim diseluruh dunia dan ancaman mati. Wartawannya dan pemerintah Denmark dituntut untuk minta maaf terbuka.


Ayat-ayat Al Qur’an untuk melaksanakan jihad.


Telah ditetapkan oleh Allah dan Muhammad bahwa agama Islam disebar-luaskan melalui intoleransi dan kekerasan, lewat jihad Islam.

Ada pelbagai jihad, namun jihad kekerasan fisik (pedang) itulah yang tampak menonjol dalam sepak terjang Muhammad dan dalam sejarah Islam.


Jihad untuk berperang dan membunuh.

Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah (gangguan-gangguan terhadap umat Islam dan agama Islam) dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah (menurut An-Nasafi dan Al Maraghi, tegaknya agama Islam dan sirnanya agama-agama yang batil). Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (Qs 8:39).

Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka … (Qs 9:5).

Tawan dan bunuhlah (para kafir) … (Qs 4:89).

Jangan mengira orang-orang kafir itu bisa lolos… (Qs 8:59-60).

.Tetapi Allah mengutuk mereka (orang-orang Yahudi) karena kekafiran mereka… (Qs 4:47).

Mereka (orang-orang kafir) berkata:”Allah mempunyai anak” (Qs 2:116).


Sehubungan dengan ayat ini maka orang Kristen adalah kafir, mereka membunuh orang Kristen berdasarkan ayat:

Apabila kamu bertemu dengan orang kafir maka pancunglah batang leher mereka….(Qs 47:4).


Muhammad dalam hidupnya berperang 27 kali dan merancang peperangan lebih dari 50 kali. Korban yang mati karena pedang Islam selama Muhammad hidup ± 30.000 orang. Belakangan ini perintah nabi Muhammad itulah yang melatar belakangi terjadinya penjagalan secara brutal terhadap jutaan umat Kristen dan non-Muslim di pelbagai bagian dunia seperti Armenia, Nigeria, Sudan, Afganistan, Pakistan, Thailand, Indonesia, Filipina, dll karena mereka tidak mau memeluk agama Islam.


Jihad juga dikaitkan dengan uang.

Jihad yang dimenangkan Muslim mendapatkan berkah tambahan dalam bentuk barang rampasan. Muhammad misalnya mendapat bagian 20%, dan tentaranya yang berperang dapat 80%, dan ini dianggap halal. [Aset yang dirampas bukan saja harta mati, melainkan juga budak-budak, misalnya anak-anak orang Kristen di Sudan dijual dengan harga US$ 15 per orang].


“Nabi kami, utusan Tuhan kami, telah memerintahkan kami untuk memerangi kamu sampai kamu bersedia menyembah hanya kepada Allah kami atau kamu harus membayar jizya” (pajak yang harus dibayar oleh non-Muslim yang tidak mau memeluk agama Islam).

(Hadits IV/386; Hadits jilid IV pasal 21, halaman 251-252).

Upah jihad dalam bentuk beban pajak ini adalah penghinaan sekaligus pemerasan terhadap non-Muslim.

 

Di Irak ada universitas yang menawarkan bebas biaya kepada orang Kristen atau Yahudi yang mau memeluk agama Islam.

Orang-orang Kristen Afrika diberi hadiah US$ 500 bila mau meninggalkan kekristenannya dan masuk Islam.

Orang-orang Eropa dan Amerika yang masih mau melanjutkan bekerja dalam bidang perminyakan di Arab Saudi harus memeluk Islam. Satu gerejapun tidak boleh dibangun di Arab Saudi.


Jihad untuk menteror dan mendominasi.

Hukuman mati diberlakukan bagi setiap orang yang meninggalkan Islam dan memeluk agama lain.

Pembunuhan-pembunuhan dan teror dilakukan untuk menggentarkan orang-orang non-Muslim.

Muhammad berkata: “Aku dimenangkan melalui teror.”


Orang-orang diperlakukan sebagai budak belian hanya terjadi di negara-negara Muslim.

The London Economist (6-1-1990) melaporkan bahwa orang-orang Muslim Sudan menangkap dan menjual anak-anak suku Dinka yang memeluk agama Kristen dengan harga 15 dollar per anak.

PBB melaporkan hal yang sama, Newsweek edisi khusus terbitan 4 Mei 1992 mengungkapkan hal yang sama.

Wanita-wanita yang bekerja sebagai pembantu di Arab Saudi diperlakukan sebagai budak, mereka sering dipukul dan diperkosa menurut keinginan majikan. Pemerintah Arab Saudi tidak mengizinkan mereka meninggalkan negara tersebut tetapi mengembalikan mereka kepada majikannya.


Menteror dan membunuh orang-orang tidak berdosa atas nama Allah tetap dilanjutkan hingga sekarang:

Pada Januari 2000 di Al Kosheh Mesir, 21 laki-laki, perempuan dan anak-anak dibakar hidup-hidup.

Orang-orang Kristen disayat dari leher ke dada untuk dilihat jantungnya berdenyut, tubuhnya dipotong-potong dikirim ke komunitas Kristen.Perbuatan-perbuatan kejam itu dilakukan berdasarkan Qur’an Surat 5:33:


Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”


Syariah mensyaratkan orang non-Muslim tidak memperoleh hak yang sama di pengadilan dalam menghadapi Muslim. Kesaksian non-Muslim dianggap tidak sah. (Hadits jilid 3, pasal 31, hal. 525-526).

Syariat mensyaratkan pula orang Muslim tidak akan dijatuhi hukuman mati karena mereka membunuh kafir. (Hadits IV/283 dan IX/50). Pembunuhan-pembunuhan terhadap orang Kristen Doulos di Cipayung, Ambon, Poso tak ada Muslim yang dihukum malah Tibo dkk non-Muslim yang tidak jelas kesalahannya dihukum mati.


Disamping pengertian jihad melawan orang-orang kafir yang bersifat lebih luas, dalam Al Qur’an ada 3 jenis kekerasan khusus yang ditujukan kepada orang-orang non-Muslim yaitu Qital, Hiraba dan Fi Sabil Allah.


Qital.

Perlawanan dengan pedang ditangan hingga membunuh atau terbunuh, ada 33 kali istilah ini dalam Al Qur’an. Salah satunya: Qs 2:191 “Dan bunuhlah mereka…. Usirlah mereka


Hiraba (Harb).

Penyerangan terhadap Allah dan RasulNya.

Ada 6 kali disebut istilah ini dalam Al Qur’an, salah satunya:

Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan dimuka bumi hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya), yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka didunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (Qs 5:33)

Meskipun para Islamist ini yang mula-mula menyerang dan membunuh tetapi mereka selalu mendalilkan dan memposisikan diri sebagai korban yang diserang dan yang dizalimi.


Fi Sabil Allah.

Disebut sebanyak 45 kali, salah satunya:

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu …..(Qs 2:190).

Tuhan orang Islam yaitu Allah digambarkan mempunyai sifat-sifat Maha Pengasih dan Maha Pengampun tetapi Kitab Suci Al Qur’an berisi begitu banyak ayat-ayat keras sebagai wahyu Allah yang ditujukan terhadap kemanusiaan. Tak kurang dari 100 ayat-ayat mengangkat “pedang” tercatat didalamnya.



Setiap Muslim wajib berjihad


Pemimpin-pemimpin Islamist yang menyerukan peperangan dan pembunuhan hingga dirinya terbunuh, namun mereka sendiri tidak ikut berperang di front depan. Begitu juga dengan Muhammad yang walau ikut berperang namun berada di barisan belakang sehingga tidak menjadikan mereka mati sahid.

Untuk menutupi hipokritis ini Muhammad berkata:

“Saya akan senang menjadi syuhada di jalan Allah, dan bangkit lagi, dan jadi syuhada lagi, lalu bangkit lagi untuk jadi syuhada dan bangkit lagi, dan kemudian jadi syuhada lagi” (Bukhari 52:54).

Muhammad ingin memotivasikan kematian para pengikutnya, namun ia sendiri tidak pernah menjadi contoh syuhada seperti yang diserukannya. Kematiannya justru ditandai dengan mencari selamat sendiri (minta dihubungkan dengan Teman Yang Maha Tinggi), tetapi tidak mengucapkan shahadat yang diharuskan untuk selamat: “Tiada Tuhan selain Allah”.


Yang tidak berjihad dimasukkan ke neraka.

. dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka dijalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.”

Katakanlah: “Api neraka jahanam atu lebih sangat panasnya.” Jikalau mereka mengetahui. (Qs 9:81).


Mundur berjihad kena murka Allah dan dimasukkan neraka.

Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) diwaktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan Allah, dan tempatnya ialah neraka jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya. (Qs 8:16).


Pahala tidak sama, yang berjihad lebih besar pahalanya.

Tidaklah sama antara mu’min yang duduk (tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik disurga dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang duduk dengan pahala besar. (Qs 4:95).


Tujuan jihad


Tujuan jihad adalah untuk menjadikan Islam sebagai satu-satunya kebenaran, dan Allahnya adalah penguasa dunia-akhirat. Semua orang, semua negara harus tunduk kepada hukum Allah, dasarnya adalah:

Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka kafir, zalim, fasik. (Qs 5:44-47).

Ortodoxy Islam membagi dunia atas dua macam rumah, yang utopia, namun sampai sekarangpun terus didengungkan dan diperjuangkan oleh para Islamist, yaitu:


- Dar el Salam = Rumah Damai.

Negara sudah menjadi Dar el Salam bilamana sudah menerapkan hukum-hukum syariah Islam di negara tersebut. Suasana Rahmatan lil alamin akan bersinar di segenap alam. Namun tidakkah Muslim justru melihat hal yang sebaliknya, tak kunjung ada kesejahteraan? Lihat Afganistan dibawah Taliban, Sudan dibawah Hasan Al Turabi, Iran dibawah Khomeini dll.


- Dar el Harb = Rumah Perang.

Negara-negara yang masih menerapkan hukum-hukum sekuler, seperti Amerika, Eropa, China, India, Mesir, Turki, Indonesia dll merupakan rumah perang. Hukum-hukum kemanusiaan sekuler, humanisme adalah produk manusia, bukan dari Allah. Maka harus diperangi dan ditaklukkan, diganti dengan hukum Allah syariah Islam demi mencapai Dar el Salam yang penuh rahmat! Tetapi nanti dulu, simak pertanyaan berikut.



Inilah hukum-hukum syariah yang dapat prioritas perhatian.

Apakah Muslim siap dan sejahtera menerimanya?


 Busana Muslim dikenakan kepada Muslim, sampai-sampai dalam event olah raga, khususnya bagi wanita.

 Perempuan harus ditemani muhrimnya tatkala bepergian (Sahih Bukhari 564), bahkan ada yang diharuskan mendapat izin tertulis dari suaminya, kalau pergi jauh (luar negeri).

Sesungguhnya perempuan itu aurat; apabila ia keluar dari rumahnya, dia dielu-elukan setan” (diriwayatkan Turmudzi, dari ibn Mas’ud).

Dengan pelbagai akibat seperti: para wanita tidak boleh menyetir mobil

(seperti halnya di Arab Saudi).

 Poligami bagi sang suami, 2, 3 atau 4 istri (QS 4:3).

 Wanita tidak boleh jadi pemimpin atau presiden (QS 4:34, HSB 1569).

 Hak waris dan hak bersaksi didepan hukum dan Dyat wanita (ganti rugi yang didendakan) adalah setengah dari hak laki-laki.

 Wanita bisa diceraikan dengan hanya talak sang suami.

 Istri yang dikhawatirkan nusyus-nya (“membangkang”) kepada suaminya, boleh dipukul, serta digugurkan nafkah baginya (QS 4:34).

[PM Australia, Kevin Rudd, mengecam seorang ulama Muslim, Samir Abu Hamza, yang menyatakan bahwa laki-laki memiliki hak untuk memaksa istrinya berhubungan badan kapanpun diinginkan sisuami, dan memukul istrinya jika tidak patuh. “Saya mendesak ulama Islam ini meminta maaf kepada publik dan menarik kembali pernyataannya”, Suara Pembaruan 22-1- 2009:].

 Wajib sholat 5 waktu sehari dan puasa sebulan penuh pada Ramadhan.

 Hukuman mati bagi setiap Muslim yang murtad dari Islam (ditetapkan pada

semua mazhab).

“Siapapun yang mengganti agama Islamnya, bunuh dia”

(HSB 4, no.260 dan 5, no.630 dll).

 Potong tangan atas pencurian sebutir telur, atau barang senilai ¼ atau 4

dirham. (QS 5:38, HSB 1807, 1810).

Bagaimana dengan koruptor Muslim?

 Hukuman rajam atau cambuk 100 kali dimuka umum bagi pezinah dan

pelacur (QS 24:2).

 Jangan bersalaman dengan Yahudi/ Nasrani/ kafir, melainkan persempitlah jalannya. Janganlah mengambil mereka itu menjadi temanmu. (HR Shahih Muslim, QS 3:118, 5:51).

 Penginjilan atau penyiaran agama lain kepada Muslim adalah kriminal karena dianggap mendatangkan kerusakan bagi dunia. Sementara Islam bebas berdakwah kepada siapapun.

 Minoritas non-Muslim diperlakukan sebagai Dhimmi (minoritas “taklukan” dalam negara Islam), diwajibkan membayar pajak jizyah dengan tertunduk hina (QS 9:29). Istilah halusnya pajak “perlindungan”. Dhimmi ini harus tunduk atas keputusan negara, juga tunduk atas pelbagai perlakuan institusi keagamaan.

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah … yaitu orang-orang yang diberikan Alkitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang dalam keadaan tunduk” (QS 9:29).

Pemajakan ini murni berdasarkan agama, hanya terjadi di negara Islam,

bersifat “penghukuman” (mazhab Hanafi).

 Perangilah orang-orang kafir dan munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka (QS 66:9). Atau dengan perkataan lain: diskriminasi terhadap para kafir adalah halal dan amanah.

