Benarkah Qur'an Melarang Pembunuhan?

Diposkan oleh Ali Sina pada tanggal 14 Agustus 2011

 

Untuk mendemonstrasikan bahwa Islam tidak mempromosikan kekerasan, maka seringkali orang-orang Muslim mengutip satu bagian Quran yaitu Sura 5:32

…barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya…

Kedengarannya sangat baik. Masalahnya adalah bahwa ini bukanlah sebuah ajaran dari Muhammad. Ini adalah sebuah kutipan dari kitab suci orang Yahudi.

“Barangsiapa menghancurkan sebuah nyawa, ia dianggap telah menghancurkan seluruh dunia. Dan barangsiapa menyelamatkan sebuah nyawa, ia dianggap telah menyelamatkan seluruh dunia.” Talmud Yerusalem Sanhedrin 4:1 (22a)

Membunuh seseorang tidaklah sama dengan melakukan genosida (pembunuhan massal) terhadap seluruh umat manusia. Ini hanya punya makna dalam konteksnya. Ayat ini berhubungan dengan kisah Habel dan Kain. Karena pada waktu itu hanya 2 orang bersaudara kandung inilah yang hidup dalam dunia, maka membunuh salah satu dari mereka akan mencegah perkembangan benihnya dan karena itu bisa menyebabkan manusia menjadi punah.

Sebenarnya, meskipun ada klaim dari orang-orang Muslim, tetapi Muhammad tidak mengatakan bahwa ini adalah ajarannya sendiri. Ayat yang lengkap adalah sebagai berikut:

“Dengan mempertimbangkan hal ini, KAMI telah memerintahkan pada Anak-Anak Israel bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, maka ia seolah-olah telah membunuh semua umat manusia; – kecuali ini dilakukan karena pembunuhan atau karena telah menyebabkan kerusakan di bumi – dan barangsiapa menyelamatkan sebuah nyawa, ia dianggap seolah-olah telah menyelamatkan seluruh umat manusia…”

Muhammad sedang mengutip sebuah cerita pendek dari Alkitab. Bagaimana bisa orang-orang Muslim mengklaim bahwa cerita ini bersumber dari Quran?

Masalahnya tidak berakhir di sini. Talmud sendiri tidak dikategorikan sebagai firman Tuhan. Ini adalah catatan yang berisi ajaran-ajaran kaum Sanhedrin, Dewan Tinggi para rabbi Yahudi.

Jadi, bagaimana Allah mengatakan “Oleh karena itu KAMI tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa barangsiapa telah membunuh seorang manusia…”

Tuhan Quran sedang mengklaim kepemilikan dari sesuatu yang ia sendiri tidak pernah katakan. Hal ini meninggalkan kita dengan beberapa opsi:

  1. Allah telah MENJIPLAK ajaran-ajaran dari para rabbi.
  2. Tuhannya orang Islam (Allah SWT) ini sedang bingung, dan lupa bahwa perkataan-perkataan itu bukanlah miliknya.
  3. Ayat ini bukan berasal dari Tuhan. Muhammad mengakui bahwa kadang-kadang Setan datang padanya dan membisikkan beberapa ayat yang ia pikir berasal dari Allah. Mungkinkah ini merupakan salah satu ayat dari ayat-ayat Setan itu?
  4. Muhammad sedang berbohong. Quran bukanlah firman Allah.

Saya tidak dapat memikirkan opsi lainnya untuk menjelaskan, mengapa Allah mengklaim kepemilikan dari ayat yang tidak pernah Ia katakan. Kutipan itu sendiri bukan bersumber dari Alkitab; ia bersumber dari Talmud dan Talmud tidak dianggap sebagai Firman Tuhan.

Ayat ini menekankan bahwa membunuh itu adalah tindakan yang sangat buruk. Tetapi Muhammad memberitahu pada para pengikutnya bahwa mengadakan peperangan, berkelahi dan membunuh seumpama aktifitas perniagaan yang terbaik, dengan upah yang paling tinggi.

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah. Itulah keberuntungan yang besar… (Q .61:10-12)

Jadi, Allah harus membuat sebuah pernyataan tambahan. Ketika mengutip Talmud, Ia memasukkan kalimat “bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,” dalam ayat itu. Pernyataan tambahan ini tidak pernah eksis dalam teks original Talmud.

Dengan pernyataan tambahan ini, para pengikutnya diberi kebebasan untuk merampok dan membunuh non-Muslim. Mereka yang menolak dan menentang Islam, dianggap sebagai orang-orang yang menyebarkan kerusakan di bumi.

Kata “menyebarkan kerusakan” adalah terjemahan dari kata “fitnah”, yang artinya ‘berbeda pendapat’, ‘oposisi’, ‘berontak terhadap otoritas’. Jika pendapat anda bertolak belakang dengan Islam atau anda menentangnya, maka anda menyebabkan pemberontakan dan menyebarkan kerusakan. Anda dianggap sedang memeranginya. Perang ini tidak harus merupakan perang yang diisi dengan kekerasan. Ketika anda menyatakan ketidaksetujuan anda terhadap Islam, itu sama saja dengan anda sedang memeranginya. Jika anda mengkritik Islam atau mengkotbahkan iman lain di luar Islam kepada orang-orang Muslim, maka anda menyebabkan timbulnya pemberontakan.

Apa hukuman bagi mereka yang menyebarkan kerusakan?

“Hukuman bagi mereka yang berperang melawan Allah dan Utusannya, serta menyebabkan kerusakan bagi komunitas Muslim adalah: eksekusi atau penyaliban, atau memotong tangan dan kaki dari arah berlawanan, atau dibuang dari negeri: Inilah kehinaan yang akan mereka alami dalam dunia, dan sebuah hukuman yang sangat berat di kehidupan sesudah mati.”

Jadi, satu-satunya ayat yang seringkali dikutip oleh orang-orang Muslim yang mengatakan bahwa Muhammad melarang untuk membunuh orang-orang Yahudi, secara salah. Kesalahan mereka adalah menganggap bahwa itu adalah firman dari Allah dan berisi sebuah penjelasan tambahan, yang mengijinkan orang-orang Muslim untuk membunuh mereka yang tidak setuju dengan Islam.

Sumber: alisina.org