MENGAPAKAH ISA AL-MASIH/YESUS KRISTUS LAHIR DI ISRAEL PADA ABAD 1 MASEHI?

BOLEH DIJELASKAN MENGAPA ALLAH MEMILIH BANGSA ISRAEL SEBAGAI UMAT ATAU BANGSA YANG TERPILIH DAN YANG TELAH MELAHIRKAN MESSIAH YAKNI AL-MASIH ISA?

Dari segi historis yaitu Sejarah, satu-satu bangsa di dunia yang waktu itu menandingi kuasa imperium Roma, Persia dan Hellenisme Yunani di masa kejayaan, dalam arti bukan kekuatan fisik, hanya Israel. Pada waktu itu, ada seorang ahli filsafah bernama Seneca. Filsuf Romawi ini pernah mengkhawatirkan:

"Lihat sekarang, lilin-lilin Hari Sabat (Sabtu) tidak hanya menyala di rumah-rumah Yahudi, tetapi juga di rumah-rumah orang Romawi dan Yunani. Fenomena apakah ini?"

Seneca merasa cemas. Beliau benar-benar mencemaskan pengaruh Roma dan Yunani akan kalah secara moral dengan Yudaisme. Roma mempunyai tentera. Yunani membangga-banggakan diri sebagai bangsa paling berbudaya, beradab.

Seorang sejarawan Yahudi zaman ini, Max Dimont, dengan sombong telah berkata:

"Orang Yunani menaklukakan dunia dengan seks. Kami menaklukan dunia dengan moral (akhlak tinggi)."

Yang dimaksud dengan seks adalah tentara-tentara Alexander Agung/Iskandar Dzulkarnain yang dulu kahwin dengan bangsa Mesir dan lain-lain, agar mereka dapat melancarkan program "Hellenisasi" (pengyunanian) mereka. Andaian atau konsep ini masih dibawa-bawa orang Kristian Yunani (dari Barat) untuk menindas gereja-gereja oriental (di sebelah Timur) yang berbudaya Semitik, dan justru mereka malah dilindungi Islam.

Nah, inilah yang diakui atau tidak, Umat Yahudi memangnya punyai nilai moral yang tinggi. Orang Yahudi mengkagumi kecantikan dari keagungan, dan mereka

believed in the beauty of holiness.

Keagungan di sini bermaksud Tuhan, serta kemurnian-Nya. Sebaliknya, orang-orang Yunani :

believed in the holiness of beauty,

yaitu, orang Yunani mengagungkan dan mentuhankan kecantikan. Kira-kira begitu, sehingga mereka suka menonton teater cabul sebagai objek d'art (objek seni). Lihat saja, patung-patung Yunani dengan dewa-dewi telanjang mereka.

Nah, ini bagi Yudaisme mengorbankan spiritualitas dan kerohanian sejati, kurang peka dengan penderitaan sesama, dan bahkan adalah keberhalaan dan paganisme naif. Orang Yahudi mengatakan bahasa Ibrani 'abodah Zarah (penyembahan berhala), kalau bahasa Islam "syirik". Begitu kira-kira ketakutan ahli falsafah Yunani Seneca waktu itu.

Kedua, dari sudut pandang teologis. Tuhan sendiri telah menjanjikan kepada Abraham bahwa melalui keturunannya semua bangsa di muka bumi diberkati. Ini pun sudah termeterai di dalam Taurat, Kejadian 15:4-6. Yang dimaksud ialah keturunan Sarah dan Ishak. Hakekat ini juga sudah pun termaktub dalam Taurat, Kejadian 17:16-21 dan Kejadian 21:8-12. Dari Ishaklah sebagai anak perjanjian-akan lahir Messiah yakni Al-Masih.

Tetapi, karena Ismael juga anaknya, ia pun diberkati. Hanya saja al-Masih/Messiah tidak akan lahir melalui Ismael. Dan keturunan, bangsa Arab juga dilibatkan dalam perjamuan Messiah dalam Yesaya 63, dan juga pada saat berdiri gereja di Yerusalem dalam Kisah para Rasul 2.