 Darah kafir tidak sama dengan Muslim. Orang kafir tidak dapat menuntut

hukuman balas (qisas) terhadap pembunuhnya yang Muslim. Tidak

sebaliknya.

 Mengharamkan bunga bank dan “riba” lainnya (QS 2:276).

 Harus taat terhadap setiap fatwa dan seruan jihad. Mimbar mesjid turut menentukan penegakan hukum, termasuk seruan “sweeping”, “ganyang”, pengiriman laskar atau sumbangan solidarita Islam, dsb.

 Haram pelihara anjing, bahkan Muslim harus membunuhnya (HSB 4/539, 540).

 Syariah juga mewajibkan untuk mencuci pakaian yang terkena kencing bayi perempuan, tetapi membolehkan pakaian yang terkena kencing bayi laki-laki, padahal kedua kencing itu adalah sama.

 Syariah mewajibkan untuk mencuci anggota badan tertentu saat wudhu, tetapi tidak mewajibkan untuk mencuci dubur (anus) tempat keluarnya kotoran dan angin (kentut) yang justru lebih kotor.

 Syariah juga membedakan antara angin yang keluar dari dubur (kentut)

dengan angin yang keluar dari kerongkongan (sendawa), wudhu dianggap

batal dengan keluarnya angin dari dubur dan tidak batal kalau angin keluar

dari kerongkongan (sendawa). (Ibn Tamiyah & Ibn Qayim).









Seorang anak usia 8 tahun, lengannya dilindas mobil sebagai hukuman karena mencuri roti di Teheran, Iran. Di Iran berlaku hukum syariah.



Seorang Taliban memamer-kan potongan tangan kanan dan kaki kiri dari seorang pen-curi yang baru saja dihukum berdasarkan hukum syariah, di Kabul, Aghanistan.

14 Agustus 1998. RAWA photos.












Potongan tangan kanan dari seorang pencuri yang dihukum berdasarkan hukum syariah di Somalia.

Beberapa wilayah yang dikuasai Islamist berlaku hukum syariah.



Tujuan akhir dari segala bentuk jihad itu adalah untuk menaklukkan dunia dibawah hukum Islam.

Negara-negara yang masuk zona Dar el Harb atau rumah perang harus ditaklukkan melalui jihad.


1. Negara-negara Barat dianggap negara kafir, yaitu Amerika dan Eropa dan Australia.

Pertama-tama adalah kepalanya yaitu Amerika yang harus menjadi target penyerangan, karena mereka beranggapan bahwa:

- 60% rakyat Amerika pergi ke gereja.

- Mengirim banyak misionaris dan penginjilan.

- Membela negara Israel melawan Islam.


Kalau kepalanya sudah dikalahkan maka ekornya negara-negara Barat lainnya mudah untuk menaklukkannya.

Eropa rakyatnya sekarang kebanyakan tidak beragama,

hanya 3% saja yang masih memeluk agama Kristen, kebanyakan mereka menganut paham sekuler, humanis, ateis atau sinkretis.


Seandainya seluruh negara Israel diserahkan ketangan Palestina, tetap saja tidak akan ada perdamaian di dunia ini selama ada kafir-kafir yang bergentayangan.

Sebelum mereka menggantikan bendera Amerika dan bendera Inggris dengan bendera bulan sabit, mereka tidak akan berhenti menyerang negara-negara kafir itu sampai mereka takluk pada Islam.

China pada gilirannya di-invasi diam-diam oleh ribuan Da’i (penyiar agama Islam) dari luar negeri masuk ke China dengan dukungan dana-dana dari Timur Tengah. Hampir disemua kota-kota besar China barat mereka penetrasi dengan pendirian mesjid-mesjid dan aktifitasnya, seperti di Xian, Kunming, Xining, Qinghai, Lanzhou, Urumqi dll.



Poster terang-terangan dikota Xian: ”Islamkan 1,3 milyar rakyat China”.


Para pekerja masal Cina untuk pembanguan di Saudi Arabia telah disuntikkan dakwah Islam dan banyak yang menjadi Muslim. Pemerintah China kurang waspada pengislaman terhadap China ini, namun cepat atau lambat revolusi agama atas nama sosial-politik akan memecah belah China, dimulai dari dukungan global mereka terhadap huru-hara Xinjiang (Urumqi) baru-baru ini.


Demikian pula India dijadikan sasaran. Basisnya sudah kokoh karena mempunyai penganut nomor dua besarnya komunitas Muslim sedunia setelah Indonesia, berjumlah 130 juta Muslim. Pakistan dahulunya tergabung dengan India, lalu memisahkan diri membentuk negara Islam. Akankah menyusul Kashmir dll?


2. Negara-negara Muslim sekuler, kebarat-baratan.

Contoh, Mesir, Turki, Indonesia dll.


Walaupun negara-negara ini disebut negara Islam tetapi masuk zona perang karena belum betul-betul dianggap menerapkan hukum Islam/syariah, dan oleh karenanya sistim pemerintahannya harus diganti dengan sistim politik dan hukum yang berbasis syariah, dimulai dengan memperkuat grass-roots dengan peraturan-peraturan Islamik daerah, yang akan segera memaksakan kemenangan Islamik secara nasional seutuhnya.


STRATEGI ISLAM SEDUNIA


Bilamana kita melihat secara kritis-objektif sepak terjang Islam dalam percaturan dunia dan ditengah-tengah umat beragama, maka kita dengan mudah dapat menyaksikan 5 strategi Islam yang baku dan terutama yang dimainkan Muslim secara kasat mata.


1. Blaming: Menuduh dan menyalah-nyalahkan.

Dimana-mana orang-orang Muslim yang membunuh, menindas dan menekan tetapi mereka sendiri yang menjerit paling keras dan mengaku sebagai korban dan pihak yang tertindas. Mereka menuduh orang-orang non-Muslim sebagai penganiaya Muslim. Memang Muslim harus menuduh atau menyalahkan pihak lain dulu, supaya mereka yang sebenarnya pihak penyerang (aggressor) bisa berkilah bahwa mereka hanya membela diri (defender). Mereka selalu berkata: “Kami menghormati Yesus, kenapa kalian Kristen menghina Muhammad?”

Simak kata kiasan Arab berikut: “Darabani, wa baka, sabaqani, wa shtaka” artinya “Dia memukulku dan mulai menangis, lalu dia datang padaku dan menuduhku memukulnya!”

Contoh absurd tentang penyerangan 9/11 WTC NY, dikatakan (secara taqiyyah) bahwa itu adalah konspirasi Yahudi tingkat tinggi untuk mendiskreditkan Muslim; buktinya tak ada korban orang Yahudi disitu! Contoh konyol juga diterapkan Indonesia, ketika teroris-teroris Muslim mengebom hotel-hotel dan restoran dan menimbulkan kerusakan dan kematian ratusan jiwa. Tetapi sejumlah Muslim Indonesia, antara lain Abubakar Ba’asyir menuduh bahwa Amerika-lah yang mampu melakukannya, orang Muslim Indonesia tak mampu melakukan pengeboman-pengeboman sehebat dan secanggih begitu!

 

Tuduhan yang selalu dicoba kearah menyalahkan dan mengkait-kaitkan Israel, dan setan besar Amerika.

Pada masa sekarang ketegangan hubungan antara dunia Muslim dengan Amerika dan Barat selalu disalahkan pada politik Amerika yang menekan Islam dan membela Israel. Apakah benar?

Sejarah menunjukkan ketegangan hubungan itu sudah ada sejak abad ke-18 ketika bajak laut Barbar Islam men-teror Mediterania Barat, membajak kapal-kapal dagang Eropa dan Amerika, serta membunuh, menawan, memperbudak dan meminta tebusan dari warga negara Amerika hanya karena mereka kafir. Pada saat itu politik luar negeri Amerika adalah isolationist (menutup diri atau praktis tidak berhubungan dengan negara lain) dan si babi hitam negara Israel belum ada (Israel baru merdeka tahun 1948).

(Diambil dari: An Open Letter to President Barrack Hussein Obama, June 15th 2009, by Brigitte Gabriel).


2. Demanding-- Menuntut.

Setelah melakukan rekayasa pengacauan, kekerasan dan penindasan yang berpuncak pada pengeboman, orang-orang Muslim memposisikan dirinya sebagai pihak yang dilecehkan dan yang tertindas, lalu mereka mulai menuntut. Muslim Spanyol, setelah mereka meledakkan kereta api dengan banyak korban, mereka menuntut bermacam-macam hal atas nama keadilan. Bahkan mereka meminta katedral Cordoba agar dijadikan mesjid. Pemerintah Spanyol kewalahan dan mengabulkan sebagian dari tuntutan mereka bahkan bebe-rapa tokoh pemerintah Spanyol mendukung keinginan mereka untuk menjadikan katedral tersebut menjadi mesjid.

Diberi betis hendak paha. Mendapatkan paha dan sebagian tuntutan-tuntutan mereka dikabulkan oleh pemerintah Spanyol dengan harapan menenangkan mereka, namun mereka tak akan berhenti menuntut. Itu sebabnya Islam dewasa ini mulai dijuluki “the most intolerant religion in the world”. Islam hanya menuntut, tidak memberi! Bahkan sebutan kata “Allah” saja dituntut oleh Islam Malaysia sebagai hak exsklusif orang Muslim!


3. Lying – Menipu Daya (taqiyah).

Doktrin Islam yang berbahaya adalah taqiyah, dimana Muslim dalam keadaan terpaksa diizinkan (halal) untuk berbohong dan menipu, kita telah membicarakan ini didepan. Salah satu contoh taktik yang dipakai Muslim yang ahli taqiyah adalah agar orang meremehkan penerobosan dan ancaman Islam (yang sebenarnya berbahaya dan nyata), agar dianggap remeh sehingga tidak waspada. Dikatakan bahwa syariah Islam tidak ditujukan kepada non-Muslim, tetapi kewajiban untuk ber-syariah hanyalah untuk golongan Islam. Kristen atau Hindu silahkan beribadah bebas menurut kepercayaan mereka. Tetapi faktanya belum menjadi negara syariah saja sudah terjadi penganiayaan terhadap non-Muslim, pembakaran-pembakaran gereja, pembunuhan orang-orang Kristen, sulitnya untuk minta izin gereja; apalagi kalau sudah menjadi negara syariah. Dengan contoh gamblang seperti di Afghanistan, Sudan, Pakistan dll.


Jika seorang Muslim tersenyum kepadamu dan memberitahu kamu betapa dia sangat mencintai negaramu (atau dirimu) dan betapa inginnya dia menjadi temanmu (atau suamimu), ingatlah hadits berikut ini.

Sesungguhnya kami tersenyum pada beberapa orang, sementara hati kami mengutuk orang-orang yang sama itu.


Dimana-mana Islam sekarang sedang giat-giat mencari-cari akar sejarah – sekalipun fiktif -- yang dapat digunakan untuk memberi citra Islam yang menguntungkan. Hal ini tidak mengherankan karena Al-Quran dan Hadits telah mengajari hal tersebut, misalnya dicari alur sejarah dimana Ibrahim dikatakan pernah berkunjung dari Palestina ke Mekah bersama Ismail, bahkan sedikitnya sampai 3 x kunjungan Ibrahim kesana. Tetapi mustahil Mekah dapat mempunyai rute jalan Kanaan -- Mekah pada jaman yang begitu purba (2000 SM), tetapi menghilang tanpa jejaknya samasekali dan baru muncul tanda-tanda eksistensi Mekah pada abad ke-5 Masehi! Itu hanya ada pada fiksi “taqiyyah”.


Dikisahkan juga bahwa tentang kejayaan Islam dimasa lampau dimana kedokteran Islam mendapat penemuan-penemuan yang tidak kalah dari Barat. Padahal kedokteran Islam baru muncul setelah Aaron, seorang biarawan Kristen yang tinggal di Alexandria menterjemahkan karya dokter Yunani yang terkenal Galen kedalam bahasa Syriac yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Arab tahun 685, selanjutnya menjadi sumber ilmu kedokteran bagi Avicenna (Ibnu Sinna) dan Averroes (Ibnu Rushd).

Bagaimanapun Allah SWT adalah seperti apa yang diakuiNya sendiri dalam Qs 3:54: “Khairul Makiriin” (Penipu Daya Agung).

 

4. Terrorizing – Menteror, meletakkan Rasa Takut

Melakukan terror dengan teriakan-teriakan protes, pembakaran-pembakaran, penjarahan, penganiayaan, pembunuhan, pengeboman untuk menimbulkan rasa panik dan ketakutan dan menggentarkan kepada masyarakat musuh-musuh Allah agar jangan berani melecehi atau menentang Islam dan Muhammad. Ini sesuai dengan ucapan Allah dan nabi Muhammad. Allah berkata: “.. Dan Dia (Allah) memasukkan rasa takut (teror) kedalam hati mereka” (Qs33:26), sementara Muhammad saw mengatakan: “Aku telah dimenangkan karena terror.” (Bukhari, 4.52.220). Dan Islam adalah satu-satunya agama dunia yang merestui terror dengan ber-taqiyyah, demi pembenarannya.

Setelah terjadi kekacauan karena terror dimana-mana, saatnya tiba untuk menekan dan menggulingkan tatanan lama dan menggantikan dengan pemerintahan yang berdasarkan syariah Islam.


5. Dominating -- Dominasi.

Slogan Islamist yang terkenal dan berhasil adalah:

By their democratic law, we will invade them.

By our religious laws, we shall dominate them.”

Dan strategi ini dijalankan secara luas disegala bidang yang kita sudah merasakannya sehari-hari. Misalnya dalam bidang media, pendidikan, parlemen-parlemen lokal, pembangunan mesjid-mesjid/ Islamic Center dll.




Demografi Migrasi.

Migrasi besar-besaran orang-orang Muslim ke Amerika Serikat, Australia, Eropa, Asia dll. Disana dibuka kantong-kantong Muslim, yang akan diperbesar kelak dengan bantuan “Islamic Real Estate Financing” yang disponsori tangan-tangan tak tampak (the invincible hands) dari Petro dollar.

Kantong pemukiman kecil dijadikan gettho yang tidak nyaman untuk masyarakat “bule” sehingga mereka yang ada disekelilingnya mau pindah dengan menjual property-nya. Harga jatuh, tak ada yang membeli sehingga akhirnya harus rela dijual kepada Muslim migrant dengan harga banting. Ini memperluas kantong pemukiman Muslim at low cost.

Demografi Biologis Muslim.

Setelah diterima dan tinggal di tempat negara-negara yang mau menampung mereka, lalu mereka memanggil anggota keluarga lain dari negara asalnya, dan juga melakukan kawin-mawin, menuruni banyak anak. Sehingga dari satu lelaki Muslim selama rentang hidupnya bisa berkembang mencapai keturunan total sebanyak 50 orang, dari isteri-isteri plus anak - cucunya.


Berdasarkan penelitian, untuk mempertahankan kelangsungan budaya suatu bangsa diperlukan Fertility Rate (FR) penduduknya pada kisaran 2.11%. FR dari 31 negara Eropa Barat hanya 1.3%, sedangkan pertumbuhan penduduk Muslim di Eropa Barat sangatlah tinggi, ini menimbulkan kekuatiran dari banyak kalangan.

Perancis, tahun 2009 ini FR hanya 1.8, kaum mudanya (usia 20 tahun kebawah) 30% adalah Muslim. Dan akan berkembang menjadi 45% pada tahun 2027, dimana pada saat itu penduduk Muslim mencapai 20%. Diprediksikan dalam waktu 39 tahun yang akan datang, Perancis akan menjadi Republik Islam.

Inggris, selama 30 tahun penduduk Muslim berkembang dari 82.000 menjadi 2,5 juta jiwa, berarti pertumbuhannya 30 kali lipat selama 30 tahun.

Belanda, saat ini 50% bayi yang lahir adalah bayi Muslim. Dalam waktu 15 tahun mendatang, 50% dari total populasi Belanda adalah Muslim.

Rusia, penduduknya 23 juta adalah Muslim, dalam waktu beberapa tahun mendatang akan mengisi 40% tentara Rusia.

Jerman, akan menjadi negara Muslim menjelang tahun 2050.


Muammar al-Gadhafi berkata:

“Terdapat tanda-tanda bahwa Allah akan mengaruniakan kemenangan kepada Islam di Eropa, tanpa pedang, tanpa senjata dan tanpa penaklukkan. Kami tidak membutuhkan teroris, tak butuh pembom bunuh diri. Jumlah penduduk Muslim 50 juta lebih saat ini (di Eropa) akan menjadikan Eropa benua Muslim dalam beberapa dekade.”

Ya, kini Muslim di Eropa ada 52 juta jiwa, dan dalam waktu 20 tahun akan mendominasi menjadi 104 juta!




Petro dollar.

Menawarkan orang-orang non-Muslim Afrika pindah agama menjadi Islam dengan imbalan US$ 500-1000 per orang. Bebas biaya kuliah di universitas-universitas Irak untuk mahasiswa Kristen atau Yahudi asal mau pindah agama menjadi Islam. Mereka mulai summer 2010, akan mendirikan Universitas Islam pertama di USA, dinegara bagian Calfornia, dengan nama Zaytuna College. Ini adalah langkah strategis yang besar dengan dampak-dampak yang luas, sementara tidak satupun Universitas Kristen dapat berdiri di Arabia. Ditempat yang remote, mereka juga menawarkan sejumlah uang atau makanan kepada penduduk asli, seperti suku dayak di Sabah, Malaysia, dan suku-suku minoritas di Yunan dan Ningsia, China supaya memeluk Islam.

 

Menguasai perumahan-perumahan.

Menguasai perumahan-perumahan dan membentuk perkampungan Muslim yang homogen dan tertutup.

Malmö kota nomor 3 terbesar di Swedia sekarang dikuasai gang Muslim.

Di Nordgardsskolen Aarhus Denmark ada sekolah yang pertama kali muridnya 100% Muslim.

Membentuk komunitas tersendiri, tertutup saling tolong menolong dan menghindari asimilasi kontak dengan non-Muslim.

Mendapatkan dana dari Arab Saudi untuk mendirikan mesjid, madrasah dll. Mendatangkan imam-imam dari Arab untuk berkhotbah di mesjid-mesjid.

Secara bertahap membersihkan daerahnya dari non-Muslim, berbusana Muslim, memaksa untuk mengganti nama-nama daerah, jalan dsb yang berbau kafir.

Imam-imam selalu mengatakan hukum Islam lebih superior dari hukum negara manapun.



Tiga tahapan jihad


Tidak ada keraguan bahwa Muhammad jago dalam ilmu perang dan gemar berperang. Dia bukan saja membungkusnya dengan baik dan diberi nama jihad, tetapi juga mencontohkan strategi tahapan perang dalam jihad. Strategi tahapan tersebut dipakai terus sampai sekarang, dalam pelbagai versi yang canggih.


1. Dalam Tahap awal atau lemah.

- Sebagai minoritas yang lemah boleh bekerja sama

dengan orang-orang kafir.

-Tidak bicara soal jihad, melainkan menyayangi kehidupan, “membunuh seorang manusia...ibaratnya sama seperti membunuh manusia seluruhnya” (Qs 5:32).

- Toleransi tinggi dalam beragama: “Agamamu agamamu,

agamaku agamaku” Tidak ada paksaan masuk Islam.

(Qs 2:256).




2. Tahap persiapan atau transisi.

Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, jaringan-jaringan mulai terbentuk, maka genderang perang mulai ditabuh. Tuduhan, tuntutan, dan konspirasi pun digulirkan.

“Jangan mengira orang-orang kafir itu akan bisa lolos.”

(Qs 8:59).

3. Tahap perang jihad.

“Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, bunuhlah ..” (Qs 9:5)

Pembantaian-pembantaian, bom-bom diledakkan untuk membuat mereka ketakutan sampai mereka dikalahkan dan dipaksa masuk Islam.


Contoh-contoh:


1. Libanon.

Tahap 1 :

Libanon negara surga pariwisata yang indah, rakyat hidup dalam damai, penduduknya mayoritas beragama Kristen sedangkan Islam minoritas.Orang-orang Islam tidak ada bicara jihad.


Tahap 2.

Karena kebaikan rakyat Libanon mereka menerima banyak pengungsi-pengungsi Arab yang melarikan diri dari pertempuran dengan pihak Israel.

Mereka mendapat bantuan dari negara Islamik (Iran dan Libia).

- Grup Shiah: Hezbollah dipimpin Sheikh Hasan Nasrallah.

- Grup Amal: Dibawah pimpinan Nabih Beri.

Genderang perang mulai ditabuh.


Tahap 3.

Perang sipil berkobar selama 21 tahun, tidak ada yang menang, negeri yang cantik itu menjadi porak poranda.

Karena tidak ada yang menang maka situasi menjadi kacau dan tak menentu hingga saat ini.


2. Indonesia.

Tahap 1.

Zamrud khatulistiwa yang pernah permai dengan penduduk yang bergotong royong dan penuh senyuman, kini telah tiada. Agama makin dipakai untuk meracuni keramahan hati anak bangsa. Perjuangan mula-mula pada masa menapak kemerdekaan, mereka hendak mendirikan negara Islam berdasarkan hukum syariah (NII), namun tidak berhasil. Bung Karno, Maramis, Prof. Moh.Yamin dll memproklamirkan Pancasila sebagai dasar negara untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai suku dan agama.

Perjuangan orang-orang Islam radikal untuk memasukkan Piagam Jakarta dan merubah UUD 45 mengalami set-back.




Tahap 2.

Mereka mulai mempersiapkan sarana dan prasarana untuk menumbangkan pemerintahan yang dipimpin oleh bung Karno.

Tahap 3.

Perang jihad dilaksanakan. DI, TII dibawah Imam Kartosuwiryo, Kahar Muzakar melakukan pemberontakan, oleh bung Karno mereka ditumpas oleh ABRI dibawah pimpinan Jendral Ahmad Yani dan rakyat.


Mereka dikalahkan dan keadaan berubah kembali ke:

Tahap 1.

Dengan adanya Nasakom, orang-orang Muslim radikal bersatu dengan non-Muslim (Kristen, Hindu dll) untuk menghancurkan PKI hingga tersingkir.


Tahap 2.

Mereka mulai bersiap-siap, jalur hukum dipakai untuk menguasai politik negara Indonesia. Satu propinsi yaitu Aceh telah menganut hukum syariah, kabupaten-kabupaten lain mulai di-syariahkan. Sudah lebih dari 53 kabupaten disyariahkan seperti Tasikmalaya, Banten, Bantul Yogya, kabupaten-kabupaten di Kalimantan, Sulawesi, Sumatra Barat dll.

Jalur pemerintahan DPR dan MPR dan sebagian Angkatan Bersenjata mulai dikuasai. Sementara itu dana-dana dari Timur Tengah mulai mengalir masuk ke Indonesia untuk membantu gerakan-gerakan jihad.

Walaupun Indonesia disebut negara dengan Muslim terbesar sedunia, tetapi pemerintahannya masih menggunakan hukum-hukum buatan manusia dan sekuler, maka sistim pemerintahan yang seperti ini harus diganti dengan pemerintahan yang religius berdasar hukum Allah.


Penyembelihan-penyembelihan pada orang-orang non-Muslim, teror-teror bom yang telah terjadi barulah permulaan saja untuk menggentarkan dan memberi efek ketakutan kepada rakyat maupun pemerintah. Hal-hal yang lebih dahsyat akan berlangsung terus sampai pemerintahan menggantikan azaz Pancasila yang dianggap sebagai batu sandungan. Bila Indonesia telah dikuasai maka Singapura, Filipina, Thailand merupakan target yang lebih mudah.

Pencarian calon teroris dan cuci otak dilakukan melalui pondok-pondok pesantren yang jumlahnya lebih dari 5000 di Indonesia. Ini sangat berhasil melahirkan teroris-teroris muda usia yang disebut sebagai calon-calon pengantin yang siap disandingkan dengan para bidadari, dan segera menikmati kenikmatan seksual surgawi. Kegairahan ini bertambah, karena sejumlah teroris yang mati ternyata dielu-elukan dan disambut bak seorang pahlawan.

Sayang perilaku mereka yang menodai Islam (?) tidak diperangi dengan “jihad sejati”, kecuali kritikan/ kutukan basa-basi dibibir. Seorang profesor psikologi terkenal malah memuji hidup mereka lebih saleh dari rata-rata penentangnya! Akibatnya, rasionalitas mereka yang membunuh atas nama Allah SWT dan perintah kitab suci Al Qur’an tetap mendapat tempat terhormat dibumi Indonesia.


Menurut Surat Centhini (1814) gambaran tentang Indonesia adalah negara dengan banyak gunung, lembah ngarai, sungai-sungai dan hamparan sawah yang luas, pemandangan yang sangat indah, tata tentrem kertoraharjo, penduduknya sangat ramah tamah. Tetapi kini situasi itu telah berubah seiring dengan berkembangnya banyak mesjid dan pondok-pondok pesantren di desa-desa dengan misi khusus. Beberapa desa (tidak seluruhnya) penduduknya sangar-sangar dan keramah-tamahan itu sirna. (Kompas 23-8-2009)

Diperkirakan Indonesia akan menjadi salah satu sumber teroris terbesar didunia.







Laskar Jihad di Indonesia

Laskar inilah yang menyerbu Ambon sehingga rusuh, po-rak poranda dengan korban ribuan jiwa tewas pada tahun 1999.



Mesjid & Pondok pesantren


Sejak zaman Muhammad mesjid telah dipakai untuk pelbagai kepentingan yang melebihi maksud aslinya sebagai mimbar tempat beribadah. Kini mesjid menjadi tempat untuk:

  • Pusat penyembahan/ibadah.

  • Pemerintahan dan pengadilan.

  • Mengatur strategi perang dan mengumumkan perang.

  • Menyimpan senjata dan persembunyian.

Sepanjang sejarah Islam, gerakan-gerakan Jihad dan fatwa-fatwa perang keluarnya dari mesjid.


Dilain pihak, pendidikan dan pelatihan Islamik kepada tunas-tunas Muslim masal dilakukan dipondok-pondok pesantren, yaitu:

  • Tempat untuk belajar utamanya agama Islam dan bahasa Arab, pelajaran ilmu-ilmu modern hanya sekedarnya tetapi ada juga perkecualian di kota-kota besar.

  • Tidak semuanya terakreditasi terutama didaerah-daerah.

  • Sangat tertutup, peran guru sangat dominan, kadang-kadang orang tua murid membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menemui anaknya.

  • Mendirikan pondok pesantren sangat mudah, asal ada sebidang tanah dan uang yang cukup, jadilah, tidak memerlukan banyak perijinan. Pemerintah juga mengulurkan tangan.

  • Sering disalah gunakan untuk mengajarkan radikalisme yang menjurus ke terorisme tanpa ada program pengawasan dari pemerintah.




Piagam Medinah.


Piagam Medinah disebut juga sebagai Piagam Nabi ditulis dalam buku Sirat Rasul Allah oleh Ibnu Ishaq, namun karya aslinya tidak bisa dijumpai lagi secara utuh karena musnah. Kemudian diriwayatkan lagi oleh Ibnu Hisyam dengan merujuk kepada karya Ibnu Ishaq.

Tanggal piagam ini tidak disebutkan oleh Ibnu Ishaq, namun pelbagai ahli menyatakan bahwa Piagam perjanjian ini ditanda tangani pada awal periode Medinah sebelum perang Badar (sekitar tahun 623 / 1 H) dan ada yang berpendapat setelah perang Badar (625 / 3 H).


Perjanjian ini dilakukan oleh pihak Islam (Muhajirin dan Ansar) dengan pihak animis dan 3 klan Yahudi Medinah (banu Qainuqa, Nadzir, Quraizah) dalam perjanjian ini Muhammad ditunjuk sebagai penengah (arbiter) bilamana terjadi perselisihan diantara pihak-pihak yang menanda tangani perjanjian.