Coba lihat saja sekarang. Bukankah jumlah orang Arab yang menjadi pengikut Kristus, jauh lebih besar daripada jumlah orang Yahudi yang Kristen? Selain itu ada banyak faktor lain. Mengapa Yesus harus lahir di Israel pada abad pertama Masehi?

Pada abad pertama, Israel seolah-olah menjadi "taman mini" dunia. Hal tersebut sesungguhnya telah mempermudahkan jangkauan universal pewartaan dan pemberitaan risalat Injil. Bayangkan saja, di desa kecil Kapernaum, ada 3 bahasa yang hidup, dan hampir dipastikan kebanyakan rakyat - termasuk Yesus, telah menguasai: yaitu Ibrani (bahasa Kitab Suci Taurat dan Nabi-nabi), Aram (bahasa sehari-hari rakyat Palestina/Israel seperti Yesus) dan Yunani (sebagai bahasa antarabangsa waktu itu, yang dipelopori oleh Empayar Roma).

Bahkan menurut Injil Yohanes, tuduhan yang tertulis di atas salib Yesus juga ditulis dalam bahasa Latin. Bahasa Latin dikenal juga, tetapi hanya di kalangan terbatas sebagai bahasa administrasi kerajaan. Andai saja Yesus lahir di Pulau Pinang, waah sulit sekali untuk terdokumentasikan. Sebab orang-orang rantau sini mengenal huruf hanya pada abad ke-4 Masehi. Sedangkan di Israel dan daerah sekitarnya, dari tahun 3000 S.M tulisan sudah berkembang pesat.

JADI, MENURUT ITU, ADAKAH INI SALAH SATU KEUNGGULAN DALAM WARISAN HISTORIS KRISTIAN?

Ya, memang iya. Cubalah bandingkan dengan agama-agama lain. Islam mula-mula lahir dari suatu wilayah yang hanya menggunakan satu bahasa, Arab. Hindu dengan bahasa Sanskrit. Buddha dengan bahasa Pali. Begitu juga dengan Tao, Kong Hu Cu, dan lain-lain. Tetapi Gereja Masihin, adalah lain sama sekali. Multietnik, DAN multilingual.

Karena itu - dalam istilah Ibrani - daerah tempat Isa al-Masih telah memulai pewartaan Injil Baginda disebut "Gelil haggoyim", yakni "Galilea, wilayah bangsa-bangsa (asing)"-Gentiles. Sehingga dalam waktu yang sangat singkat, Injil sudah dikhabarkan di seluruh penjuru bumi.

 

TETAPI DALAM PERJALANAN SELANJUTNYA, MENGAPA JUSTRU ORANG YAHUDI YANG MENOLAK ISA SEBAGAI AL-MASIH (MESSIAH)?

Misconception dan salah-fahaman saja saya kira. Mereka menyangka, Messiah/al-Masih itu akan datang sebagai pembebas politis, sosok patriot, pahlawan dan wira kebangsaan. Mungkin bangsa ini sudah terlalu lama hidup dalam pembuangan dan pengusiran. Mereka mengalami kesengsaraan di bawah penindasan kuasa-kuasa asing, sehingga Messiah yang mereka harapkan adalah panglima militier dan pahlawan gagah perkasa yang akan membebaskan Israel dari penjajahan Romawi.

Setiap tokoh seperti itu muncul, orang Israel telah selalu menyambutnya. Misal, Simon Bar Kochba yang mengobarkan peperangan melawan Romawi disambut sebagai Messiah. Bahkan Rabbi Akiva juga mendukungnya. Tetapi nyatanya Bar Kochba ditangkap, gerakan politik ditumpas, harapan demi harapan pupus sudah.

Tetapi masih saja mereka menyambut yang lain, misalnya beberapa tahun lalu orang-orang Yahudi di Amerika masih menantikan kedatangan Messiah. Malahan, dahulu di awal menantikan kedatangan Martin Luther kepada gereja Katolik, orang-orang Yahudi di Jerman hampir-hampir menyambutnya sebagai Messiah! Tetapi puji Tuhan AlHamdulillah, itu tidak berlaku.