Mula-mula semua pihak yang menanda tangani piagam Medinah ini disebut satu umat, namun dikemudian hari digeser menjadi dua umat yaitu umat Islam dan kaum Dzimmy yaitu semua non-Muslim yang harus tunduk menyatakan takluk kepada penguasa Islam dengan membayar pajak.

Tetapi segera terjadi kasus pelanggaran terhadap Piagam Medinah yaitu pelecehan seorang perempuan Muslim oleh seorang Yahudi banu Qainuqa, dimana laki-laki Yahudi itu dibunuh oleh seorang Muslim yang kemudian dibalas oleh Yahudi lainnya dengan membunuh Muslim itu.

Sebenarnya dalam perjanjian Medinah ini Muhammad yang ditunjuk sebagai arbiter (penengah) dan cukup berotoritas itu, sangat mudah menyelesaikan persoalan tersebut yang adalah masalah perorangan.

Namun Muhammad bukan bertindak sebagai arbiter, melainkan segera mengambil kesempatan ini dengan membatalkan perjanjian ini dengan tuduhan-tuduhan terhadap banu Qainuqa. Ia yang memang mengincar harta benda mereka, memerintahkan untuk mengepung serta menghancurkan seluruh kaum Yahudi Qainuqa sekalian merampas harta mereka yang menggiurkan itu (karena dalam perang Badar Muslim tidak mendapat barang jarahan yang berarti).


Satu persatu suku, sejak 625-626 mulai dari klan Qainuqa diusir keluar dari Madinah, kemudian disusul klan Natzir dan disusul pada tahun 627 sejumlah 600-800 orang dari klan terakhir Quraiza ditumpas habis oleh Muhammad.


Kekuatan Islam yang semakin jaya melahirkan inspirasi untuk menjadikan piagam Madina ini menjadi model, basis dan legitimasi untuk pelbagai jenis kontrak/ perjanjian yang lebih licik/ opresif antara Muslim dan non-Muslim.

Non-Muslim disebut sebagai kaum Dzimmy yaitu non-Muslim yang ditaklukkan dan hidup dalam negara Islam. Kaum Dzimmy harus mendukung peperangan Islam dengan dirinya dan uangnya, juga diwaktu damai kaum Dzimmy ini harus membayar pajak kepala jizyah. Besarnya jizyah tidak ditetapkan oleh Muhammad sebesar ½ dirham seperti yang didongengkan Muslim, seakan-akan Islam sangat toleran terhadap non-Muslim.


Faktanya perlakuan keji Muslim terhadap Dzimmy diperhitungkan berdasarkan faktor ekonomi dan politik, ada yang berjumlah 12, 14, 48 dirham dikenakan terhadap uang, harta barang, binatang peliharaan, hasil tanaman, apa saja bahkan ada yang dikenai perjanjian untuk menyerahkan 50% dari hasil garapan tanah mereka sendiri, misalnya Yahudi di Khaybar.


Hanya orang mati dibebaskan dari jizyah ini. Dasar pemungutan pajak kepala ini adalah Qs 9:29.

  1. Orang harus dibunuh kalau tidak bayar pajak ini.

  2. Orang cacat/ buta, sakit sekarat, tua renta, miskin, papa, para rahib dll tanpa kecuali diharuskan membayar pajak.


Penyetoran pajak jizyah harus dilakukan orangnya sendiri, tidak bisa diwakilkan, setiap dzimmy harus membawa resi tanda lunas pajak jizyah sebab sewaktu-waktu diadakan razia/ sweeping.

Ini sebagai hukuman dan penghinaan secara terbuka bagi kaum tertakluk untuk merontokkan reputasi dan harga diri mereka sebagai kaum dzimmy, sekaligus merupakan bukti bahwa Tuhan kaum dzimmy tidak berdaya melawan Allahu Akbar.

Dzimmy juga tidak mempunyai suara dalam pengadilan sebagai saksi, suara mereka adalah suara setan. Jadi dalam pengadilan nasib dzimmy praktis hanya ditentukan oleh kesaksian Muslim.


Penaklukkan Islam terhadap kafir/ non-Muslim merupakan diskriminasi dari Allah sendiri kepada non-Muslim terhadap Muslim, yaitu:

 Umat Islam adalah mahluk yang terbaik yang pernah dilahirkan oleh manusia, sehingga mereka layak mengatur dunia (Qs 3:110).

 Orang-orang kafir hanyalah binatang yang sejahat-jahatnya! Qs 8:55).


Jadi siapa bilang bahwa Piagam Medinah itu teruji sebagai model piagam pemersatu bangsa? Umurnya hanya bertahan 1-2 tahun saja. Dan sejak itu semua “Piagam-piagam” sempalan yang mengatas-namakan Piagam Medinah hanyalah merupakan surat perekayasaan sepihak.



TOKOH-TOKOH JIHADIS DALAM SEJARAH


Muhammad.

Sejak pindah ke Medinah, beliau mulai memperkenalkan, memerintahkan dan melaksanakan jihad “perang suci”. Ia menyerukan membunuh musuh-musuhnya pria, wanita maupun anak-anak. Seorang wanita Osama, putri Marwan, bukannya diampuni karena kemuliaan ajaran Islam dan kebesaran nama Nabi Allah, tetapi dibunuh karena puisinya menentang ajaran Muhammad.

Ia seterusnya memimpin 27 penyerangan pribadi, disamping menyerukan jihad dengan mengirim tentaranya 47 kali berperang tanpa dia. Meninggal tahun 632 karena demam yang lama.



Kalifah.

Setelah kematian Muhammad, pemimpin agama Islam berikutnya disebut sebagai Kalifah. Menurut Islam Sunni, seorang kalifah tidak harus ada hubungan keluarga dengan Muhammad tetapi orang yang dianggap cakap dan mampu menjadi pimpinan agama Islam. Tetapi Islam Shiah mengharuskan pemimpin agama Islam adalah orang yang masih ada hubungan darah (keturunan) dengan Muhammad.

Empat kalifah pertama setelah Muhammad adalah Rashidun (khalif yang dituntun dengan benar), yaitu:


1. Abu Bakar.

2. Umar ibn al-Khattab.

3. Uthman ibn Affan.

4. Ali ibn Abu Talib.


Abu Bakar.

Lahir pada tanggal 8 Juni 573 di Mekah dan meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Medinah. Dia merupakan salah satu dari sahabat Muhammad yang apabila meninggal dijamin masuk surga. Pada usia 18 tahun ia mulai berdagang, melakukan perjalanan dengan kafilah ke Yaman, Syria dll. Ini membuat dia menjadi kaya raya. Selanjutnya ia tinggal di Medinah bertetangga dengan Muhammad, usianya hampir sama dengan Muhammad dan men-jalin hubungan persahabatan.


Setelah Muhammad meninggal, Muslim Sunni memilih Abu Bakar sebagai kalifah pertama (kalifah Rashidun yang pertama). Sementara Muslim Shiah lebih memilih Ali bin Abu Talib sebagai kalifah pertama, serta menganggap bahwa Abu Bakar telah mengkudeta jabatan kalifah dari Ali bin Abu Talib.

Pada masa kalifah Abu Bakar, terjadi perang Ridda dimana khalifah menumpas orang-orang yang menentangnya karena dianggap meninggalkan Islam dan tidak mau membayar zakat.


Panglima perang Abu Bakar yang terkenal adalah Khalid ibn al-Walid menaklukkan daerah-daerah yang kaya yaitu Irak, kerajaan Persia, dan Sassanid. Sukses menaklukkan daerah-daerah tersebut, Abu Bakar juga menaklukkan kerajaan Byzantium, Damaskus dan meyerbu pasukan Romawi dalam pertempuran Maraj-al-Debaj, 190 mil dari Damaskus (634 M).


Pada tahun itu, Abu Bakar jatuh sakit, dia menderita demam yang tinggi dan meninggal cepat 2 minggu sesudahnya, setelah memimpin kekhalifahan selama dua tahun.

Sebelum meninggal Abu Bakar telah menunjuk Umar ibn Khatab untuk menjadi penggantinya sebagai kalifah kedua (Rashidun kedua). Abu Bakar juga bertanya kepada Aisha berapa kain kafan yang dipakai Muhammad waktu meninggal, dikatakan oleh Aisha 3 lapis, maka Abu Bakar juga minta dibalut kafan 3 lapis.

Abu Bakar dimakamkan di mesjid Nabawi berdekatan dengan makam Muhammad.

 



Umar ibn al-Khattab.

Lahir pada tahun 586-590 di Mekah, dia seperti ayahnya diangkat sebagai penengah (arbiter) diantara suku-suku di Mekah. Postur tubuhnya tinggi, tenaganya sangat kuat dan Umar adalah pegulat.

Pada tahun 616 waktu Umar berusia 27 tahun, dia memeluk Islam dan menjadi sahabat Muhammad.

Putri Umar, Hafsah menikah dengan Muhammad pada tahun 625. Umar ikut berperang dengan Muhammad seperti pada perang Badar, Uhud, menentang dan menumpas orang-orang Yahudi Banu Nadir, menyerang Khaybar, perang Hunayn dll.

Setelah Abu Bakar meninggal pada 23 Agustus 634, Umar diangkat menjadi kalifah Rashidun yang kedua.

Pada masa kalifah Umar, Islam berkembang pesat dengan menaklukkan kerajaan Romawi Timur, Syria (634-637), Palestina (635-636), Anatolia Timur (638), Armenia (638 dan 644), Mesir bagian atas (640-641), Mesir bawah (641-642), Afrika Utara (643), kerajaan Sassanid Persia, Irak (636-637), Isfahan dan Tabaristan (642-643), Fars (642), Kerman dan Makran (643-644), Sistan (643-644), Azerbaijan (643), Khurasan (643-644).


Umar-lah yang menjadi arsitek politik, hukum dan pemerintahan sipil masa itu. Ia membagi daerah-daerah kekuasaannya menjadi propinsi-propinsi, misalnya Arab dibagi menjadi dua propinsi, Mekah dan Medinah. Juga Irak dibagi menjadi dua propinsi, Basra dan Kufa dll. Umar disebut juga sebagai Farooq yang besar, dan dia adalah kalifah pertama yang dipanggil sebagai Amir al-Mu’minin (pemim-pin orang-orang beriman).


Selama hidupnya Umar telah berhaji sebanyak 9 kali, menikah 9 kali dan mempunyai 14 anak, 10 laki-laki dan 4 perempuan.


Pada tanggal 3 Nopember 644, ketika Umar sedang memimpin doa pagi, ia diserang oleh Abu Lulu yang menikamkan sebilah belati ke perut Umar dan satu tikaman mengenai pusarnya sehingga berakibat fatal. Massa mengepung Abu Lulu, tetapi ia sempat melukai 12 orang, 9 orang kemudian meninggal. Ketika massa berhasil menangkap Abu Lulu, dia membunuh dirinya dengan pisau yang sama yang dipakai menikam Umar. Tiga hari kemudian, pada tanggal 7 Nopember 644 Umar meninggal dunia karena luka-lukanya. Masa pemerintahan kalifah Umar ± 10 tahun (23-8-634 s/d 7-11-644).


Pembunuhan Umar ini telah direncanakan oleh komplotan orang-orang Persia yang sakit hati karena negaranya diserbu dan ditaklukkan oleh Umar. Segera setelah Umar meninggal orang-orang Persia di Medinah banyak yang ditangkapi dan dibunuh, antara lain Hormuzan, Jafinah dll.

Umar dikuburkan dalam mesjid Nabawi berdekatan dengan makam Muhammad dan Abu Bakar.


Islam Sunni sangat menghormati Umar, sedangkan Islam Shiah menuduh Umar adalah penyebab kematian putri Muhammad Fatima al Zahra, isteri Ali. Dikatakan Fatima yang sedang hamil besar terjepit pintu yang didobrak oleh Umar sehingga keguguran dan tidak lama kemudian meninggal dunia.

Pengganti Umar sebagai kalifah yang dipilih adalah Uthman bin Affan. (Disarikan dari Wikipedia, The Free Encyclopedia).



Uthman ibn Affan.

Lahir pada tahun 579 di Taif, Arabia dari banu Umayya, suku Quraish. Ia adalah salah satu dari sahabat Muhammad, menggantikan Umar sebagai kalifah rashidun yang ketiga, dari tahun 644 sampai 17 Juli 656. Ia juga bergelar Amir al Mu’minin dan gelar yang lain adalah Zun Al-Nurayn.

Uthman berperan besar pada perkembangan awal Islam, ia memerintahkan menyusun kitab suci Al Qur’an seperti sekarang ini. Selama 12 tahun menjabat kalifah, enam tahun pertama dilewatkan dalam damai, tetapi enam tahun berikutnya banyak terjadi pemberontakan.


Uthman mengembangkan agama Islam sampai ke Cina, dia mengutus Sa’d ibn Ali Waqqas sampai ke Chang’an, ibukota dinasti Tang pada tahun 651. Masyarakat Hui menganggap tahun itu adalah tahun resmi masuknya Islam ke Cina. Kaisar Gaozong tidak memeluk Islam tetapi mengizinkan berdirinya mesjid pertama di ibukota kerajaan Tang sebagai penghormatan terhadap Islam. Uthman juga mengirim utusan sampai ke Sri Lanka.


Setelah Umar meninggal banyak daerah-daerah taklukan beron-tak, dan Uthman memerintahkan untuk memadamkan pemberontakan-pemberontakan tersebut.

Uthman adalah seorang pedagang yang sukses dan menjadi kaya raya. Usahanya dalam bidang perdagangan, pertanian, real estate. Ia juga membangun untuk dirinya sebuah istana yang indah di Medinah.


Disamping kaya raya, Uthman terkenal karena murah hati dan banyak menyumbangkan hartanya, antara lain untuk peperangan-peperangan Muhammad, membangun dan memperluas mesjid Nabawi di Medinah. Pada masa Uthman telah dibangun 5000 mesjid diseluruh wilayah, kemakmuran meningkat pesat seiring dengan pesatnya perdagangan, pembangunan jalan, saluran air, pasar dll.

Selama pemerintahan Uthman daerah kekuasaannya dibagi menjadi 12 propinsi, seperti Mesir pada masa Umar dibagi menjadi 2 propinsi, dirubah menjadi satu propinsi. Propinsi-propinsi dibagi menjadi distrik-distrik, ada 100 distrik diseluruh wilayah.


Dalam menunjuk gubernur dan pejabat-pejabat di wilayahnya, Uthman banyak melakukan nepotisme dengan melibatkan keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Pada masa 6 tahun kedua kepemimpinannya banyak terjadi ketidak puasan disebagian dari wilayah. Mereka mulai berontak bahkan mengirim regu pembunuh dari Mesir ke Medinah untuk menghabisi Uthman. Istana Uthman bagian depan dijaga dengan ketat oleh pengikut-pengikutnya, tetapi para pembunuh dari Mesir memanjat dinding belakang yang tidak dijaga. Lalu mereka masuk ke kamar Uthman yang waktu itu sedang membaca Al Qur’an, dan langsung membacok kepala Uthman. Naila isteri Uthman berusaha melindungi Uthman dengan tubuhnya dan menahan bacokan dengan tangannya sehingga jari-jarinya putus. Naila didorong ke samping oleh para pembunuh dan mereka menghujani Uthman dengan bacokan sampai tewas.


Para perusuh memblokade jenazah Uthman, sehingga baru tiga hari kemudian jenazah bisa dikuburkan, itupun tidak di pekuburan Muslim Jannat al Baqi, tetapi terpaksa dikubur di pekuburan Yahudi sebelahnya. Beberapa puluh tahun kemudian, penguasa Umayyad membongkar tembok pekuburan Yahudi dan mencaplok sebagian tanah pekuburan Yahudi supaya makam Uthman dapat masuk dalam area pekuburan Islam.


Selama hidupnya Uthman menikah 8 kali dan memiliki 15 anak. Diantara kedelapan isterinya, dua adalah putri Muhammad yang dinikahinya pada waktu yang berbeda yaitu Ruqayyah bint Muhammad yang melahirkan anak laki-laki bagi Uthman tetapi meninggal pada usia muda. Pada waktu perang Badar Ruqayyah meninggal karena sakit malaria dan cacar. Setelah Ruqayyah meninggal, Uthman menikahi adiknya yaitu Umm Kulthum bint Muhammad tetapi tidak melahirkan anak bagi Uthman.

Muslim Sunni menghormati Uthman dan memberi panggilan kepadanya Zun-Nurayn. Tetapi Muslim Shiah memandang negatif kepada Uthman terutama karena menunjuk pemimpin-pemimpin wilayah kekuasaannya dengan orang-orang dari keluarganya (nepotisme). (Disarikan dari: Wikipedia, The Free Encyclopedia).


Ali ibn Abi Talib.


Lahir pada tanggal 23 Oktober 598 atau 17 Maret 599 di Mekah, ia adalah sepupu dan menantu nabi Muhammad. Ali memerintah sebagai kalifah tahun 656-661. Menurut Muslim Sunni ia adalah kalifah Rashidun ke empat dan yang terakhir, tetapi Muslim Shiah yang sangat menghormati Ali menganggapnya sebagai kalifah yang pertama, penerus Muhammad yang benar dan juga keturunannya adalah anggota Ahl al-Bayt keluarga besar rumah tangga Muhammad. Hal inilah yang mengakibatkan timbulnya perpecahan Muslim menjadi Sunni dan Shiah.


Waktu kakek Muhammad, Abdul Muttalib meninggal, Muhammad dipelihara oleh ayah Ali yaitu Abu Talib. Setelah 3 tahun Muhammad menikah dengan Khadijah, Ali lahir dalam Ka’bah. Ketika Ali lahir, Muhammad menimang bayi Ali dan memberinya nama Ali, yang artinya manusia agung. Pada waktu Ali berusia 6 tahun, terjadi bencana kelaparan di Mekah, Ali diambil dan dibesarkan oleh Muhammad.


Pada tahun 610, ketika Ali berusia 10 tahun, ia mendeklarasikan diri memeluk Islam. Ali belum pernah menyembah berhala-berhala lain kecuali Allah, dan Ali adalah lelaki pertama yang memeluk Islam. Ali pernah tidur diatas ranjang Muhammad untuk mengecoh musuh-musuhnya, ini terjadi sebelum hijrah ke Yathrib. Perbuatan Ali tentu berbahaya bila sampai ketahuan orang-orang Mekah.

Ali adalah pendukung Muhammad yang sangat setia, jujur dan ikut dalam semua peperangan bersama Muhammad. Pada perang Badar, Ali mengalahkan jagoan Umayyad yaitu Walid ibn Utba dan membunuh 27 orang.



Dengan pedangnya yang bernama Zulfiqar, dia melindungi dan menyelamatkan Muhammad dalam perang Uhud, ketika banyak tentara Muhammad yang melarikan diri. Ali bertempur dengan gagah berani sehingga Muhammad menamai Ali Asadullah yang berarti singa Allah.

Muhammad mendapat wahyu bahwa Ali harus dijodohkan dengan putri pertamanya yaitu Fatima al Zahra yang berarti wanita yang bercahaya. Dari pernikahannya itu ia mendapat 4 anak, 2 lelaki yaitu Imam Hassan dan Imam Husain serta 2 wanita.

Ali sering melaporkan perselingkuhan Aisha sehingga terjadi permusuhan antara kelompok Ali (Shiah) melawan kelompok Aisha yaitu Abu Bakar, Umar, Uthman, Muawiya (Sunni).


Setelah Muhammad meninggal terjadi perang unta (Bassorah) tahun 656, antara Ali melawan Aisha dimana Aisha dikalahkan dan tertawan. Tetapi Ali memperlakukan Aisha dengan baik dan memulangkan ke Medinah dengan dikawal tentara Ali. Aisha meninggal secara alami pada usia 65 tahun di Medinah. Oleh karena itu Ali disebut sebagai murah hati dan pemaaf atas musuh-musuhnya.


Ketika Abu Bakar mau disumpah sebagai kalifah penerus Muhammad, Ali tidak hadir maka Umar bersama gerombolannya pergi ke rumah Ali dan berteriak-teriak supaya Ali keluar. Lalu rumah Ali dibakar dan pintunya didobrak, Fatima al Zahra yang sedang hamil tua terjepit antara pintu dan dinding. Tidak lama kemudian Fatima keguguran, anaknya laki-laki lahir mati dan 6 bulan kemudian Fatima meninggal.


Hidup Ali tidaklah kaya, mata pencahariannya sebagai petani dan penggiling gandum. Dia berkebun, menggali sumur dan disumbangkan kepada penduduk, sumur itu sampai sekarang masih ada disebut sebagai Abar Ali (sumur Ali).

Setelah Muhammad meninggal, Fatima meminta kepada Abu Bakar tanah Fadak dan Khaybar yang telah diwariskan oleh Muhammad semasa hidupnya. Tetapi Abu Bakar menolak permintaan Fatima dan meminta bukti-bukti dan saksi-saksi. Fatima sangat marah dan tidak mau berbicara lagi dengan Abu Bakar. Setelah Fatima meninggal Ali mengajukan lagi tuntutan yang sama kepada Umar tetapi Umar juga menolak permintaan Ali.

Sebuah mushaf Al Qur’an lengkap disusun oleh Ali, enam bulan setelah kematian Muhammad. Mushaf ini dipersembahkan kepada penduduk Medinah, tetapi sebagian penduduk menolak. Walau-pun mushaf-nya tidak diterima, Ali tidak menentang mushaf yang dibakukan oleh Uthman.


Setelah Uthman dibunuh, Ali diangkat sebagai kalifah Rashidun yang ke empat, dan memerintah dari tahun 656 – 661 dalam periode yang penuh gejolak. Ali merombak sistim Uthman, antara lain merombak sentralisasi kekuasaan, menentang nepotisme walaupun itu saudaranya sendiri seperti Aqeel bin Abu Talib, ia memberikan kesempatan yang sama kepada semua Muslim. Ali menekankan pentingnya pertanian dan pengembangan tanah karena dari tanah yang menghasilkan akan memberikan pajak.

Salah satu pengikut Ali Kharijites menentang dan berontak sehingga terjadilah perang Nahrawan, sedangkan Muawiyah mendukung Kharijites.


Tanggal 19 Ramadan 661 ketika Ali sedang sembahyang di mesjid Kufa dibacok oleh Abd-al-Rahman ibn Muljam, seorang anggota Kharijites menggunakan pedang beracun. Ali terluka, dua hari kemudian meninggal dunia tanggal 21 Ramadan 661.

Sebelum meninggal Ali berpesan kepada anaknya Imam Hassan untuk mengampuni orang yang membunuhnya. Tetapi Imam Hassan menghukum Abd-al-Rahman dengan satu bacokan dengan pedang yang sama untuk menggenapi hukum Qisas.

Menurut Al-Shaykh Al-Mufid, Ali tidak ingin makamnya dirusak oleh musuh-musuhnya sehingga minta dimakamkan secara rahasia.

Makam Ali dalam Mesjid Imam Ali, Najaf, Irak.

Rahasia tempat makam itu kemudian dibuka oleh kalifah dinasti Abbasid Imam Ja’far Al-Sadiq yaitu di mesjid Imam Ali, Najaf, Irak. Sebagian pengikut Shiah khususnya di Afganistan percaya makam itu ada di mesjid Rawze-E-Sharif (Mesjid Biru) di kota Mazar-E-Sharif, Afganistan.



Mesjid Imam Ali di Najaf, Irak.

Mesjid Biru

di Mazar-E.Sharif

Afghanistan





Waktu Muhammad masih hidup, Ali ingin menikah lagi tetapi dilarang oleh mertuanya. Setelah Fatima al Zahra meninggal, Ali menikah lagi dan mempunyai 4 orang putra, a.l. Abbas dan Muhammad.


Putra Ali yang bernama Hasan, lahir pada tahun 625 M, diangkat sebagai imam Shiah, kalifah kedua. Tetapi ia menjabat hanya selama 6 bulan, pada tahun 50 Hijriah, Hasan mati karena makanan yang dibubuhi racun oleh orang-orang dalam rumahnya. Para ahli sejarah mengatakan bahwa pembunuhan Hasan ini didalangi Muawiyah.


Husain putra Ali yang lahir pada tahun 626 M menggantikan jabatan kalifah imam Shiah. Kepemimpinannya mendapat tekanan dan penganiayaan dari Muawiyah.


Setelah diburu berhari-hari, pada hari ke-10 Muharam tahun 680, Husain bersama sejumlah kecil pengikutnya berhadapan dengan pasukan Yazid, anak Muawiyah di Karbala, ini terkenal sebagai pertempuran Karbala. Husain melarikan kudanya sambil membawa anak laki-lakinya yang berusia 1 tahun bernama Abdallah (Ali Asgar) dalam pelukannya dan anaknya menangis karena kehausan. Mendadak sebuah anak panah menembus telinga anaknya dan mengenai juga lengan Husain. Husain meletakkan jenazah anaknya ke tanah, kemudian berkata : “Kami datang dari Tuhan dan kami kembali kepada-Nya!” Dalam keadaan haus dan luka-luka, Husain bertempur, beberapa lawannya terbunuh tetapi sebuah sabetan membuat senjatanya terlepas dan sebuah tusukan menembus punggungnya, ini membuat dia terjungkal. Kemudian kepalanya dipenggal dan tubuhnya diinjak-injak oleh kuda pasukan lawannya, dan hampir seluruh pengikutnya terbunuh. Selama tiga hari lamanya jenazah Husain dan pengikutnya dibiarkan berserakan, diterpa teriknya matahari dan dinginnya malam, kemudian dimangsa oleh binatang-binatang buas dan burung-burung pemakan bangkai.


Tanggal 10 Muharram diperingati secara besar-besaran oleh Muslim Shiah sebagai Hari Duka Cita (Ashura).

Putri Husain yaitu Zainab ditangkap pasukan Yazid di kota Karbala, dialah yang kemudian hari mengungkapkan apa yang terjadi pada Husain dan para pengikutnya.

(Islam under the Arabs, Delaware, 1976, pp.126-7. Robert Durey Osborn, 1835-1889, Major of the Bengal Staff Corps).


Umayyad 661-750.

Keluarga Umayyad juga disebut sebagai Banu Abd Shams, mempunyai kakek moyang yang sama dengan Muhammad, yaitu Abd Manaf ibn Qusai yang mempunyai putra yaitu Abd Shams dan Hasyim.

Abd Shams mempunyai putra bernama Umayyad, sedangkan Hasyim mempunyai anak Abd al Muttalib → Abd.Allah → Muhammad. Baik keluarga Umayyad maupun Hashimite adalah suku Quraish.


Menurut Shiah, Umayyad adalah anak pungut Abd Shams, jadi tidak mempunyai darah Abd Manaf ibn Qusai.

Keluarga Umayyad dan keluarga Hashimite mempunyai sejarah yang pahit. Pada waktu perang Badar, tiga orang pemimpin kelu-arga (clan) Umayyad yang paling atas yaitub Utba ibn Rabiah, Walid ibn Utba dan Shaybah dibunuh oleh clan Hashimite yaitu Ali, Hamzah ibn Abd al-Muttalib dan Ubaydah. Ini yang mengakibatkan cucu Umayyad yang bernama Abu Sufyan ibn Harb melawan Muhammad dan Islam.


Abu Sufyan menghimpun pasukan orang-orang Mekah dan berperang dengan pasukan Muhammad pada perang Uhud. Dalam perang ini Muhammad dikalahkan dan kehilangan banyak tentaranya, salah satu yang tewas adalah pamannya Hamzah. Isteri Abu Sufyan yaitu Hind adalah anak Utba ibn Rabiah yang mendendam karena ayahnya dibunuh dalam perang Badar, menyayat mayat Hamzah , mengeluarkan hatinya dan mau dimakan. Lima tahun kemudian Muhammad menaklukkan Mekah, karena kuatir akan keselamatannya, Abu Sufyan memeluk Islam pada malam Mekah ditaklukkan, demikian pula anaknya Muawiyah I yang kelak menjadi kalifah. Ini menimbulkan kebencian antara clan Umayyad terhadap clan Hashimite. Kemudian hari timbul peperangan antara Muawiyah I melawan Ali, pembunuhan Husain ibn Ali beserta keluarga dan teman-temannya pada pertempuran Karbala atas perintah Yazid ibn Muawiyah.


Para ahli sejarah berpendapat bahwa penguasa dinasti Umayyad pertama adalah kalifah Uthman ibn Affann (644-656), yang kedua adalah kalifah Muawiyah. Uthman menempatkan keluarganya (nepotisme), sebagai gubernur daerah-daerah yang dikuasainya, seperti menunjuk Muawiyah sebagai gubernur Syria, Abdullah ibn Saad sebagai gubernur Mesir, Walid ibn Uqba sebagai gubernur Kufah, yang terkenal karena bila memimpin doa sambil mabok alkohol, dan menunjuk Marwan ibn al-Hakam sebagai penasehatnya.


Kelompok Ali bermusuhan dengan kelompok Aisha isteri Muhammad, Talhah, Al Zubayr, Umar, Uthman, Muawiya.

Ali memindahkan ibu kota pemerintahannya dari Medinah ke Kuf. Perang yang timbul antara dua kelompok ini adalh Fitna I (656-661), perang Unta tahun 656, Ali mengalahkan Aisha, perang Ali melawan Muawiyah dikenal sebagai perang Siffin, tidak ada yang menang dalam pertempuran ini dan dibentuk badan penengah.

Sebagian besar tentara Ali tidak setuju dengan badan penengah ini lalu mereka memisahkan diri, kelompok ini disebut sebgai Kharijites. Kelompok Ali berperang melawan kelompok Kharijites dalam perang Nahrawan. Pada tahun 661 Ali dibunuh oleh pejuang Kharijites, Muawiyah memproklamirkan diri sebagai kalifah dan memindahkan ibu kotanya ke Damaskus, Syria.


Kelompok Muawiya banyak membujuk dan menyuap tentara dan orang-orang kelompok Ali, sampai akhirnya keluarga Ali ditumpas oleh kelompok Muawiya.

Umayyad men-transformasikan kalifah dari institusi keagamaan menjadi dinasti. Dinasti Umayyad memerintah dari Damaskus, Syria sampai tahun 750 M.


Setelah kematian Husein, terjadi persekutuan antara Ibn al Zubay di Mekah, orang-orang Medinah dan Kharijites di Basra untuk melawan Yazid. Oleh karenanya Yazid mengirim pasukan untuk mengepung Mekah yang dikenal sebagai perang Al Harra, ini mengakibatkan kerusakan dan kebakaran pada Ka’bah. Dalam pengepungan ini Yazid tewas sehingga Ibn al Zubayr menguasai Mekah. Pasukan Yazid kembali ke Damaskus dan posisi Yazid digantikan oleh Muawiya II (683-683).


Dua fraksi mengadakan oposisi yaitu fraksi Ibn al Zubayr dan Quda’a yang mendukung Marwan, keturunan Umayya dari Wail ibn Umayyah. Pasukan Marwan memenangkan perang Marj Rahit dekat Damaskus 684, dan segera Marwan menjadi kalifah.

Kemudian dinasti ini lahir kembali di Cordoba, daerah Andalusia yang sekarang adalah Spanyol dan Portugal dan memerintah selama 800 tahun. Bentuk-bentuk pemerintahannya sebagai Emirate, kalifah, taifas dan sebagai kerajaan Granada sampai abad ke 16.


Pada tahun 710 Muhammad bin Qasim dengan tentaranya berlayar dari Khaleej ke Sind dan menaklukkan Sind serta Punjab, daerah sepanjang sungai Indus Pakistan.

Selama tahun 1031 berlaku sistim Taifa didaerah Iberia, kalifah Umayyad berakhir di Iberia pada 2-1-1492, setelah Granada dibawah Muhammad XII yang dikenal sebagai Boabdil ditaklukkan dan menyerah kepada Ferdinand II dari Aragon dan Isabella I dari Castile kerajaan Katolik. Ini adalah akhir pemerintahan Islam dan dinasti Umayyad.


Umayyad (Abd al-Malik) membangun mesjid besar dengan kubah berwarna emas, The Dome of the Rock ditempat bekas bait Salomo, tempat yang dipercaya Abraham mengorbankan Ishak. Pembangunan mesjid dimulai tahun 687 M dan selesai pada 691 M. Pembangunan Dome of the Rock adalah untuk menyaingi Ka’bah di Mekah yang dikuasai Ibn al Zubayr sebagai tempat akhir menunaikan ibadah haji.


Pada tahun 634 M Umayyad menyerbu kerajaan Romawi dan Sassanid dan memperoleh kemenangan, tetapi derap maju Umayyad dihentikan oleh pasukan Romawi di Konstantinopel pada tahun 674-678 dan lagi pada tahun 717. Demikian pula Frank Charles Martel memukul mundur pasukan Islam yang menyerbu Perancis dipegunungan Pyrenes pada tahun 732. Dibagian timur kerajaan Islam menyerbu dinasti Tang di Cina, pada tahun 751 pasukan Arab memperoleh kemenangan di Samarkand, Bukhara sampai Kabul Afganistan.


Lukisan pada dinding istana Qusayr Amra, mungkin dibangun oleh kalifah Al-Walid II, menggambarkan seorang selir. Harem Umayyad memelihara banyak selir-selir yang dilatih seni suara, seni tari dan seni-seni lain untuk memuaskan pria yang memilikinya.


Abbasid 750-1258.

Kalifah Abbasid adalah keturunan dari Abbas al-Muttalib (566-662) adalah paman Muhammad yang termuda.

Abbas mengadakan gerakan perlawanan terhadap Umayyad, dia merangkul Islam Shia, mendapat dukungan dari kelompok Mawali, orang-orang Yaman dan sebagian orang-orang Arab, akhirnya mengalahkan Umayyad.


Muhammad ibn Ali salah satu cucu Abbas berkampanye untuk kembalinya kekuasaan kepada keluarga Muhammad, kelompok Hashimite di Persia selama pemerintahan Umar II. Selama pemerintahan Marwan II, Imam Ibrahim cucu Muhammad didukung oleh propinsi Khorasan, Iran memberontak tetapi dia ditangkap lalu dipenjara pada tahun 747 dan mati dalam penjara, orang-orang percaya bahwa itu dibunuh.


Abdullah yang juga disebut Abu al-Abbas as Saffah mengalahkan Umayyad di sungai Zab, kemudian memproklamirkan diri sebagai kalifah.

Kalifah dinasti Abbasid yang bermula di Haran pada tahun 750 M, kemudian memindahkan ibu kotanya dari Damaskus ke Bagdad pada tahun 762, sedangkan kelompok Umayyad yang dikalahkan kemudian pindah ke Cordoba, Andalusia, Spanyol.

Abd ar Rahman I (756), Abd ar Rahman II mengangkat dirinya sebagai Emir dan kalifah Cordoba sebagai saingan kalifah Bagdad.


Dinasti Abbasid kemudian memeluk Islam Sunni, ini menimbulkan keretakan dan sejumlah konflik dengan Islam Shiah. Puncak konflik pada tahun 786 terjadi di Mekah, darah mengalir dan orang-orang Shiah pindah ke Maghreb, disana memproklamirkan kerajaan Idris. Abbasid juga membunuh-bunuhi keturunan Muhammad yang menjadi imam Shiah, antara lain Imam Jafar Sidiq.


Selama 50 tahun kelompok Idris berkuasa di Maghreb dan Aghlabids dari Ifriqiya, disusul Tulumids dan Ishidid dari Misr memerdekakan diri di Afrika.

Berber Kharajites membangun negara di Afrika Utara pada tahun 801 M. Para pemimpin Abbasid banyak mendapat tentangan, para pendukung Abbasid di Khorasan Persia memisahkan diri, membentuk kerajaan tersendiri. Harun al Rashid (786-809) kemudian menyerang Barnakids keluarga Persia dan membunuh mereka. Para gubernur yang diangkat mendapat otonomi yang lebih besar kekuasaannya dan diturunkan kepada anak cucunya.

Kerajaan Byzantium memerangi Abbasid di Syria dan Anatolia.

Operasi-operasi militer tidak begitu menonjol dan Abbasid banyak memusatkan perhatian kedalam. Masa keemasan terjadi mulai pertengahan abad ke 8 dan seterusnya. Banyak kemajuan didapatkan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, filosofi, bahasa, obat-obatan dll, nilai-nilai ini lebih dihargai dari pada pertumpahan darah martir.


Hulagu Khan menyerbu Bagdad (10 Februari 1258), menyebab-kan banyak orang kehilangan nyawa, bangunan-bangunan indah dibakar, dihancurkan, buku-buku dibuang ke sungai Tigris. Kalifah Abbasid di Bagdad Al-Musta’sim yang adalah keturunan paman Muhammad dibungkus dalam karpet, kemudian diinjak-injak oleh kuda-kuda sampai mati, seluruh keluarganya dibunuh kecuali seorang putranya dan anak perempuannya dikirim ke Mongolia sebagai budak dalam harem Hulagu.


Kalifah Fatimid 909-1171 M.

Kalifah Fatimid disebut juga al-Fatimiyyun adalah dinasti Arab Shiah yang memerintah daerah-daerah meliputi Maghreb, Mesir, Sisilia, Malta dan Levant sejak 5 Januari 909 sampai 1171.

Dinasti ini didirikan pada tahun 909 oleh Al Mahdi Billah yang merupakan keturunan Muhammad melalui putrinya Fatima as-Zahra dengan suaminya Ali ibn Abi Talib, imam Shiah yang pertama, oleh karenanya dinamai Fatimiyyun atau Fatimid.


Abdullah al Mahdi segera meluaskan kekuasaannya di Maghreb tengah, daerah-daerah ini terdiri dari negara-negara yang sekarang disebut Maroko, Algeria, Tunisia dan Lybia dimana dia memerintah dari Mahdia yang dibangun sebagai ibukota Tunisia.

Fatimid masuk ke Mesir pada tahun 900, menaklukkan dinasti Ikhshidid dan mendirikan ibu kotanya di al-Qahira (Kairo) pada tahun 969, nama ini mengacu pada planet Mars yang tampak sangat terang pada waktu pembangunan kota ini dimulai.


Dibawah Fatimid, Mesir menjadi pusat kerajaan meliputi daerah-daerah Afrika utara, Italia selatan, Sisilia, Palestina, Libanon, Syria, pantai laut Merah Afrika, Yaman dan Hejaz. Fatimid me-nempatkan orang-orang di pos pemerintahannya bukan saja kepada orang Shiah tetapi juga kepada orang Sunni yang cakap.

Fatimid juga dikenal karena karya-karya seni dan arsitektur seperti Universitas Al Azhar dan mesjid Al-Hakim.

Pada tahun 1040, Zirid gubernur Afrika Utara menyatakan merde-ka memisahkan diri dari Fatimid. Disamping itu serbuan dari Turki, kemudian Crusader membuat daerah kekuasaan Fatimid menyu-sut dan menyisakan hanya Mesir.


Pada tahun 1169, penguasa Zengid yaitu Nur ad-Din dan jendralnya Shirkuh mengepung Mesir dan merebutnya tetapi Shirkuh mati 2 bulan setelah berkuasa. Pemerintahannya dilanjutkan oleh keponakannya yaitu Saladin, ini adalah awal dari dinasti Ayyubid.


Dinasti Ottoman 1299-1922.

Dinasti Ottoman di Turki dikenal sebagai Osmanli, yang berarti rumah Osman. Penguasa yang mula-mula dari dinasti ini disebut sebagai beys atau kepala suku setara dengan emir atau gubernur.

Pendiri dari dinasti Ottoman adalah Osman I. Gelar Sultan yang pertama digunakan oleh Murad I yang memerintah dari tahun 1359-1389.

Sultan adakah penguasa tunggal dan absolut dalam negara, pemerintahan dan pengadilan tertinggi. Gelar Sultan ini lebih tinggi dari gelar emir, malik, raja atay shah (Persia). Sultan memiliki istana Topkapi yang adalah rumah harem untuk pelesiran.

Pada 29 Mei 1453 Contantinople ditaklukkan dan Ottoman menjadi kerajaan dengan Sultan Mehmed II yang menggunakan gelar (gelar Persia), yang artinya tuan atas raja-raja.

Sultan Mehmed II juga menobatkan dirinya menjadi kaisar Romawi, Khan dari para Khan, grand Sultan dari Anatolia dan Rumelia, kaisar dari tiga kota Constantinople, Edirne dan Bursa, tuan atas dua tanah dan dua lautan, penguasa jagat raya.

Sultan Ottoman juga menjabat sebagai kalifah Islam, dimulai dari Sultan Selim I yang menjadi kalifah Islam setelah kematian kalifah Abbasid terakhir dari Kairo yaitu Al-Mutawakkil III.



Penguasa terakhir dari kerajaan Ottoman adalah Sultan Mehmed VI dan kalifah Abdulmecid II adalah kalifah terakhir.

Pada tanggal 19-11-1922 kerajaan Ottoman dan kalifah berakhir, digantikan republik Turki.


Kalifah terakhir Abdulmecid II.



Pembantaian Ottoman.


Sejarah kaum Ottoman Turki sangat terkenal atas kekuasaan pemerintah mereka yang berakibat pembantaian-pembantaian keji yang dilakukan secara merata terhadap banyak bangsa di Eropa.

Sultan-sultan Ottoman adalah penguasa yang terkenal keke-jamannya yang membunuh siapapun yang tidak mematuhi mereka atau yang tidak mau membayar zakat kepada sultan di Istambul.

Selama empatratus tahun mereka banyak melakukan pembantaian terhadap rakyat semua negara yang mereka jajah.



Genocide di Armenia oleh penjajah Ottoman.

Sejak perebutan Cilicia oleh Seljuk Turki pada tahun 1071, pertempuran Manzikert, Armenia tunduk dibawah kekuasaan Turki dan berlanjut sampai kerajaan Ottoman 1300-1923. Armenia adalah negara Kristen.

Ottoman memberlakukan hukum syariah di Armenia dan seluruh jajahannya, memperlakukan penduduk non-Muslim sebagai dhimmi, mereka dilecehkan sebagai warga kelas dua, harus membayar pajak dhimmi dan dilarang berpartisipasi dalam bidang politik. Mereka dibenci oleh muslim Turki.


Ottoman menjarah harta benda, tanah penduduk, memperkosa para wanitanya, mengusir masyarakat dari desa tanah air mereka. Mereka juga dipaksa memilih Islam atau mati, oleh karena itu propinsi-propinsi selatan Armenia menjadi propinsi mayoritas muslim yang kemudian diserap Turki.


Ketika Sultan Abdul Hamid berkuasa dia mengadakan program “ethnic cleansing” mulai tahun 1894 dan berlangsung selama 30 tahun. Pembantaian massal Hamidian 1894-1896, 1909, 1915-1918,

dan 1920-1922 penduduk Armenia dibabat habis tanpa ampun.

Bulan Desember 1895, 8000 orang Armenia dibantai seperti hewan di Urfa, para lelaki dibunuh dalam upacara tradisional Islam membantai hewan seperti membunuh kurban Idul Adha. Mereka dibaringkan pada punggung mereka, dipegang tangan dan kaki mereka kemudian leher digorok sambil diiringi pembacaan ayat-ayat Kursi.


Fatwa yang dikeluarkan pada tahun 1915 memutuskan agar dilakukan jihad terhadap bangsa non-Muslim Armenia.


Tanggal 24 April 1915, menteri dalam negeri memerintahkan penahanan para pemimpin politik Armenia, ribuan dieksekusi di tempat tanpa diadili terlebih dahulu.

Satu bulan kemudian 1,1 juta orang dideportasi katanya mereka direlokasi ke koloni pertanian, faktanya ini taqiyyah (tipudaya) , mereka diter-lantarkan di gurun pasir tanpa persediaan pangan dan air. Siapa yang memeluk Islam tidak dideportasi, maka sekitar 200.000 orang Armenia menjadi muslim.

Berjalan tanpa sepatu melewati gunung dan gurun pasir Der El Zor, tanpa pangan dan air, anak-anak dan perempuan diperkosa dan dibunuh oleh para penjaga Turki dan penduduk Kurdi setempat, sisanya mati karena lapar, haus atau penyakit, lelaki yang tersisa dibunuh secara massal, ratusan wanita muda dan juga bayi-bayi melemparkan diri ke jurang/sungai, anak-anak perempuan dijual untuk dikawinkan dengan penduduk Kurdi. Yang dibiarkan hidup dipaksa bekerja memperpanjang rel kereta api, menghancurkan batu-batu dan menggali gunung Taurus.


Ada 60.000 orang Armenia terdampar di kawasan Aleppo. Mereka yang tidak mati kemudian dibantai.

Pada tahun 1915 bangsa Armenia masih bisa ditemukan dikota-kota besar seperti Van, Bitlis, Erzerum, Kharperts, Sivas, Trebizond, Konya, Kayseri, Adana, Izmir, Bursa, Edirne dll, namun setelah genocide sistematik itu, penduduk Armenia Turki hanya terbatas pada Konstantinopel.


Rakyat Armenia mempunyai identitas Kristen yang kuat mulai abad-abad pertama, pada tahun 301 M, raja Armenia memutuskan bahwa negaranya menjadi negara Kristen pertama di dunia.

Bangsa Armenia berpartisipasi dalam segala aspek kehidupan Ottoman dan memberi sumbangan besar pada perdagangan, industri, arsitektur, kesenian dan musik Turki. Tetapi Turki memberi balasan kehancuran total yang berdarah bagi bangsa tua dan beradab ini.


Selama 10 abad tirani Turki, wanita-wanita Armenia yang bermata biru dan berkulit putih dijadikan tawanan, yang paling cantik menghuni harem-harem sultan, yang lainnya dijadikan budak seks oleh penguasa. Keturunan tawanan-tawanan wanita Armenia inilah yang selama berabad-abad mengakibatkan perbaikan keturunan bagi orang-orang muslim Turki, mereka mempunyai raut wajah Caucasian kulit putih yang seperti sekarang sering terlihat pada wanita dan pria Turki, mereka tampak lebih cantik dan tampan. Namun mereka telah lupa sama sekali akan nenek moyang mereka. Taktik ini memang selalu terjadi pada wanita-wanita yang tanah airnya diduduki muslim.


Tahun 1923 penduduk Armenia sebanyak 2 juta, sekitar 1,5 juta orang mati, 200.000 memeluk Islam tinggal di Turki, dan sisanya lari ke Barat tersebar di 195 negara, tinggal dekat Aleppo dan disekitar Jiser al Shoughor.

Orang Armenia menyebut ini adalah Golgotta mereka, para pembunuh itu bebas dari hukuman dan tidak mendapat sanksi apapun. Tahun 2005 Armenia memperingati tahun ke-90 Golgotha mereka dan mereka berharap penderitaan mereka diakui oleh dunia secara luas.


Spanyol bebas dari negara Islam tahun 1492, tetapi tiga abad kemudian bajak laut Muslim dari Afrika Utara memburu orang-orang Kristen di sepanjang pantai Mediterania dan Eropa. Orang-orang Kristen dibunuh, ditawan, diperbudak dan dimintakan tebusan termasuk Miguel de Cervantes, seorang penulis Spanyol.












Miguel de Cervantes (1547-1616).


Penulis Spanyol terkenal, yang menulis Don Quixote de la mancha.

Ditawan bajak laut Muslim tahun 1575 dalam perjalanan dari Italia ke Spanyol. Teman-temannya mengumpulkan uang tebusan dengan berhutang kesana kemari, tahun 1580 Cervantes bebas tetapi langsung bangkrut dan hutangnya setumpuk.

Dalam kurun waktu ± 50 tahun, cucu Muhammad sendiri menjadi korban filosofi kekerasan yang dibuat Muhammad.


Sejak tahun 660, Islam terpecah:

1. Pengikut Ali  SHIAH.

2. Pengikut Muawiya  SUNNI .


El-Hahashen.

Kelompok Muslim Shiah yang sangat fanatik, mereka menghisap hashish (ganja) sebelum melakukan tugas-tugas bunuh diri (timbul pada abad ke-11).

Gerakan ini tumbuh cepat, melakukan banyak pembunuhan di Persia dan Irak. Pada awal abad ke-12 menjadi momok di kawasan Timur Tengah.


Ibn Taymiyah.

Pada awal abad ke-14 tampil pemimpin Sunni yang berpengaruh, ia bertempur melawan serbuan Mongol di Syria (1299-1303). Ibn Taymiyah mengajarkan bahwa Mongol Muslim bukan Muslim yang sebenarnya.

Prinsip:

Muslim harus menolak, memerangi dan menumbangkan peme-rintah Islam yang tidak memerintah berdasarkan hukum Islam.

Muslim harus melakukan jihad terhadap siapapun yang kepercayaannya berbeda dengan Islam, khususnya terhadap Yahudi dan Kristen.

Terorisme sekarang akibat dari pola pikir seperti diatas.


Gerakan Wahhabi.

Muhamad ibn Abd al-Wahhab (1703-1792) mendirikan gerakan Wahhabi yang menumbangkan pemerintahan Turki di Arab dan mendirikan pemerintahan 100% Islam. Keluarga raja Arab Saudi adalah keturunan Abdul Azis bin Saud penasehat politik Wahhab.



Tokoh-tokoh jihad modern


Tahun 1920 sejarah baru tercatat untuk negara-negara Timur Tengah karena mendapat kemerdekaan dari penjajahnya (Eropa).

Tahun 1924 Mustafa Kemal Ataturk mendirikan negara Turki sekuler, mengganti sistim Islam yang telah berlangsung 600 tahun.



Sheikh Hassan al-Banna.

Mendirikan gerakan Persaudaraan Muslim di Mesir sebagai tanggapan terhadap Turki, kepercayaannya gabungan antara El-Kharij, El-Hashashen dan pola pikir Ibn Taymiyah. Sangat militant, agresif dan penuh kebencian terhadap siapapun yang tidak tunduk pada hukum Islam.




Tahun 1948 negara Israel berdiri.

Perseteruan Yahudi dan Arab yang tidak ada habisnya, me-nambah subur perkembangan gerakan fundamentalis radikal.


Tahun 1948 Persaudaraan Muslim membunuh Perdana Menteri Mesir Mahmoud Nokrashy Pasha.

Disusul percobaan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Baru Ibrahim Abdel Hadi, tetapi yang terbunuh Hakim Agung Moutashar Ahmad El-Kazendari.


Sayyid Qutb.

Besar ditengah suasana kekerasan Persaudaraan Muslim, tahun 1948 dikirim belajar ke Amerika, pulang membenci Amerika. Menuduh Amerika yang kafir dan tidak mempunyai Tuhan sangat mempengaruhi masyarakat dunia Islam.

Qutb percaya bahwa Allah satu-satunya penguasa dunia, tidak boleh ada pemerintah buatan manusia, termasuk demokrasi, komunisme, sosialisme dan diktator, semua itu harus ditentang dan ditumbangkan. Pemikirannya sama dengan Sheikh Mawlana Abul Ala Mawdudi, pemimpin gerakan Islam Pakistan

Qutb tidak hanya menjalankan filosofinya didalam negeri tetapi juga mengajak umat Islam seluruh dunia melakukan ini. Panggilan ini ditangapi Persaudaraan Muslim dengan percobaan membunuh presiden Mesir Nasser tahun 1954 dan 1965.

Qutb dihukum mati pada tahun 1965 oleh pemerintah Mesir pada masa Gamal Abdel Nasser dan buku-bukunya dimusnahkan, yang terkenal Signs Along the Road (Ma’alim fi el-Tareek) hanya dapat dijumpai di pasar gelap.

Qutb adalah pemberi filosofi dan pemimpin spiritual kelompok-kelompok teroris sekarang.

Sayyid Qutb.


Dijuluki “Martin Luther” gerakan jihad modern. Dikirim belajar ke Amerika, pulang membenci Amerika. Menganjurkan menghancurkan pemerintahan buatan manusia. Dihukum mati oleh pemerintah Mesir (Nasser) karena bukunya Signs Along the Road.


Dr Salah Serea.

Mengikuti pemikiran Qutb, Serea mendirikan gerakan radikal Pembebasan Islam (Hezb al-Tarir). Pada 19 April 1974 menyerbu Akademi Militer di Kairo, pada tahun1975 ia dan beberapa pengikutnya dihukum mati.


Shokri Moustafa.

Mendirikan kelompok militant baru untuk mencapai tujuan Dr Serea yaitu Al-Takfir wal-Hijra. Kelompok ini menculik dan membunuh professor Al-Azhar – Dr Husein El-Thehaby yang mengutuk gerakan Moustafa.

Dihukum mati oleh pemerintah Mesir tahun 1977.


Shokri Moustafa.


Pendiri gerakan militant Al-Takfir wal-Hijra.

Melarang pengikutnya jadi pegawai pemerintah dan menyamakan Mesir seperti Mekah jaman Muhammad, yang menekan kaum Muslim.

Dihukum mati oleh pemerintah Mesir karena kegiatan jihadnya.










Kelompok teroris menguasai universitas-universitas Mesir.

Pada awal 1970 Presiden Sadat membebaskan anggota Persaudaraan Muslim dari penjara, dengan tujuan menghalangi pengaruh Soviet dan komunis. Cara ini berhasil tetapi juga menyebabkan mereka jadi besar dan membahayakan pemerintah. Mereka mendirikan al-Gama’a al-Islamiyya (Islamic Group Movement, IGM) melakukan pengkaderan di sekolah dan universitas dengan mentor bekas profesor Al-Azhar yang pernah di penjara.

Mereka menjalankan filosofi Qutb dan tiap tahun mendengarkan ceramah berbagai tokoh, a.l. Shekh Abed Al-Hamid Kishk, Sheikh Omar Abdel Rahman.

Gerakan ini melebarkan sayapnya ke Sudan, Tunisia, Aljazair, Yaman, Suriah, Irak, Libanon dan berbagai negara lain.

Salah satu tokoh gerakan ini di Al-Minya adalah Ayman al-Zawahiri yang kemudian menjadi tangan kanan Osama bin Laden.


Mohammed Abdul-Salam Farag.

Pada petengahan 1980 mendirikan kelompok al-Jihad, gerakan ini membunuh wartawan, pengarang dan Kepala Parlemen Mesir. Salah satu anggotanya Abod Al-Zomor adalah perwira tinggi intelejen militer Mesir, yang memberikan senjata dan bahan peledak.

Filosofi al-Jihad ditulis oleh insinyur Mohammed Abed al-Salem dalam bukunya Al-Fareda Al-Gaaba (The Missing Commitment). Buku itu menekankan Jihad adalah satu-satunya jalan supaya Islam bangkit kembali.

Yang menarik buku itu juga mengatakan “Invasi sedang menuju Roma” yang berarti fokus bukan hanya Arab dan Afrika tetapi juga Eropa dan Barat.

Untuk mendapatkan dana al-Jihad merampok pengusaha-pengusaha Kristen di Mesir, bahkan beberapa dibunuh.

Al-Jihad mengangkat Sheikh Omar Abdel Rahman, professor Al-Azhar sebagai pemimpin kelompoknya.


Presiden Sadat dibunuh pada tahun 1981.

Sheikh Omar Abdel Rahman mengeluarkan fatwa mati untuk Presiden Sadat karena dianggap sebagai kafir pengkhianat yang mau berdamai dengan Israel.

Pembunuhan dilakukan oleh Khaled al-Islambouli tentara anggota al-Jihad.

Presiden Anwar Sadat dibunuh pada saat menghadiri peringatan kemenangan Mesir atas Israel tahun 1973 pada tanggal 6-10-1981.

Wakil Presiden Hosni Mubarak yang menggantikan kedudukan Presiden memerintahkan pengejaran besar-besaran, Khaled al-Islambouli dihukum mati.










Khaled al-Islambouli.

Tentara anggota al-Jihad, penembak jitu yang membunuh Presiden Anwar Sadat.

Dihukum mati pada tahun 1981.


Karena tekanan dari pemerintah Mesir maka banyak fundamentalis anggota-anggota al-Jihad melarikan diri keluar negeri membentuk organisasi-organisasi radikal baru:

  • Al Qaeda didirikan oleh Osama bin Laden dan Dr Ayman Al-Zawahiri.

  • Abdullah Azzam, Abu Muzab Al-Zarkawi.



Sheikh Omar Abdel Rahman.


Profesor Tafsir Qur’an dan hukum Islam di Al-Azhar.

Penasehat spiritual gerakan Jihad.

Didepan pengadilan tinggi Mesir, akhirnya dibebaskan.

Pindah ke Amerika Serikat dan dihukum penjara seumur hidup karena menjadi dalang pemboman WTC tahun 1993.



Sudan.

Hasan Al Turabi membunuh orang-orang Kristen, menjual perempuan dan anak-anak dengan harga US$ 15.

Aljazair.

Ibu Khaled Islambouli didampingi anaknya Muhammad mempengaruhi Islam fanatik untuk melakukan jihad, menciptakan teror selama 6 tahun dengan korban 150.000 orang tewas.


Jihad modern


 Pemboman kedutaan besar Amerika di Kenya, korban tewas lebih dari 200 orang.

 Pemboman kapal perang Amerika USS Cole, korban tewas 17 orang, terjadi pada masa presiden Bill Clinton.

 Me-rudal pesawat komersial yang tinggal landas.

 Pemboman gedung World Trade Center pada tahun 2001.

 Pemboman kereta api di Madrid, korban tewas lebih dari 150 orang.

 Pemboman kereta bawah tanah dan bus di London, korban tewas 56 orang.

 Indonesia:

  • Ambon.

  • Poso.

  • Paddy’s Club Bali.

  • JW Marriott, Jakarta.

  • Kedutaan Besar Australia.

  • Pembakaran gereja-gereja dan pembunuhan orang Kristen.



Loyalitas Islamist terhadap negara


Islam fundamentalis melarang anggotanya untuk menjadi tentara negara kafir dan berperang membela negara tersebut.

Perang yang diperbolehkan adalah membela tempat-tempat suci:

  • Masjidil Haram di Mekah.

  • Mesjid Nabawi di Medinah.

  • Mesjid Al Aqsa di Yerusalem.

Tidak ada loyalitas kepada tanah air.


Contoh 1:

Orang-orang radikal yang meledakkan WTC dan orang-orang radikal yang mem-bom stasiun KA dan bus di London adalah warga negara yang lahir dari negara-negara itu atau imigran yang diperlakukan dengan baik.


Contoh 2: Penembakan di Fort Hood Texas.



Pada tanggal 5-11-2009, seorang dokter psikiater tentara Amerika Serikat, Mayor Nidal Malik Hasan telah menembak mati 13 orang dan melukai 30 orang lainnya di Fort Hood Texas, 12 orang korban adalah tentara Amerika dan 1 orang karyawan sipil.

Pada saat serangan dimulai Hasan melompat keatas meja dan meneriakkan “Allahu Akbar”, kemudian memuntahkan 100 peluru dari dua buah pistol yaitu FN 57 semi otomatis dan Magnum 357 Smith&Wesson yang telah dibelinya dari sebuah toko senjata api swasta. Dia mengisi kantung-kantung pakaiannya dengan magazin-magazin yang penuh berisi peluru.

Dua orang polisi yaitu Sersan wanita Kimberley Munley dan Sersan Mark Todd, yang dipanggil setelah kejadian berhasil melumpuhkan Hasan. Dalam tembak menembak, Sersan Munley terkena 3 tembakan sehingga terjatuh, sementara Hasan terkena tembakan sehingga pingsan, keduanya dibawa ke rumah sakit dan nyawanya dapat diselamatkan.


Anwar al Awlaki, imam mesjid Dar il Hijrah di Virginia memuji perbuatan Hasan yang membunuh tentara Amerika dan menyerukan agar orang-orang Muslim lainnya yang menjadi tentara Amerika mengikuti jejak Hasan.

Mayor Nidal Malik Hasan, 39 tahun adalah muslim keturunan Palestina, dilahirkan di Amerika, mendapat beasiswa sehingga menjadi dokter psikiater dan mendapat kebaikan-kebaikan lainnya dari Amerika, telah membalas semua kebaikan itu dengan membunuhi tentara Amerika. Ini sama dengan Islamist-islamist Inggris yang meledakkan kereta api bawah tanah di London, yang juga warga negara Inggris keturunan Pakistan.

Ini membuktikan bahwa Islamist tidak pernah berterima kasih kepada penolongnya, berapapun kebaikan itu diberikan kepadanya. Kesetiaan hanya kepada Islam walaupun itu bertentangan dengan hati nurani.

 


Hak asasi


Al-Qaeda Al-Faquhia: Siapapun yang menyangkal kebenaran Islam adalah kafir.

Orang-orang yang pindah agama (murtad) dan orang-orang

yang berbeda pendapat atau menentang Islam  harus dibunuh.


Contoh:

- Dr Mahfouz, pemenang Nobel sastra 1988, pada tahun

1994 ditikam hampir mati pada usia 83 tahun.

- Dr Farag Foda, ahli pertanian Mesir ditembak mati.

- Salman Rusdi, yang mengarang buku Ayat-ayat setan

- Qadaffi, pernah berkata tidak percaya hadis dan hanya percaya

Qur’an.

- Anwar Sadat, diberi fatwa mati, karena berdamai dengan Israel.

- Di Arab Saudi tidak boleh ada gereja, walau ada umatnya.


 


 





Dr Farag Foda.


Ahli pertanian Mesir, seorang Muslim.

Tewas ditembak oleh fundamentalis Islam karena bukunya menyerang kegiatan fundamentalis.

Fundamentalis Islam seperti kanker didalam tubuh. Tidakkah ia harus segera dibuang sebelum terlambat?



Diskriminasi


DILARANG BERTEMAN AKRAB DENGAN ORANG-ORANG YAHUDI DAN NASRANI, DAN AKIBAT MELANGGARNYA”.


(Kalimat tersebut tertulis sebagai judul disebelah atas Qs 5:51 berikut ini).


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(Qs 5:51).


Karena itulah maka didalam negara Islam sangat sulit bagi non-Muslim untuk menduduki jabatan-jabatan tinggi atau penting. Jabatan-jabatan seperti itu hanya untuk Muslim walaupun tidak mempunyai kemampuan yang layak; yang penting Muslim.

Demikian juga dalam bidang militer paling tinggi kolonel, sedangkan pangkat jendral keatas praktis untuk Muslim.

Kalaupun ada hanyalah satu dua orang sebagai pemanis politik saja.

Juga diskriminasi dalam bidang pendidikan, pelajar-pelajar non-Muslim walaupun pandai betapa sulitnya untuk masuk perguruan tinggi pemerintah. Ini tentu menguras resources nasional secara sistematis, dengan dampak balik menguras kinerja dan pencapaian negara. Oleh karenanya hampir semua negara-negara Islam sulit bersaing secara antar bangsa, dan sulit menjadi makmur, kecuali beberapa negara yang kebetulan kaya minyak. Tetapi sekalipun Arab Saudi dan Iran kaya hasil minyaknya, namun hanya penguasa-lah yang kaya raya pada umumnya, sedangkan rakyatnya tetap miskin.







PENUTUP: DIALOG ANTAR BUDAYA


Muslim berkata mereka ingin berdialog antar budaya. Budaya apa dan dialog macam apa? Pertukaran pikiran antar keyakinan bukanlah kebiasaan dalam dunia Islam. Ketidaktahuan dan penafian akan agama sendiri dan orang lain adalah musuh dari sebuah dialog. Namun slogan penafian populer telah mendominasi para Muslim yang pada hakekatnya sulit menggelarkan dialog: “We Muslims have nothing to learn from you infidels”.


Pada bulan September 2006, Paus Benedict XVI di Universitas Regensburg Jerman dimana ia menjabat sebagai profesor dalam bidang theologia. Dalam pidatonya yang berjudul: Iman dan Akal, Paus menjabarkan bahwa “Tuhan adalah sosok berakal” ini sesuai dengan konsep Yunani tentang logos, sedangkan Islam “Tuhan sama sekali diluar akal” sehingga melakukan apa saja yang menyenangkan hatinya tidak dibatasi oleh apapun, termasuk akal, dan karenanya perbuatannya tidak masuk akal bagi manusia.


Paus Benedict mengutip percakapan yang terjadi pada tahun 1391 antara kaisar Byzantium Manuel II Paleologus yang terpelajar dan ilmuwan Persia tentang Kristen dan Islam.

Dalam diskusi ini sang kaisar membahas tentang jihad dan mengatakan: “Tunjukkan padaku apa yang baru yang diajarkan Muhammad dan yang kau temukan hanyalah kejahatan dan kebiadaban, seperti misalnya perintahnya untuk menyebarkan agamanya dengan pedang.” Kaisar mengatakan bahwa melanjutkan menyebarkan agama dengan pedang adalah tidak masuk akal dan ini berlawanan dengan Tuhan dan suara hati nurani. Tuhan “tidak suka pertumpahan darah” dan bertindak secara tak masuk akal merupakan hal yang bertentangan dengan sifat Tuhan.


Siapapun yang mengajak orang untuk beriman harus mampu bercakap secara baik, jujur dan masuk akal tanpa ancaman-ancaman dan membawa-bawa senjata untuk memaksa seseorang untuk setuju dengan imannya.

Tidak melakukan hal yang sesuai dengan akal sehat merupakan hal yang bertentangan dengan kehendak dan jati diri Tuhan.


Terbukti! Kuliah Paus ini menimbulkan gelombang protes yang tak masuk akal dari orang-orang Islam diseluruh dunia.

- Parlemen Afganistan menuntut pernyataan maaf.

- Konsul Iran menuduh ini akal-akalan Barat dalam

menentang Islam karena menghubungkan Islam dengan

kekerasan.

- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Indonesia mengatakan bahwa komentar Paus “tidak bijaksana dan tidak selayaknya”

- Mesir, Irak, Pakistan, Malaysia dll juga mengeluarkan

pernyataan yang senada.


Terjadi kerusuhan diseluruh dunia, gereja-gereja dibakar dan dihancurkan di Gaza, Tepi Barat, Basra.

Di Mogadishu seorang biarawati Italia yang telah uzur dan pembantunya dibunuh. Muslim-muslim ekstremis mengajak agar Paus dibunuh.

Al Ghuraba organisasi Muslim Inggris dibawah pimpinan Anjem Choudary memimpin demo diluar Westminster Abbey menuntut Paus dijatuhi hukuman berat.


Pemimpin Islam Somalia Abubakar Hasan Malin menyatakan Paus harus ditemukan dan dibunuh ditempat itu juga.

PM Turki Recep Tayyip Erdogan berkata: “Paus harus menarik pernyataannya yang tidak benar dan jahat dan minta maaf pada dunia Islam agar tidak menghalangi usaha tukar pikiran antar budaya dan agama…..”


Maka tukar pikiran yang seperti apa yang diinginkan oleh Muslim?

Banyak ayat-ayat Al Qur’an telah mendatangkan kontroversi, dan memerlukan penjelasan.

Pertanyaan kaisar Manuel II Paleologus adalah pertanyaan historis yang tidak terhilangkan, sehingga tetap tidak terjawab. Bagi kebanyakan Muslim tukar pikiran (dialog) hanya bisa terjadi satu arah (monolog), sebagaimana Muhammad menerimanya dari Jibril. Yang sebenarnya diinginkan Muslim adalah “kau harus mendengarkan apa yang kami katakan kepadamu dan kau harus setuju”. Jika kau mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit yang tidak dapat kami jawab, kami akan sakit hati karena kamu telah melukai hati kami, dan kami akan membunuhmu.


Peradaban manusia sudah mengalami banyak kebrutalan dan perang, sudah terlalu banyak darah ditumpahkan, kita tidak butuh perang-perang lain. Perang bukan menjadi alat ukur terwujudnya perdamaian dunia. Mari kita tinggalkan fanatisme dan kebutaan beragama dan mari lakukan dialog yang sebenarnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang nyata secara beradab.


Menjalani kehidupan didunia sekarang ini makin lama makin sulit dengan adanya pemanasan global, polusi, bencana-bencana alam, kekurangan pangan, wabah penyakit dll.

Kehidupan ini makin dipersulit lagi dengan adanya para radikal Islamist yang melakukan terorisme dibanyak bagian dunia. Akibat-nya pemeriksaan-pemeriksaan ketat dilakukan dimana-mana, di bandara-bandara, hotel-hotel, pusat-pusat perbelanjaan, kantor-kantor, bahkan tempat-tempat wisatapun tidak aman lagi.

Untuk memasuki Taj Mahal, India, dan Basilica St.Peter di Roma harus antri lama dan menjengkelkan untuk menjalani pemeriksaan yang ketat. Setiap waktu hati tidak pernah tentram karena bom bisa meledak dimana saja, kapan saja.

Kita membutuhkan dunia yang aman, damai dan nyaman untuk hidup berdampingan. Itu memerlukan pencerahan rohani dalam hakekat kesejatian, dan membuang segala yang meracuni. Mungkinkah itu?